Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gracia Filia Mulyono

NIM : 180341617552
Kelas : Offering C-C 2018

Tugas 1 Pertemuan 5
Analisis Pendekatan Mikroevolusi

Mikroevolusi mendefinisikan proses evolusi pada skala kecil, yaitu perubahan


frekuensi alel dalam suatu populasi dari generasi ke generasi dan pada umumnya terjadi
dalam suatu periode yang singkat (Reece dan Campbell, 2011). Beberapa faktor penyebab
mikroevolusi diringkas dalam uraian sebagai berikut:
1. Hanyutan Genetik (Genetic Drift)
Hanyutan genetik didefinisikan sebagai perubahan dalam gene pool karena suatu
kejadian yang menyebabkan perubahan (fluktuasi) frekuensi alel dalam suatu populasi
secara tidak terduga dan berlangsung dari generasi ke generasi (Reece dan Campbell,
2011). Hanyutan genetik dapat terjadi melalui dua mekanisme sebagai berikut:
a. Efek Leher Botol (Bottleneck Effect)
Efek leher botol dapat diamati pada ilustrasi kasus misalnya terjadi suatu
bencana besar yang menyebabkan kepunahan spesies misalnya seperti banjir,
kebakaran, tsunami, gempa bumi, dan sebagainya. Bencana ini mengakibatkan
penurunan jumlah spesies yang drastis, dalam suatu populasi misalnya mulanya
terdapat sekian ribu atau juta spesies hanya sekian puluh atau ratusan spesies saja
yang berhasil bertahan hidup dan selamat.
Efek leher botol menggambarkan bahwa misalkan dalam suatu populasi
dengan keragaman genetiknya digambarkan dengan bola-bola dengan berbagai
macam warna, ketika bola-bola tersebut dikeluarkan dari botol yang mana
memiliki diameter leher yang sempit, hanya sebagian kecil warna dari
keseluruhan bola saja yang dapat keluar (tidak mewakili keseluruhan warna bola
mula-mula yang terdapat di dalam botol). Secara alami keragaman genetik hilang,
individu yang selamat hanya membawa beberapa alel yang berbeda dari generasi
yang akan dibentuk, oleh karena itu mekanisme ini disebut sebagai efek leher
botol atau bottleneck effect.
Sebagai contoh konkret, mekanisme mikroevolusi efek leher botol salah
satunya yaitu dapat diamati pada kasus cheetah modern, dimana sebelum
pembentukan global planet (periode Kuarter), terdapat beberapa jenis cheetah di
Afrika, Eurasia, dan Amerika Utara, yang sangat berbeda dari cheetah modern
baik dalam ukuran maupun kemampuan kecepatannya. Selama periode Kuarter,
ketika makanan menjadi kurang dapat diakses, terjadi kematian masif berbagai
spesies makhluk, termasuk juga cheetah. Hal ini menyebabkan penurunan drastis
jumlah cheetah yang mulanya mencapai ratusan ribu individu, pada masa-masa
terakhir ini diketahui seluruh cheetah yang ada di muka bumi diperkirakan hanya
terdapat beberapa ratus individu saja. Selain itu, diketahui hanya spesimen
tercepat dan berukuran kecil yang selamat, peristiwa ini menunjukkan efek leher
botol pada populasi cheetah.
Efek leher botol diketahui juga disebabkan oleh unsur intervensi manusia di
alam. Hal ini dapat diamati misalnya yaitu pada fenomena spesies anjing laut
gajah utara dimana akibat perburuan aktif dan pemusnahan hewan-hewan ini pada
akhir abad 19, diketahui dari jumlah mula-mula yaitu sekitar 150 ribu hanya
sekitar 20 individu saja yang tersisa. Contoh lainnya yaitu dapat diamati pada
spesies bison di Eropa dan Amerika, dimana pada awal abad ke-20, hanya tersisa
12 spesies bison eropa dari mula-mula 3.600 spesies, dan 750 spesies bison
Amerika dari mula-mula 370.000 spesies.
Namun, dalam hal ini selain dari dampak negatif, intervensi manusia dalam
mekanisme efek leher botol juga dilakukan untuk kepentingan positif yaitu
digunakan dalam pemilihan subspesies baru tanaman dan hewan untuk
mengkonsolidasikan tanda-tanda yang bermanfaat bagi manusia.
Keragaman genetik diketahui juga dapat dipulihkan melalui perjalanan proses
evolusi yang panjang berikutnya, tetapi perlu menciptakan kondisi yang tepat.
Dalam hal ini, lingkungan harus menyediakan relung yang berbeda untuk habitat
spesies ini, yaitu lingkungan itu sendiri harus beragam. Kemudian, spesies akan
beradaptasi dengan kondisi baru dan secara bertahap mengakumulasi mutasi baru,
sehingga kemudian spesies dapat memulihkan kumpulan gennya.
b. Efek Pendiri (Founder Effect)
Efek pendiri merupakan peristiwa pergeseran genetik di mana populasi kecil
dari sejumlah individu terputus dari populasi yang lebih besar. Dalam pengertian
lain, efek pendiri didefinisikan sebagai hilangnya variasi genetik yang terjadi
ketika suatu populasi baru terbentuk oleh sejumlah individu dalam populasi yang
sangat kecil. Ketika sekelompok individu (sebagian kecil dari populasi) terpisah
dan terisolasi dari populasi yang lebih besa, kelompok individu yang lebih kecil
ini dapat membentuk populasi baru yang kumpulan gennya berbeda dari populasi
asalnya (Reece dan Campbell, 2011).
Salah satu contoh fenomena efek pendiri yaitu dapat diamati pada fenomena
komunitas Amish, di Timur Pennsylvania. Dalam sejarahnya, komunitas ini
diperkirakan didirikan oleh kurang lebih 200 orang yang sedang berimigrasi dari
Jerman. Komunitas The Amish biasanya menikah dari dalam komunitas mereka
sendiri dan terisolasi, sehingga mutasi genetik cenderung bertahan. Dalam
komunitas ini dikenal suatu sindrom yaitu sindrom Ellis-van Creveld. beberapa
gejala umum yang dialami penderitanya yaitu antara lain polydactyly, dwarfisme
dan terkadang disertai cacat jantung bawaan. Sindrom ini merupakan jenis
kelainan yang sangat jarang terjadi (langka), tetapi karena efek pendiri (founder
effect) sindrom Ellis-van Creveld ini menjadi ‘umum’ di kalangan komunitas
Amish.
Efek pendiri tidak hanya terbatas pada manusia saja, diketahui efek pendiri
juga dapat terjadi baik pada tumbuhan atau hewan, setiap kali suatu kecil populasi
putus dari populasi besarnya (mula-mula). Efek pendiri dapat menyebabkan
dampak besar pada populasi kecil karena pergeseran genetik, dampaknya dapat
bertahan ketika penduduk tetap terisolasi sehingga variasi genetik minimal.
2. Aliran Gen (Gen Flow)
Aliran gen merupakan proses evolusi yang terjadi ketika gen atau alel
berpindah dari satu populasi ke populasi lain. Oleh karena itu aliran gen dikenal juga
sebagai “migrasi gen”. Aliran gen dapat menyebabkan perubahan (penambahan
ataupun pengurangan) dalam frekuensi alel serta beberapa variasi dalam kumpulan
gen dari kedua populasi. Aliran gen dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu
faktor yang paling signifikan adalah mobilitas dimana semakin besar mobilitas suatu
individu, maka semakin besar potensi migrasi individu tersebut dan semakin besar
pula potensi atau akibat aliran genetik yang ditimbulkan.
Aliran genetik seringkali mengeliminasi perbedaan yang ada antar populasi
yang berdekatan, sehingga seringkali menjadi satu populasi yang memiliki kesamaan
struktur genetik. Salah satu contoh aliran genetik yaitu, terjadi pada manusia
mengenai kekebalan yang dikembangkan untuk penyakit malaria di antara orang
Afrika Barat baru setelah orang tua mereka kawin dengan orang Eropa yang awalnya
memiliki kekebalan. Penyakit malaria tereliminasi oleh ‘gen kekebalan’ yang
diperoleh dari orang tua/populasi eropa.

3. Mutasi
Mutasi didefinisikan sebagai perubahan dalam susunan atau struktur materi
genetik suatu organisme. Perubahan susunan materi genetik DNA yang terjadi pada
gamet akan mengubah gene pool populasi dengan menggantinya dengan alel yang
telah mengalami mutasi. Dalam hal ini dapat diamati misalnya yaitu mutasi pada
bunga yang menyebabkan perubahan warna pada bunga tersebut, dalam hal ini
diketahui suatu bunga memiliki alel aa yaitu sebagai alel (fenotip) yang membawa
sifat bunga berwarna putih, serta alel AA yang membawa sifat bunga berwarna
merah. Dimisalkan suatu mutasi menyebabkan perubahan warna bunga dimana alel aa
(putih) menjadi alel dominan AA (merah), sehingga menyebabkan penurunan
frekuensi alel a dan meningkatkan frekuensi alel A yang mengarah pada perubahan
warna bunga menjadi merah. Perubahan frekuensi alel karena mutasi seringkali baru
terlihat setelah beberapa generasi (bahkan hingga ratusan generasi), terutama apabila
mutasi terjadi dari alel dominan menjadi resesif.
4. Perkawinan Tidak Acak
Perkawinan tidak acak merupakan perkawinan yang terjadi antara individu
yang masih memiliki hubungan dekat. Perkawinan acak menyebabkan distribusi alel
yang tidak acak pada individu. Perkawinan tidak acak disebabkan oleh banyak faktor,
tetapi sangat jarang terjadi. Beberapa faktor yang menyebabkan perkawinan tidak
acak antara lain sebagai berikut:
a. Inkompatibilitas, yaitu kondisi tidak dapat terjadinya fertilisasi meskipun
masing-masing memiliki alel yang sama
b. Perbedaan atau kesenjangan umur organ reproduksi
c. Adanya musim kawin, sehingga menyebabkan persaingan untuk
memperoleh pasangan; kondisi ini umumnya terjadi pada hewan
d. Letak organ reproduksi yang menyebabkan kesulitan terjadinya fertilisasi
e. Adanya naluri untuk memilih pasangan sesuai dengan keinginannya
5. Seleksi Alam
Seleksi alam menekankan pada proses evolusi berdasarkan kemampuan
adaptasi suatu organisme, dimana organisme yang mampu beradaptasi akan dapat
bertahan hidup dan mewariskan sifat ke generasi selanjutnya, sementara yang tidak
mampu beradaptasi akan terseleksi, dalam hal ini mati/punah. Seleksi alam akan
mempertahan kan genotip yang baik dalam populasi. Seleksi alam dapat
menyebabkan perubahan frekuensi gene pool.

Daftar Rujukan

Reece, J. B., dan Campbell, N. A. 2011. Campbell Biology Ninth Edition. Boston: Benjamin
Cummings Pearson Education.

Anda mungkin juga menyukai