Anda di halaman 1dari 10

BAB 3

PEMBAHASAN

A. Revolusi industry 4.0


Pada mulanya nama istilah industri 4.0 bermula dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh
pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur (Yahya, 2018).Jerman
merupakan negara pertama yang membuat roadmap (grand design) tentang implementasi
ekonomi digital. Istilah disrupsi dalam bahasa indonesia adalah tercabut dari akarnya. Menurut
(Kasali, 2018) Disrupsi diartikan juga sebagai inovasi. Dari istilah di atas maka disrupsi bisa
diartikan sebagai perubahan inovasi yang mendasar atau secara fundamental. Di era disrupsi ini
terjadi perubahan yang mendasar karena terjadi perubahan yang masif pada masyarakat dibidang
teknologi di setiap aspek kehidupan masyarakat.Sehingga dari penjelasan di atas sosok
pemimpin yang dibutuhkan di era ini adalahpemimpin yang mampu atau cepat beradaptasi
terhadap cepatnya perubahan yang terjadi.
Selain itu pemimpin yang dibutuhkan di era ini adalah pemimpin yang visioner. Visioner
dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mengandung arti Berwawasan kedepan.Sehingga
sosok pemimpin yang visioner adalah sosok pemimpin yang memiliki kemampuan dan wawasan
untuk berpikir ke depan. Pemimpin yang visioner tentunya harus memiliki sikap optimis dan
memiliki daya juang yang tinggi.Seperti dijelaskan dalam (RISTEKDIKTI, 2018) Ciri-ciri Era
Disrupsi dapat dijelaskan melalui (VUCA) yaitu Perubahan yang masif, cepat, dengan pola yang
sulit ditebak (Volatility), Perubahan yang cepat menyebabkan kitdak pastian (Uncertainty),
Terjadinya compleksitas hubungan antar faktor penyebab perubahan (Complexity),
Kekurangjelasan arah perubahan yang menyebabkan ambiguitas (Ambiguity). Pada Era ini
teknologi informasi telah menjadi basis atau dasar dalam kehidupan manusia termasuk dalam
bidang bidang pendidikan di Indonesia, bahkan di dunia saat ini tengah masuk ke era revolusi
sosial industri 5.0.
Pada Era Revolusi industri 4.0 beberapa hal terjadi menjadi tanpa batas melalui teknologi
komputasi dan data yang tidak terbatas, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh perkembangan
internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas
manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di
dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi. Dengan
tantangan tantangan di atas dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu berani dan mampu
membaca peluang terhadap segala perubahan yang terjadi akibat dari revolusi industri 4.0 ini.

B. Generasi Millenial
Saat ini generasi yang kita hadapi saat ini sering disebut sebagai Generasi Milenial.Generasi
milinial adalah generasi antara 1981 sampai 1997 (jose : trasmedia). Mereka menguasai
teknologi, aktif di sosial media) mereka mencari informasi hiburan, olahraga politik. Ciri lain
adalah kreatif, manja, egois pintar, inovatif, tidak sudak dipaksa, melek teknologi, cepat bosan.
Mencari segala sesuatu yang tidak membosankan. Dalam bekerjamereka cenderung memerlukan
kantor terbuka , santai, tidak suka hal yang formal dan internet cepat. Gadget merupakan alat
yang penting untuk generasi milenial. Dalam menghadapi Generasi ini perlu adanya pendekatan
baru yang sesuai dengan karakteristik mereka. Saya memandang perlu adanya tambahan
pengetahuan tentang digital finansial education. Karena Saat ini dunia pendidikan kita agak
ketinggalan dengan perkembangan digital. Masih jarang kampus yang memiliki kurikulum
digital marketing. Selain itu perlunya ada penambahan kurikulum bagi peserta didik seperti
kurikulum tentang kurikulum social media. Bagaimana mengajarkan mana yang bagus dan tidak.
Perlulitersasi sosial media, bagaimana menyaring informasi. Sosok yang dibutuhkan bagi
paragenerasi meilenial adalah pemimpin yang mampu memberikan keteladanan dalam sikap dan
perilaku. Kita tahu bahwa saat ini kita sedang mempersiapkan program generasi emas tahun
2045.

C. Kurikulum di Era Industri 4.0


Pemerintah Indonesia saat ini tengah melaksanakan langkah langkah strategis yang
ditetapkan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Upaya ini dilakukan untuk
mempercepat terwujudnya visi nasional yang telah ditetapkan untuk memanfaatkan peluang di
era revolusi industri keempat. Salah satu visi penyusunan Making Indonesia4.0 adalah
menjadikan Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di
dunia pada tahun 2030 (Satya, 2018). Peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu bagian
dari 10 prioritas dalam melaksanakan program making indonesia 4.0. SDM adalah hal yang
penting untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan Making Indonesia 4.0. Indonesia berencana
untuk merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada STEAM ( Science ,
Technology , Engineering , the Arts ,dan Mathematics ), menyelaraskan kurikulum pendidikan
nasional dengan kebutuhan industri di masa mendatang. Indonesia akan bekerja sama dengan
pelaku industri dan pemerintah asing untuk meningkatkan kualitas sekolah kejuruan, sekaligus
memperbaiki program mobilitas tenaga kerja global untuk memanfaatkan ketersediaan SDM
dalam mempercepat transfer kemampuan.(Hartanto, 2018). Hal di atas merupakan wujud respon
pemerintah indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Jika kita sudah benar benar
memiliki program yang baik, maka disini dibutuhkan ketegasan dan keberanian untuk
mewujudkan dan menjalankan program program tersebut dengan baik. Jangan sampai program
yang sudah tersusun dengan baik namun dalam pelaksanaannya hanya sebatas formalitas belaka.
Kita yakin bahwa jika program making Indonesia 4.0 ini dijalankan dengan baik maka hasil yang
di dapat akan membawa bangsa ini kearah yang lebih baik.Diketahui bahwa Fokus keahlian
bidang Pendidikan abad 21 saat ini meliputi cretivity, critical thingking, communication dan
collaboration atau yang dikenal dengan 4Cs.
D. Peran Kurikulum di Era 4.0
Untuk merespon revolusi industri 4.0 di abad 21 Indonesia tergolong lambat dibandingkan
negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Sistem pendidikan 4.0 di Indonesia baru
dipopulerkan pada tahun 2018. Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan fasilitas yang
memadai dalam menyongsong era pendidikan 4.0. Nantinya dalam proses pendidikan dan
pengajaran akan menghasilkan output dan outcome yang memiliki imajinasi dan karakter yang
tinggi. Sebagai acuan terdepan dalam dunia pendidikan, pendidik harus meng-upgrade
kompetensi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Boleh dikatakan bahwa, pendidik
merupakan aktor utama terjadinya perubahan di masyarakat, pendidik juga merupakan kreator
kader-kader masa depan yang akan mewarnai peradaban manusia. Dalam hal ini, peserta didik
yang dihadapi pendidik saat ini merupakan generasi milenial yang tidak asing dengan dunia
digital. Peserta didik yang sudah terbiasa dengan arus informasi dan teknologi industri 4.0, hal
ini menunjukkan bahwa produk sekolah yang diluluskan harus mampu menjawab tantangan
industri 4.0. Namun pada kenyataannya, semakin pesatnya arus teknologi justru peserta didik
semakin terlena dan memilih sikap enggan bertanggung jawab, kemerosotan moral, dan
meningkatnya kasus kejahatan pada siswa. Dengan adanya media sosial yang mempermudah
dalam mengakses informasi dan komunikasi mengakibatkan maraknya kejahatan di dunia online.
Hal ini bisa dikarenakan karena kurangnya pendidikan nilai dan tantangan bagi pendidik untuk
menguatkan karakter peserta didik agar tidak terjerumus dan terlena dengan pesatnya teknologi
industri 4.0.

Mengingat berbagai tantangan tersebut yang harus dihadapi pendidik,maka


pendidik harus belajar meningkatkan kompetensi dan kualitas pengajaran sehingga
mampu menghadapi peserta didik generasi milenial. Dengan hadirnya UU No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, setidaknya memberikan arti yang sangat besar bagi
peningkatan kualitas guru.Karena pada dasarnya era pendidikan 4.0 merupakan tantangan
yang sangat berat dihadapi pendidik, dimana pendidik harus mampu menguasai dan
memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran. Salah satu upaya yang bisa
dilakukan untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia adalah dilakukan dengan
penggunaan teknologi pendidikan serta menetapkan tujuan dan standar kompetensi
pendidikan, yaitu melalui konsensus nasional antara pemerintah dengan seluruh lapisan
masyarakat.

Untuk kepentingan ini, diperlukan perubahan yang mendasar dalam sistem


pendidikan nasional. Perubahan mendasar ini terkait dengan kebijakan kurikulum, yang
dengan sendirinya menuntut dan mensyaratkan berbagai perubahan pada komponen
pendidikan. Kurikulum merupakan acuan yang digunakan dalam pembelajaran dan
pelatihan dalam pendidikan dan/atau pelatihan yang dalam pengembangannya melibatkan
pemikiran secara filsafati, psikologi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.Kurikulum
ini harus mampu mengarah dan membentuk siswa yang siap menghadapi era revolusi
industri dengan penekanan pada bidang Science, Technoligy, Engineering, dan
Mathematics (STEM). Reorientasi pengembangan kurikulum harus mengacu pada
pembelajaran berbasis TIK, internet of thing, big data dan komputerisasi, serta
kewirausahaan.Selain dilakukan berbagai kebijakan dalam kurikulum pendidikan
Indonesia, aktualisasi penggunaan teknologi pendidikan untuk mengikuti alur revolusi
sangat dibutuhkan. Teknologi pendidikan sendiri merupakan pengembangan, penerapan,
dan penilaian sistem-sistem, tenik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar manusia.Namun dlaam hal ini yang tetap diutamakan proses belajar
disamping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu. Jadi teknologi pendidikan ini
berkaitan dengan software dan hardwarenya, yang nantinya peserta didik harus menjadi
lulusan yang handal dengan mempunyai kompetensi yang unggul dalam bidang teknologi
untuk menjawab perkembangan zaman.

E. Peran Pendidik (Guru dan Dosen) di Era 4.0


Di era disrupsi seperti saat ini, dunia pendidikan dituntut mampu membekali para peserta
didik dengan ketrampilan abad 21 (21st Century Skills). Ketrampilan ini adalah ketrampilan
peserta didik yang mampu untuk bisa berfikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan
inovatif serta ketrampilan komunikasi dan kolaborasi. Selain itu ketrampilan mencari, mengelola
dan menyampaikan informasi serta trampil menggunakan informasi dan teknologi. Beberapa
kemampuan yang harus dimiliki di di abad 21 ini meliputi : Leadership, Digital Literacy,
Communication, Emotional Intelligence, Entrepreneurship,Global Citizenship , Problem Solving,
Team-working. Tiga Isu Pendidikan di indonesia saat ini Pendidikan karakter, pendidikan
vokasi, inovasi. (Wibawa, 2018). Dari penjelasan di atas faktor leadership merupakan
kemampuan yang harus dimiliki di abad 21 ini. Mengapa leadership penting? Di abad 21 ini
tidak hanya bagi peserta didik, pengajar pun harus harus siap menghadapi keterampilan ini.
Dalam kelas, pengajar juga bisa disebut sebagai pemimpin. Bagaimana mungkin kita menuntut
peserta didik untuk mampu memiliki ketrampilan abad 21 jika guru atau pengajarnya belum siap.
Lalu bagaimana peran guru dan dosen di Era Revolusi Industri 4.0? Mau tidak mau guru dan
dosen harus memiliki core kompetensi yang kuat, memiliki softskil antara lain : Critikal
Thingking, kreatif, komunikatif dan koloberatif. Peran guru dan dosen juga dapat berperan
sebagai pemimpin yaitu sebagai teladan karakter, menebar passion dan inspiratif. Inilah peran
yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Memiliki educational competence, kompetensi dalam
penelitian, komptensi dalam dunia usaha digital, kompetensi dalam era globalisasi, Interaksi
dalam pembelajaran. Dalam fungsinya dalam interksi pembelajaran, guru dan dosen harus
mampu membangun atmosphere yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis peserta didik, yang
meliputi: Needs for competence Setiap peserta didik butuh merasa bisa, interaksi pembelajaran
harus mampu membuat mahasiswa merasa bisa. pengejar perlu memberikan penghargaan atas
hasil belajar mahasiswa. Needs for Autonomy, Setiap mahasiswa butuh merasa ‘otonom’ dengan
mendapatkan kebebasan (freedom) dan kepercayaan (trust). setiap pembelajar yang otonom tidak
akan selalu bergantung pada dosen dalam belajar. Needs for relatedness , Setiap mahasiswa
membutuhkan merasa dirinya bagian dari suatu kelompok, dan berinteraksi dalam kelompok.
Proses pembelajaran harus mampu memupuk interaksi kolegialitas dan saling support.

F. Pembelajaran dan Implementasi di era disrupsi


Pembelajaran di era disrupsi harus mampu membekali kemampuan ‘sustainable
learning’, sehingga mahasiswa dapat melewati era disrupsi, dan memasuki era baru yang
disebut Abundant Era – Era yang serba melimpah, terutama informasi, media dan sumber
belajar. Untuk mencapai ketrampilan abad 21, trend pembelajaran dan best practices juga
harus disesuikan, salah satunya adalah melalui pembelajaran terpadu atau secara blended
learning.Blended learning adalah cara mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran yang memungkinkan pembelajaran yang sesuai bagi masing-masing siswa
dalam kelas. "Blended learning memungkinkan terjadinya refleksi terhadap
pembelajaran”(Wibawa, 2018). Pembelajaran Blended learning di era revolusi industri
4.0 merupakan salah model pengajaran yang dianjurkan dalam memenuhi kriteria abad
21.Sehingga para pemimpin atau pemegang kebijakan di tingkat pendidikan juga harus
mampu mensupport meningkatkan model pembelajaran ini.Blended learning merupakan
salah solusi pembelajaran di era revolusi 4.0. Berikut beberapa istilah blended learning
menurut para ahli Blended learning merupakan kombinasi antara pembelajaran berbasis
online dengan pembelajaran melalui tatap muka di kelas (Fitzpatrick, 2011). Menurut
(Wilson, 2018) blended learning adalah metode yang menggabungkan pembelajaran tatap
muka dikelas dengan pembelajaran online. Menurut (Maarop & Embi, 2016) blended
learning merupakan perpaduan antara pembelajara fisik dikelas dengan lingkungan
virtual. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis blended learning
merupakan gabungan dari literasi lama dan literasi baru (literasi manusia, literasi
teknologi dan data). Saat ini terdapat 6 model blended learning yaitu : face to facedriver,
rotation model, flex, online lab, self blend, online driver. Manfaat blended learning
menurut Ronsen, dkk (2015) dalam (Oktarina, Budiningsih, & Risdianto, 2018) blended
learning lebih efektif daripada hanya belajar tatap muka atau hanya belajar secara
online.Blended learning dapat meningkatkan hasil belajar, Blended learningdapat
menjadi cara yang tepat untuk memperpanjang waktu belajar sehingga mahasiswa dapat
mencapaistandar kesiapan di perguruan tinggi dan dunia kerja. Blended learning
dapatmemungkinkan mahasiswa memperoleh literasi digital dan keterampilan belajar
online.Blended learningdapat dijadikan cara yang tepat untuk menutupi pembelajaran
yang tidak dapat dihadiri secara tatap muka. Blended learningdapat membuat tugas
menjadi lebihmenarik dan fleksibel. Blended learningdapat memungkinkan untuk
dilakukan pemantauan kemajuan mahasiswa secara lebih mudah.Pembelajaran di Era
disrupsi : Self-directed (proses pembelajaran terjadi karena kebutuhan yang dirasakan
pembelajar), Multi-sources (menggunakan berbagai sumber, media, dan chanel
pembelajaran) , Life-long learning (pembelajaran sepanjanga hayat), ICT base
( pembelajaran menggunakan teknologi informasi), Motivasi, Attitude terhadap
perubahan, Adaptive, Memiliki Growth mindset bukan fixed mindset (Wibawa, 2018).
Pemerintah juga harus mengantisipasi dampak negatif dari Industri 4.0 seperti disruptive
technology. disruptive technology ini akan membuat perubahan besar dan secara bertahap
akan mematikan bisnis tradisional (Satya, 2018). Selain itu Industri 4.0 juga berdampak negatif
terhadap penciptaan lapangan pekerjaan. Di kawasan ASEAN, hanya Singapura yang telah siap
mengadapi era industri baru ini.Nah di bidang pendidikan sendiri kita sudah banyak melihat
dimana sumber atau konten belajar bidang apapun sudah dapat dengan mudah diakses,
gratismelalui koneksi internet kapanpun dan dimanapun. Dari data menunjukkan bahwa saat ini
peralatan kita saat ini 30 persen dikendalikan oleh teknologi. Data menunjukkkan bahwa Jumlah
penduduk kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) mencapai 183,36 juta jiwa atau sebesar
68,7% dari total populasi.
(sumber:https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/04/jumlah-penduduk-indonesia-
2019-mencapai-267-juta-jiwa).
Menurut statistik lembaga riset pemasaran digital perkiraan e-marketer pada 2018 jumlah
pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang Dari data tersebut terlihat
bahwa pemanfaat teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
indonesia.Beberapa start up di indonesia bidang pendidikan saat ini sudah melihat peluang
bidang bidang pendidikan ini contohnya : ruangguru.com, quiper.com dan di luar indonesia ada
khan akademy, byjus dan masih banyak lagi. Ruang guru pada tahun 2017 mencatatkan bahwa
pengguna sudah tercatat lebih dari 6 juta pengguna dan masih terus bertambah saat ini. Dari data
statistik jumlah pelajar di indonesia sd, smp dan smp kurang lebih sebanyak 25 juta siswa
(sumber : http://statistik.data.kemdikbud.go.id/).
Berarti pengguna dari ruangguru ini hampir disumbang oleh 25 persen dari total siswa di
indonesia. Beberapa tahun kedepan sistem pembelajaran ini akan menggantikan model bimbel
bimbel konvensional. Mengapa startup startup bidang pendidikan ini kini menjadi favorite? Hal
ini tentunya tidak lepas dari adanya kebutuhan siswa yang tidak terpenuhi di sekolah dan juga
apa yang mereka tawarkan oleh penyedia layanan itu yaitu kemudahan akses (bisa diakses kapan
saja dan dimana saja), flexibel (bisa menyesuaikan dengan materi), dan harga yang ditawarkan
relatif lebih murah. Mereka menginginkan model pembelajaran yang lain yang berbeda dengan
model pembelajarn konvensional yang masih terjadi saat ini. Kedepan model pembelajaran
berbasis teknologi akan lebih banyak muncul dengan
variasi model yang lebih baik. Kuncinya adalah layanan terbaik. Jadi disini kita bisa melihat
adanya pergeseran model pembelajaran yang diinginkan oleh pengguna (siswa). Disini berarti
tantangan bagi para pengajar di era revolusi industri 4.0 untukdapat merubah stategi dan model
belajar yang sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman dan teknologi.
Dari uraian di atas kita melihat bahwa teknologi bertranformasi demikian pula dengan
dunia pendidikan. Oleh karena itu ciri pemimpin yang dibutuhkan selanjutnya adalah pemimpin
yang memiliki kecepatan dalam membuat keputusan. Kemudian pemimpin yang dapat memilih
dan mengembangkan potensi potensi yang ada (Nugroho, 2019). Berbicara tentang
perkembangan teknologi itu seperti melihat dua belah mata pisau dimana satu sisi memberikan
sisi positif dan sisi yang lain dapat juga memberikan dampak negatif. Oleh karena itu kita harus
mampu menyikapi secara bijak perkembangan teknologi khususnya di era Revolusi 4.0 di bidang
pendidikan ini. Segala perubahan ini harusnya dapat menjadi pendorong bagi dunia pendidikan
untuk melahirkan kreativitas, sehingga dapat menciptakan proses pendidikan yang menghasilkan
(calon) guru yang
berkualitas, profesional dan berkarakter. Dari sini pemimpin harus memiliki kemampuan dalam
memanjemen SDM bawahannya, mampu meningkatkan kemampuan dan mengembangkan SDM
anggota timnya dengan baik. Selain itu pemimpin harus berani,mau menerima, mendorong, dan
memotivasi tim untuk memberikan feedback terhadap kepemimpinannya demi kemajuan
bersama (Nugroho, 2019).Salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah gerakan
literasi baru sebagai penguat bahkan menggeser gerakan literasi lama. Gerakan literasi baru yang
dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu 1) literasi digital, 2) literasi teknologi, dan 3)
literasi manusia (Aoun, 2018). Tiga keterampilan ini diprediksi menjadi keterampilan yang
sangat dibutuhkan di masa depan atau di era industri 4.0. Literasi digital diarahkan pada tujuan
peningkatan kemampuan membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi di dunia digital
(Big Data), literasi teknologi bertujuan untuk memberikan pemahaman pada cara kerja mesin
dan aplikasi teknologi, dan literasi manusia diarahkan pada peningkatan kemampuan
berkomunikasi dan penguasaan ilmu desain (Aoun, 2017). Literasi baru yang diberikan
diharapkan menciptakan lulusan yang kompetitif dengan menyempurnakan gerakan literasi lama
yang hanya fokus pada peningkatan kemampuan membaca, menulis, dan matematika. Adaptasi
gerakan literasi baru dapat diintegrasi dengan melakukan penyesuaian kurikulum dan sistem
pembelajaran sebagai respon terhadap era industri 4.0 (Yahya, 2018). Melihat hal ini
pemimpinpun harus memiliki 3 literasi di atas.
G. Tantangan Pendidikan di Era 4.0
Kita akan coba bahas satu persatu peluang dan tantangan pendidikan kita di era revolusi
industri 4.0 ini. Pertama kita akan membahas dari infrastruktur terlebih dahulu. Karena
pemanfaatan teknologi tidak lepas dari pembangunan infrastruktur yang memadai. Berbicara
tentang tantangan menghadapi pendidikan di era revolusi industri 4.0 ini pasti banyak antara lain
adalah Pemerataan pembangunan. Meskipun pemerintah telah berusaha untuk menekan
kesenjangan pembangunan di indonesia namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesenjangan
pemerataan pembangunan di Indonesia masih terjadi. Salah satu ciri suatu daerah sudah
tersentuh pembangunan biasanya ditandai bahwa daerah tersebut sudah dialiri oleh listrik.
Menurut data, 42.352 Desa di Indonesia Belum Tersentuh Listrik dari total 82.190 desa
diindonesia (Suliastini, 2016). Hal ini tentu berimplikasi pada pemerataan pendidikan di
indonesia. Listrik merupakan sebuah simbol dari kemajuan, sehingga bisa disebut daerah
tersebut tertinggal karena belum dialiri oleh listrik. Dari data ini saja menunjukkan bahwa tidak
semua daerah siap akan segala perubahan yang terjadi akibat revolusi industri 4.0 ini.
Konektivitas jaringan internet merupakan salah satu syarat jika kita ingin mengimplementasikan
pendidikan di era revolusi industri 4.0. Saat ini belum semua wilayah indonesia dapat terhubung
dengan koneksi internet, terutama sekolah sekolah. Namun berdasarkan target pemerintah bahwa
pada tahun 2019, Seluruh Wilayah Indonesia Sudah Terhubung Internet (Rudiantara, 2018). Dari
kondisi ini dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki komitmen yang kuat dan jelas dalam
mewujudkan pemerataan pembangunan.Mengapa perlu ditingkatkan karena orang di indonesia
yang ingin mencari kerja perlu wadah untuk meningkatkan kapasitas keahliannya. Selain
masalah di atas terdapat masalah lain yang tak kalah penting. Masalah itu adalah masalah
disektor pendidikan khususnya masalah kurikulum. Saat ini kepentingan kurikulum dengan
kepentingan industri berbeda. Contoh yang bisa diambiladalah misalnya mayoritas penghuni
BLK (Balai Latihan Kerja) adalah lulusan SMK. Lalu mengapa fonomena ini terjadi? Lalu apa
yang terjadi di SMK? apa yag diajarkan? Mengapa mereka menjadi penghuni BLK paling
banyak? harusnya mereka adalah generasi yang dipersiapkan langsung untuk dapat kompatible
dengan keperluan industri, berarti ini ada yang salah dalam pendidikan di indonesia. Taiwan
adalah negara yang sistem pendidikannya terkoneksi dengan industri. Negara maju lainya
kurikulumnya terkoneksi dengan industri. Sehingga kemajuan industri akan didukung oleh
lulusan dari smk , poli teknik dan lain lain. Fenomena yang terjadi di Indonesia SMK dianggap
sebagai lulusan kelas 2 . sedangkan di negara maju lulusan politeknik merupakan lulusan elit.
(jerman, perancis). Paradigma inilah yang hendaknya kita rubah. Saatnya univesitas atau yang
lain untuk segera melakukan langkah konkrit untuk mengkompatiblekan universitas dan
pendidikan kita disesuaikan dengan kebutuhan industri. Dari fenomena ini berarti lulusan lulusan
kita bukan siap kerja tetapi siap ditraining lagi. Bagi industi ini menghambur hamburkan uang
karena harus mentraining kembali calon calon karyawannya. Di era Revolusi industri sebaiknya
adalah Harus ada pemberdayaan komunitas. Komunitas ini dapat saling kolaborasi. Pelaku
bisnis, pemerintah, komunitas, universitas harus bisa bersinergi. Jika kolaborasi ini sudah baik
insya allah indonesia akan siap. Kepemimpinan yang dibutuhkan merlihat fenomena ini adalah
pemimpin yang memiliki kemampuan atau pengetahuan evaluasi yang baik. Dengan kemampuan
ini seorang pemimpin dapat mengelola segala hambatan/resiko menjadi sebuah perubahan yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai

  • BK
    BK
    Dokumen2 halaman
    BK
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Tgs Tgs
    Tgs Tgs
    Dokumen2 halaman
    Tgs Tgs
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • BK 1
    BK 1
    Dokumen3 halaman
    BK 1
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Terjemahan Bab 1-4
    Terjemahan Bab 1-4
    Dokumen34 halaman
    Terjemahan Bab 1-4
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen1 halaman
    Latar Belakang
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Tgs Tgs
    Tgs Tgs
    Dokumen2 halaman
    Tgs Tgs
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • IB&IIB
    IB&IIB
    Dokumen1 halaman
    IB&IIB
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Keunikan Dan Fakta
    Keunikan Dan Fakta
    Dokumen3 halaman
    Keunikan Dan Fakta
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen1 halaman
    Tugas
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Thea 2
    Thea 2
    Dokumen2 halaman
    Thea 2
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • PRESENTASI
    PRESENTASI
    Dokumen3 halaman
    PRESENTASI
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen10 halaman
    1 PB
    Rayhana Naomi
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen1 halaman
    Tugas
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Thea 1
    Thea 1
    Dokumen10 halaman
    Thea 1
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen1 halaman
    Bab 5
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Unsur
    Unsur
    Dokumen3 halaman
    Unsur
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • IB&IIB
    IB&IIB
    Dokumen1 halaman
    IB&IIB
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen1 halaman
    Bab 5
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Bab II Dan III (Korelasi Teori Dan Fakta Wawancara)
    Bab II Dan III (Korelasi Teori Dan Fakta Wawancara)
    Dokumen19 halaman
    Bab II Dan III (Korelasi Teori Dan Fakta Wawancara)
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen7 halaman
    Tugas
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • GLOSARIUM
    GLOSARIUM
    Dokumen2 halaman
    GLOSARIUM
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa PDF
    Identifikasi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa PDF
    Dokumen13 halaman
    Identifikasi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa PDF
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • GLOSARIUM
    GLOSARIUM
    Dokumen2 halaman
    GLOSARIUM
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen7 halaman
    Tugas 2
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • Analisisbahanajarkimiakarbon PDF
    Analisisbahanajarkimiakarbon PDF
    Dokumen12 halaman
    Analisisbahanajarkimiakarbon PDF
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • 1 PB PDF
    1 PB PDF
    Dokumen10 halaman
    1 PB PDF
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • 1 PB PDF
    1 PB PDF
    Dokumen10 halaman
    1 PB PDF
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • 1 PB PDF
    1 PB PDF
    Dokumen10 halaman
    1 PB PDF
    novi rukhyatul
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen10 halaman
    1 PB
    Rayhana Naomi
    Belum ada peringkat