id
BAB IV
dan juga untuk menetapkan kadar nitrit dalam sosis bermerek yang beredar di
10 sampel diambil dari beberapa merek Sosis yang beredar di supermarket yang
Spektrofotometri UV-VIS.
Metode yang digunakan untuk uji kualitatif dalam penelitian ini adalah uji
pereagen asam sulfanilat dan NED, reaksi yang terjadi dalam uji ini adalah reaksi
diazotasi antara asam nitrit (dari natrium nitrit dalam suasana asam) dengan amin
penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5. Reaksi ini tidak stabil dalam suhu
senyawa fenol dan gas nitrogen, untuk itu filtrat yang digunakan sudah
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
naftil etilen diamin dihidroklorida membentuk suatu zat pewarna azo yang merah.
yang diasamkan. Warna ungu dari larutan kalium permanganat akan hilang saat
diteteskan kedalam sampel, hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut positif
mengandung nitrit.
ungu gelap. Reduksi ion permanganat akan menghasilkan ion Mn2+ yang tidak
berwarna. Larutan akan berubah warna dari ungu menjadi tidak berwarna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Mn2+ yang tidak berwarna. Ketika KMnO4 yang diasamkan diteteskan dengan
nitrit akan berubah warna karena nitrit berlaku sebagai reduktor yang akan
mereduksi MnO4- (yang memiliki biloks 7+) menjadi Mn2+ (yang memiliki biloks
2+).
Menurut hasil uji kualitatif seperti pada Tabel I, diperoleh hasil yaitu dari
dan 1 sampel yang dinyatakan negatif yaitu produk sosis F. Pada uji Griess-
Ilosvay hanya terdapat satu merek sosis yang hasilnya negatif mengandung nitrit,
hasil yang diperoleh pada uji menggunakan kalium permanganat, 10 merek sosis
tersebut positif mengandung nitrit. Hasil negatif ini dapat disebabkan karena saat
direaksikan sampel sudah mengalami perubahan suhu, apabila suhu tidak sesuai
diasamkan dimana uji ini tidak diperlukan suhu khusus, akan terjadi reaksi yang
senyawa nitrit, dapat juga diakibatkan oleh telah terkonversinya nitrit menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
2. Sosis B ++ Positif
+++ Positif
3. Sosis C + Positif
+++ Positif
5. Sosis E ++ Positif
+++ Positif
6. Sosis F - Negatif
+++ Positif
7. Sosis G + Positif
+++ Positif
8. Sosis H + Positif
+ +++ Positif
Keterangan : + : Lemah
++ : Sedang
+++ : Kuat
Uji kualitatif 10 sampel sosis memberikan hasil positif pada 9 sampel dan
sampel negatif pada produk sosis F. Selanjutnya dipilih 5 sampel untuk di uji
kuantitatif, pemilihan sampel berdasarkan pada hasil uji kualitatif dengan melihat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
warna kuat. Uji kuantitatif ini dilakukan dengan alat Spektrofotometri UV-VIS.
sehingga luas permukaan kontak antara pelarut dengan sampel menjadi lebih
Larutan dipanaskan diatas water bath selama 2 jam (80oC) dan dikocok. Setelah 2
jam, larutan kemudian didinginkan pada suhu ruang dan ditambahkan aquades
hingga mencapai 500 mL. Proses pemanasan di atas water bath selama dua jam
ini bertujuan untuk mengekstrak sebagian nitrit yang tersuspensi di dalam sosis ke
ke dalam labu ukur 50 mL. Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari
berpori atau bahan berpori lain untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat
halus yang tersuspensi dan koloid. Lalu ditambahkan pereaksi Griess Ilosvay yang
terdiri dari reagen sulfanilamid dan reagen NED. Ditambahkan sebanyak 2.5 mL
Hasil yang diperoleh 0,9599 tidak mencapai 0,99 karena kemungkinan sampel
yang digunakan terlalu sedikit sehingga pengukuran kurva baku kurang maksimal.
Kurva baku nitrit dapat dilihat pada Gambar 6. Kurva baku yang diperoleh dapat
digunakan untuk menetapkan kadar natrium nitrit dalam sampel sosis. Sebagai
aturan umum, nilai 0,90 < r < 0,95 menunjukkan kurva yang cukup baik, nilai
0,95 < r < 0,99 menunjukkan kurva yang baik, dan nilai r > 0,99 menunjukkan
linearitas yang sangat baik. Nilai maksimum dari r adalah 1 yang menunjukkan
1994).
II dapat diketahui bahwa sampel yang memiliki kandungan nitrit terbesar adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
pada sampel produk Sosis I, yaitu 0,0182% kadar tersebut melebihi peraturan
daging olahan yaitu sebesar 125 mg/kg atau 0,0125%. Sampel dengan kandungan
sodium nitrit telah dikurangi sampai sekitar 40 – 50 ppm. Jumlah nitrit sekitar 50
ppm disertai dengan penggunaan sorbat sebagai pengawet, cukup efektif untuk
E telah banyak dilakukan pada produk daging yang diawetkan dengan nitrit,
nitrit membawa pengaruh yang kurang baik.Nitrit bersifat toksin bila dikonsumsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
dalam jumlah yang berlebihan. Nitrit dalam tubuh dapat mengurangi masuknya
oksigen ke dalam sel-sel atau otak. Senyawa aktif dari sodium nitrit adalah NO
atau Nitrooksigen, yang dapat terbentuk apabila sodium nitrit dilarutkan. Dalam
berwarna merah cerah. Reaksi asam nitrit dalam daging dapat dilihat pada
Gambar 7.
oksigen dari paru-paru untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Dalam proses ini akan
Fungsi oksigen dalam hal ini adalah untuk melaksanakan proses metabolisme
(oksidasi) dalam tubuh, misalnya oksidasi gula untuk menghasilkan energi yang
diperlukan oleh tubuh. Apabila darah keluar dari urat darah (misalnya karena
terluka), maka darah yang tadinya berwarna merah cerah akan berubah menjadi
kecoklatan karena adanya kontak dengan oksigen dari udara. Dalam hal ini yang
terjadi adalah oksidasi hemoglobin oleh oksigen (bukan pengikatan oksigen oleh
Apabila nitrit masuk ke dalam tubuh, akan terbentuk NO dan apabila nitrit
seperti halnya yang terjadi pada pigmen daging. Akibatnya hemoglobin tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
terjadinya kematian.
Nitrit yang masuk ke dalam tubuh melalui bahan pengawet makanan akan
bereaksi dengan amino dalam reaksi yang sangat lambat membentuk berbagai
-H2O
+ H2O
O + H - O - N5+ O
H-O N3+
reaction with
myoglobin and or nitrous acid
SH group amino acids
O
nitric acid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
menunjukkan bahwa 3 dari 10 sampel daging burger yang diteliti memiliki kadar
Yogyakarta dengan sampel dendeng sapi berlabel dan non label yang didapatkan
hasil bahwa kadar nitrit dari 10 sampel yang diteliti masih berada dibawah kadar
Kadar nitrit yang terdapat dalam sampel yang diuji dengan metode
sampel Sosis E, dan kadar tertinggi terdapat pada Sampel Sosis I. Dari penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa pemakaian nitrit masih dapat ditoleransi karena
kadar natrium nitrit yang terdapat pada masing-masing sampel masih berada di
bawah batas maksimum kecuali pada sampel sosis I, namun konsumsi daging
sosis yang mengandung natrium nitrit tetap perlu diperhatikan karena natrium
nitrit bersifat kumulatif dalam tubuh manusia yang dalam jangka waktu panjang
commit to user