Anda di halaman 1dari 60

FARMASI INDUSTRI

PENGEMBANGAN PRODUK DAN


FORMULASI (RnD)
KELOMPOK 2 KELAS A S1 2017
Anggota Kelompok
Dina Oktaviani 1713015093
Dwi Agustina 1713015025
Fritlyanti Mappapa 1713015153
Ina Annisa Rahmadina 1713015177
Intan Sari Hidayah 1713015169
Nia Fevniaty Rupa' 1713015133
Nila Shafira S 1713015057
Ninda Kintan Maulita 1713015157
Nur Ismiyanti 1713015113
Ravanna Azelia 1713015065
Risma Dwi Noviati 1713015121
Silvia Rifana 1713015141
Siswati 1713015097
Suci Aprisilia Kartika 1713015045
Vika Aura Rislianti 1713015189
Pokok Pembahasan
1. Pengertian pemgembangan produk
2. Praformulasi dan Program formulasi
3. Testing dan Challenging
4. Spesifikasi bahan baku, proses dan supplier
5. Scalling up
6. Master production procedure
7. Formal specification
8. Validation
9. Registration
10. Commercial scale industry
11. Commercial scale production
1. Pengembangan Produk

Pengembangan Produk adalah strategi dan proses yang dilakukan


oleh perusahaan yang dilakukan dalam mengembangkan produk,
memperbaiki produk lama atau memperbanyak kegunaan produk
ke segmen pasar yang ada dengan asumsi pelanggan
menginginkan unsur-unsur baru mengenai produk.
2. Praformulasi dan Program Formulasi

Preformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan


farmasi yang meliputi pengkajian tentang karakteristik atau sifat-sifat bahan
obat dan bahan tambahan obat yang akan diformulasikan.
Preformulasi dapat juga dikatakan sebagai tahap awal dalam rangkaian proses
pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif
dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk
sediaan farmasi.
Tujuan Praformulasi

- Menghasilkan informasi yang berguna bagi formulator dalam


mengembangkan bentuk sediaan yang stabil dan ketersediaan hayati yang dapat
diproduksi dalam skala besar.
- Menggambarkan proses optimasi suatu obat melalui penentuan atau definisi
sifat-sifat fisika dan kimia yang dianggap penting dalam menyusun formulasi
sediaan yang stabil, efektif, dan aman.
- Data preformulasi akan sangat membantu dalam memberikan arah yang lebih
sesuai untuk membuat suatu rencana bentuk sediaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam praformulasi

a. Pertimbangan biofarmasetik atau faktor yang mempengaruhi absorpsi bahan


aktif obat dengan berbagai rute
b. Faktor obat (sifat fisikokima bahan aktif)
c. Pertimbangan Terapeutik
Pertimbangan dalam hal praformulasi
1. Organoleptik
Desain dan formulasi sediaan farmasi harus dimulai dengan pemerian zat aktif, bahan
tambahan dan bahan aditif antara lain warna, aroma dan rasa. pada umumnya zat aktif
memiliki karakteristik sifat organoleptik yang harus menjadi pertimbangan dalam
formulasi sediaan farmasi.
2. Stabilitas (keadaan padat)
Dalam keadaan padat harus stabil terhadap cahaya, suhu dan kelembaban
3. Stabilitas (keadaan basah/larutan)
Dalam keadaan basah larutan tidak terjadi pengendapan dan tidak terjadi caking pada
suspensi
Pertimbangan dalam hal praformulasi
4. Sifat-sifat Mekanik
Data tentang sifat-sifat fisikomekanik yang perlu diperhatikan oleh formulator yakni
koefisien difusi, ukuran partikel, luas permukaan partikel, bobot jenis nyata, bobot jenis
ruah, bobot jenis ketuk, sifat aliran (zat aktif/BTP), karakteristik pengempaan/
kompatibilitas, sifat terbasahi, higroskopisitas pengempaan/kompatibilitas, sifat kristal,
ketermampatan, bentuk kristal, titik cair dan fotomikrograf.
5. Parameter yang mempengaruhi absorpsi
Terdapat beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam yang akan mempengaruhi
absorpsi zat aktif, yakni :
a) koefisien partisi : koefisien partisi diterapkan untuk penilaian kelarutan dalam air;
petunjuk respon biologis; mengekstraksi zat aktif dari cairan berair (terutama darah dan
urine); membentu pemilihan kolom atau fase gerak untuk analisis kromatografi;
menetapkan konsentrasi zat aktif dan pengawet dalam fase berair sediaan emulsi; dan
memperkirakan pelepasan zat aktif sediaan semisolid seperti dasar salep
b) konstanta ionisasi : faktor penting dalam absorpsi zat aktif yang bersifat asam dan basa
lemah
c) kecepatan disolusi : untuk memprediksi absorpsi dan sifat fisikokimia zat
d) konstanta disosiasi : menyangkut proses transfer melalui sel membran, untuk penelitian
stabilitas dan solubilitas obat dalam larutan
Pertimbangan dalam hal praformulasi
6 . Kompatibilitas
Kompatibilitas merupakan salah satu sasaran dalam praformulasi dengan mengidentifikasi
sifat ketercampuran bahan aktif dan eksipien. inkompatibilitas dalam sediaan farmasi
dapat menimbulkan dampak perubahan warna, perubahan hidroksi komfersi bentuk fisik,
penurunan potensi dan peningkatan degradasi produk.
7. Analisis sifat fisikokimia
Analisis fisikokimia dilakukan untuk mengetahui identitas dan kadar zat aktif. oleh karena
itu kelautan dan profil pH larutan harus diketahui.
Tugas R&D bidang formulasi
R&D bidang formulasi membuat dan mengembangkan formula,
bertanggung jawab terhadap mutu rancangan, melakukan penelitian untuk
mendapatkan formula baru berdasarkan pengembangan formula.

Program formulasi:
1. Penjaminan Kualitas
2. Pengkoordinasian
3. Perencanaan
4. Pengaturan
5. Perbaikan
Alur Kerja Pengembangan
Formula
3. Testing and Challenging
Berdasarkan aturan BPOM RI PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN PEDOMAN
CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK 2012 JILID I

Pengujian
- Bahan Awal

Parameter pengujian minimal pada 20 bets berbeda yang diterima berurutan dari pemasok
(pabrik pembuat) yang sama dan telah memenuhi persyaratan, mempunyai GMP certificate
dari otoritas negara terkait dan memenuhi minimal 2 dari kriteria berikut:

a) Dapat dipastikan dan diketahui pabrik pembuatnya (bukan distributor atau broker) dan ada
jaminan dari distributor atau broker yang menyatakan bahwa bahan awal dan CoA berasal dari
pabrik pembuat tersebut;
b) Pabrik pembuat sudah diaudit secara rutin oleh industri pengguna atau organisasi
profesional dalam bidang mutu dan memenuhi syarat GMP; dan c) untuk Eropa, juga
certificate of suitability untuk bahan awal terkait yang diterbitkan oleh badan otoritas negara
terkait dari pabrik pembuat,
- Produk Jadi

Parameter pengujian tertentu untuk produk jadi yang telah disetujui pada saat pemberian izin
edar dapat dikurangi bila hasil tren seluruh parameter yang diuji telah memenuhi syarat,
minimal 10 bets yang diproduksi berurutan dan memenuhi kriteria berikut ini:
a) proses pembuatan sudah divalidasi;
b) uji stabilitas memenuhi syarat;
c) telah dilakukan pengkajian mutu produk; dan
d) telah dilakukan analisis risiko.
Parameter pengujian yang tidak boleh dikurangi (berdasarkan analisis risiko yang dilakukan
oleh masing-masing industri) adalah:
a) pemerian;
b) uji disolusi (untuk tablet, kapsul dan serbuk);
c) kadar bahan aktif obat; dan
d) uji sterilitas (untuk produk steril)
Bila terjadi kegagalan pemenuhan spesifikasi hendaklah dilakukan pengujian lengkap tiap bets
produk jadi hingga diperoleh keyakinan terhadap proses produksi melalui pengkajian tren hasil
parameter uji.
- Bahan yang lulus

Setiap bahan yang telah lulus pengujian sebelumnya, akan dilakukan


pengujian kembali untuk mengawasi bahwa mutu produk tetap stabil.
Batas waktu uji ulang bahan awal yang tidak mempunyai masa edar /
masa simpan (shelf life) hendaklah ditetapkan berdasarkan pengetahuan
tentang kestabilan bahan tersebut. Untuk eksipien umumnya dapat
dilakukan setiap 2 (dua) tahun kecuali apabila eksipien tersebut tidak
stabil misalnya: benzyl alcohol dilakukan setiap 6 (enam) bulan karena
mudah teroksidasi menjadibenzaldehyde
Percobaan

Percobaan dalam pengembangan obat dilakukan dalam 2 tahap yaitu pada hewan
(Uji Praklinik) dan manusia (Uji Klinik).

- Hewan Percobaan ( Uji Praklinik)

Uji praklinik merupakan persyaratan uji untuk calon obat, dari uji ini diperoleh
informasi tentang efikasi (efek farmakologi), profil farmakokinetik dan toksisitas
calon obat. Hewan yang baku digunakan adalah galur tertentu dari mencit, tikus,
kelinci, marmot, hamster, anjing atau beberapa uji menggunakan primata,hewan-
hewan ini sangat berjasa bagi pengembangan obat.
Pada mulanya yang dilakukan pada uji praklinik adalah pengujian ikatan obat pada
reseptor dengan kultur sel terisolasi atau organ terisolasi, selanjutnya dipandang
perlu menguji pada hewan utuh. Karena hanya dengan menggunakan hewan utuh
dapat diketahui apakah obat menimbulkan efek toksik pada dosis pengobatan atau
tidak.
Penelitian toksistas merupakan cara potensial untuk mengevaluasi:
a. Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis
b. Kerusakan genetik (genotoksisitas atau mutagensis)
c. Pertumbuhan tumor (onkogenesis atau karsinogenesis)
d. Kejadian cacat waktu lahir (teratogenik)

Pada uji pra-klinis, dirancang dengan pertimbangan:


a. Lamanya pemberian obat itu menurut dugaan lepada manusia
b. Kelompok umur dan kondisi fisik manusia yang dituju dengan pertimbangan
khusus untuk anak-anak, wanita hamil atau orang usia lanjut.
c. Efek obat menurut dugaan pada manusia. Setelah melewati uji pra klinis, maka
senyawa atau molekul kandidat calon obat tersebut menjadi IND (Investigasional
New Drug) atau obat baru dalam penelitian.
- Studi Pada Manusia (Uji Klinik)

Setelah calon obat dinayatakan mempunyai kemanfaatan danaman pada hewan


percobaan maka selanjutnya diuji pada manusia (uji klinik).Dimana terdapat 4 fase
yang harus dilakukan.

Fase 1 : Calon obat diuji pada sukarelawan sehat untuk mengetahui apakah sifat yang
diamati pada hewan percobaan juga terlihat pada manusia. Pada fase ini ditentukan
hubungan dosis dengan efek yang ditimbulkannya dan profil farmakokinetik obat pada
manusia.

Fase 2 : Calon obat diuji pada pasien tertentu diamati efikasi pada penyakit yang
diobati. Yang diharapkan dari obat adalah mempunyai efek yang potensial dengan
efek samping rendah atau tidak toksik. Pada fase ini mulai dilakukan pengembangan
dan uji stabilitas bentuk sediaan obat.
- Studi Pada Manusia (Uji Klinik)

Fase 3 : Melibatkan kelompok besar pasien. Di sini obat baru dibandingkan efek dan
keamanannya terhadap obat pembanding yang sudah diketahui.

Fase 4: Setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca pemasaran (post marketing
surveillance) yang diamati pada pasien dengan berbagai kondisi, berbagai usia dan ras. Studi ini
dilakukan dalam jangka panjang untuk melihat terapetik dan pengalaman jangka panjang dalam
menggunakan obat.

Keputusan untuk mengakui obat baru dilakukan oleh badan pengatur nasional di Indonesia oleh
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), di AS adalah FDA (Food and Drug
Administration), di Kanada oleh Health Canada, di Inggris oleh MHRA (Medicine and
Healthcare Product Regulatory Agency), di negara Eropa lain oleh EMEA (European Agency for
the Evaluation of Medicinal Product) dan di Australia oleh TGA (Therapeutics Good
Administration). Untuk dapat dinilai oleh badan tersebut, industri pengusul harus
menyerahkan data dokumen uji praklinik dan klinik yang sesuai dengan indikasi yang diajukan,
efikasi dan keamanannya harus sudah ditentukan dari bentuk produknya (tablet, kapsul, dll) yang
telah memenuhi persyaratan produk melalui kontrol kualitas.
4. Spesifikasi Bahan Baku
Spesifikasi merupakan seperangkat kriteria yang harus dipenuhi bahan atau produk agar
dianggap dapat diterima untuk tujuan penggunaannya serta memastikan keamanan dan
khasiatnya. Spesifikasi ditetapkan oleh pabrik sesuai dengan tingkat kualitas yang
diinginkan dan minimal memenuhi spesifikasi yang ditetapkan di farmakope nasional.
Spesifikasi bahan baku memuat:
● Nama dan kode bahan yang ditentukan dan digunakan oleh perusahaan
● Nama pabrik pembuat dan supplier yang disetujui
● Rujukan monografi atau metode pengujian yang digunakan
● Pemerian, karakteristik fisika dan kimia
● Batas kadar / potensi yang diterima
● Frekuensi pengujian ulang bahan
● Kondisi penyimpanan atau tindakan pengamanan lain yang diperlukan
● Tanggal diterbitkannya spesifikasi dan pelaksanaan peninjauan ulang
Pemasok Bahan Baku (Supplier)
Pemasok menurut Therapeutic Goods Administration berupa pihak yang
mendapatkan persetujuan untuk menyediakan material baik bahan baku ataupun
bahan kemas untuk produk medisinal. Pemasok dapat berupa agen atau produsen.
Pemilihan pemasok yang sesuai sangat penting untuk dapat menghasilkan produk
jadi yang memiliki mutu tinggi dan aman, menghindari penarikan produk, serta
terhindar dari kejadian efek samping yang merugikan.
Tahapan Kualifikasi Pemasok

Kriteria Pemasok
5. Scale Up Pharmaceutical
Secara umum, scale up didefinisikan sebagai proses untuk meningkatkan
ukuran batch atau prosedur untuk menerapkan proses yang sama untuk
volume output yang berbeda. Scale up penting untuk mengetahui pengaruh
skala padakualitas produk. Bertujuan untuk memberikan wawasan praktis
aspek dari prosesskala-up
Tujuan
- Formulation related : Mengidentifikasi dan mengontrol komponen

penting dan variabel lainnya

- Equipment related :Identifikasi dan kontrol parameter penting rentang

dan pengoperasian

- Documentation

- Production and process related : Evaluasi, validasi dan control akhir

- Product related : Pengembangan dan validasi prosedur pengolahan


Langkah-langkah
● Menetapkan ekonomi produk berdasarkan ukuran pasar dan penjualan yang kompetitif dan
memberikan bimbingan untuk biaya produksi yang diijinkan

● Melakukan penelitian laboratorium dan skala-up planning pada saat yang sama
● Menetapkan langkah utama tingkat-pengendali dalam proses yang diajukan
● Melakukan pendahuluan yang lebih besar dari penelitian laboratorium dengan peralatan yang akan
digunakan dalam langkah tingkat pengendalian untuk membantu dalam perancangan pabrik

● Merancang dan membangun pilot plant termasuk ketentuan untuk proses dan kontrol lingkungan,
pembersihan dan sistem sanitasi, kemasan dan sistem penanganan limbah, dan memenuhi persyaratan

badan pengawas

● Mengevaluasi hasil pilot plant (produk dan proses) termasuk proses ekonomi untuk membuat koreksi
dan keputusan tentang untuk melanjutkan pembangunan skala pabrik
Scale up liquid orals

a. Cairan oral
1. Bentuk fisik dari produk obat yang menampilkan sifat dari aliran Newtonian atau
pseudoplastik
2. Bentuk sediaan cair bisa dalam bentuk sistem dispersi atau larutan
3. Dalam sistem dispersi terdapat dua atau lebih fase, di mana satu fase
didistribusikan dalam fase lainnya
4. Larutan menunjukkan dua atau lebih zat yang bercampur secara homogen
b. Langkah dalam proses produksi cairan
1. Perencanaan kebutuhan bahan
2. Persiapan Liquid (produksi)
3. Pengisian dan pengemasan
4. Penjaminan mutu (Quality assurance)
c. Aspek penting dalam liquid manufacturing
Physical Plant: Pemanas, ventilasi dan sistem udara pengendalian
Pengaruh waktu pengolahan yang lama pada suhu optimal harus dipertimbangkan
dari segi dampaknya terhadap stabilitas fisik atau kimia dari bahan-bahan serta
produk.
d. Peralatan

1. Pencampur

2. Homogenizer

3. Filteration assembly

4. Pembotolan assembly

e. Quality assurance

1. Disolusi obat dalam larutan 5. Keseragaman Produk

2. Potensi obat dalam suspensi 6. Volume akhir

3. Keseragan suhu dalam emulsi 7. Stabilitas

4. Kontrol mikrobiologi
Scale up untuk produk Bioteknologi

Skala-up mengharuskan manufaktur personel secara baik dilatih pada persyaratan proses dan

Good Manufacturing Practices untuk memberikan transisi yang efisien dan mulus menjadi

komersial produksi dalam waktu sesingkat mungkin. Kemajuan terbaru dalam keamanan,

selektivitas, kualitas, dan integritas molekul yang diperoleh dari mikroorganisme rekombinan

dan baris sel diabadikan telah disediakan berbagai macam produk yang digunakan sebagai agen

terapeutik. Dipasarkan bioteknologi produk dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori:

koagulasi faktor, enzim, hormon dan faktor pertumbuhan, inhibitor molekul / antagonis, dan

vaksin.
Scale Up Bidang Granulasi Dan Pengeringan
Batch Ukuran Kenaikan Fluid Bed Granulasi
● Diperlukan pemahaman yang baik tentang fungsi peralatan, aspek teoritis fluidisasi, interaksi
eksipien, dan, yang terpenting, mengidentifikasi variabel penting yang mempengaruhi proses
aglomerasi.
● Sebuah fluidized bed adalah bed dari partikel padat dengan aliran udara atau gas yang lewat ke
atas melalui partikel pada tingkat yang cukup besar untuk mengatur gerak dalam kecepatan.
● Bed Fluidisasi adalah operasi dimana padatan halus berubah melalui kontak dengan gas.
● Granulasi fluidized bed adalah suatu proses dimana butiran diproduksi dalam tunggal peralatan
dengan menyemprotkan larutan pengikat ke bubuk fluidized
● Air Handling Unit (AHU) Sebuah sistem udara khas persiapan termasuk bagian untuk udara
penyaringan, pemanasan udara, udara pendinginan, dan penghapusan kelembaban. Untuk udara
yang akan digunakan untuk produk farmasi, itu harus bebas dari debu dan kontaminan. Hal ini
dicapai dengan menempatkan coarsedust filter (30-85%) di AHU.
Scale Up Proses Pemadatan Tablet
Parameter atau karakteristik yang paling penting selama mengamati scale up dari proses pemadatan
adalah kekerasan tablet dan disolusi tablet. Selain itu juga terdapat beberapa parameter lainnya yang
bisa memberikan informasi, seperti
a. Keseragaman bobot tablet
Keseragaman bobot tablet akan memberikan ukuran sifat aliran serbuk, kekuatan pengisi, atau sistem
kontrol berat.
b. Keseragaman kekerasan tablet
Keseragaman kekerasan tablet akan mengamati parameter yang sama, tetapi juga bisa menjadi
indikasi kecocokan pada tablet kompres
c. Instrumented press data:
1. Menekan tablet mengisi volume. Volume ini dikendalikan oleh posisi dari pukulan rendah dalam
cetakan. Hal ini, pada gilirannya, mengontrol berat badan dan tablet, Oleh karena itu, dosis.
2. Bentuk tablet ditetapkan oleh bentuk rongga mati dan wajah pukulan.
3. Pada semua penekanan, pukulan atas diatur untuk datang ke sebuah titik tertentu dalam rongga mati,
posisi ini, yang ditetapkan oleh operator, kontrol ketebalan tablet.
Scale up paramater dan unit proses pada skala
laboratorium dan pilot plant
6. Master Production
CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK
• Ketentuan Umum
• Personalia
• Bangunan dan Fasilitas
• Peralatan CPOB
• Sanitasi dan Higiene

Aspek Produksi

Pengendalian Mutu
Prinsip CPOB
Manajemen Mutu

Manajemen Mutu Memberikan arahan dan kebijakan tentang Mutu

Pemastian Mutu Tindakan sistematis untuk melaksanakan system mutu

Menghindarkan atau meminimalkan resiko yang tidak


CPOB dapat dideteksi melalui serangkaian tes. Ex :
Kontaminasi dan tercampurnya Produk

Pengawasan Mutu Bagian dari CPOB yang focus pada pelaksanaan


pengujian lingkungan, fasilitas, bahan, komponen dan
produk sesuai dengan standar
Personalia
Mengontrol proses produksi obat dari bahan awal hingga
Fungsi obat tersebar di pasaran (Produksi, pengawasan
mutu,Manajemen mutu)

Disiplin Berpengalaman
Kualifikasi
Pelatihan Terampil

Bertanggungjawab

Obat yang diproduksi


Agar
terjamin kualitasnya
Bangunan dan Fasilitas

Terhindar dari pencemaran lingkungan (udara, tanah, air, dan


limbah industri lain)

Terlindung dari cuaca, banjir, serta hewan kecil dan pengerat

Beberapa ruangan perlu dilengkapi pengaturan tekanan udara,


kelembapan, dan pengendalian jumlah mikroba
Bangunan dan Fasilitas

Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam halus, bebas


retak dan sambungan terbuka, tidak melepaskan partikulat, serta
memungkinkan pelaksanaan pembersihan (bila perlu disinfeksi) yang
mudah dan efektif.

Lantai di area pengolahan: kedap air, halus, dan rata

Saluran pembuangan air besar dan tidak berarus balik

Dibedakan jalur lalu lintas personil dan obat dan diatur agar antar bahan
obat tidak tercampur
Bangunan dan Fasilitas

§ Memudahkan pengoperasian
Tujuan § Memperkecil resiko kekeliruan dan kesalahan lain
§ Mempermudah pembersihan, sanitasi, dan perawatan
§ Menghindari pencemaran ke dalam mutu obat

1. Area Penimbangan
Terbagi 2. Area Produksi
3. Area Penympanan
4. Area Pengawasan mutu
5. Sarana Pendukung
Peralatan
Jika kontak dengan produk, tidak memengaruhi
identitas, kadar, mutu, dan kemurniannya.

Mudah digunakan, dibersihkan, dan dirawat

Harus mempunyai protap yang rinci soal pembersihan


dan perawatan alat
Sanitasi dan Higine
MELIPUTI:

1. Perorangan
2. Bangunan
3. Peralatan dan Perlengkapan
4. Bahan produksi serta wadahnya
5. Bahan pembersih dan desinfkasi
7. Formal Spesifikasi
1. Spesifikasi Bahan Pengemas
Spesifikasi bahan pengemas hendaklah mencakup:
a) deskripsi bahan termasuk :
nama yang ditentukan dan kode produk.
rujukan monografi farmakope, bila ada.
pemasok yang disetujui dan, bila mungkin, produsen bahan.
standar mikrobiologis, bila ada.
spesimen bahan pengemas cetak, termasuk warna.
b) petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan.
c) persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan.
d) kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan.
e) batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali.
2. Spesifikasi Produk antara dan Produk ruahan
Apabila produk tersebut dibeli atau dikirim, atau apabila data dari produk antara digunakan untuk
mengevaluasi produk jadi. Spesifikasi hendaklah mirip dengan spesifikasi bahan awal atau produk
jadi sesuai keperluan.
3. Spesifikasi Produk Jadi
Spesifikasi produk jadi hendaklah mencakup:

a) nama produk yang ditentukan dan kode referen (kode produk).

b) formula/komposisi atau rujukan.

c) deskripsi bentuk sediaan dan uraian mengenai kemasan, termasuk ukuran kemasan.

d) petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan.

e) persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan.

f) kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan khusus, bila diperlukan.

g) masa edar/simpan.
8. Validation
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 34 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK

CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi


yang perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis
dari kegiatan yang dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas,
peralatan dan proses yang dapat memengaruhi mutu produk hendaklah
divalidasi. Pendekatan dengan kajian risiko hendaklah digunakan untuk
menentukan ruang lingkup dan cakupan validasi
Validasi Proses
- Validasi proses produk baru hendaklah mencakup semua kekuatan produk yang
akan dipasarkan dan lokasi pembuatan. Bracketing dapat dijustifikasi untuk
produk baru berdasarkan pengetahuan proses yang ekstensif dari tahap
pengembangan bersamaan dengan program verifikasi on-going yang sesuai.
- Validasi proses hendaklah menetapkan bahwa semua atribut mutu dan
parameter proses yang dianggap penting untuk memastikan keadaan terkendali
dan mutu produk yang memenuhi persyaratan dapat dipenuhi secara konsisten
oleh proses tersebut. Dasar penetapan parameter proses dan atribut mutu yang
kritis atau tidak kritis hendaklah didokumentasikan dengan jelas, dengan
mempertimbangkan hasil penilaian risiko.
- Pada umumnya validasi proses dilakukan sebelum produk dipasarkan (validasi
prospektif). Dalam keadaan tertentu, jika hal di atas tidak memungkinkan,
validasi dapat juga dilakukan selama proses produksi rutin dilakukan (validasi
konkuren). Proses yang sudah berjalan hendaklah juga divalidasi (validasi
retrospektif).
Validasi Proses
- Peralatan, fasilitas, sarana penunjang, dan sistem yang digunakan untuk
validasi proses hendaklah sudah dikualifikasi. Metode pengujian
hendaklah divalidasi sesuai tujuan penggunaannya.
- Pendekatan apa pun yang digunakan untuk semua produk, pemahaman
proses dari studi udi pengembangan atau sumber lain hendaklah dapat
diakses oleh bagian pembuatan, kecuali jika ada justifikasi lain dan
menjadi pedoman untuk aktivitas validasi.
- Pemasok bahan awal dan pengemas kritis hendaklah dikualifikasi
sebelum bets validasi mulai diproduksi. Jika tidak, hendaklah dibuat
justifikasi berbasis prinsip manajemen risiko mutu yang
didokumentasikan.
Protokol validasi proses hendaklah mencakup, namun tidak
terbatas pada hal-hal berikut:
a) Penjelasan singkat tentang proses dan mengacu pada prosedur
Pengolahan Induk masing-masing;
b) Fungsi dan tanggung jawab;
c) Ringkasan CQA untuk diinvestigasi;
d) Ringkasan CPP dan batasan yang terkait;
e) Ringkasan atribut dan parameter lain (tidak kritikal) yang akan
diinvestigasi atau dipantau selama kegiatan validasi, dan alasan
penyertaannya;
Protokol validasi proses hendaklah mencakup, namun tidak
terbatas pada hal-hal berikut:
f) Daftar peralatan/fasilitas yang akan digunakan (termasuk alat ukur/alat
pantau/alat perekam) termasuk status kalibrasi;
g) Daftar metode analisis dan validasi metode, yang sesuai;
h) Usulan parameter pengawasan selama-proses dengan kriteria
keberterimaan dan alasan pemilihan masing-masing pengawasan selama-
proses;
i) Pengujian tambahan yang akan dilakukan, dengan kriteria keberterimaan;
j) Pola pengambilan sampel dan alasannya;
k)Metode mencatat dan mengevaluasi hasil; dan
l) Proses pelulusan bets dan sertifikasi bets (bila diperlukan)
Validasi Pembersihan
- Batasan residu produk sebelumnya hendaklah didasarkan pada evaluasi toksikologi.
Justifikasi untuk batasan yang dipilih hendaklah didokumentasikan dalam penilaian
risiko yang mencakup semua referensi pendukung. Hendaklah ditetapkan batas
keberterimaan untuk sisa bahan pembersih yang digunakan. Kriteria keberterimaan
hendaklah memertimbangkan potensi efek kumulatif dari beberapa peralatan dalam
rangkaian peralatan proses (equipment train).
- Makromolekul dan peptida terapeutik diketahui terdegradasi dan terdenaturasi bila
terpapar pada pH ekstrem dan/atau panas, dan dapat menjadi tidak aktif secara
farmakologis. Oleh karena itu, evaluasi toksikologi tidak dapat diterapkan dalam
keadaan ini.
- Jika tidak mampu untuk menguji residu produk tertentu, parameter lain yang
mewakili dapat dipilih, mis. total karbon organik (TOC) dan konduktivitas.
Validasi Pembersihan
- Protokol validasi pembersihan hendaklah menentukan posisi tempat pengambilan
sampel, alasan pemilihan posisi dan menentukan kriteria keberterimaan.
- Pengambilan sampel hendaklah dilakukan dengan cara usap dan/atau bilas atau
dengan cara lain tergantung pada peralatan produksi. Bahan dan metode pengambilan
sampel tidak boleh memengaruhi hasil. Perolehan kembali sampel yang diambil
hendaklah dibuktikan dapat dicapai dari semua material yang kontak produk dengan
semua metode pengambilan sampel yang digunakan.
- Untuk membuktikan bahwa metode pembersihan telah tervalidasi, prosedur
pembersihan hendaklah diulang beberapa kali berdasarkan penilaian risiko dan
memenuhi kriteria keberterimaan.
9. Registrasi
PRA-REGISTRASI
Memenuhi persyaratan

Penerbitan hasil pra-


registrasi (HPR)
Konsultasi

Pendaftaran obat
Proses pre-registrasi

Pendaftaran
9. Registrasi
REGISTRASI OBAT
Pendaftaran Obat
Penilaian efikasi dan NIE
keamanan

Pemeriksaan Obat baru & produk


kelengkapan data biologi
Penilaian
penandaan
Penilaian Mutu
Obat copy

Memenuhi
persyaratan
10. Commercial Scale Industri
1. Orientasi Produk
konsep produk bukan hanya pada berorientasi pada produk fisik saja
tetapi akan berkonsentrasi pada upaya menciptakan efisiensi produksi,
biaya rendah dan distribusi massal.
Contohnya :
Informasi obat kepada pasien yang diberikan oleh farmasis di Apotek
dapat juga disebut produk. Menjual obat tidak dapat diartikan hanya
menjual obat secara fisik saja. Melainkan obat dan informasi obat.
Informasi yang objektif dan benar merupakan salahsatu dasar untuk
menciptakan dan mengajak konsumen untuk lebih percaya kepada
produk yang kita jual sehingga menjadikan kepuasan konsumen.
2. Orientasi produksi
Mengutamakan produk yang telah tersedia dan terjangkau oleh konsumen dan
harganya ekonomis. Orientasi ini akan menciptakan efisiensi produksi, biaya
rendah dan distribusi missal. Dengan demikian fokus utama orientasi ini adalah
distribusi dan harga.
Contohnya :
pemasaran obat generik tidak memerlukan biaya promosi (iklan, seminar,
perlombaan) maka harga dapat ditekan sehingga produsen obat (pabrik obat)
tetap mendapat keuntungan begitupula konsumennya mampu membeli dengan
harga terjangkau.
3. Orientasi Penjualan
Berkeyakinan bahwa konsumen tidak tertarik untuk membeli produk dalam
jumlah banyak, jika mereka tidak diyakinkan dan bahkan bila perlu dibujuk
dengan promosi yang gencar sehingga kebanyakan praktek penjualan ini
berorientasi pada penjualan jika menghadapi overcapacity (penawaran jauh
melampaui permintaan).
4. Orientasi Konsumen
Orientasi ini bertumpu pada empat pilar utama: pasar sasaran, kebutuhan
pelanggan, pemasaran terintegrasi (intregated marketing) dan profitabilitas.
keberhasilan pemasaran sangat ditentukan pula oleh kemampuan perusahaan
farmasi dalam membedakan lima jenis kebutuhan :
a. Stated needs (contohnya konsumen membutuhkan obat generic berlogo
(OGB) yang harganya terjangkau).
b. Real needs (contohnya, konsumen membutuhkan OGB yang biaya
pengoperasionalnya murah.
c. Unstated needs (konsumen mengharapkan pelayanan informasi obat OGB
dari perusahaan farmasi).
d. Secret needs (contohnya, konsumen ingin dipandang teman-temannya
sebagai konsumen yang cerdas dalam memilih produk).
e. Delight needs (misalnya konsumen berharap bahwa perusahaan farmasi
memberikan diskon terhadap pembelian OGB dalam jumlah banyak).
11. Commercial Scale Production
1. Orientasi Social Marketing
Dalam industri dan bisnis farmasi, pemasaran farmasi harus dilandasi
ketergantungan antara empat Dimensi pokok antara lain: internal
marketing, integrate marketing, relation ship marketing, dan
performance marketing
2. Produk yang tepat
Industri farmasi tergolong industri yang sangat memperhatikan
banyak faktor regulasi (highly regulated) terutama dalam hal
keamanan, efikasi dan kualitas. Kesalahan dalam hitungan milligram
pada produk obat dapat menyebabkan tidak hanya penurunan jumlah
yang drastic, tetapi akibat fatal bagi keselamatan jiwa konsumen
3. Kuantitas yang tepat
Dalam hal kuantitas obat nmemiliki persyaratan yang biasa ketat.
Setiap obat mempunyai suatu dosis yang dapat dipatuhi oleh
konsumen/pasien, dokter, farmasis dan semua pihak lainnya
4. Tempat yang tepat
Berbeda dengan produk makanan/minuman dan lainnya, produk
farmasi misalnya obat ethical, obat narkotik dan psikotropik, hanya
boleh dijual disarana tertentu oleh profesi tertentu dengan cara
tertentu yang diatur sebagaimana undang-undang kefarmasian.
5. Harga yang baik
Harga suatu obat antara lain ukuran pasar (market size), kompetisi harga
(price competition), biaya riset dan pengembangan (R&D) dan keadaan
pasar. Obat dengan biaya biaya riset dan pengembangan (R&D) yang besar
tapi ukuran atau skala pasar kecil seperti obat untuk leukemia haraganya
tentu akan mahal
6. Waktu yang tepat
Obat harus memiliki ketersediaan yang tepat pada saat dibutuhkan.
Keterlambatan dalam penggunaan obat dapat berakibat serius yang
merugikan konsumen/pasien. Misalnya sebagai contoh injeksi epinefrin
harus selalu tersedia pada saat setiap saaat di emergency room (UGD)
rumah sakit, karena terjadinya keterlamabatan dalam memberikan akan
menyebabkan kejadian fatal bagi pasien. Pada Dimensi pemasaran,
ketepatan waktu juga mempunyai arti yang penting terutama dalam
peluncuran produk obat baru.
TERIMA KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
Flaticon,This
icons byCREDITS: andpresentation
infographicstemplate by Freepik.
& imageswas
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics
Please keep this &slide
images
for by Freepik.
attribution

Anda mungkin juga menyukai