Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

DAMPAK MEDIA SOSIAL INSTAGRAM PADA HARGA DIRI REMAJA

DI SMAN 1 SUTOJAYAN KAB. BLITAR

Oleh :

Achmad Ristio
P27820118058

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SOETOMO
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi dan perkembangan zaman, remaja

semakin akrab dengan kehadiran media sosial. Media sosial merupakan alat

bantu untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak di belahan dunia dengan

menggunakan koneksi internet (Sikape, 2014). Salah satu media yang popular

di kalangan remaja adalah Instagram. Instagram dapat dengan mudah diunduh

melalui smartphone penggunanya. Dengan menggunakan aplikasi ini,

penggunanya dapat dengan leluasa berbagi foto, mengunggah dan

mempublikasikannya dengan berbagai fitur yang menarik sebagai daya tarik

masyarakat terutama remaja. Maka dari itu, penggunaan aplikasi Instagram

sangat berpengaruh terhadap pembentukan harga diri remaja.

Di Indonesia, penggunaan media sosial Instagram semakin populer.

Pada Januari 2019, Instagram telah memiliki lebih dri 67 juta pengguna aktif di

Indonesia (Instagram users in Indonesia. 2019), dan mayoritas penggunanya

adalah remaja. Di sisi lain, Instagram juga dapat berpengaruh terhadap

kesehatan mental remaja. Penelitian membuktikan bahwa penggunaan media

sosial pada remaja berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan,

kecenderungan mengalami tekanan psikologis, dan ide bunuh diri (Sampasa-

Kanyiga & Lewis, 2015); Woods & Scott, 2016). Sejalan dengan hasil

penelitian berjudul “Status Of Mind” Instagram dinyatakan sebagai media

sosial yang paling berdampak negatif terhadap kesehatan mental remaja

dibandingkan media sosial lain seperti Youtube, Twitter, Facebook, dan


Snapchat (Royal Society of Public Health. 2017). Di samping itu, menurut

Woods dan Scoot (2016) remaja yang banyak menggunakan media sosial

cenderung memiliki harga diri yang lebih rendah.

Dampak penggunaan Instagram terhadap pembentukan harga diri

remaja sangatlah berpengaruh. Remaja pengguna Instagram akan

menggunakan aplikasi tersebut sebagai wadah mengekspresikan diri sendiri

dan membangun komunikasi, serta menampilkan apa yang ada pada dirinya ke

pengguna instagram lainnya. Remaja pengguna instagram seringkali mengedit

fotonya terlebih dahulu agar terlihat lebih bagus ketika diunggah di instagram.

Selain itu, tingkat kekayaan seseorang yang diunggah dalam media sosial juga

mempengaruhi harga diri seseorang. Tanda bukti kekayaan tersebut berupa

bukti foto barang bernilai tinggi, pakaian mahal, liburan mewah dan

sebagainya. Hal ini menyebabkan remaja merasa selalu kurang dan hidup tidak

adil (Blease, 2015; Nesi & Prinstein, 2015).

Masalah yang muncul karena harga diri yang rendah, dapat diatasi

dengan cara meningkatkan harga diri. Salah satu cara meningkatkan harga diri.

Salah satu cara meningkatkan harga diri yaitu dengan berpikiran positif.

Berpikiran positif itu sendiri dapat dilakukan dengan penerimaan terhadap diri

sendiri (Srisayekti dan Setiadi, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh (Ayu

Sokowati Putri, 2015) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara berpikiran positif dengan tingkat harga diri. Hal ini menunjukkan,

semakin tinggi seseorang berpikiran positif, maka semakin tinggi juga harga

diri dan kepercayaan diri seseorang. Selain itu, manfaat berpikiran positif

dalam jangka panjang akan bermanfaat terhadap kesejahteraan dalam


kehidupan dan berpengaruh pada kesehatan fisik secara mental. Harga diri

yang tinggi dapat membuat seorang individu agar tidak merasa putus asa dan

mampu bangkit dari kesulitan serta tekanan (Srisayekti dan Setiady, 2015).

Peran perawat dalam meningkatkan harga diri dapat dilakukan dengan cara

melakukan peningkatan promosi mengenai kesehatan jiwa dengan

mengajarkan penerimaan diri dengan bersyukur.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Pada Remaja Putri Di SMAN 1

Sutojayan Kab. Blitar

1.3. Tujuan

2.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran harga diri remaja putri di SMAN 1 Sutojayan

2.3.2 Tujuan Khusus

Mengidentifikasi gambaran harga diri remaja putri akibat media sosial

1.4. Manfaat

Adapun manfaaat dilakukannya penelitian ini adalah

1 Bagi Peneliti

Sebagai gambaran mengenai dampak media sosial terhadap

harga diri Remaja sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya

2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan

khasanah wacana kepustakaan serta dapat digunakan sebagai

referensi untuk penelitian selanjutnya


3 Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan bagi para remaja putri


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MEDIA SOSIAL

2.3.1 PENGERTIAN MEDIA SOSIAL

Media sosial adalah media online (daring) yang dimanfaatkan sebagai

sarana pergaulan sosial secara online di internet. Di media sosial, para

penggunanya dapat saling berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, nertworking,

berinteraksi dan berbagai kegiatan lainnya. Media sosial menggunakan

teknologi berbasis website atau aplikasi yang dapat mengubah suatu

komunikasi ke dalam bentuk dialog interaktif. Beberapa contoh media sosial

yang banyak digunakan adalah Youtube, Facebook, Blog, Twitter, Instagram,

dan lain lain.

Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli

1. Philip Kotler dan Kevin Keller

Menurut Philip dan Kevin Keller pengertian media sosial adalah sarana bagi

konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, video, dan audio dengan satu

nama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya.

2. Marjorie Clayman

Menurut Marjorie Clayman pengertian media sosial adalah alat pemasaran

baru yang memungkinkan untuk mengetahui pelanggan dan calon pelanggan

dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin

3. Chris Brogan
Menurut Chris Brogan pengertian media sosial adalah seperangkat alat

komunikasi yang memungkinkan terjadinya berbagai jenis interaksi yang

sebelumnya tidak tersedia bagi orang awam.

4. M. Terry

Menurut M. Terry definisi media sosial adalah suatu media komunikasi

dimana pengguna dapat mengisi kontennya secara bersama dan menggunakan

teknologi penyiaran berbasis internet yang berbeda dari media cetak dan

media tradisional

5. Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlien

Menurut Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlien pengertian media sosial

adalah kelompok aplikasi berbasis Internet yang dibangun dengan dasar-dasar

ideologis Web 2.0 (yang merupakan platform dari evolusi media sosial) yang

memungkinkan terjadinya penciptaan dan pertukaran dari User Generated

Content

6. Michael Cross

Menurut Michael Cross pengertian media sosial adalah sebuah istilah yang

menggambarkan bermacam-macam teknologi yang digunakan untuk mengikat

orang-orang ke dalam suatu kolaborasi, saling bertukar informasi, dan

berinteraksi melalui isi pesan yang berbasis web

2.3.2 CONTOH MEDIA SOSIAL

.1.2.1 Facebook

.1.2.1 Twitter

.1.2.1 Instagram

.1.2.1 Whatsapp
.1.2.1 Youtube

2.3.3 FUNGSI MEDIA SOSIAL

Media sosial memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

a. Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial

manusia menggunakan internet dan teknologi web.

b. Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media

siaran dari satu institusi media ke banyak audience (“one to many”) menjadi

praktik komunikasi dialogis antar banyak audience (“many to many”).

c. Media sosial mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi.

Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu

sendiri.

2.3.4 PENGERTIAN INSTAGRAM

Instagram adalah suatu jejaring sosial yang didalamnya focus kepada

berbagi foto penggunanya. Nama instagram terdiri dari dua kata yaitu “insta”

dan “gram”. Insta berasal dari kata instan, yang dapat diartikan dengan

kemudahan dalam mengambil dan melihat foto.. Gram berasal dari kata

telegram yang dapat diartikan dengan mengirimkan sesuatu (foto) kepada

orang lain. Dalam instagran pengguna dapat membagikan foto kepada teman

teman yang terhubung serta kepada pengguna instagram secara umum. Dalam

membagikan foto pengguna dapat menuliskan sebuah keterangan mengenai

foto tersebut. (Mega Ardiani, 2020)

2.3.5 DAMPAK MEDIA SOSIAL

2.1.4.1. DAMPAK POSITIF


Dampak positif media sosial antara lain adalah untuk memudahkan kita

berinteraksi dengan banyak orang yang bahkan belum kita kenal. Media sosial

sebagai tempat untuk menyebarkan informasi. Informasi yang paling update

adalah informasi yang ada di media sosial. Media sosial merupakan media

yang mudah untuk diakses dan banyak khalayak yang menggunakan media

sosial tersebut sehingga berita atau informasi yang disebarkan dilihat oleh

banyak orang.

Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan kreatifitas. Orang

yang menggunakan media sosial dapat belajar berbagai macam hal seperti cara

beradaptasi, bersosialisasi dengan orang lain atau temannya sendiri dan dapat

menjadi teman jika orang satu dengan yang lainnya cocok dengan apa yang

dituju. Media sosial juga member layanan berupa aplikasi yang dapat

memudahkan orang untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, sehingga para

pengguna media sosial dapat terbantu dengan adanya media sosial yang

berbasis toko online. (Kevin Sahlul Khuluq, 2020)

2.1.4.2. DAMPAK NEGATIF

Selain dampak positif, media sosial juga dapat memiliki dampak negatif.

Media sosial juga dapat dijadikan media untuk menanamkan kebencian

terhadap orang lain. Pengguna dapat memposting kata kata atau gambar yang

tidak etis sehingga terbangun rasa tidak senang dan benci terhadap seseorang.

Media sosial dapat dijadikan sebagai tempat untuk memprovokasi orang lain.

Ada juga kejahatan dunia maya atau lebih dikenal cyber crime. Dalam dunia

pekerjaan, media sosial juga berpengaruh terhadap kinerja pekerja atau

karyawan.
2.2 KONSEP DIRI

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang

diketahui individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain. Konsep diri terdiri dari 5 komponen uaitu

gambaran diri ( body image ), ideal diri ( self ideal ), harga diri ( self esteem ),

peran diri ( self role ), dan identitas diri ( self identity ).

a. Gambaran diri ( body image )

Gambaran diri adalah kumpulan sikap individu terhadap

tubuhnya yang disadari atau tidak disadari. Termasuk presepsi dan

perasaan masa lalu dan sekarang tentang ukuran dan bentuk, fungsi,

penampilan dan potensi. Gambaran diri dapat dimodifikasi atau diubah

secara berkesinambungan dengan presepsi dan pengalamna baru.

Gambaran diri harus realistik karena lebih banyak individu

menerima dan menyukai tubuhnya akan lebih aman dan bebas dari

ansietas sehingga harga dirinya meningkat. Pada usia remaja, individu

berfokus terhadap fisik lebih menonjol dari periode kehidupan yang lalu.

Bentuk tubuh, tinggi badan dan berat badan serta tanda-tanda

pertumbuhan sekunder, semua akan menjadi bagian dari gambaran tubuh.

b. Ideal diri ( self ideal )

Ideal diri adalah presepsi individu tentang bagaimana dia

seharusnya berperilaku berdasarkan standar pribadi, aspirasi, tujuan atau

nilai personal tertenstu.

c. Harga diri ( self esteem )


Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai

dengan menganalisa seberapa kjauh perilaku memenuhi ideal diri.

Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri rendah atau

tinggi. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi

sebaliknya apabila individu sering gagal maka cenderung harga diri

rendah.

d. Peran diri ( self role )

Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh

lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi-fungsi individu di berbagai

kelompok sosial. Setiap individu dalam kehidupannya sering disibukkan

dengan perannya pada setiap waktu.

e. Identitas diri ( self identity )

Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber

dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek

konsep diri sebagaiu suatu keutuhan yang utuh[ CITATION Riy091 \l 1057 ].

2.3 HARGA DIRI

2.3.1 PENGERTIAN HARGA DIRI

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai

dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.

Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri rendah

atau tinggi. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri

timggi tetapi apabila individu sering gagal maka kecenderungan

memiliki harga diri rendah.


Harga diri diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain. Aspek

utama adalah perasaan dicintai dan menerima penghargaan dari

orang lain. Manusia cenderung negatif, walaupun ia cinta dan

mengakui kemampuan orang lain namun jarang

mengekspresikannya[ CITATION Riy09 \l 1057 ].

Menurut Santrock (1998) harga diri dapat diartikan sebagai dimensi

evaluatif yang menyeluruh dari seseorang, dapat pula diartikan

sebagai rasa percaya diri, harga diri maupun gambaran diri (.

Adapun menurut Bean (2009) harga diri adalah fitur sentral martabat

manusia dan oleh karenanyajuga merupakan pemberian hak manusia

yang tidak dapat dicabut. Jadi harga diri secara akurat merupakan

produk pikiran dan tindakan individu yang mencakup nilai-nilai, ide-

ide, dan keyakinan individu maupun interaksi individu dengan orang

lain. Menurut Bandura kutipan dari Woolfook (2009) menjelaskan

harga diri dipengaruhi oleh budaya disekitar yang menghargai

karakteristik dan kapasitas tertentu dari remaja. Harga diri sering

diukur sebagai peringkat dalam dimensi yang berkisar dari negatif

sampai positif atau dari rendah sampai tinggi. Coopersmith (1967)

menyatakan bahwa harga diri merupakan keyakinan yang dimiliki

individu bahwa dirinya mampu, berarti, berhasil, dan berharga. Dari

uraian itu dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian yang

diterapkan individu pada dirinya sendiri dalam bentuk perasaan

positif dan negatif serta menunjukan tingkat kepercayaan individu

terhadap dirinya bahwa individu yang bersangkutan merasa mampu


dan ditunjukan melalui sikap terhadap dirinya[ CITATION Tri14 \l

1057 ].

2.3.2 ASPEK ASPEK DALAM HARGA DIRI

Dalam penelitian [CITATION Tri14 \l 1057 ] digunakan aspek harga

diri menurut Coopersmit yaitu sebagai berikut :

1. Significance (keberartian)

Keberartian menyangkut seberapa besar seseorang percaya

bahwa dirinya mampu, berarti, berhasil, dan berharga menurut

standar nilai dan pribadi.

2. Power (kekuasaan)

Kemampuan untuk mengatur dan mempengaruhi individu

lainnya yang didasari oleh adanya pengakuan dan rasa hormat

yang diterima individu lainnya.

3. Virtue (kebijakan)

Ketaatan kepada standar moral dan etika yang berlaku,

individu berusaha menjauhi tingkahlaku yang harus dihindari dan

melakukan tingkah laku yang diperolehkan atau diharuskan oleh

moral, etika dan agama.

4. Competence (kemampuan)

Menunjukan kemampuan yang terbaik dalam meraih tujuan

untuk memenuhi tuntutan prestasi[ CITATION Tri14 \l 1057 ]. Aspek

ini menyangkut tentang seberapa besar individu percaya bahwa

dirinya memiliki kemampuan menurut standar diri dan nilai

pribadi. Memiliki rasa tanggung jawab pribadi dan memiliki


kendali atas reaksinya terhadap berbagai hal. Memiliki wewenang

atas hal-hal penting dalam hidupnya, merasa senang bila

memenuhi tanggung jawab, serta tahu cara membuat keputusan

dan pemecahan masalah [ CITATION Nab19 \l 1057 ].

2.3.3 KOMPONEN KOMPONEN HARGA DIRI

Dalam penelitian [CITATION Tri14 \l 1057 ] digunakan aspek harga

diri menurut Coopersmit yaitu sebagai berikut :

5. Significance (keberartian)

Keberartian menyangkut seberapa besar seseorang percaya

bahwa dirinya mampu, berarti, berhasil, dan berharga menurut

standar nilai dan pribadi.

6. Power (kekuasaan)

Kemampuan untuk mengatur dan mempengaruhi individu

lainnya yang didasari oleh adanya pengakuan dan rasa hormat

yang diterima individu lainnya.

7. Virtue (kebijakan)

Ketaatan kepada standar moral dan etika yang berlaku,

individu berusaha menjauhi tingkahlaku yang harus dihindari dan

melakukan tingkah laku yang diperolehkan atau diharuskan oleh

moral, etika dan agama.

8. Competence (kemampuan)

Menunjukan kemampuan yang terbaik dalam meraih tujuan

untuk memenuhi tuntutan prestasi[ CITATION Tri14 \l 1057 ]. Aspek

ini menyangkut tentang seberapa besar individu percaya bahwa


dirinya memiliki kemampuan menurut standar diri dan nilai

pribadi. Memiliki rasa tanggung jawab pribadi dan memiliki

kendali atas reaksinya terhadap berbagai hal. Memiliki wewenang

atas hal-hal penting dalam hidupnya, merasa senang bila

memenuhi tanggung jawab, serta tahu cara membuat keputusan

dan pemecahan masalah[ CITATION Nab19 \l 1057 ].

2.3.4 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI

Faktor menurut Stuart (2012) dalam [ CITATION Feb20 \l 1057 ]

yang mempengaruhi harga diri yaitu :

1) Faktor individu

Menurut Upamannyu, Mathur, & Bhakar (2014) dalam

[ CITATION Feb20 \l 1057 ] faktor individu mempengaruhi seseorang

dalam pembentukan harga diri. Penampilan fisik serta ciri-ciri yang

tidak sesuai dengan kemauan atau ideal diri seorang akan

menentukan baik atau buruknya harga diri orang tersebut.

2) Faktor orang tua

Sementara itu, faktor orang terdekat apalagi orang tua juga

dapat mempengaruhi harga diri seorang individu. istiwa tertentu

sehingga mereka harus menjalani hidup mereka tanpa kehadiran

dan kasih sayang dari orang tua kandung mereka. Menurut Aliyev

& Türkmen (2014) dalam [ CITATION Feb20 \l 1057 ] kasih sayang,

perhatian dan rasa aman yang kurang didapat semasa kecil anak

remaja akan berpengaruh terhadap perkembangan dirinya, seperti

mereka mulai menunjukkan sikap kurang menerima diri, kurang


menghargai diri, dan menyalahkan dirinya atas sesuatu yang tidak

dimiliki, atau ketidak sempurnaan diri yang membuat dia tidak

nyaman dengan hidupnya. Kehilangan sosok orang tua akan

membuat remaja diasuh oleh anggota keluarga lain, atau juga

dititipkan pada suatu lembaga seperti panti asuhan.

3) Faktor sosial

Menurut Preckel(2013) dalam [ CITATION Feb20 \l 1057 ]

pembentukan harga diri juga dipengaruhi oleh faktor sosial yaitu

teman sebaya dan lingkungan. teman dapat membentuk

kepribadian, kebiasaan bahkan identitas diri individu. Kebiasaan

ikut-ikutan serta ingin menjadi seperti teman bahkan orang di

lingkungan tersebut akan menentukan harga diri individu.

4) Faktor lingkungan

MenurutWebb & Mccormick (2014) dalam [ CITATION

Feb20 \l 1057 ] lingkungan yang ramah terhadap individu dapat

membuat harga diri yang baik terhadap seorang remaja. Sementara

itu jika seorang remaja berada di lingkungan yang selalu

meremehkan atau keras, cenderung remaja akan takut dan

mempengaruhi harga dirinya.

2.3.5 TINGKAT HARGA DIRI

Tingkat harga diri yang dimiliki setiap orang berbeda, oleh

karena itu menurut Coopersmith dalam [CITATION Pam15 \l 1057 ]

tingkat harga diri dibedakan menjadi dua, yaitu harga diri tinggi dan

harga diri rendah yang dijelaskan sebagai berikut :


1. Individu dengan harga diri yang tinggi

Individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung lebih

aktif , dapat mengekspresikan diri dengan baik, berhasil dalam

bidang akademik, dapat menjalin hubungan sosial dapat,

menerima kritik dengan baik, percaya pada persepsi dan reaksinya

sendiri, tidak terpaku pada dirinya sendiri atau hanya memikirkan

kesulitannya sendiri, memiliki keyakinan diri, tidak didasarkan

atas fantasi, karena mempunyai kemampuan, kecakapan dan

kualitas diri yang tinggi sehingga tidak terpengaruh oleh penilaian

orang lain tentang kepribadiannya, lebih mudah menyesuaikan

diri dengan suasana yang menyenangkan sehingga tingkat

kecemasannya rendah dan memiliki ketahanan diri yang

seimbang.

2. Individu dengan harga diri yang rendah

Menurut Pamela dan Waruru (2006) dalam [ CITATION

Pam15 \l 1057 ] individu yang memiliki harga diri rendah

cenderung memiliki perasaan inferior, takut gagal dalam

membina hubungan sosial, terlihat sebagai orang yang putus asa

dan depresi, merasa diasingkan dan tidak diperhatikan, kurang

dapat mengekspresikan diri; sangat tergantung pada lingkungan,

tidak konsisten, secara pasif mengikuti lingkungan, menggunakan

banyak taktik mempertahankan diri, mudah mengakui kesalahan.

2.4. KONSEP DASAR REMAJA

2.3.1 Pengertian Remaja


Menurut WHO dikutip dari Sarwono (2002) dalam

[ CITATION Est18 \l 1057 ] mendefinisikan remaja lebih bersifat

konseptual, ada 3 kriteria yaitu biologis, psikologis, dan ekonomi,

dengan batasan umur 10-20 tahun. Secara lengkap didefinisikan

sebagai berikut :

a. Individu berkembang dari saat pertama-pertama kali ia

menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya samapi saat ia

mencapai kematangan seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikolohi dan pola

identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantugan sosial-ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relatif mandiri[ CITATION Est18 \l 1057 ].

2.3.2 Karakteristik Masa Remaja

Karakteristik perkembangan normal yang terjadi pada remaja

dalam menjalankan tugas perkembangannya dalam mencapai identitas

diri antara lain menilai diri secara objektif dan merencanakan untuk

mengaktualisasikan kemampuannya. Dengan demikian pada fase ini,

seorang remaja akan :

a. Menilai rasa identitas pribadi.

b. Meningkatkan minat pada lawan jenis.

c. Menggabungkan perubahan seks sekunder dalam citra tubuh.

d. Memulai perumusan tujuan okuposional.

e. Memulai diri dari otoritas keluarga[ CITATION Est18 \l 1057 ].

2.3.3 Pembagian Masa Remaja


Menurut Setyanegara (1978) dalam [ CITATION Est18 \l 1057 ] ,

masa remaja dibagi dalam dua kelompok yaitu :

a. Usia remaja muda (12-15 tahun).

Ciri tertentu terdapat pada kelompok usia remaja muda

sebagai berikut :

1) Proses terhadap orang tua. Remaja dalam usia ini cenderung

tidak menyetujui nilai hidup orang tuanya. Mereka berusaha

mencari identitas diri dan sering disertai dengan menjauhkan

diri dari orang tuanya. Dalam upaya mencari identitas diri ,

remaja sering menoleh pada tokoh di luar lingkungan

keluarganya, yaitu guru, figur ideal yang terdapat dalam layar

perak atau tokoh publik lainnya. Namun dalam proses

identifikasi diri itulah dia sering mengalami kekecewaan dan

dia berganti figur ideal. Dalam masa ini dia mencari

kelompok yang senasib dan membentuk atau menjadi

anggota suatu grup.

2) Preokupasi dengan badan sendiri. Karena tubuh seorang

remaja dalam usia ini mengalami perubahan yang cepat

sekali maka dapat dimengerti bahwa perubahan pada dirinya

menjadi perhatian khusus bagi remaja. Tidak jarang dapat

dilihat bahwa remaja dalam usia ini berkaca berjam-jam

lamanya atau sangat memerhatikan dandanannya.

3) Kesetiakawanan dengan kelompok seusia. Dalam upaya

mencari kelompok usia senasib maka remaja dalam


kelompok umur ini merasa adanya “ keterikatan dan

kebersamaan “ dengan kelompok usia ini. Hal ini menjelma

dalam cara mereka berbicara, berpakaian, menggunakan

bahasa sendiri, mempunyai hobi yang sama dan sikap

perilaku yang sama pula.

4) Kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Daya kemampuan

ini mulai berkembang dan dimanifestasikan dalam macam

diskusi, deklamasi yang dapat mempertajam kepercayaan

diri.

5) Perilaku yang sangat labil dan berubah-ubah. Dalam masa ini

remaja sering memperlihakan perilaku yang berunah. Pada

waktu tertentu mereka tampak bertanggung jawab, pada

waktu lain tampak masa bodoh dan tidak bertanggung jawab.

Perilaku yang demikian itu menunjukkan bahwa dalam diri

remaja terdapat profil yang mendalam yang memerlukan dan

penanganan yang bijaksana.

b. Usia remaja penuh (16-19 tahun).

Ciri tertentu pada kelompok usia remaja penuh sebagai

berikut:

1) Mencapai kebebasan dari orang tua. Dorongan ini menjauhkan

diri dari orang tuanya kini menjadi realitas. Ini berarti bahwa

dia mulai merasakan senangnya kebebasan tetapi juga

merasakan segi yang kurang menyenangkan. Dalam masa ini


pula timbul kebutuhan remaja untuk terikat pada orang lain

melalui ikatan cinta yang stabil.

2) Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas. Seringkali dalam tugas

masa ini remaja merasakan minat pada suatu tugas tertentu

yang dia tekuni secara mendalam. Pada kesempatan ini dapat

terjadi bahwa remaja mulai mengembangkan cita-cita yang

bagi kehidupan masa depannya, yaitu mulai padanya apakah

melanjutkan sekolah atau langsung bekerja mencari nafkah.

3) Pengembangan nilai moral dan etik yang mantap. Sesuai

dengan cita-cita yang ingin dikembangkan, mulai pula

berkembang dalam diri remaja nilai moral etik.

4) Pengembangan hubungan pribadi yang stabil. Dengan adanya

tokoh panutan yang mantap atau hubungan cinta yang stabil,

terciptalah pula kestabilan dalam diri remaja.

5) Kembali menghargai orang tuanya dalam kedudukan duduk

sama tingkatnya[ CITATION Est18 \l 1057 ].

2.3.4 Karakteristik Perkembangan Remaja

a. Perkembangan fisik

Masa remaja adalah salah satu diantara dua rentangan

kehidupan individu, yang didalamnya terjadi pertumbuhan fisik

yang sangat pesat. Monks dkk mengklasifikasikan bahwa ciri-ciri

fisik remaja sebagi berikut :

1) Ciri-ciri seks primer. Remaja pria ditandai dengan organ

testisnya tumbuh. Pada remaja wanita, kematangan organ-


organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina, dan

ovarium secara cepat.

2) Ciri-ciri seks sekunder. Remaja wanita ditandai dengan

tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak, bertambah besar

buah dada, bertambah besar pinggul. Pada remaja pria

ditandai dengan tumbuhnya rambut disekitar kemaluan dan

ketiak, terjadi perubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh

jakun[ CITATION Est18 \l 1057 ].

Akibat perubahan fisik pada masa remaja memengaruhi

semua bagian tubuh baik eksternal maupun internal, sehingga

dapat memengaruhi keadaan fisik dan psikologisnya. Hali ini

akan menimbulkan permasalahan dalam pola perilaku, sikap dan

kepribadian yaitu :

1) Dampak terhadap keadaan fisik

Pada saat menstruasi remaja wanita sering

mengalami sakit kepala, sakit pinggang, sakit perut dan

gangguan pada kulit.

2) Dampak terhadap sikap dan perilaku

Menurut Ridwan (2004) dalam [ CITATION Uta17 \l

1057 ] ada beberapa pengaruh perubahan fisik terhadap sikap

dan perilaku, yaitu :

a) Ingin menyendiri

b) Bosan

c) Inkoordinasi
d) Antagonisme sosial (menentang dan tidak mau bekerja

sama)

e) Emosi yang meninggi

f) Hilangnya kepercayaan diri

3) Dampak terhadap jiwa

Perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja

terjadi sangat mencolok dan jelas sehingga dapat menganggu

keseimbangan yang sebelumnya terbentuk. Perilaku remaja

mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan

norma sosial yang berlaku.

Dalam hal melampiaskan ketidakseimbangan, ada

kecenderungan tidak sama. Beberapa bentuk pelampiasan

yang dapat terlihat adalah mudah tersinggung, tidak dapat

diikuti jalan pemikirannya ataupun perasaannya, ada

kecenderungan menarik diri dari keluarga dan teman, lebih

senang menyendiri, menentang orang tua, sangat

menginginkan kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain,

tidak suka melakukan tugas rumah atau sekolah, dsn tampak

dirinya tidak bahagia [ CITATION Uta17 \l 1057 ].

b. Perkembangan kognitif

Remaja secara mental sudah dapat berpikir secar logis

tentang berbagi gagasan yang abstrak. Dengan kata lain berpikir

operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis


dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berpikir

konkret[ CITATION Est18 \l 1057 ].

c. Perkembangan emosi

Masa remaja merupakan masa puncak emosionalitas,

yaitu, perkembangan emosi yang tinggi. Mencapai kematangan

emosional merupakan tugas [perkembangan yang sangat sulit

bagi remaja. Untuk itu proses pencapaiannya sangat dipengaruhi

oleh kondisi sosio emosional lingkungannya terutama lingkunagn

keluarga dan kelompok teman sebaya[ CITATION Est18 \l 1057 ].

d. Perkembangan sosial

Remaj memahami orang lain sebagia individu yang unik,

baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai maupun

perasaannya. Remaja memilih teman yang memiliki kualitas

psikologis yang relatif sama dengan dirinya [ CITATION Est18 \l

1057 ].

e. Perkembangan moral

Melalui perkembangan atau inetraksi sosial tingkat

moralitas remaja sudah lebih matang dari usia naka. Mereka

sudah lebih mengenal nilai-nilai moral atau konsep-konsep

moralitas seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, dan

kedisiplinan[ CITATION Est18 \l 1057 ].

f. Perkembangan kepribadian

Masa remaja merupakan saat berkembangnya identitas

diri. Apabila remaja gagal mengintrepetasikan dan


mengintregasikan aspek-aspek dan pilihan atau merasa tidak

mampu untuk memilih, remaja akan mengalami kebingungan.

Adapun perkembangan identitas dipengaruhi oleh keluarga, tokoh

idola, dan peluang pengembangan diri[ CITATION Est18 \l 1057 ].

g. Perkembangan kesadaran beragama

Kemampuan berpikir remaja memungkinkan untuk dapat

mentransformasikan keyakinan beragama[ CITATION Est18 \l 1057 ].

h. Perkembangan psikologi

Menurut Depkes RI tahun 2001 dan Santrock

menyatakan bahwa perkembangan psikologi remaja terbagi 3

antara lain:

1) Perkembangan psikologi remaj awal pada usia 10-14 tahun.

2) Perkembangan psikologi pertengahan pada usia 15-16 tahun.

3) Perkembangan psikologi remaja akhir pada usia 17-19

tahun[ CITATION Est18 \l 1057 ].

2.3.5 Tugas Perkembangan Masa Remaja

Pada saat menginjak masa remaja akan mengalami

perkembangan. Adapun tugas perkembangan masa remaja difokuskan

pada upaya meninggalakan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta

berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara

dewasa. Tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock

(1991) dalam Ali dan Asrori (2004) adalah berusaha :

1. Mampu menerima keadaan fisiknya

2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa


3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis.

4. Mencapai kemandirian emosional.

5. Mencapai kemandirian ekonomi

6. Mengembangkan dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa

dan orang tua.

7. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa.

8. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan

9. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab

kehidupan keluarga[ CITATION Uta17 \l 1057 ].

2.5 KERANGKA KONSEPTUAL

Dampak
Harga Diri
negatif media sosial
1. Individu dengan
Instagram :
Harga Diri
1. Ujaran kebencian
Gambaran Tinggi
2. Provokasi
Harga Diri Pada 2. Individu dengan
3. Komentar negatif
Remaja Pengguna Harga Diri
4. Perbandingan
media sosial Rendah
sosial
Instagram
5. Perbandingan

fisik

6. Perbandingan

tingkat kekayaan
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Penelitian Gambaran Harga Diri Pada

Remaja Pengguna Media Sosial Instagram

Keterangan :

= Diteliti

= Tidak Diteliti

Anda mungkin juga menyukai