Anda di halaman 1dari 13

Referat

ABLASIO RETINA

Disusun Oleh:
Imelda Sukma S 1610070100079
Wasah Ayu Andela 1610070100099

Preseptor:
dr. Mayasari Nasrul, Sp.M

SMF / BAGIAN MATA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH M. NATSIR SOLOK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BAITURRAHMAH
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena kehendak-Nya penulis

dapat menyelesaikan referat dengan judul “Ablasio Retina”. Referat ini dibuat

sebagai salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Mata. Mengingat pengetahuan

dan pengalaman penulis serta waktu yang tersedia untuk menyusun referat ini sangat

terbatas, penulis sadar masih banyak kekurangan baik dari segi isi, susunan bahasa,

maupun sistematika penulisannya. Untuk itu kritik dan saran pembaca yang

membangun sangat penulis harapkan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dr.

Mayasari Nasrul selaku preseptor Kepaniteraan Klinik Mata di Rumah Sakit Umum

Daerah M. Natsir Solok, yang telah memberikan masukan yang berguna dalam

penyusunan referat ini.

Akhir kata penulis berharap kiranya referat ini dapat menjadi masukan yang

berguna dan bisa menjadi informasi bagi tenaga medis dan profesi lain terkait dengan

masalah kesehatan pada umumnya, khususnya tentang ablasio retina.

Solok, 14 oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

1.1 Latar belakang........................................................................................1

1.2 Tujuan penulisan ...................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2

2.1 Anatomi retina........................................................................................2

2.2 Ablasio retina.........................................................................................2

2.2.1 Definisi.............................................................................................2

2.2.2 Gejala...............................................................................................3

2.2.3 Faktor resiko.....................................................................................3

2.2.4 Klasifikasi........................................................................................4

2.2.5 Penegakan diagnosis........................................................................6

2.2.6 Tatalaksana.......................................................................................6

2.2.7 Prognosis..........................................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................8

3.1 Kesimpulan............................................................................................8

3.1 Saran.......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Retina merupakan lapisan membran neurosensoris dan merupakan lapisan

ketiga bola mata setelah sklera ( jaringan ikat) dan jaringan uvea (jaringan vaskuler

yang terdiri dari iris, corpus siliar, dan koroid). Retina berbatas dengan koroid

dengan sel pigmen epitel retina. Antara retina dan epitel pigmen retina terdapat

rongga potensial yang bisa mengakibatkan retina terlepas dari epitel pigmen retina.

Hal ini yang disebut sebagai ablasio retina.1

Ablasio retina merupakan suatu kelainan pada mata di mana lapisan

neusensori retina, sel kerucut dan sel batang terlepas dari lapisan epitel pigmen

retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen retina masih melekat erat dengan membran

Bruch. Tanda dini retina mengancam untuk lepas adalah floater (benda kecil

bertebrangan), lalu pijaran kilat disertai penurunan penglihatan dan penglihatan

keruh. Penyebab tersering pada albasio retina dikarenakan terjadinya penipisan retina

dan trauma.1,2

Terdapat 3 bentuk ablasio retina, yaitu Ablasio retina regmatogenosa

(robekan pada retina, sehingga cairan masuk), Ablasi retina eksudatif ( penimbunan

cairan/eksudat ) dan ablasio retina traksi (lapisan sensori retina tertarik keluar dari sel

epitel pigmen retina).1,2

1.2. Tujuan penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penyakit Ablasio Retina

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Retina

Retina merupakan bagian mata yang mengandung reseptor penerima

rangsangan cahaya. Perbatasan antara retina dan koroid adalah sel epitel retina. Jika

dianalogikan dengan kamera, retina mata berfungsi sebagai film. Retina tersusun atas

lapisan-lapisan sel saraf. Retina tersusun atas 10 lapisan.3

Gambar 1 : Anatomi retina3

2.2 Ablasio retina

2.2.1 Definisi

Ablasio retina adalah suatu keadaan terpisahnya neurosensoris retina dari sel

epitel pigmen retina / jaringan penyokongnya. Pada keadaan ini sel epitel pigmen

masih melekat erat dengan membran Bruch. Sesungguhnya antara sel kerucut dengan

sel batang retina (neurosensoris) tidak terdapat suatu perlekatan struktural dengan

2
koroid atau pigmen epitel sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas

secara embriologis.1 Lepasnya retina akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina

pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan

fungsi yang menetap.2

Gambar 2: Ablasio retina2

2.2.2 Tanda Klinis

Gejala yang paling umum muncul adalah tiba-tiba kehilangan penglihatan

tanpa rasa sakit atau kaburnya penglihatan pada mata yang terkena. Floaters dapat

terjadi beberapa hari atau minggu sebelum kehilangan penglihatan. Kadang-kadang

ablasio retina disertai dengan terjadinya flase (kilat cahaya).2

2.2.3 Faktor resiko

1. Miopia aksial. 

2. Pasca operasi

3. Retina tipis

4. Trauma mata. 

5. Riwayat keluarga ablasio retina 

3
6. Infeksi pada mata

2.2.4 Klasifikasi
1. Ablasio retina regmatogenesa
Pada ablasio retina regmatogenesa terjadi akibat adanya robekan pada retina

sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi

pendorongan retina oleh badan kaca cair (fluid vitreous) yang masuk melalui robekan

atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan

terlepas dari lapis epitel pigmen koroid.1,2

Gambar 3 :ablasio retina regmatogenesa


Bila bola mata bergerak akan terlihat retina yang lepas (ablasi) bergoyang.

Kadang-kadang terdapat pigmen di dalam badan kaca, pupil terlihat adanya defek

aferen pupil akibat penglihatan menurun. Tekanan bola mata rendah dan dapat

meninggi bila telah terjadi neovaskular glaukoma pada ablasi yang telah lama.1,2

2. Ablasio retina eksudatif

Ablasio retina eksudatif ablasio yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat

dibawah retina dan mengangkat retina. Hal ini disebabkan penyakit epitel pigmen

retina, koroid. Kelainan ini dapat terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar,

radang uvea, idiopati, toksemia gravidarum. Cairan di bawah retina tidak dipengaruhi

4
oleh posisi kepala. Permukaan retina yang terangkat terlihat cincin. Ablasio ini dapat

hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya berkurang atau hilang.1,2,4

Gambar 4: ablasi retina eksudatif

3. Ablasi retina tarikan atau traksi

Pada ablasio ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut

pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasio retina dan penglihatan turun

tanpa rasa sakit.

Gambar 5: ablasi retina traksi

Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan diabetes

melitus proliferatif, trauma, dan perdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi.

Pengobatan ablasio akibat tarikan di dalam kaca dilakukan dengan melepaskan

5
tarikan jaringan parut atau fibrosis di dalam badan kaca dengan tindakan yang

disebut sebagai vitrektomi.1,2,4

2.2.5 Pengakan diagnosis


1. Anamnesis dan pemeriskaan fisik

2. Pemeriksaan Funduskopi

Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat

berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya

robekan retina berwarna merah. 1,4

Gambar 6 : ablasio retina

3. USG bila penglihatan mata keruh

2.2.6 Tatalaksana

Pengobatan pada ablasi retina adalah pembedahan. Pengobatan ditujukan

untuk melekatkan kembali bagian retina yang lepas dengan krioterapi atau laser.2,4

Krioterapi ini dapat berupa:

1. Kerioterapi permukaan (surface diatermy)

2. Kerioterapi setengah tebal sklera (parsial penetrating diatermy) sesudah

reseksi sklera

6
Berbagai teknik bedah lainya:

 Retinopeksi pneumatik

 Scleral Buckling

 Viterektomi

2.2.7 Prognosis
Prognosis pasca bedah tergantung dari keadaan makulanya, jika sudah

terlepas biasanya hasil tidak sempurna, tetapi jika makula masih melekat tindakan

bedah harus segera dilakukan dan akan mendapatkan hasil yang lebih baik.1,4

7
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Ablasio retina ialah terpisahnya neurosensoris retina dari sel epitel pigmen

retina, yang akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah

koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi yang

menetap.

Ablasi retina ada 3 bentuk yaitu

1. ablasio retina regmatogenosa terjadi akibat adanya robekan pada retina

sehingga cairan masuk kebelakang antara sel pigmen epitel dengan retina

sehingga terjadi perdorongan retina oleh badan kaca cair yang masuk melalui

robekan/lubang pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan

retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid.

2. Ablasio retina eksudatif terjadi akibat tertimbunya eksudat dibawah retina

dan mengangkat retina, penimbunan diakibatkan karena keluarnya cairan dari

pebuluh darah retina dan koroid.

3. Ablasio retina traksi ( tarikan ) terjadi lepasnya jaringan retina diakibatkan

karena adanya tarikan jaringan parut pada badan kaca.

Pada ablasio retina gejala yang paling umum muncul ialah mata kabur, mata

tenang, terdapat floater dan juga terjadi kilatan cahaya. Prinsip pengobatan pada

ablasio retina yaitu untuk melekatkan kembali bagian retina yang terlepas yaitu

dengan cara pembedahan.

8
3.2 SARAN

1. Bagi penulis selanjutnya diharapkan dapat menambahkan sumber pustaka

lebih banyak. Hal ini bertujuan agar hasil penulisan tentang Ablasio retina

lebih lengkap.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi kelima. Cetakan VI. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI. 2018.
2. Jalali S, Retina detacment. Community eye healt vilt no 46, 2003
3. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC. 2009.
4. Yulianti, Sri Y, Ablasio retina, department mata, universitas Indonesia
jakarta, 2007.

10

Anda mungkin juga menyukai