Anda di halaman 1dari 23

Nama : Elin Sartika

Kelas : A

NIM :856744402

1. Sebutkan dan jelaskan beberapa contoh masalah terkait dengan ptk di dalam
kelasmu?

2. Buatlah bentuk rencana perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika


dikelasmu

3. Buatlah bentuk proposal ptk sesuai dengan sistematika usulan ptk

4. Sebutkan dan jelaskan komponen pada rencana pembelajaran

5. Jelaskan perbedaan peran guru sebagai pengajar dan pelaksana ptk

Jawab :

1. a. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi.

b. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar.

c. Siswa kurang mampu mengerjakan latihan.

d.Rendahnya kemampuan dan keberanian siswa yang mengajukan


pertanyaan dan

mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran.

e. Rendahnya kemampuan siswa mengerjakan soal-soal cerita pada


pelajaran matematika.

f. Sulitnya siswa mengenal dan memahami peta buta dalam pelajaran IPS.

g. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengarang.

2. RENCANA PERBAIKAN

PEMBELAJARAN

RPP

Mata Pelajaran / Topik :

MATEMATIKA Kelas / Semester

: III ( Tiga) / II

Waktu : 1 X 35 Menit
Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat – sifat bangun datar
Sederhana Kompetensi Dasar

: 4.1 Mengidentifikasi berbagai bangun datar


sederhana

menurut sifat dan unsurnya


Indikator : 4.1.1 Menemukan sifat – sifat bangun datar
persegi

Menggambar persegi sesuai dengan sifat-


sifatnya

Menemukan sifat-sifat bangun datar


persegi Panjang.

Menggambar persegi panjang sesuai


dengan sifat-

Sifatnya
I. TUJUAN

A. Tujuan pembelajaran

1. Siswa dapat menemukan sifat-sifat bangun datar persegi

2. Siswa dapat menggambar persegi sesuai dengan sifat-sifatnya

3. Siswa dapat menemukan sifat-sifat bangun datar persegi panjang

4. Siswa dapat menggambar persegi panjang sesuai dengan sifat-sifatnya

B.Tujuan Perbaikan Pembelajaran

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan sifat-sifat bangun


datar

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar bangun datar

II. MATERI,MEDIA,SUMBER BAHAN,METODE PEMBELAJARAN.

A. Materi Pembelajaran

• Bangun datar sederhana

B. Media

•Gambar bangun datar


•Contoh benda-benda berbentuk bangun datar

C. Sumber Bahan

•Bercahaya kelas III untuk SD semester 2

D. Metode Pembelajaran

•Ceramah

•Tanya Jawab

•Diskusi kelompok

III. LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Kegiatan Awal

a) Mengucapkan salam dan absensi

b) Apersepsi : Bertanya jawab tentang bentuk-bentuk benda yang di


siapkan oleh guru

c) Siswa dikondisikan untuk siap menerima pelajaraan

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

1. Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan indikator pembelajaran

2. Kemudian menempelkannya di papan tulis

3. Siswa diberi petunjuk dan diberi kesempatan untuk memperhatikan


gambar

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi,guru :

1. Guru menjelaskan gambar yang di tempel

2. Siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru tentang gambar.

3. Siswa diminta mengerjakan LKS yang telah di siapkan oleh guru

4. Beberapa siswa menyampaikan hasil jawabannya dan siswa lain


menanggapi

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru :

1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum di ketahui siswa

2. Guru bersama siswa bertanya jawab dan memberikan penyimpulan

3. Kegiatan Akhir

a) Siswa diminta untuk mengerjakan alat evluasi

b) Menutup pembelajaraan.

IV. EVALUASI

A. Prosedur

1. Tes Awal : ada dalam apersepsi

2. Tes dalam proses : ada dalam kegiatan

3. Tes Akhir : ada dalam ulangan harian

B. Bentuk Tes

1. Tes lisan

2. Tes perbuataan

3. Tes tertulis

C. Jenis tes

- Isian

D. Alat tes : Terlampir


4.

BAB I
PENDAHULU
AN

Latar Belakang

Kondisi yang dihadapi penulis di SD dalam pembelajaran Bahasa


Indonesia kelas II, menggambarkan bahwa kemampuan membaca siswa masih
rendah. Dari 30 siswa, hanya 12 siswa yang mendapatkan nilai > 6,5
sedangkan 18 siswa mendapat nilai < 6,5 dalam tes membaca.

Tabel 1.1

KumulasiNilaiKelancaranMembacaSiswakelasISD..

No Kriteria Nilai Jumlah Siswa Prosentase


1 Tuntas > 6,5 12 41,18%
2 Belum Tuntas < 6,5 18 58,82%
Jumlah 30 100%

Melihat hasil membaca siswa yang kurang baik tersebut, peneliti mencoba
mencari tau penyebabnya. Salah satunya dengan menyebarkan angket kepada
siswa yang berisi pertanyaan tentang pembelajaran mereka di kelas. Tujuannya
untuk mengetahui cara pembelajaran yang di lakukan oleh guru. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2
Datakumulasihasilangketsiswa

Jumlah Siswa
No Pernyataan
Ya Tidak
1 Guru selalu bersikap ramah kepada siswa 20 10

2 Guru selalu menggunakan alat peraga 6 24


bervariasi
3 Guru selalu memberikan contoh dalam 18 12
membaca
4 Guru menyampaikan materi dengan menarik 4 26
5 Guru menyampaikan materi dengan jelas 6 24
Guru memberikan perhatian yang sama
6 15 2
terhadap semua siswa
Guru memberikesempatan kepada
7 28 2
siswauntuk

8 Metode mengajar yang digunakan guru 10 20


bervariasi

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia ; 234, dikatatakan bahwa kartu


huruf adalah kertas yang tidak seberapa besar bertuliskan huruf, jika disusun
dapat membentuk kata yang bermakna yang dapat membantu mengeja dalam
membaca.

Berdasarkan fakta dan pendapat ahli diatas, maka peneliti mencoba


mengubah pelaksanaan pembelajaran terutama penggunaan alat peraga. Salah
satunya yaitu dengan memperkenalkan kepada siswa berbagai macam alat
permainan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Alat permainan yang digunakan
peneliti adalah kartu huruf. Dengan penerapan metode permainan kartu huruf
ini, diharapkan akan bisa membantu meningkatkan minat siswa terhadap mata
pelajaran Bahasa Indonesia sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.
Hal-hal tersebut di atas yang menjadikan alasan mengapa penulis mencoba
menerapkan penggunaan media permainan kartu huruf untuk meningkatkan
kelancaran membaca siswa kelas II semester 2 SD.
Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti megambil judul “ Upaya


Meningkatkan Kelancaran Membaca dan Keaktifan Siswa Dengan Alat Peraga
Kartu Huruf Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas II Semester 2 SD.

Berdasarkan judul tersebut penel iti dapat mengidentifikasikan permasalahan


sebagai berikut

Prestasi membaca siswa rendah atau dibawah KKM sekolah.

Guru kurang memaksimalkan alat peraga dalam pembelajaran.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan dalam penelitian di atas,

maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut: Bagaimana

perhatian siswa saat pembelajaran?

Apakah kelancaran membaca siswa masih rendah?

Apakah guru sudah menggunakan alat peraga yang menarik?

Apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah?

Pembatasan Masalah

Pembatasan masalahdiperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien dan terarah.


Adapun hal-hal yang membatasi masalah dalam penelitian ini adalah:

Peneliti hanya meneliti siswa kelas II SD.Metode yang digunakan dalam


pembelajaran adalah bermain dengan kartu huruf.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka rumusan


masalah penelitian ini adalah;
“Apakah penggunaan alat peraga kartu huruf dapat meningkatkan kelancaran
membaca dan keaktifan siswa kelas SD”.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah


untuk mengetahui peningkatan kelancaran membaca dan keaktifan siswa
menggunakan alat peraga kartu huruf siswa kelas SD.

Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan teori tentang cara


meningkatkan kelancaran membaca siswa dengan menggunakan alat
peraga kartu huruf bagi siswa kelas II semester 2 SD.

2) Manfaat Praktis

Bagi Siswa

Dapat membantu siswa meningkatkan kelancaran membaca melalui


penggunaan alat peraga kartu huruf.

Bagi Guru

Dapat meningkatkan potensi terutama kreatifitas guru dalam menggunakan


alat peraga yang menyenangkan dengan menggunakan beberapa pola
permainan yang terarah yang dapat meningkatkan kekancaran membaca
siswa.

Bagi Sekolah

Dapat digunakan sebagai acuan yang dapat memotivasi teman sejawat


untuk mengembangkan wawasan profesional.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA

Kajian Teori

Hakikat Membaca

Menurut Vacca (1991 : 172) membaca adalah proses aktif dari


pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan
membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk
memperoleh makna. Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam
kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh
informasi tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan
bahasa seseorang. Menurut Hairis dan Sipay (1980 : 8) hakikat membaca
adalah sebagai suatu kegiatan yang memberikan respon makna secara tapat
terhadap lambang verbal yang tercetak atau tertulis. Pemahaman atau
makna dalam membaca lahir dari interaksi antara persepsi terhadap simbol
grafis dan ketrampilan bahasa serta pengetahuan pembaca. Dalam interaksi
ini, pembaca berusaha menciptakan kembali makna yang ingin
disampaikan oleh penulis dan tulisannya. Dalam proses membaca itu
pembaca mencoba mengkreasikan apa yang dimaksud oleh penulis.
Gibbson (1993 : 70-71) mendefinisikan membaca sebagai proses
memperoleh makna dari cetakan. Kegiatan membaca bukan sekedar
aktifitas yang bersifat reseptif saja melainkan menghendaki pembentuk
aktif berfikir. Untuk memperoleh makna dari teks, pembaca harus
menyertakan latar belakang “bidang” pengetahuannya, topik, dan
pemahaman terhadap sistem bahasa itu sendiri. Tanpa hal-hal tersebut
selembar teks tidak berarti apa-apa bagi pembaca. Sementara itu Wilson
dan Peters (dalam Cleary, 1993 : 284) mengatakan bahwa membaca
merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi dinamis
diantara pengetahuan pembaca yang telah ada, informasi yang telah
dinyatakan oleh bahasa tulis, dan konteks situasi pembaca.
Membaca Lancar.

Membaca lancar biasa disebut membaca yeknik. Dalam membaca


harus memperhatikan cara/teknik membaca yang meliputi: artikulasi,
intonasi, tanda baca, kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata
yang jauh (Arisandi).

Pola Bermain

Menurut Piaget dalam Elizabet B. Harlock (1995 :320) mengatakan


bahwa pola bermain adalah suatu model atau bentuk permainan yang
digunakan oleh guru untuk memberikan bimbingan belajar pada siswa.

Alat Peraga ( Media Pembelajaran )

Pemanfaatan alat peraga akan menghindari verbalisme. Menurut


Aristo Rahardi (2003) mengatakan bahwa alat peraga adalah alat (benda)
yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur
tertentu agar tampak lebih nyata / konkrit. Sementara itu WJS
Poerwodaminto (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1985 : 734)
menyatakan bahwa alat adalah sesuatu barang yang dipakai untuk
mencapai suatu yang dimaksud / syarat. Sedangkan peraga adalah alat
untuk memperlihatkan pelajaran.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk


menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi. Media pembelajaran memegang peranan
penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang
efektif.

Fungsi Media

Penggunaan media untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang

efektif.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran lebih menarik siswa.

Penggunaan media menyebabkan hasil pembelajaran yang dicapai lebih tahan lama
diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Jenis-jenis Media Pembelajaran

1) Bagan

Bagan adalah gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis dan gambar. Bagan
bertujuan untuk memperlihatkan hubungan perkembangan, perbandingan, dan lain-
lain.

2) Grafik

Grafik adalah penggambaran data berangka, bertitik, bergaris, atau bergambar


yang memperlihatkan hubungan timbal balik informasi secara statisti k.

3) Gambar/Foto

Sejumlah gambar, foto, lukisan baik dari majalah, buku, koran atau sumber lain
yang digunakan sebagai media.

4) Peta/Globe

Peta atau globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi serta tempat untuk
menemutunjukkan letak negara-negara di dunia.

5) Diagram

Diagram adalah suatu gambar yang menggunakan garis-garis simbol, diagram


atau skema. Isi diagram biasanya berupa petunjuk.

Kartu Huruf

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia ; 234 dikatakan bahwa kartu huruf
adalah kertas yang tidak seberapa besar bertuliskan huruf, jika disusun dapat
membentuk kata yang bermakna yang dapat membantu mengeja dalam
membaca. Sedangkan Cucu Zakariyya (2010) mengatakan bahwa kartu huruf
adalah abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media ( kertas,
karton, triplek ). Potongan-potongan itu dapat dipindah-pindah sesuai keinginan.

Dalam pembelajara Bahasa Indonesia, kartu huruf digunakan dengan tujuan:

Agar dapat siswa melihat bentuk huruf dan melafalkannya dengan benar.

1. Siswa dapat merangkai huruf menjadi suku kata dan melafalkannya dengan

benar.

2. Siswa dapat merangkai suku kata menjadi kata dan melafalkannya dengan

benar.

3. Siswa dapat merangkai kata menjadi kalimat dan melafalkannya dengan benar.

4.Siswa dapat mermbaca kalimatyang di bentuk dengan kartu huruf dengan

intonasi yang benar.

5.Siswa dapat mermbaca kalimatyang di bentuk dengan kartu huruf dengan ekspresi

yang benar.

Keaktifan

Keaktifan belajar siswa adalah kegiatan yang bersifat fisik/mental, yaitu


berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan
(Sardiman, 2001:98). Keaktifan yang di ukur dalam penelitian ini meliputi 4
kriteria dengan masing-masing indikator sebagai berikut:

No Indikator Tidak Aktif Kurang Aktif Sangat Aktif


Aktif
1 kemandirian Siswa Siswa Siswa Siswa

menconto mencontoh Mengerja mengerjakan


h
sebagian kan sendiri
pekerjaan
pekerjaan sendiri pekerjaannya
teman
teman Pekerjaa dan
membantu
nnya
2 keberanian Siswa tidak Siswa Siswa mau Siswa selalu
kadang
berani - maju ke ingin
mencoba
menjawab kadang mau depan kelas
dan selaku
pertanyaan maju kedepan
menjawab
guru kelas
3 inisiatif Tidak Punya inisiatif Punya Selalu
inisiatif
punya Jika mempunyai
walaupun
inisiatif inisiatif dalam
meniru teman
4 Tanggung Bersikap Kadang Punya rasa Selalu

jawab masa - tanggung bertanggungj


a
bodoh kadang jawab
wab
merasa

tanggung

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang efektif

Untuk mengatasi kelancaran membaca pada pembelajaran Bahasa I ndonesia,


penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

Penyampaian Materi Piaget (dalam Syamsudin A. dan Budiman H. 2008 : 16)


mengisyaratkan bahwa kemampuan berfikir anak dengan orang dewasa itu
berbeda. Implikasinya berarti bahwa urutan bahan pembelajaran dan metode
pembelajaran harus menjadi perhatian utama. Guru harus mampu menyampaikan
informasi dengan tepat sehingga informasi dapat dipahami oleh
siswa. Gaya penyajian yang digunakan guru dalam membahas materi pelajaran
berpengaruh terhadap prhatian siswa. Berkenaan dengan itu, materi pelajaran
hendaknya disampaikan dengan cara yang menarik sehingga rasa ingin tahu
siswa terhadap materi pelajaran meningkat (Slavin, 1991).

A. Penggunaan Bahasa

Menurut Howart Gardner (dalam Suciati dkk, 2005) menyatakan bahwa


Inteligensia Bahasa mencakup kemampuan berpikir dengan kata-kata seperti
kemampuan untuk memahami dan merangkai kata baik lisan maupun tertulis.

B. Penggunaan Metode

Penerapan metode yang dipilih dalam pembelajaran haruslah bertumpu pada 2 hal
yaitu : optimalisasi interaksi antar semua unsur dengan proses belajar serta
optimalisasi keterl ibatan sel uruh indera siswa (Depdi kbud: 1997). Metode
mengajar adalah cara yang digunakan pengajar untuk menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa. Pemilihan metode mengajar ditentukan oleh tujuan
pembelajaran, materi pelajaran, sarana yang tersedia yang dapat digunakan siswa.

c) Pemanfaatan Alat Peraga

Alat peraga digunakan oleh pengajar dalam proses pembelajaran bertujuan


untuk mengurangi verbalisme siswa. Penggunaan alat peraga secara bervariasi
dapat menimbulkan semangat belajar siswa menjadi meningkat sehingga siswa
merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran.

Kerangka Pikir

Penelitian ini direncanakan dengan melibatkan guru dan siswa untuk


meningkatkan kelancaran membaca dan keaktifan siswa dengan alat peraga
kartu huruf. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Artinya
setelah siklus 1 selesai, kemudian di evaluasi dan apabila hasilnya belum
memenuhi KKM maka dilakukan siklus 2.
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sebagai
kerangka berpikir penelitian:

• Pengenalan huruf dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat
membantu siswa meningkatkan kelancaran cara mengenali kartu huruf dan
pelafalan huruf.

• Pengenalan suku kata dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat
membantu siswa meningkatkan kelancaran membaca suku kata. Siswa dapat
merangkai suku kata dan melafalkannya dengan benar.

• Pengenalan kata dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat
membantu siswa meningkatkan kelancaran membaca kata. Siswa dapat merangkai
kata dan melafalkannya dengan benar.

• Pengenalan kalimat dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat
membantu siswa meningkatkan kelancaran membaca kalimat. Siswa dapat
merangkai kalimat dan melafalkannya dengan benar.

Dengan dapat melafalkan huruf, suku kata, dan kalimat dengan benar
menggunakan kartu huruf, maka siswa dapat lancar dalam membaca.
Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tinjauan pustaka dan kerangka pikir di


atas, maka dapat diturunkan hipotesis tindakan sebagai berikut :

Dengan menggunakan alat peraga kartu huruf dapat meningkatkan


kelancaran membaca siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester 2
SD.
BAB III
METODE
PENELITIAN

Seting Penelitian dan Karakteristik Subjek

Penelitian dilaksanakan di SD. Jumlah siswa kelas II adalah 30 orang. Sebagian besar
siswa merupakan anak dari keluarga sederhana. Berasal dari lingkungan pedesaan yang
kurang peduli terhadap pendidikan anak. SD juga berada di pedesaan yang ketersediaan
fasilitas pembelajaran masih kurang memadai. Begitu juga motivasi belajar siswa juga
rendah sehingga proses pebelajaran kurang efektif. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari-Maret 2013. Disamping siswa kelas II, peneliti juga dibantu guru kelas III sebagai
observer.

Variabel Penelitian

Penelitian ini memuat dua variabel yang menjadi objek penelitian yaitu :

Penggunaan alat perga kartu huruf sebagai variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel
lain. Kelancaran membaca sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Rencana Tindakan

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif yang melibatkan guru
kelas III SD Proses penelitian berbentuk siklus yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap 1
siklus terdiri dari 3 kali pertemuan, setiap pertemuan masing-masing (2x30 menit). Tahapan dari tiap
siklus dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Siklus I

Perencanaan (Planning)

-Peneliti mengidentifikasi data dan informasi dari berbagai sumber melalui observasi awal.

- Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP)


- Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran.

- Menyusun alat evaluasi

Tindakan (Action)

- Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran yang telah disusun serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
dengan permainan kartu huruf sebagai alat peraga.

- Inti dari tindakan siklus I ini adalah siswa belajar membaca dengan menggunakan kartu huruf.
Guru sebagai pemandu dalam kegiatan ini dan berusaha menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.

Pertemuan I : Pembelajaran menggunakan kartu huruf secara klasikal untuk mengenal huruf
dan cara pelafalannya.

Pertemuan II : Pembelajaran menggunakan kartu huruf dengan cara siswa disuruh maju
ke depan kelas merangkai kartu huruf untuk membuat sebuah suku kata.

Pertemuan III : Siswa diberi tugas merangkai suku kata untuk membuat sebuah kata
menggunakan kartu huruf yang sudah disediakan.

Pengamatan (Observasi)

Dalam kegiatan penelitian ini, pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti diamati oleh
observer yaitu guru kelas III. Pengamatan meliputi kegiatan sebelum pembelajaran, selama
pembelajaran dan sesudah ti ndakan pembelajaran menggunakan lembar observasi.

Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap pertemuan setelah kegiatan inti dalam proses
pembelajaran berupa tes formatif. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan atau
kelancaran membaca siswa. Juga sebagai bahan pertimbangan untuk proses pembelajaran
selanjutnya.

Refleksi (Reflektion)
Refleksi dilakukan untuk memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan
hasil yang telah dilakukan. Menganalisis terhadap temuantemuan yang berupa hambatan,
kekurangan dan kelemahan yang dijumpai pada siklus I sebagai bahan pertimbangan untuk
menyusun kegiatan pada siklus 2.

b. Siklus 2

Perencanaan (Planning)

- Mengidentifikasi data dan informasi dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh
observer pada siklus 1.

- Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

- Menyiapkan alat peraga kartu huruf yang berbeda dengan yang di gunakan pada siklus 1.

- Menyusun alat evaluasi.

Pelaksanaan (Action)

- Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan pola

pembelajaran yang berbeda dari siklus 1.

- Inti dalam tindakan pada siklus 2 ini adalah siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan

alat peraga kartu huruf yang berbeda dengan yang digunakan pada pembelajaran siklus 1.

Pertemuan I : Siswa dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing disuruh merangkai

kata sehingga membentuk sebuah kalimat.

Pertemuan II : Siswa secara kelompok kecil disuruh membaca kalimat- kalimat yang ada di
papan tulis.

Pertemuan III : Secara individu siswa disuruh membaca contoh kalimat di papan tulis.

Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan oleh observer yaitu guru kelas III dengan mengamati kegiatan
pembelajaran baik sebelum, saat maupun setelah tindakan pada siklus 2 dengan
menggunakan lembar observasi.

Evaluasi

Evaluasi dilakukan setelah kegiatan inti pada setiap kali pertemuan berupa tes formatif.
Tujuannya untuk mengetahui kelancaran siswa dalam membaca.

Refleksi

Refleksi dilakukan untuk memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan
hasil yang telah dilakukan. Menganalisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan,
kekurangan dan kelemahan yang dijumpai pada siklus 2 sebagai bahan pertimbangan untuk
pengolahan dan analisis data.

Data dan Cara Pengumpulannya

a. Data

Data yang digunakan peneliti diperoleh dari hasil observasi dan nilai tes formatif pada siklus 1
dan siklus 2 yang dilakukan terhadap siswa kelas II semester 2 SD.

c. Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah :

Observasi

Pedoman observasi yang dilakukan peneliti untuk mengamati seluruh kegiatan yang
berlangsung baik kinerja guru maupun aktifitas siswa, mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan dari observasi ini adalah untuk memperoleh data
perilaku siswa sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku siswa dalam memperbaiki
pembelajaran.

Tes

Tes yang dilakukan peneliti berupa tes formatif tertulis. Tes tertulis bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kekancaran membaca siswa yang berupa soal-soal yang harus
dijawab. Tes ini juga digunakan untuk mengukur tingkat krtuntasan belajar siswa pada
pelajaran Bahasa Indonesia.

Dokumentasi (foto-foto kegiatan)

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara penelaahan dan
pencatatan atau merekam peristiwa dan objek serta aktivitas pemberian jasa yang dianggap
berjasa dan penting.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang ingin dicapai adalah peningkatan kelancaran membaca siswa yang
ditunjukkan dengan 80 % siswa mendapatkan nilai kelancaran membaca >6,5.

Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif
kuantitatif dengan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran tersebut adalah skor tes sebelum tindakan dan
setelah tindakan baik pada siklus 1 maupun siklus 2. Hasilnya akan dibandingkan dengan
indikator kinerja keberhasilan penelitian.

4. Komponen-komponen RPP Kurtilas


1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2. Identitas mata pelajaran/ subtema
3. Kelas/ Semester
4. Materi pokok
5. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
6. Kompetensi inti
7. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.
8. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
9. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
10. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
11. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator
yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak
dicapai pada setiap mata pelajaran.
12. Media Pembelajaran
13. Kegiatan pembelajaran

5. Sebagai pelaksana PTK, guru mempunyai peran dan tugas yang lebih besar dibandingkan guru
yang mengajar tanpa melaksanakan PTK. Pada tahap perencanaan guru pelaksana PTK harus
membuat persiapan yang lebih rinci, menetapkan tujuan perbaikan, mencantumkan pertanyaan
yang akan diajukan, mendeskripsikan dengan cermat setiap langkah kegiatan, serta melakukan
kesepakatan dengan teman sejawat yang akan membantu mengamatinya.

Pada tahap pelaksanaan, di samping mengajar seperti biasa, guru pelaksana PTK juga harus
mengumpulkan data yang terkait dengan tindakan perbaikan yang sedang dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai