OLEH:
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
berkatNya, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGAN GIZI BURUK.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, hal ini karena terbatasnya kemampuan saya, baik dalam
pengumpulan materi tentang ”ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN
DENGAN GIZI BURUK, maupun dari pengetahuan dan pengalaman.
Oleh kerena itu, segala kritik dan saran yang bersifat memangun, saya terima dengan
senang hati . Saya sangat berharap semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi
pengetahuan saya sendiri maupun para pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................... 1
Kata pengantar................................................................................................................... 2
Daftar isi............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 4
A. Latar Belakang....................................................................................................... 4
BAB V PENUTUP............................................................................................................. 40
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 40
B. Saran........................................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gizi buruk (malnutrisi) merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan,
khususnya di berbagai negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations
Children’s Fund (UNICEF) pada tanggal 12 September 2008, menyatakan malnutrisi
sebagai penyebab lebih dari 1/3 dari 9,2 juta kematian pada anak-anak di bawah usia
5 tahun di dunia. UNICEF juga memberitakan tentang terdapatnya kemunduran
signifikan dalam kematian anak secara global di tahun 2007, tetapi tetap terdapat
rentang yang sangat jauh antara negara-negara kaya dan miskin, khususnya di Afrika
dan Asia Tenggara (CWS, 2008). Malnutrisi dalam bentuk apapun meningkatkan
risiko terkena berbagai penyakit dan kematian. Malnutrisi energi-protein, misalnya,
merupakan sebuah peran utama dari semua kematian anak di bawah usia 5 tahun
setiap tahunnya di negara-negara berkembang (WHO, 2001). Bentuk bahaya dari
malnutrisi termasuk marasmus, kretinisme, kerusakan otak yang irreversible akibat
defisiensi iodin, kebutaan, peningkatan faktor risiko terhadap penyakit infeksi, dan
kematian akibat defisiensi vitamin A (WHO, 2004).
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 besaran masalah gizi pada balita di
Indonesia yaitu 19,6 % menderita gizi kuarang 5,7 % gizi buruk dan 37,2 % stunting.
Pelayanan gizi di puskesmas terdiri dari kegiatan di dalam maupun di luar gedung
puskesmas. Pelayanan dalam gedung umunya pelayana promotif, prefentif, kuratif
dan rehabilitative, sedangkan pelayanan di luar gedung umumnya pelayanan gizi pada
kelompok mayarakat dalam bentuk prefentif dan promotif. Berdasarkan data
Riskesdas 2015, pada penimbangan balita di posyandu, ditemukan sebanyak 26.518
balita gizi buruk secara nasional. Kasus gizi buruk yang dimaksud ditentukan
berdasarkan perhitungan berat badan menurut tinggi badan balita Zscor standar
deviasi (balita sangat kurus). Sedangkan menurut hasil Riskesdas 2013 prevalensi gizi
sangat kurus pada balita sebesar 5,3%. Jika diestimasikan terhadap jumlah sasaran
balita (S) yang terdaftar di posyandu yang melapor (21.436.940) maka perkiraan
jumlah balita gizi buruk (sangat kurus) sebanyak sekitar 1,1 juta jiwa. Pemantauan
Status Gizi Balita di laksanakan setiap tahun 2 kali yaitu pada bulan Februari dan
Agustus dengan tujuan untuk mengetahui gambaran prevalensi status gizi balita
dengan beberapa indikator . indikator yang biasa digunakan yaitu indikator berat
badan menurut umur (BB/U) dan indikator tinggi badan menurut umur (TB/U).
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KELUARGA
1. Defenisi keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal
dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu:
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan,
saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai
dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga
serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif
akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b) Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru
lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada
disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial
pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d) Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan
tempat tinggal.
e) Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi
menjadi :
a) Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi
orangtua).
b) Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara
lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan
tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6 minggu.
c) Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d) Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e) Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f) Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarganya.
g) Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua.
h) Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan
life review masa lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit
d) Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan
e) K Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
B. KONSEP GIZI BURUK
1. Pengertian
a) Berat badan kurang
Berat badan kurang adalah kondisi di mana berat badan kurang
Sampai 60 % dari berat badan normal ,biasanya di sebabkan karena
Kekurangan zat gizi.
b) Zat Gizi
Zat gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan
(Almatsier, 2009).
c) Gizi
Gizi (Nutrion) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, matabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa,
2012).
d) Status gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk,
kurang gizi, baik, dan lebih (Almatsier, 2009).
e) Kurang energi protein
Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu (Supariasa,
2012).
2. Etiologi
Kurang Energi Protein (KEP) disebabkan oleh kekurangan makanan sumber
energi secara umum dan kekurangan sumber protein (Almatsier, 2009).
Penyebab kurang gizi dapat bersifat primer, yaitu apabila kebutuhan individu
yang sehat akan protein, energi, atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan
yang adekuat, atau sekunder, akibat adanya penyakit yang dapat menyebabkan
asupan kurang optimal, gangguan penyerapan, dan peningkatan kebutuhan
karena terjadi kehilangan zat gizi atau keadaan stres (Alpers, 2006).
3. Patofisiologi
Asupan makanan yang kadar proteinnya kurang dari kebutuhan tubuh,
mengakibatkan kekurangan asam amino esensial yang diperlukan dalam
pertumbuhan dan perbaikan sel. Apabila kebutuhan zat gizi akan protein tidak
tercapai maka tubuh akan menggunakan cadangan makanan yang ada, dimulai
dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak serta
protein dengan melalui proses katabolik. Jika kondisi ini terjadi dalam waktu
lama, cadangan itu akan habis dan akan menyebabkan kelainan pada jaringan,
dan proses selanjutnya dalam tubuh akan menunjukkan manifestasi Kurang
Energi Protein (KEP) berat yang biasa disebut kwashiorkor (kekurangan
protein) ataupun marasmus (kekurangan energi).
4. Manifestasi Klinis
a) Marasmus
Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
Wajah seperti orang tua
Cengeng dan rewel
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan
sampai tidak ada
Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air,
serta penyakitkronik
Tekanan darah, detak jantung, dan pernapasan berkurang.
b) Kwasiorkor
Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki
Wajah membulat dan sembab
Otot-otot mengecil (atropi), lebih nyata apabila diperiksa pada
posisi berdiri atau duduk, anak berbaring terus-menerus
Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis
Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
Pembesaran hati
Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret
Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah
menjadi hitam terkelupas
Pandangan mata anak tampak sayu.
5. Penatalaksanaan
Menurut Wong (2009), penanganan gizi kurang adalah:
a) Pemberian diet dengan protein.
b) Karbohidrat, vitamin dan mineral kualitas tinggi.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GIZI BURUK
A. PENGKAJIAN
Menurut Effendy (2007), pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang
digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan
menangani norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan
sistem integrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. Pengumpulan
data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan
fisik.
Pengkajian keluarga terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Penjajakan I: mengkaji data-data dasar
a) Struktur dan sifat masalah keluarga
b) Faktor sosial, ekonomi, dan keluarga
c) Faktor lingkungan
d) Riwayat kesehatan
2. Penjajakan II adalah mengumpulkan data dan analisa data untuk
mengidentifikasi kesanggupan keluarga melaksanakan tugas-tugas kesehatan
meliputi persepsi atau tanggapan keluarga terhadap masalah kesehatan.
Pengkajian tahap II pada Keluarga adalah mengeksplorasi bagaimana persepsi
dan tanggapan keluarga terhadap masalah dengan gizi kurang antara lain :
a) Mengidentifikasi kemampuan keluarga untuk mengenal masalah gizi
kurang
b) Mengidentiikasi aplikasi keluarga dengan mengambil keputusan yang
tepat dalam penanganan gizi kurang.
c) Mengidentifikasi bnerbagai data yang menunjukkan apakan keluarga
dapat merawat gizi kurang.
d) Apakah keluarga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
klien gizi kurang.
e) Mengidentifikasi ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk klien gizi kurang.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Komponen rumus diagnose keperawatan meliputi:
1) Masalah atau problem
2) Penyebab atau etiologi adalah kumpulan data subyektif dan obyektif
Dalam penyusunan masalah kesehatan perawatan keluarga menurut Ester, dkk
(2012) mengacu pada tipologi diagnose keperawatan keluarga, yaitu:
1) Potensial atau wellness
2) Risiko (ancaman)
3) Aktual (nyata)
C. PERENCANAAN
Perencanaan adalah sekelompok tindakan yang ditentukan untuk dilaporakan
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yan gtelah diidentifikasi
(Effendy, 2007)
Perencanaan terdiri dari:
1) Prioritas masalah
Dengan memperhatikanbeberapa kriteria berikut:
a) Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)
b) Kemungkinan masalah dapat diubah (mudah, sebagian, sulit)
c) Potensi dapat dicegah (tinggi, cukup, rendah)
d) Menonjolnya masalah.
Adapun cara menghitung skoring prioritas masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
skor
X bobot
Angka tertinggi
2) Tujuan
Tujuan asuhan keperawatan pada tingkat keluarga adalah meinigkatkan
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya yang meliputi
pelaksanaan tugas kesehatan keluarga. Tujuan terdiri dari tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada
bagaimana mengatasi problem keperawatan. Sedangkan tujuan jangka pendek
mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima
tugas kesehatan keluarga sebagai berikut:
a) Mengenal masalah kesehatannya
b) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
c) Merawat atau menolong anggota keluarga yang sakit
d) Memelihara lingkungan rumah yang biasa mempengaruhi kesehatan
dan pengembangan pribadi
e) Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat guna pemeliharaan
kesehatan
3) Rencana tindakan
Rencana tindakan merupakan suatu rencana tindakan keperawatan
berdasarkan masalah keperawatan untuk menyelesaikan masalah keperawatan.
Rencana ini disesuaikan berdasarkan prioritas masalah keperawatan.
Adapun bentuk tindakan yang dilakukan dalam intervensi:
a) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai
masalah
b) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui
c) Memberikan penyuluhan atau penjelasan dengan keluarga
d) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal yang positif
e) Memberikan pujian pada keluarga atau usahanya
D. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan/implementasi merupakan realisasi dari rencana perawtan kesehatan
keluarga.
Perawat melaksanakan tindakan-tindakan keperawtan yang telah direncanakan
disesuaikan dengan keadaan keluarga.
E. EVALUASI
Merupakan pengukuran keberhasilan dalam pelaksanaan dari tindakan
keperawatan yang direncanakan. Evaluasi biasa berupa evaluasi proses maupun
evaluasi hasil. Dimana evaluasi mengungkapkan tiga masalah atau kemungkinan,
yaitu:
a) Masalah dapat diselesaikan
b) Sebagian saja masalah yang dapat terpecahkan
c) Muncul masalah baru
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GIZI BURUK
A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
1) Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. F
2) Usia : 25 tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : Karyawan Pabrik
5) Alamat : RT.10/RW.01 Kelurahan Karangroto
b. Tabel Komposisi Keluarga
Pend Status imunisasi ket
NO Nama Jk Hub Umur BCGpolio DPThepatitiscampa
k
1 Tn.F L KK 25 thn SMA
2 Ny.J P Istri 24 thn SMA
3 An.S L Anak 2,5 thn
c. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki = Perempuan
d. Tipe Keluarga
Jenis type keluarganya adalah the nuclear family: keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak (kandung ataupun anak angkat)
e. Suku dan Bangsa
Asal suku bangsa : Jawa, An.M minum ASI ekslusif selama 4 bulan dan pada umur
4 bulan itu neneknya memberi An.M makan bubur dari umur 4 tahun emberian
ASI nya tidak ASI ekslusif lagi tapi terkadang dicampur dengan susu formula,
An.M setiap hari senin sampai jumat di asuh oleh neneknya, karena kedua orang
tuanya bekerja berangkat jam 6 pagi pulang sampai jam 5 sore. Pada umur 10
bulan An.M pernah dibawa ke dokter dan puskesmas. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa jawa.
f. Agama dan Kepercayaan
Anggota keluarga Tn.F menganut agama islam, namun keluarga Tn.F jarang solat
dimasjid hanya solat dirumah, keluarga Tn.F jarang ikut pengajian rutin warga-
warga, dikarenakan tuntuan pekerjaan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Yang memenuhi kebutuhan keluarga adalah suaminya tetapi istrinya juga ikut
bekerja, pendapatan keluarga hanya 1.350.000,- /bulannya. Pendapatan dengan
pengeluarkan hampir imbang namun masih bisa menabung untuk kebutuhan
mendadak walaupun tidak banyak. Jika ada anggota keluarga yang sakit mereka
membawanya ke puskesmas karena biayanya yang masih terjangkau. Pernah juga
anaknya dibawa ke dokter anak biayanya pun dari milik sendiri.
h. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Jika ada waktu liburan hanya digunakan untuk berkumpul bersama keluarga dan
nonton tv, terkadang si anak juga ingin jalan-jalan naik odong-odong. Keluarga
tidak mengetahui bahwa rekreasi sangat penting untuk tumbuh kembang anaknya.
II. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Saat Ini
Keluarga Tn.F baru mempunyai satu anak laki-laki yang berusia 2,5 tahun. Dalam
tahap tumbuh kembangnnya An.M mengalami masalah dalam usianya yang sudah
mencapai 2,5 tahun An.M belum bisa berjalan, dalam pengucapan kata-katanya
juga belum jelas hanya bisa mengucap kata mama dan bapak. An.M hanya baru
bisa merangkak dan berdiri sembari berpegangan dengan orang tua / yang
mengasuhnya. Keluarga Tn.F termasuk dalam tipe keluarga produktif tahap
perkembangan anaknya adalah usia balita.
b. Tahap Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah masalah tumbuh kembang
anaknya, keluarga Tn.F khawatir dalam usia yang sudah dua tahun lebih anaknya
belum bisa berjalan. Dulu pada waktu umur 1 tahun lebih anaknya pernah dibawa
ke dinas kesehatan semarang dan rumah gizi dan mendapatkan terapi pijat namun
stelah mengikuti program tersebut anaknya belum bisa berjalan juga dan akhirnya
tidak membawanya lagi. Kemampuan berbicaranya juga masih belum berkembang
banyak. Tn.F mengatakan pernah membawa anaknya ke dokter spesialis anak, dari
keterangan dokter anaknya menderita resiko kekurangan gizi.
c. Riwayat Kesehatan Inti
Riwayat Kesehatan Kepala Keluarga: sebelumnya Tn.F tidak pernah menderita
penyakit berat hanya batuk pilek dan demam saja. Tn.F juga mengerti jika dirinya
sakit dia tidak bisa bekerja maka dari itu dia juga menjaga kondisi kesehatannya.
Dia tidak pernah mendapat penyuluhan kesehatan dari dinas kesehatan atau
puskesmas, hanya dari dokter saja ketika dia dan anaknya sakit.
Riwayat Kesehatan Istri: Ny.J juga tidak menderita riwayat penyakit berat, hanya
batuk pilek dan demam saja. Dia juga mengerti bahwa menjaga kesehatan agar
tidak sakit itu penting karenanya dia selalu makan teratur.
Riwayat Kesehatan Anak: penyakit yang pernah diderita An.M adalah diare
demam batuk pilek dan pernah dibawa ke rumah gizi pada umur satu tahun.
Tumbuh kembang An.M tidak baik karena belum bisa berjalan berbicaranya pun
hanya bisa menyebut mamah dan papah namun An.M suka dengan permainan
puzzel dia belum bisa menulis atau menggambar. Pada usia 4 bulan An.M diberi
makan bubur tim oleh neneknya dan sampai saat ini An.M masih diberikan susu
formula.
III. Lingkungan
a. Denah Rumah
JALAN
SELOKAN
RUANG TAMU
TETANGGA
KAMAR
TIDUR
KAMAR DAPUR
TIDUR
2. Ds : Kurang Pengetahuan
- Tn.F mengatakan tidak mengerti apa Informasi Kesehatan Pada
yang harus dilakukan ketika anaknya sakit, Keluarga Tn.F
yang dia lakukan adalah langsung
membawa ke puskesmas.
- Keluarga Tn.F mengatakan tidak tahu
penyakit yang diderita anaknya.
- Keluarga Tn.F mengatakan tidak tahu
cara menstimulus tumbuh kembang anak.
- Ny.F mengatakan Perkembangan
An.M lebih lambat daripada anak seusianya.
Do :
- Saat diwawancara tentang gizi
keluarga Tn.F tidak bisa menjawab.
- Keluarga Tn.F juga tidak mengetahui
apa yang harus dilakukan ketika mengetahui
anaknya belum bisa berjalan, dia hanya
melatih anaknya dengan cara di titah.
- An.M mengalami keterlambatan
tumbuh kembang dalam sector berjalan dan
berbicara
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keterlambatan Pertumbuhan Dan Perkembangan pada Keluarga Tn.F
khususnya pada An.M
2. Kurang Pengetahuan Informasi Kesehatan Pada Keluarga Tn.F
C. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Krit Standart
Keperawatan Keperawatan
eri
a
1. Keterlambatan Setelah dilakukan - Setelah dilakukan 6x Keluarga Tn.F 1. Ajarkan cara
Pertumbuhan Dan tindakan keperawatan pertemuan diharapkan mampu menstimulasi tingkat
Perkembangan selama 2 minggu, keluarga Tn.F : mengetahi cara- perkembangan sesuai
pada Keluarga pertumbuhan dan 1. Tahu dan mampu cara dengan usia klien.
Tn.F khususnya perkembangan pada menstimulasi tumbung Psiko menstimulasi 2. Ajarkan kepada orang
pada An.M. keluarga Tn.F kembang anak mot tumbuh tua tentang standar
khususnya An.M khusunya dalam hal or kembang anak pertumbuhan fisik
membaik sesuai berjalan khusunya dalam dan tugas-tugas
dengan tingkat usia hal cara berjalan perkembangan sesuai
2. Tahu tentang standar dan berbicara usia anak.
pertumbuhan fisik 3. Berikan makanan
menurut usianya sedikit tapi sering
dengan menu
makanan yang
Keluarga Tn.F menarik anak.
Kogni tahu tentang 4. Berbicara sambil
tif informasi dan bermain dengan alat
3. Keluarga bisa standar untuk mempercepat
berkreasi dalam pertumbuhan persepsi anak tentang
pemberian menu dan suatu hal
makanan yang perkembangan 5. Lakukan scrining
menarik pada anaknya anak usia 1-5 lanjutan dengan
tahun memperkenalkan test
4. Keluarga bisa Denver II
menstimulasi 6. Anjurkan keluarga
komunikasi An.M Keluarga Tn.F untuk selalu datang
Psiko bisa membuat pada pos pelayanan
mot menu makanan kesehatan balita
or yang menarik secara rutin
untuk anaknya. 7. Lakukan komunikasi
secara komprehensif
baik verbal maupun
non verbal
Keluarga Tn.F
tahu cara
menstimulasi
Psiko agar anak bisa
mot berbicara lebih
or banyak kata.
2. Kurang Setelah dilakukan Setelah dilakukan 6x Keluarga Tn.F 1. Kaji pengetahuan
Pengetahuan tindakan keperawatan pertemuan mengetahui klien dan diskusi
Informasi selama 2 minggu diharapkan keluarga tentang nutrisi bersama tentang
Kesehatan Pada pengetahuan tentang Tn.F : yang baik,cara masalah kesehatan
Keluarga Tn.F informasi kesehatan 1. Mengetahui Kogni meningkatkan yang sedang
pada keluarga Tn.F informasi tentang tif gizi, akibat dialaminya.
bertambah atau gizi dan nutrsisi kurang gizi. 2. Berikan penkes
meningkat pada balita tentang nutrisi dan
gizi yang baik untuk
balita
Keluarga Tn.F 3. Jelaskan kepada
2. Mengetahui mengerti keluarga tahapan
informasi tubuh standar tumbuh tumbuh kembang
kembang yang Kogni kembang yang pada An.M
normal pada anak tif normal, seharusnya dicapai
penyebab oleh An.M
tumbuh 4. Ajarkan keluarga
kembang tidak tentang cara
normal, cara menstimulasi tumbuh
penanganan dan kembang anak
mengerti cara (motoric dan
menstimulasi kemampuan
anak agar cepat berbicara)
3. Mengetahui tentang berjalan.
apa yang terjadi
pada anaknya Keluarga Tn.F
mengetahui
penyebab
Kogni anaknya telat
tif dalam hal
4. Keluarga tumbangnya
mengetahui cara
menstimulasi Keluarga Tn.F
kemampuan tahu cara
berbicara dan menstimulasi
kemampuan kemampuan
motoriknya motoric dan
kemampuan
Kogni berbicaranya
tif
D. IMPLEMENTASI
O:
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan
penjelasan yang diberikan pereawat
O:
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan
dan mau melakukan terapi tersebut pada
anaknya
O:
- Keluarga Tn.F terlihat mau mempelajari
lembar Denver
O:
- Keluarga Tn.F aktif bertanya seputar
masalah kesehatan yang berkaitan dengan
anaknya
O:
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan
penjelasan dri perawat
O:
- Keluarga Tn.F terlihat mau mempelajari lembar
Denver
O:
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan
penjelasan dri perawat
A : Masalah Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gizi buruk (malnutrisi) merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan,
khususnya di berbagai negara berkembang termasauk Indonesia. Kasus gizi buruk ini
banyak terjadi pada keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, karena berbagai
alasan dan kondisi sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi. Oleh karena itu
perawat harus mampu mengakaji secara holistik dan melibatkan keluarga secara aktif.
B. SARAN
1. Keluarga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan pendidikan kesehatan yang telah
diberikan secara teratur.
2. Puskesmas
Diharapkan pihak puskesmas dapat menindaklanjuti asuhan
keperawatan yang diberikan dan diintegrasikan dengan program kunjungan
rumah (home care) atau Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas).
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Alpers, Ann. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Jakarta: EGC.
Behrman, Richard E. 2010. Esensi Pediatri Nelson. Jakarta: EGC.
Berman, Audrey. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb. Jakarta: EGC.
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta: EGC.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2011. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Rajawali Pers.
Direktorat Bina Gizi. 2013. Rencana Kerja Bina Gizi Masyarakat Tahun 2013. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Effendi, F & Makhfudli (2007). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam
Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC.
Sjarif, Damayanti Rusli. 2011. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI.
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Buku
Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta: EGC.