Anda di halaman 1dari 5

Tipe 1

1. Laki2 24 th mengalami KLL satu jam smrs. Terlempar dari spd motor dan kepala membentur aspal. Pasien
dapat membuka mata dengan rangsang suara (E3) mengangkat tangan dan kaki sesuai perintah (M6) dan
mempu berbicara tapi bingung (V4). Pada pemeriksaan ct scan didapaatkan..
a. Dx pasien : CRS (E3V4M6)
b. Kesimpulan CT scan : Epidural hematoma sinistra dengan mid line shift 5 mm ke kanan
2. Wanita, 40th, beranak 4. Mengeluh kedua kakinya membengkak dan nyeri sejak 1 bulan terakhir. Neri
awalnya hanya dirasakan kememng selama beberapa bulan terakhir namun kemudia dirasakan semakin
berat terutama saat duduk lama atau berdiri lama. Batis kiri terdapat gambar berikut..
a. Sebutkan kelaianan apa yang tampak pada gambar foto : Pembuluh darah vena saphena yg melebar,
berkelok, dan memanjang
b. Assessment saudara : varises trunkel ( vena saphena parva ) betis kiri
c. Pemeriksaan apa yg diperlukan untuk menunjang dx : Doppler color ultrasound vena saphena parva
dan vascular sekitar
3. Gambar bayi
a. Kelainan yang dialami pasien bila cacat yang dialami hanya pada palatum alveolar dan bibir komplit :
Labiognatopalatosciziz S komplit
b. Kapan sebaiknya pasien dilakukan operasi : menggunakan prinsip rule of ten : BB > 10 pons, umur >
10 minggu , hb > 10 gr/dl , Leukosit < 10.000
4. Laki, 24th, mengeluh luka pada tungkai kanan dan tidak dapat digerakan setelah KLL 1 jam SMRS. Px
mengendarai spd mtr lalu bertabrakan dengan motor lainnya dari arah depan dan tungkai kanan
terbentur pedal sepeda motor. Oingsan(-), mual-muntah (-), tensi nadi normal. Dari x ray didapatkan..
a. Pemfis dan assessment pasien
-primary survery : airway, breathing, circulation, disability  apabila tidak ada masalah maka kita
masuk ke secondary survey namun apabila bermasalah kita lakukan penanganan primary survey
sampai stabil
- secondary survey : lakukan exposure dan pemeriksaan seluruh bagian dan lakukan pemeriksaan
local area
Look : deformitas, angulasi, vulnus apertum dengan pendarahan yang aktif , bone exposure, swelling
Feel : tenderness, krepitasi denyut arteri dorsalis pedis normal, CRT < 2 detik
Move : false movement, ROM angkle aktif dan pasif terbatas karena nyeri

Assessment : open fracture cruris dextra

b. Kesimpulan gambar xray


- Soft tissue dan hard tissue dapat dibedakan
- Terdapat diskontinuitas tulang tibia dg konfigurasi communitif dan diskontinuitas tulang fibula
dengan konfigurasi oblique
c. Dx dan terapi :
- Dx : open fr tibia fibula dextra grade III A
- Tx : debridement irigasi dan fiksasi dengan ekstrenal fiksasi
5. Gambar
Anak laki-laki, 2 th, dg benjolan di sebalah kanan dengan disertai rasa nyeri
- 3 dd : hernia inginalis lateralis dextra inkarserata
- Torsio testis D
- Orchitis D
6. Faktor resiko kanker payudara
- Usia ( semakin tua semakin beresiko )
- Usia melahirkan anak pertama > 35th
- Paritas
- Riwayat tidak laktasi
- Riwayat menstruasi ( manerche awal, menopause lambat )
- Pemakaian obat obatan hormonal (pil KB, HRT) jangka panjang
- Riwayat keluarga dengan kanker payudara dan kanker ovarium
- Riwayat operasi tumor payudara jinak ( ADH, Floid, Papiloma )
- Riwayat operasi kanker ovarium (pd usia muda )
- Riwayat radiasi didaerah dada/payudara pada usia muda (radiasi pd HL,NHL)
7. Perempuan, 30th, dtg dg keluhan ada benjolan pada bekas operasi SC, riwayat SC 2 bln, pemfis : teraba
defek pada bekas operasi.
a. Dx : hernia insisional
b. Penanganan : hernioplasti, rujuk ke spesialis yang terkait
8. Tanda klasik adanya temponade jantung pd px trauma thorax “ trias beck”
-suara jantung menjauh
-peningkatan tekanan vena jungularis
-hipotensi

9. Laki-laki, 68th dtg ke poli dg keluhan buang air kecil seret sejak 6 bln terakhir, sering mengedan dan tidak
lampias setelah selesai kencing. Tidak ada riwayat BAK berdarahatau keluar batu saat BAk.
- Anamnesis tambahan :
LUTS Obstruksi : hesitancy, intermittency, incomplete emptying, abdominal dribbling
LUTS iritatif : frekuensi, nokturia, urgency, dysuria
- Pemfis yg utama
Pemeriksaan fisik suprapubik : melihat adanya distensi buli-buli akibat retensio urin
Pemeriksaan genitalia eksterna : fimosis, stenosis MUE, balanopostitis, fibrosis atau striktur
Pemeriksaan colok dubur : menilai adanya pembesaran prostat, konsistensi prostat, dan adanya
nodul yang merupakan tanda dari keganasan prostat
- Dx
Pembesaran prostat susp jinak
Dd/ Susp malignancy
Striktur uretra
Batu buli-buli
- Manajemen
LUTS : observasi atau medikamentosa
Retensio urine : kateter atau sistostomi
- Kapan dirujuak ke urologis
Saat ditemukan komplikasi (urologi atau non urologi)
10. Sebutkan jenis luka : luka memar ( contusion), luka lecet ( vulnus excoriatum), luka robek ( v. laceratum),
luka sayat (v. scisum), luka gigitan (V. morsum), luka tusuk (v. ictum), luka tembak (v. scolopectorum), luka
bakar ( combustion)
*Luka bersih, luka bersih terkontaminasi, luka terkontaminasi, luka kotor atau infeksi
* berdasarkan waktu penyembuhan : luka akut dan kronis

Cara melakukan primer hecting


- Persiapkan alat dan bahan : hecting set, duk steril, underpad, handskun streril, hanskun tidak
steril, nacl 0,9%, betadine, spuit 3 cc, lidocaine 2%, kasa steril, benang dermalon uk 3.0 , cut gut
ukuran 3.0 , mesh, sufratul, hipafix
- Cara :
Cuci tangan dan gunakan hanskun non steril
Persiapkan alat dan bahan
Desinfektan area sekitar luka dengan antiseptic
Ganti dengan hanskun steril
Berikan anestesi di jaringan luka dengan lidokain
Lakukan debridement dan pembersihan dengan normal saline
Pasang duk steril
Mulai menjahil luka
Tipe 2

1. Pada laki-laki 36 th KLL dtg ke IGD dengan nyeri pada rahang bawah, pingsan (-), GCS 456, vital sign stabli.
Klinis : sulit membuka mulut, ada maloklusi, ada unstable mandibular, step off pada mandibular yang kiri.
a. Dari foto, bagian mandibular yang mengalami fkatur :
b. Rencana terapi
2. Laki2 29th pengendara spd motor. Dtg sadar dengan keluhan dada terasa nyeri dan sesek setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas sejak 3 jam SMRS. Px terjatuh saat bertabrakan dg pengendara mtr lain,
posisi dada kanan membentur aspal. Pemfis jln napas lapang, pernafasan 30x, nadi 100, TD 100/70, alert.
a. Sebutkan pemfis yg mungkin ditemukan pd penderita ini
- Inspeksi : respirasi meningkat, pergerakan dinding dada asimetris, dinding dada kanan tertinggal
- Auskultasi : suara napas pd paru kanan tidak terdengar dan kiri vesikuler
- Palpasi : vocal premikus kanan menurun, tidak ada pergerakan dinding dada kanan
- Perkusi : hemitoraks kanan dulnes/redup dan hemitoraks kiri sonor
b. Sebutkan kelainan yg tmpak pada gambar
-gambaran radiopaque hemitoraks kanan, terlihat bayangan paru kolaps
-hemitoraks kiri normal
-mediastinum bergeser ke kiri
c. Dx : hematotoraks kanan , kemungkinan massif
d. Rencana terapi : pemasanan chest tube untuk evakuasi darah intrapleura kanan dan ditampung pada
botol WSD/ suction continuous.
3. Pasien dtg dg keluhan sulit menelan sejak 1 bln yg lalu , makanan cair masih bisa dan suara purau. Riwayat
penurunan bb (+), sejak kesulitan menelan.
- Dx : tumor esophagus
- Dd : striktur esophagus
- Penunjang : rotgen thorax, esofagoslopi ( endoskopi), esofagosgrafi ( barium meal), CT Scan thorax
- Penanganan : rujuk ke spesialis terkait
4. Pria 58 th mengeluh gangguan berkemih, frekuensi, hesitensi( hesitancy, pancaran kencing lemah,
nokturia, dan rasa berkemih tidak tuntaslebih dari 2 th. Keluhan bertambah berat baru2 ini dan
mengganggu kegiatan sehari-hari dan membangunkan dia dimalam hari sebanyak 3-4 kali. Tidak pernah
ISK. Pemfis colok dubur, prostat kenyal dan membesar. Data lab urinalisis, darah lengkap, test fungsi ginjal
(BUN,SC dan eLFG) pd saat ini hasilnya normal. Hasil pemeriksaan penunjang radiology seperti gambar.
- Sebutkan masing2 kelainan yg tampak pada pemeriksaan penunjang radiology USG dan IVP :
gambaran prostat membesar pada USg dan tampak gambaran identasi prostat pada sistogram IVP
- Dx utama : BPH dan komplikasinya LUTS
- Tx medikamentosa ( alfa bloker dan finasterid/5 alfa reductase inhibitor) atau TUR P /prostatektomi
terbuka
- Kpn dirujuk : TUR P
- Prognosis : baik
5. Bayi laki2 usia 1 hari. ( Gambar )
5 kelainan penyerta yg mungkin :
- Vertebre
- Cor
- Atresia esophagus
- Renal anomaly
- Limb anomaly
6. Faktor2 ca mamae
- Usia ( semakin tua semakin beresiko )
- Usia melahirkan anak pertama > 35th
- Paritas
- Riwayat tidak laktasi
- Riwayat menstruasi ( manerche awal, menopause lambat )
- Pemakaian obat obatan hormonal (pil KB, HRT) jangka panjang
- Riwayat keluarga dengan kanker payudara dan kanker ovarium
- Riwayat operasi tumor payudara jinak ( ADH, Floid, Papiloma )
- Riwayat operasi kanker ovarium (pd usia muda )
- Riwayat radiasi didaerah dada/payudara pada usia muda (radiasi pd HL,NHL)
7. Pemerempuan 17th, dtg ke poli BS dg keluhan deformitas kepala. 1 bln sebelumnya px di dx dengan CKS +
subdural hematoma FTP D dan menjalani operasi. Ada foto CT
-nama operasinya : cranioplasty
8. Laki2 10th, dtg ke IGD mengeluh nyeri dan bengkok pada lengan bawah kanan setelah jatuh KLL 1 jam
SMRS. J mengeluh lengan tidak bisa digerakkan kaena nyeri. Os saat naik spd motor lalu ditabrak spd mtr
dari sisi kiri, lalu jatuh dg bertumpu pd lengan kanan. Pingsan (-), mual dan muntah (-), tensi nadi N. dari x
ray ditemukan ( gambar)
- Dx : close fracture distal radius dextra
- Sebutkan dan jelaskan pemeriksaannya : Primary survery : A,B,C,D
Secondary survey :
_ stts lokalis :
Look : kulit edema, tidak ada perubahan warna/hematoma, deformitas angulasi ( dinner fork
deformity)
Feel : hangat, teraba tonjolan, tenderness, nyeri tekan , capillary refille <2 detik
Move : Rom angkle passive wrist joint terbatas karena nyeri , false movement (+)
9. Laki2 32th dtg ke iGD dg keluhan sesak dan nyeri pada dada kanan setelah terjatuh dari spd motor dan
dada membentur aspal. Saat pemeriksaan didapatkan tensi 110/80 nadi 100 rr 32x
- Anamnesis dan pemfis yg diperlukan :
Anamnesis : riwayat kecelakaan, mekanisme of injury, durasi lamanya kejadian, riwayat sesak napas,
nyeri dada
Pemfis : pemeriksaan jalan napas (lapang/tdk), pemeriksaan dada
Pemeriksaan dada : Inspeksi : gerakan dada simetris/tdk, ada jejas atau luka
Palpasi : ada nyeri tekan/tidak, terasa krepitasi, ada empisema
kutis/tidak
Auskultasi : suara napas menurun atau menghilang disisi kanan,
terdengar rhonki atau tidak
Perkusi : ada nyeri ketok/tdk, suara ketok timpani/dulness
- Dx yg mungkin : Fr costae 6,7,8,9,10,11 hemitoraks dextra
- Tindakan : oksigenasi, pain management, chest fisioterapi
10. Indikasi pemasangan kateter :

a. Retensi urine
b. Obstruksi urethra akibat perubahan anatomis : Hipertrophy prostat, Kanker prostat, atau
penyempitan urethra
c. Kondisi untuk memonitor urine pada pasien-pasien trauma/kritis
d. Pengumpulan urine untuk tujuan diagnostik
e. Nerve-related bladder dysfunction misalnya trauma spinalis
f. Kepentingan Imaging pada traktus UG bagian bawah
g. Setelah suatu operasi
Tata cara pemasangan kateter :
- Persiapkan dan letakkanlah semua alat dan bahan pada tempatnya
- Lakukan cuci tangan, menggunakan hanskun, dan pemeriksa berdiri di kanan pasien
- Mintalah penderita untuk berbaring tertelentang pada laki-laki dan posisi litotomi pada perempuan.
- Bersihkanlah dan lakukanlah desinfeksi daerah genitalia eksterna dengan betadine. (Oleskan
betadine pada seluruh bagian penis, OUE dan sekitar mons pubis).
- Tutuplah daerah sekitar genitalia eksterna dengan doek steril sehingga daerah yang terbuka
hanyalah yang dibutuhkan untuk pemasangan kateter
- Oleskanlah xylocaine jelly pada kateter, kemudian isilah spoit dengan xylocaine jelly dan semprotkan
sebanyak 20 cc ke dalam urethra. Pada pasien perempuan, cukup oleskan jelly pada kateter.
- Tunggulah kira-kira 5 menit, agar penderita tidak merasa sakit ketika pemasangan kateter
- Tarik preputium penderita. Kemudian peeganglah penis dengan tangan kiri dimana ibu jari di satu
pihak dan telunjuk dan jari tengah di pihak lain. (Bila penis licin dapat dipegang dengan memakai kasa
steril)
- Bukalah orificium urethra externa (OUE) dengan ibu jari dan jari telunjuk dan tariklah penis lurus ke
atas agar urethra meregang.
- Ujung kateter dijepit dengan klem atau pinset yang dipegang dengan tangan kanan Doronglah kateter
perlahan-lahan kedalam urethra dengan tekanan sekecil mungkin sampai selang kateter habis untuk
mengurangi terjadinya striktur
- Kemudian Balon kateter diisi/disuntikkan dengan air steril/larutan NaCl 0,9%, sebanyak 5-20 cc
tergantung kapasitas balon, kemudian kateter ditarik keluar sampai tertahan pada balonnya dan
sambungkan dengan urine bag
- Kembalikan preputium pada penderita pria
- Bukalah doek yg terpasang, Fiksasilah kateter ke kranial pada pangkal paha sampai ke pinggang.
- Letakkan urine bag lebih rendah dari vesikaurinaria
- Lepaskan hanskun dan cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai