INTRANATAL
(Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Maternitas)
Disusun Oleh :
Nama :Angga Nugraha Sadeli
Nim: J.0105.20.078
A. Definisi
2
B. Etiologi
Selain itu penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum di ketahui secara
3
5. Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalis .Teori ini
menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi
kelambatan persalinan karena tidak terbetnuk hipotalamus, teori ini
dikemukakan oleh Linggin(1979).
C. Induksi partus
e. Serviks menjadi lebih lembek dan mulai mendatar, sekresinyapun akan
2. Tanda – t anda pasti persali nan yang terj adi beber apa saat
sebelum persali nan adalah :
a. Terjadinya his persalinan yang bersifat :
5
5 Psikologi.
Apabila ibu hamil mengalami stress psikologis, janin dan ibu akan
mengalami kondisi yang tidak baik,disebabkan saat stress dapat
menyebabkan disekresinya epineprin yang dapat menghambat
aktifitas miometrial sehingga mengakibatkan tidak terkoordinasinya
aktivitas uterus. Agar tidak terjadi hal tersebut sang calon ibu harus
diberikan support dan dukungan, karena berdasarkan penelitian
bahwa support emosional dan fisik mempunyai hubungan signifikan
dalam mempercepat persalinan (Departemen Kesehatan Jawa
Tengah, 2004
E. Patwa
6
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Rekaman kardiotografi.
b. Partograf.
c. Ultrasonografi (USG).
G. Pnatalaksanaan
Untuk mendapatkan hasil akhir kehamilan yang optimal, harus dibuat program
yang tersusun rapi untuk memberikan surveilans ketat tentang kesejahteraan ibu
dan janin selama persalanin. Semua observasi harus dicatat secara tepat.
Frekuensi, intesitas, dan lamanya kontraksi uterus, serta respons denyut jantung
janin terhadap kontraksi tersebut harus diperhatikan benar. Aspek-aspek ini
7
dapat dievaluasi dengan tepat dalam urutan yang logis.
8
Makanan harus ditunda pemberiannya selama proses persalainan aktif.
Waktu pengosongan lambung memanjang secara nyata saat proses
persalinan berlangsung dan diberikan obat analgesik. Sebagai akibatnya,
makanan dan sebagian besar obat yang dimakan tetap berada di lambung
dan tidak diabsorpsi; melainkan, dapat dimuntahkan dan teraspirasi
Terdapat kecenderungan memberikan cairan dengan jumlah yang
terbatas untuk wanita in partu.
d) CAIRAN INTRAVENA.
Meskipun telah menjadi kebiasaan di banyak rumah sakit untuk memasang
sistem infus intravena secara rutin pada awal persalinan, jarang ada ibu
hamil normal yang benar-benar memerlukannya, setidaknya sampai
analgesia diberikan. Sistem infus intravena menguntungkan selama masa
nifas dini untuk memberikan oksitosin profilaksis dan seringkali bersifat
terapeutikketika terjadi atonia uteri. Selain itu, persalinan yang lebih
lama, pemberian glukosa, natrium dan air untuk wanita yang sedang
berpuasa dengan kecepatan 60 sampai 120 ml per jam, efektif untuk
mencegah
f) ANALGESIA.
10
menyebabkan prolaps tali pusat.
Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 - 6 cm, pasang handuk
bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu. Ambit kain bersih. melipat
1/3 bagian dan diletakkandibawah bokong, ibu. Buka Cutup partus set.
Pasang sarung Langan D FT.
Menolong kelahiran bayi
Saat sub-ocsiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
perineum dengandialas lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan
kiri menahan
puneak kepalaagar tidak terjadi defleksi yang tertalu cepat saat
kepala lahir. Minta ibu untuk tidak meneran dengan bernafas pendek-
pendek).
Mengusapkan kasa/ kain bersih untuk membersihkan muka janin
dari lendir dan darah.Bila didapatkan mekonium pada air ketuban,
segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan lendir De Lee.
Periksa adanya lilitan tali pusat pada leherjanin.
Tunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
Setelah kepala janin menghadap papa ibu, tempatkan kedua telapak
tangan biparietalkepala janin, tarik ke arah bawah sampai bahu
anterior/ depan lahir, kemudian tarik secara hati- hati ke alas sampai
bahu posterior/ belakang lahir. Bila terdapat lilitan tali pusat yang
terlalu eras hingga menghambat putaran paksi luar atau lahirnya
bahu, mintaibu berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri,
pasang klem di dua tempat padatali pusat dan potong tali pusat
diantara kedua klem tersebut.
Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu
janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian
kepala) dan keempat jari pada bahudan dada, pung gung janin,
sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian
anterior saat badan dan lengan lahir.
Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menelusuri punggung
kearah bokong dantungkai bawah janin untuk memegang tungkai
12
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiridiantara kedua lutut janin).
3. Penatalaksanaan partus kala III
Kala III (Pengeluaran plasenta).Dimulai setelah lahirnya bayi, kontraksi
rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras denganfundus uteri
setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali
sebelumnya. Beberapasaat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 5 ± 10 menit seluruh plasenta terlepas,
terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongandari alas simpisis atau fundus uteri. seluruh proses biasanya
berlangsung 5 ± 30 menit setelah bayilahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira ± kira 100 ± 200 cc.
4.Penatalaksanaan partus kala 1V
Kala IV (Pengawasan).Dimana salami 1 - 2 jam setelah bayi dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutamaterhadap bahaya perdarahan post
parfum
13
partus set
b. Pakai celemek plastic
c. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dankering.
d. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam.
e. Masukkan oksitasin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai
sarung tanganDTT) dan setril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik)
f. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan
ke belakangdengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air
disinfeksi tingkat tinggi (DTT).
g. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksamadari arah depan ke belakang.
h. Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia.
i. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan
rendam dalam larutanklorin 0,5%
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
a. Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniontomi
b. Perhatikan warna air ketuban saat dilakukan amniotomi
c. Jika ada pewarna mekonium pd air ketuban, perlu dilakukan persiapan dan
upaya antisipatif utk melahirkan bayi dgn cairan ketuban yg mengandung
mekonium
3. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarungtangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendamkan dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan.
4. Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi atau saat relaksasi
uterus muntuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/ menit)
a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
14
b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil
hasil penilaianserta asuhan lainnya pada patograf.
5. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
bantu ibu dalammenemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
6. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman.
7. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
8. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
9. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
10. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
11. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
13. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang
handuk
15
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
18. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong
dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari
telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
19. Melakukan penilaian selintas : 1) Apakah bayi menangis kuat dan atau
bernapas
20. Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
21. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
33.Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala
bayi. 34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari
vulva 35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
16
penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya
dan mengulangi prosedur.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri
anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B
di paha kanan anterolateral.
46.Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47.Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
17
50.Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
51.Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
H. ASUHAN KEPERAWATA
Klien mengungkapkan
meringis lagi.
Kriteria hasil
Klien mengungkapkan
kenyamanan psikologis dan
fisiologisnya.
Klien mengungkapkan
ansietasnya berkurang /
hilang.
tepat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2005). Pelatihan APN. Retrieved October 18, 2008, from Instalasi
Kesehatan Reproduksi Pemalang:
http://kesehatanreproduksi.tripod.com/apn.html (Diakses tanggal 04 Juli 2014)
Bobak. 2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.
Jakarta : EGC Cunningham, et. al. (2006). Obstetri Williams.
Jakarta. Jakarta: EGC.
20