Anda di halaman 1dari 18

BUPATI TANGERANG

PROVINSI BANTEN
RANCANGAN PERATURAN BUPATI TANGERANG
NOMOR TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN APBDESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TANGERANG,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 93 Peraturan
Bupati Kabupaten Tangerang Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Pedoman Penyusunan APBDesa;
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
4. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Peraturan . . .
-2-

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558);
7. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2019
Tentang Pedoman Penyusunan Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa di Desa;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten
Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 01,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 0108);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 9
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Daerah Tahun
2014 Nomor 09, Tambahan Lembaran Daerah Nomor
0914);
10. Peraturan Bupati Nomor 72 Tahun 2017 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Transaksi Non Tunai di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang.
11. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM


PENYUSUNAN APBDESA.
Pasal 1 . . .
-3-

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Tangerang.
4. Kecamatan adalah bagian wilayah dari Daerah
kabupaten yang dipimpin oleh camat.
5. Camat adalah seorang kepala kecamatan yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati
melalui Sekretaris Daerah.
6. Kepala Desa adalah Kepala pemerintahan Desa yang
memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu
perangkat desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
10. Kepala Desa adalah Kepala pemerintahan Desa yang
memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
11. Perangkat Desa . . .
-4-

11. Perangkat Desa adalah Pegawai Desa yang diangkat


dari penduduk desa yang memenuhi persyaratan oleh
Kepala Desa yang bertugas sebagai unsur pembantu
Kepala Desa.
12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya
disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
13. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban
Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
14. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa.
15. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa,
yang selanjutnya disingkat PKPKD, adalah Kepala
Desa atau sebutan nama lain yang karena jabatannya
mempunyai kewenangan menyelenggarakan
keseluruhan pengelolaan keuangan desa.
16. Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa, yang
selanjutnya disingkat PPKD, adalah perangkat Desa
yng melaksanakan pengelolaan keuangan Desa
berdasarkan keputusan Kepala Desa yang
menguasakan sebagaian kekuasaan PKPKD.
17. Sekretaris Desa adalah perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat
Desa yang menjalankan tugas sebagai koordinator
PPKD.
18. Kepala . . .
-5-

18. Kepala Urusan, yang selanjutnya disingkat Kaur,


adalah perangkat Desa yang berkedudukan sebagai
unsur staf sekeretariat Desa yang menjalankan tugas
PPKD.
19. Kepala Seksi, yang selanjutnya disingkat Kasi, adalah
perangkat Desa yang berkedudukan sebagai
Pelaksana Teknis yang menjalankan tugas PPKD.
20. Pengadaan Barang/Jasa Desa yang selanjutnya
disebut dengan pengadaan barang/jasa adalah
kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh
Pemerintah Desa, baik dilakukan melalui swakelola
dan/atau penyedia barang/jasa.
21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang
selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas
dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan
BPD, ditetapkan dengan peraturan desa.
22. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
23. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD
adalah dana perimbangan yang diterima Daerah
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
24. Kelompok . . .
-6-

24. Kelompok transfer adalah dana yang bersumber dari


Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah.
25. Standar Biaya Kegiatan adalah satuan biaya berupa
harga satuan, tarif dan indeks sebagai acuan untuk
menghasilkan komponen biaya dalam penyusunan
RAB APB Desa.
26. Transaksi adalah pemindahan sejumlah nilai uang
dari satu pihak ke pihak lain secara tunai dan non
tunai.
27. Transaksi non tunai merupakan pemindahan
sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak-lain
dengan menggunakan instrument berupa Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet
giro, uang elektronik atau sejenisnya, surat perintah
pencairan dana, daftar rekapitulasi penyaluran dana/
pembayaran, serta daftar penguji
Pasal 2
(1) Pedoman Penyusunan APBDesa, meliputi :
a. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Desa dengan
Kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
b. Prinsip Penyusunan APBDesa;
c. Kebijakan Penyusunan APBDesa;
d. Teknis Penyusunan APBDesa; dan
e. Hal-hal Khusus lainnya.
(2) Uraian Pedoman Penyusunan APBDesa Tahun
Anggaran 2020 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Pasal 3 . . .
-7-

Pasal 3
(1) Dalam penyusunan APBDesa, Pemerintah Desa
berpedoman pada :
a. Standarisasi Biaya Kegiatan di Desa Tahun
Anggaran 2020 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;dan
b. Standarisasi Biaya Kegiatan di Desa Tahun
Anggaran 2020 merupakan batas tertinggi dalam
penyusunan APBDesa Tahun Anggaran 2020;
(2) Fungsi sebagai tertinggi dan estimasi sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf b merupakan besaran biaya
yang tidak dapat dilampaui.
Pasal 4
Kelompok Jenis Belanja Dalam Penyusunan APBDesa
adalah sebagai berikut :
a. Belanja Pegawai;
b. Belanja Barang dan Jasa;
c. Belanja Modal;dan
d. Belanja Tak Terduga
Pasal 5
(1) Belanja Pegawai sebagaimana Pasal 4 huruf a
dianggarkan untuk pengeluaran Penghasilan Tetap,
Tunjangan, Penerimaan lain, dan pembayaran
jaminan sosial bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa,
serta Tunjangan BPD.
(2) Belanja Pegawai sebagaimana dimaksud pasal 4 huruf
a dianggarkan dalam bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa.
(3) Belanja . . .
-8-

(3) Belanja Pegawai sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat


huruf a pelaksanaannya dibayarkan setiap bulan dan
/atau dibayarkan setiap beberapa bulan sesuai
dengan tahapan penyaluran APBDesa.
(4) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf
a dianggarkan selama 12 (dua belas) Bulan.
(5) Pembayaran jaminan sosial sebagaimana Pasal 4
huruf a sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kemampuan APBDesa.
(6) Belanja Pegawai sebagaimana Pasal 4 huruf a antara
lain :
a. Penghasilan Tetap Kepala Desa;
b. Tunjangan Kepala Desa;
c. Penerimaan Lain-lain Kepala Desa yang sah;
d. Penghasilan Perangkat Desa;
e. Tunjangan Perangkat Desa;
f. Penerimaan Lain-lain Perangkat Desa yang sah;
g. Jaminan Kesehatan Kepala Desa;
h. Jaminan Kesehatan Perangkat Desa;
i. Jaminan Ketenagakerjaan Kepala Desa;
j. Jaminan Ketenagakerjaan Perangkat Desa;
k. Tunjangan Kedudukan BPD;dan
l. Tunjangan Kinerja BPD.
Pasal 6
(1) Belanja barang dan jasa sebagaimana pasal 4 huruf b
digunakan antara lain :
a. Belanja Barang Perlengkapan;
b. Belanja Jasa Honorarium;
c. Belanja Perjalanan Dinas;
d. Belanja Jasa Sewa;
e. Belanja Operasional Perkantoran;
f. Belanja Pemeliharaan;
g. Belanja . . .
-9-

g. Belanja Barang dan Jasa yang diserahkan kepada


masyarakat;dan
h. Belanja Jasa Konsultan.
(2) Belanja Barang perlengkapan sebagaimana pasal 5
ayat (1) huruf a digunakan untuk :
a. Belanja Alat tulis kantor dan benda pos;
b. Belanja perlengkapan alat – alat listrik;
c. Belanja perlengkapan alat alat rumah tangga dan
bahan kebersihan;
d. Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas/Isi ulang
Tabung Pemadam Kebakaran;
e. Belanja Barang Cetakan dan Penggandaan;
f. Belanja Barang Konsumsi (Makan/minum);
g. Belanja Bahan Material;
h. Belanja Bendera/umbul-umbul/Spanduk;
i. Belanja Pakaian Dinas/Seragam/Atribut
j. Belanja Bahan Obat-obatan
k. Belanja Pakan Hewan, Obat-obatan Hewan;
l. Belanja Pupuk/Obat-obatan Pertanian;
m. Belanja Barang perlengkapan lainnya.
(3) Belanja Jasa Honorarium sebagaimana pasal 5 ayat
(1) huruf b digunakan untuk :
a. Belanja Jasa Honorarium Tim Pelaksana
Kegiatan;
b. Belanja Jasa Honorarium Pembantu Tugas Umum
Desa/Operator;
c. Belanja Jasa Honorarium/Insentif Pelayanan
Desa;
d. Belanja Jasa Honorarium Tenaga
Ahli/Profesi/Konsultan/Narasumber;
e. Belanja Honorarium Petugas;
f. Belanja . . .
-10-

f. Belanja Jasa Honorarium PKPKD dan PPKD;


g. Belanja Jasa Honorarium Staf Administrasi BPD;
h. Belanja Jasa Uang Saku
Pelatihan/Seminar/Bimbingan Teknis
i. Belanja Jasa Honorarium/Insentif Pengurus
Perpustakaan;
j. Belanja Jasa Honorarium/Insentif Pengurus
PAUD Desa;
k. Belanja Jasa Honorarium/Insentif Kader
Poyandu;
l. Belanja Jasa Honorarium/Insentif Perlindungan
Masyarakat;
m. Belanja Jasa Honorarium/Insentif Pelatih
Olahraga;
n. Belanja Jasa Honorarium / Insentif Perangkat
Pertandingan Olahraga/ Pelatih
Olahraga/Penceramah;
(4) Belanja Perjalanan Dinas sebagaimana Pasal 5 ayat
(1) huruf c digunakan untuk :
a. Belanja Perjalanan Dinas dalam Kabupaten/Kota;
b. Belanja Perjalanan Dinas luar Kabupaten/Kota;
c. Belanja Pelatihan;
(5) Belanja Sewa sebagaimana Pasal 5 ayat (1) huruf d
digunakan untuk :
a. Belanja Jasa Sewa Bangunan/Gedung/Ruang;
b. Belanja Jasa Sewa Peralatan/Perlengkapan;
c. Belanja Jasa Sewa Mobilitas;
d. Belanja Jasa Sewa Hotel.
(6) Belanja Operasional Perkantoran sebagaimana Pasal 5
ayat (1) huruf e digunakan untuk :
a. Belanja Jasa Langganan Listrik;
b. Belanja Jasa Langganan Air Bersih;
c. Belanja Jasa Langganan Majalah/Surat Kabar;
d. Belanja . . .
-11-

d. Belanja Jasa Langganan Telepon;


e. Belanja Jasa langganan internet;
f. Belanja Jasa kurir/Pos/Giro;
g. Belanja Jasa Perpanjangan Ijin/Pajak;
h. Belanja Insentif/Operasional RT/RW;
(7) Belanja Pemeliharaan sebagaimana Pasal 5 ayat (1)
huruf f digunakan untuk :
a. Belanja Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Berat;
b. Belanja Pemeliharaan Kendaraan Bermotor;
c. Belanja Pemeliharaan Peralatan;
d. Belanja Pemeliharaan Bangunan;
e. Belanja Pemeliharaan Jalan;
f. Belanja Pemeliharaan Jembatan;
g. Belanja Pemeliharaan Irigasi/Saluran
Sungai/Embung/Air Bersih;
h. Belanja Pemeliharaan Jaringan dan Instalasi
(Listrik, telepon internet, komunikasi);
i. Belanja Pemeliharaan lainnya.
(8) Belanja Barang yang diberikan kepada masyarakat
sebagaimana Pasal 5 ayat (1) huruf g digunakan
untuk :
a. Belanja Bahan Perlengkapan untuk diserahkan
kepada masyarakat;
b. Belanja Bantuan Mesin/Peralatan/Kendaraan
untuk diserahkan kepada masyarakat;
c. Belanja Bantuan Bangunan untuk diserahkan
kepada masyarakat;
d. Belanja Beasiswa Berprestasi/Masyarakat Miskin;
e. Belanja Bantuan Bibit Tanaman/Hewan/Ikan
f. Belanja Barang untuk diserahkan kepada
Masyarakat lainnya.
(9) Belanja . . .
-12-

(9) Belanja Jasa Konsultan sebagaimana Pasal 5 ayat (1)


huruf h digunakan untuk :
a. Belanja Jasa Konsultan Sistem Informasi
Manajemen;
b. Belanja Jasa Konsultan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
Pasal 7
(1) Belanja Modal sebagaimana pasal 4 huruf c
digunakan antara lain :
a. Belanja Modal Pengadaan Tanah;
b. Belanja Modal Pengadaan Peralatan,Mesin dan
Alat Berat;
c. Belanja Modal Kendaraan;
d. Belanja Modal Gedung, Bangunan dan Taman;
e. Belanja Modal Jalan/Prasarana Jalan;
f. Belanja Modal Jembatan;
g. Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/Air
Limbah/Persampahan;
h. Belanja Modal Jaringan/Instalasi;
i. Belanja Modal Lainnya.
(2) Belanja Modal Pengadaan Tanah sebagaimana pasal 6
ayat (1) huruf a digunakan antara lain :
a. Belanja Modal Pembebasan/Pembelian Tanah;
b. Belanja Modal Pembayaran Honorarium Tim
Tanah;
c. Belanja Modal Pengukuran dan Sertifikasi Tanah;
d. Belanja Modal Pengurukan dan Pematangan
Tanah;
e. Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah;
f. Belanja Modal Pengadaan Tanah Lainnya.
(3) Belanja . . .
-13-

(3) Belanja Modal Pengadaan Peralatan, Mesin dan Alat


Berat sebagaimana pasal 6 ayat (1) huruf b
digunakan antara lain :
a. Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Pelaksana
Kegiatan;
b. Belanja Modal Peralatan Elektronik dan Alat
Studio;
c. Belanja Modal Peralatan Komputer;
d. Belanja Modal Peralatan Mebeler dan Aksesoris
Ruangan;
e. Belanja Modal Peralatan Rambu-rambu/Patok
Tanah;
f. Belanja Modal Peralatan Khusus Kesehatan;
g. Belanja Modal Peralatan Khusus
Pertanian/Peternakan/Perikanan;
h. Belanja Modal Mesin;
i. Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Berat;
j. Belanja Modal Peralatan, Mesin dan Alat berat
lainnya.
(4) Belanja Modal Kendaraan sebagaimana pasal 6 ayat
(1) huruf c digunakan antara lain :
a. Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Pengadaan
(Kendaraan);
b. Belanja Modal Kendaraan Darat Bermotor;
c. Belanja Modal Kendaraan Darat Tidak Bermotor;
d. Belanja Modal Kendaraan Air Bermotor;
e. Belanja Modal Air Tidak Bermotor;
f. Belanja Modal Kendaraan Lainnya.
(5) Belanja Modal Gedung, Bangunan dan Taman
sebagaimana pasal 6 ayat (1) huruf d digunakan
antara lain :
a. Belanja Modal Gedung, Bangunan, Taman -
Honor Pelaksana Kegiatan;
b. Belanja . . .
-14-

b. Belanja Modal Gedung, Bangunan, Taman - Upah


Tenaga Kerja;
c. Belanja Modal Gedung, Bangunan, Taman -
Bahan Baku/Material;
d. Belanja Modal Gedung, Bangunan, Taman - Sewa
Peralatan.
(6) Belanja Belanja Modal Jalan/Prasarana Jalan
sebagaimana pasal 6 ayat (1) huruf e digunakan
antara lain :
a. Belanja Modal Jalan - Honor Tim Pelaksana
Kegiatan;
b. Belanja Modal Jalan - Upah Tenaga Kerja;
c. Belanja Modal Jalan - Bahan Baku/Material;
d. Belanja Modal Jalan - Sewa Peralan.
(7) Belanja Belanja Modal Jembatan sebagaimana pasal
6 ayat (1) huruf f digunakan antara lain :
a. Belanja Modal Jembatan - Honor Tim Pelaksana
Kegiatan;
b. Belanja Modal Jembatan - Upah Tenaga Kerja;
c. Belanja Modal Jembatan - Bahan Baku/Material;
d. Belanja Modal Jembatan - Sewa Peralan.
(8) Belanja Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/Air
Limbah/Persampahan sebagaimana pasal 6 ayat (1)
huruf g digunakan antara lain :
a. Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/Air
Limbah/Persampahan- Honor Tim Pelaksana
Kegiatan;
b. Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/Air
Limbah/Persampahan- Upah Tenaga Kerja;
c. Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/Air
Limbah/Persampahan- Bahan Baku/Material;
d. Belanja . . .
-15-

d. Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/Air


Limbah/Persampahan - Sewa Peralan.
(9) Belanja Belanja Modal Jaringan/Instalasi
sebagaimana pasal 6 ayat (1) huruf h digunakan
antara lain :
a. Belanja Modal Jaringan/Instalasi - Honor Tim
Pelaksana Kegiatan;
b. Belanja Modal Jaringan/Instalasi - Upah Tenaga
Kerja;
c. Belanja Modal Jaringan/Instalasi - Bahan
Baku/Material;
d. Belanja Modal Jaringan/Instalasi - Sewa Peralan.
(10) Belanja Modal Lainnya sebagaimana pasal 6 ayat (1)
huruf i digunakan antara lain :
a. Belanja Khusus Pendidikan dan Perpustakaan;
b. Belanja Khusus Olahraga;
c. Belanja Modal Khusus
Kesenian/Kebudayaan/Keagamaan;
d. Belanja Modal Tumbuhan/Tanaman;
e. Belanja Modal Hewan;
f. Belanja Modal Lainnya.
Pasal 8
(1) Harga satuan kendaraan dinas berpedoman pada
harga yang dikeluarkan oleh Agen Tunggal Pemegang
Merk dan/atau katalog elektronik yang dikeluarkan
oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa
Pemerintah ditambah biaya pengiriman.
(2) Harga buku perpustakaan berpedoman pada harga
yang dikeluarkan oleh penerbit dan/atau katalog
elektronik yang dikeluarkan oleh Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/jasa Pemerintah ditambah biaya
pengiriman.
(3) Harga . . .
-16-

(3) Harga peralatan kesehatan dan bahan medis habis


pakai berpedoman pada katalog elektronik yang
dikeluarkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/jasa Pemerintah ditambah biaya pengiriman.
(4) Harga peralatan kesehatan dan bahan medis habis
pakai yang tidak tercantum pada katalog elektronik
yang dikeluarkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/jasa Pemerintah sesuai dengan harga pasar
ditambah biaya pengiriman.
(5) Harga Komputer beserta kelengkapannya, Peralatan
Elektronik dan komoditas lain berpedoman pada
katalog elektronik yang dikeluarkan oleh Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah
ditambah biaya pengiriman.
(6) Biaya pengiriman sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sampai dengan ayat (5) sesuai dengan hasil
negosiasi dengan Penyedia barang.
Pasal 9
(1) Pengadaan barang/jasa yang harganya melebihi
Standarisasi Indeks Biaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 atau belum diatur dalam Peraturan
Bupati ini mengacu pada Harga Standar Pemerintah
Kabupaten Tangerang.
(2) Harga Standar Pemerintah Kabupaten sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.
Pasal 10 . . .
-17-

Pasal 10
Pada saat berlakunya peraturan Bupati ini, maka
Peraturan Bupati Tangerang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Standar Biaya Kegiatan di Desa, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Tangerang.

Disahkan di Tigaraksa
Pada tanggal

BUPATI TANGERANG,

A. ZAKI ISKANDAR

Diundangkan di Tigaraksa
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN TANGERANG,

MOCH. MAESYAL RASYID

BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2020 NOMOR….

Anda mungkin juga menyukai