Kelas : A
NIM :856744402
1. Sebutkan dan jelaskan beberapa contoh masalah terkait dengan ptk di dalam
kelasmu?
Jawab :
f. Sulitnya siswa mengenal dan memahami peta buta dalam pelajaran IPS.
2. RENCANA PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
RPP
: III ( Tiga) / II
Waktu : 1 X 35 Menit
Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat – sifat bangun datar
Sederhana Kompetensi Dasar
Sifatnya
I. TUJUAN
A. Tujuan pembelajaran
A. Materi Pembelajaran
B. Media
C. Sumber Bahan
D. Metode Pembelajaran
•Ceramah
•Tanya Jawab
•Diskusi kelompok
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
c. Konfirmasi
3. Kegiatan Akhir
b) Menutup pembelajaraan.
IV. EVALUASI
A. Prosedur
B. Bentuk Tes
1. Tes lisan
2. Tes perbuataan
3. Tes tertulis
C. Jenis tes
- Isian
BAB I
PENDAHULU
AN
Latar Belakang
Tabel 1.1
KumulasiNilaiKelancaranMembacaSiswakelasISD..
Melihat hasil membaca siswa yang kurang baik tersebut, peneliti mencoba
mencari tau penyebabnya. Salah satunya dengan menyebarkan angket kepada
siswa yang berisi pertanyaan tentang pembelajaran mereka di kelas. Tujuannya
untuk mengetahui cara pembelajaran yang di lakukan oleh guru. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2
Datakumulasihasilangketsiswa
Jumlah Siswa
No Pernyataan
Ya Tidak
1 Guru selalu bersikap ramah kepada siswa 20 10
Identifikasi Masalah
Apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah?
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
Bagi Siswa
Bagi Guru
Bagi Sekolah
Kajian Teori
Hakikat Membaca
Pola Bermain
Fungsi Media
efektif.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran lebih menarik siswa.
Penggunaan media menyebabkan hasil pembelajaran yang dicapai lebih tahan lama
diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.
1) Bagan
Bagan adalah gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis dan gambar. Bagan
bertujuan untuk memperlihatkan hubungan perkembangan, perbandingan, dan lain-
lain.
2) Grafik
3) Gambar/Foto
Sejumlah gambar, foto, lukisan baik dari majalah, buku, koran atau sumber lain
yang digunakan sebagai media.
4) Peta/Globe
Peta atau globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi serta tempat untuk
menemutunjukkan letak negara-negara di dunia.
5) Diagram
Kartu Huruf
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia ; 234 dikatakan bahwa kartu huruf
adalah kertas yang tidak seberapa besar bertuliskan huruf, jika disusun dapat
membentuk kata yang bermakna yang dapat membantu mengeja dalam
membaca. Sedangkan Cucu Zakariyya (2010) mengatakan bahwa kartu huruf
adalah abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media ( kertas,
karton, triplek ). Potongan-potongan itu dapat dipindah-pindah sesuai keinginan.
Agar dapat siswa melihat bentuk huruf dan melafalkannya dengan benar.
1. Siswa dapat merangkai huruf menjadi suku kata dan melafalkannya dengan
benar.
2. Siswa dapat merangkai suku kata menjadi kata dan melafalkannya dengan
benar.
3. Siswa dapat merangkai kata menjadi kalimat dan melafalkannya dengan benar.
5.Siswa dapat mermbaca kalimatyang di bentuk dengan kartu huruf dengan ekspresi
yang benar.
Keaktifan
tanggung
A. Penggunaan Bahasa
B. Penggunaan Metode
Penerapan metode yang dipilih dalam pembelajaran haruslah bertumpu pada 2 hal
yaitu : optimalisasi interaksi antar semua unsur dengan proses belajar serta
optimalisasi keterl ibatan sel uruh indera siswa (Depdi kbud: 1997). Metode
mengajar adalah cara yang digunakan pengajar untuk menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa. Pemilihan metode mengajar ditentukan oleh tujuan
pembelajaran, materi pelajaran, sarana yang tersedia yang dapat digunakan siswa.
Kerangka Pikir
• Pengenalan huruf dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat
membantu siswa meningkatkan kelancaran cara mengenali kartu huruf dan
pelafalan huruf.
• Pengenalan suku kata dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat
membantu siswa meningkatkan kelancaran membaca suku kata. Siswa dapat
merangkai suku kata dan melafalkannya dengan benar.
• Pengenalan kata dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat
membantu siswa meningkatkan kelancaran membaca kata. Siswa dapat merangkai
kata dan melafalkannya dengan benar.
• Pengenalan kalimat dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat
membantu siswa meningkatkan kelancaran membaca kalimat. Siswa dapat
merangkai kalimat dan melafalkannya dengan benar.
Dengan dapat melafalkan huruf, suku kata, dan kalimat dengan benar
menggunakan kartu huruf, maka siswa dapat lancar dalam membaca.
Hipotesis Tindakan
Penelitian dilaksanakan di SD. Jumlah siswa kelas II adalah 30 orang. Sebagian besar
siswa merupakan anak dari keluarga sederhana. Berasal dari lingkungan pedesaan yang
kurang peduli terhadap pendidikan anak. SD juga berada di pedesaan yang ketersediaan
fasilitas pembelajaran masih kurang memadai. Begitu juga motivasi belajar siswa juga
rendah sehingga proses pebelajaran kurang efektif. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari-Maret 2013. Disamping siswa kelas II, peneliti juga dibantu guru kelas III sebagai
observer.
Variabel Penelitian
Penelitian ini memuat dua variabel yang menjadi objek penelitian yaitu :
Penggunaan alat perga kartu huruf sebagai variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel
lain. Kelancaran membaca sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Rencana Tindakan
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif yang melibatkan guru
kelas III SD Proses penelitian berbentuk siklus yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap 1
siklus terdiri dari 3 kali pertemuan, setiap pertemuan masing-masing (2x30 menit). Tahapan dari tiap
siklus dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Siklus I
Perencanaan (Planning)
-Peneliti mengidentifikasi data dan informasi dari berbagai sumber melalui observasi awal.
Tindakan (Action)
- Inti dari tindakan siklus I ini adalah siswa belajar membaca dengan menggunakan kartu huruf.
Guru sebagai pemandu dalam kegiatan ini dan berusaha menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
Pertemuan I : Pembelajaran menggunakan kartu huruf secara klasikal untuk mengenal huruf
dan cara pelafalannya.
Pertemuan II : Pembelajaran menggunakan kartu huruf dengan cara siswa disuruh maju
ke depan kelas merangkai kartu huruf untuk membuat sebuah suku kata.
Pertemuan III : Siswa diberi tugas merangkai suku kata untuk membuat sebuah kata
menggunakan kartu huruf yang sudah disediakan.
Pengamatan (Observasi)
Dalam kegiatan penelitian ini, pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti diamati oleh
observer yaitu guru kelas III. Pengamatan meliputi kegiatan sebelum pembelajaran, selama
pembelajaran dan sesudah ti ndakan pembelajaran menggunakan lembar observasi.
Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap pertemuan setelah kegiatan inti dalam proses
pembelajaran berupa tes formatif. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan atau
kelancaran membaca siswa. Juga sebagai bahan pertimbangan untuk proses pembelajaran
selanjutnya.
Refleksi (Reflektion)
Refleksi dilakukan untuk memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan
hasil yang telah dilakukan. Menganalisis terhadap temuantemuan yang berupa hambatan,
kekurangan dan kelemahan yang dijumpai pada siklus I sebagai bahan pertimbangan untuk
menyusun kegiatan pada siklus 2.
b. Siklus 2
Perencanaan (Planning)
- Mengidentifikasi data dan informasi dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh
observer pada siklus 1.
- Menyiapkan alat peraga kartu huruf yang berbeda dengan yang di gunakan pada siklus 1.
Pelaksanaan (Action)
- Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan pola
- Inti dalam tindakan pada siklus 2 ini adalah siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan
alat peraga kartu huruf yang berbeda dengan yang digunakan pada pembelajaran siklus 1.
Pertemuan I : Siswa dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing disuruh merangkai
Pertemuan II : Siswa secara kelompok kecil disuruh membaca kalimat- kalimat yang ada di
papan tulis.
Pertemuan III : Secara individu siswa disuruh membaca contoh kalimat di papan tulis.
Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan oleh observer yaitu guru kelas III dengan mengamati kegiatan
pembelajaran baik sebelum, saat maupun setelah tindakan pada siklus 2 dengan
menggunakan lembar observasi.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah kegiatan inti pada setiap kali pertemuan berupa tes formatif.
Tujuannya untuk mengetahui kelancaran siswa dalam membaca.
Refleksi
Refleksi dilakukan untuk memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan
hasil yang telah dilakukan. Menganalisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan,
kekurangan dan kelemahan yang dijumpai pada siklus 2 sebagai bahan pertimbangan untuk
pengolahan dan analisis data.
a. Data
Data yang digunakan peneliti diperoleh dari hasil observasi dan nilai tes formatif pada siklus 1
dan siklus 2 yang dilakukan terhadap siswa kelas II semester 2 SD.
Observasi
Pedoman observasi yang dilakukan peneliti untuk mengamati seluruh kegiatan yang
berlangsung baik kinerja guru maupun aktifitas siswa, mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan dari observasi ini adalah untuk memperoleh data
perilaku siswa sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku siswa dalam memperbaiki
pembelajaran.
Tes
Tes yang dilakukan peneliti berupa tes formatif tertulis. Tes tertulis bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kekancaran membaca siswa yang berupa soal-soal yang harus
dijawab. Tes ini juga digunakan untuk mengukur tingkat krtuntasan belajar siswa pada
pelajaran Bahasa Indonesia.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara penelaahan dan
pencatatan atau merekam peristiwa dan objek serta aktivitas pemberian jasa yang dianggap
berjasa dan penting.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang ingin dicapai adalah peningkatan kelancaran membaca siswa yang
ditunjukkan dengan 80 % siswa mendapatkan nilai kelancaran membaca >6,5.
Analisis Data
Data dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif
kuantitatif dengan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran tersebut adalah skor tes sebelum tindakan dan
setelah tindakan baik pada siklus 1 maupun siklus 2. Hasilnya akan dibandingkan dengan
indikator kinerja keberhasilan penelitian.
5. Sebagai pelaksana PTK, guru mempunyai peran dan tugas yang lebih besar dibandingkan guru
yang mengajar tanpa melaksanakan PTK. Pada tahap perencanaan guru pelaksana PTK harus
membuat persiapan yang lebih rinci, menetapkan tujuan perbaikan, mencantumkan pertanyaan
yang akan diajukan, mendeskripsikan dengan cermat setiap langkah kegiatan, serta melakukan
kesepakatan dengan teman sejawat yang akan membantu mengamatinya.
Pada tahap pelaksanaan, di samping mengajar seperti biasa, guru pelaksana PTK juga harus
mengumpulkan data yang terkait dengan tindakan perbaikan yang sedang dilaksanakan.