Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Keperawatan paliatif
Congestif Renal Failure
(Gagal Ginjal Kronik)

Dosen pengampu: Ns. Fitrianola Rezkiki, M.Kep

Disusun oleh kelompok 5:

1. Bellinda Fiona Syamtianur (1814201049)

2. Elin Rayen Erlinda (1814201058)


3. Halimahtun Saadiah(1814201081)
4. Sandra Dewi (1814201073)
5. Soleha (1814201064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan ridho-Nya
lah penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “congestif renal
failure” memenuhi tugas mata kuliah keperawatan paliatif.

Penyusun sangat menyadari, bahwa di dalam makalah masih banyak kekurangan


maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca harap memaklumi adanya mengingat
keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan ini pula
penyusun mengharapkan kesediaan pembaca untuk memberikan saran yang bersifat
perbaikan, yang dapat menyempurnakan isi makalah ini dapat bermanfaat dimasa yang akan
datang.

Ucapan terima kasih sangat perlu penyusun aturkan kepada Ibu Ns. Fitrianola
Rezkiki, M.KepDosen penanggung jawab mata kuliah keperawatan paliatif, semoga atas
kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan, khususnya bagi penyusun
dan umumnya bagi para pembaca.

Pariaman, 23 oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

i
ii
1
1
2
2
3
3
4
4
6
8
9
9
B. Saran.................................................................................................................................9

10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal ginjal kronis atau penyakit gagal ginjal stadium akhir adalah gangguan fungsi
renal yang progresif dan irreversible dimana kemapuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit sehingga menyebabkan uremia yaitu
retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (Smeltzer & Bare, 2013). Gaya hidup
masyarakat yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, konsumsi daging, konsumsi kopi,
konsumsi kandungan garam tinggi, konsumsi gula berlebihan, kurang tidur serta kurang
olahraga dapat meningkatkan penyakit hipertensi dan diabetes militus. Hipertensi yang
berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan struktural pada arteriol di seluruh tubuh,
ditandai dengan fibrosis dan sclerosis dinding pembuluh darah.Pada ginjal terjadi
nefrosklerosis (pengerasan ginjal) akibat dari penyakit hipertensi yang merupakan salah satu
penyebab utama gagal ginjal kronik (Tocci, 2016). Hal ini dibuktikan menurut penelitian
Logani dkk (2017) dari 50 sampel pasien dengan penyakit gagal ginjal yang memiliki riwayat
hipertensi sebanyak 68%.
World Health Organization (2013) melaporkan bahwa pasien yang menderita gagal
ginjal kronis mengalami peningkatan sebanyak 50% dari tahun sebelumnya. Gagal ginjal
kronis termasuk 12 penyebab kematian umum di dunia, terhitung 1,1 juta kematian akibat
gagal ginjal kronis yang telah mengalami peningkatan sebanyak 31,7% sejak tahun 2010
hingga 2015 (Health, 2017). Sedangkan di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 499.800
penduduk Indonesia yang menderita penyakit gagal ginjal. Gagal ginjal kronis termasuk
kedalam sepuluh besar penyakit tidak menular dengan prevalensi 0,2% di Indonesia.
Prevalensi penderita gagal ginjal kronis Gianyar adalah 0,2 % yang merupakan prevalensi
terbesar ke-3 di Bali (Kementerian Kesehatan Provinsi Bali, 2013). Di RSUD Sanjiwani
Gianyar penyakit gagal ginjal kronis masuk dalam 10 besar penyakit dengan prevalensi
pasien yang dirawat inap di ruang arjuna pada tahun 2017 sebanyak 103 pasien, pada tahun
2018 sebanyak 116 pasien dan pada bulan januari sampai februari 2019 sebanyak 10 pasien
(Rekam Medik RSUD Sanjiwani Gianyar, 2019).

1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari gagal ginjal kronik?


2. Apa klasifikasi dari gagal ginjal kronik?
3. Apa Etiologi dari gagal ginjal kronik?
4. Apa Patofisiologi dari gagal ginjal kronik?
5. Pathway dari gagal ginjal kronik

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui defenisi dari gagal ginjal kronik


2. Untuk mengetahui klasifikasi gagal ginjal kronik
3. Untuk mengetahui etiologi gagal ginjal kronik
4. Untuk mengetahui patofisiologi gagal ginjal kronik
5. Untuk mengetahui pathway dari gagal ginjal kronik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi gagal ginjal kronik


Gagal Ginjal Kronik adalah kerusakan fungsi ginjal yang progresif yang
berakir fatal pada uremia (kelebihan urea dalam darah). (Nettina, 2002:185). Gagal
Ginjal Kronik merupakan penurunan fungsi ginjal yang menahun irreversible serta
cukup lanjut (silvia A Price, 1999:812). Sedang menurut (Brunner dan Suddarth,
2002: 448) Gagal Ginjal Kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana keseimbangan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan uremia.
Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif
yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya
yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau
transplantasi ginjal), (Nursalam, 2006).
Gagal ginjal kronik ditandai dengan adanya gangguan fungsi ginjal dan
penurunan progresif dan irreversible dari laju filtrasi glomerulus (GFR). Gagal ginjal
kronik telah menjadi masalah kesehatan dunia.1 Prevalensi gagal ginjal kronik di
seluruh dunia sebesar 8 – 16%.2 Penyakit ini bukan hanya menyebabkan masalah
kesehatan tetapi juga menimbulkan masalah ekonomi. Di Amerika Serikat setiap
tahunnya dibutuhkan biaya $49.3 juta untuk pengobatan GGK.3 Komplikasi dari
gagal ginjal kronik adalah penurunan kognitif, anemia, gangguan tulang dan mineral
hingga kematian. Dimana diabetes mellitus merupakan penyebab utama dari gagal
ginjal di dunia.(Rini et al., n.d.)
Menurut Doenges, 1999, Chronic Kidney Disease biasanya berakibat akhir
dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap. Penyebab termasuk
glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vascular (nefrosklerosis), proses obstruktif
(kalkuli), penyakit kolagen (lupus sistemik), agen nefrotik (aminoglikosida), penyakit
endokrin (diabetes). Bertahapnya sindrom ini melalui tahap dan menghasilkan
perubahan utama pada semua sistem tubuh. Gagal ginjal kronik (Chronic Renal
Failure) terjadi apabila kedua ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan
yang cocok untuk kelangsungan hidup, yang bersifat irreversible, (Baradero, Mary).

3
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa gagal ginjal kronik
adalah gangguan fungsi renal yang irreversible dan berlangsung lambat sehingga
ginjal tidak mampu mempertahankan metabolisme tubuh dan keseimbangan cairan
dan elektrolit dan menyebabkan uremia.

B. Klasifikasi Penyakit Gagal Ginjal Kronik (Corwin,2001)


Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR (Glomerulo
Filtration Rate). Stadium-stadium gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR
yang tersisa. Dan mencakup:
a. Penurunan cadangan ginjal, yang terjadi apabila GFR turun 50% dari normal.
b. Insufisiensi ginjal, yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari
normal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan
sendiri karena beratnya beban yang mereka terima.
c. Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal. Semakin
banyak nefron yang mati.

C. Etiology
Menurut Price dan Wilson (2005) klasifikasi penyebab gagal ginjal
kronik adalah sebagai berikut :
a. Penyakit infeksi tubulointerstitial: Pielonefritis kronik atau refluks nefropati
b. Penyakit peradangan: Glomerulonefritis Penyakit vaskuler hipertensif:
Nefrosklerosis benigna, Nefrosklerosis maligna, Stenosis arteria renalis
c. Gangguan jaringan ikat: Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,
sklerosis sistemik progresif
d. Gangguan congenital dan herediter: Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal
e. Penyakit metabolik: Diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis
f. Nefropati toksik: Penyalahgunaan analgesi, nefropati timah
g. Nefropati obstruktif: Traktus urinarius bagian atas (batu/calculi, neoplasma,
fibrosis, retroperitineal), traktus urinarius bawah (hipertropi prostat, striktur uretra,
anomaly congenital leher vesika urinaria dan uretra)

4
Etiologi penyakit ginjal kronik sangat bervariasi, etiologi yang sering menjadi
penyebab penyakit ginjal kronik diantaranya adalah :
1. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis (GN) adalah penyakit parenkim ginjal progesif dan difus
yang sering berakhir dengan gagal ginjal kronik, disebabkan oleh respon
imunologik dan hanya jenis tertentu saja yang secara pasti telah diketahui
etiologinya. Secara garis besar dua mekanisme terjadinya GN yaitu circulating
immune complex dan terbentuknya deposit kompleks imun secara in-situ.
Kerusakan glomerulus tidak langsung disebabkan oleh kompleks imun, berbagai
faktor seperti proses inflamasi, sel inflamasi, mediator inflamasi dan komponen
berperan pada kerusakan glomerulus.
2. Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karateristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya.Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,
terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah.1 Masalah yang akan
dihadapi oleh penderita DM cukup komplek sehubungan dengan terjadinya
komplikasi kronis baik mikro maupun makroangiopati. Salah satu komplikasi
mikroangiopati adalah nefropati diabetik yang bersifat kronik progresif.21
Perhimpunan Nefrologi Indonesia pada tahun 2000 menyebutkan diabetes mellitus
sebagai penyebab nomor 2 terbanyak penyakit ginjal kronik dengan insidensi
18,65%.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu faktor pemburuk fungsi ginjal disamping
faktor lain seperti proteinuria, jenis penyakit ginjal, hiperglikemi dan faktor
lain.Penyakit ginjal hipertensi menjadi salah satu penyebab penyakit ginjal
kronik. Insideni hipertensi esensial berat yang berakhir dengan gagal ginjal kronik
<10 %.
Selain Glomerulonephritis, diabetes mellitus dan hipertensi, terdapat penyebab
lain penyakit ginjal kronik seperti kista dan penyakit bawaan lain, penyakit
sistemik (lupus, vaskulitis), neoplasma, serta berbagai penyakit lainya.

5
D. Patofisiologi
Berdasarkan proses perjalanan penyakit dari berbagai penyebab pada akhirnya
akan terjadi kerusakan nefron. Bila nefron rusak maka akan terjadi penurunan laju
filtrasi glomerolus dan terjadilah penyakit gagal ginjal kronik yang mana ginjal
mengalami gangguan dalam fungsi eksresi dan dan fungsi non-eksresi. Gangguan
fungsi non-eksresi diantaranya adalah gangguan metabolism vitamin D yaitu tubuh
mengalami defisiensi vitamin D yang mana vitamin D bergunan untuk menstimulasi
usus dalam mengabsorpsi
kalsium, maka absorbs kalsium di usus menjadi berkurang akibatnya terjadi
hipokalsemia dan menimbulkan demineralisasi ulang yang akhirnya tulang menjadi
rusak. Penurunan sekresi eritropoetin sebagai factor penting dalam stimulasi produksi
sel darah merah oleh sumsum tulang menyebabkan produk hemoglobin berkurang dan
terjadi anemia sehingga peningkatan oksigen oleh hemoglobin (oksihemoglobin)
berkurang maka tubuh akan mengalami keadaan lemas dan tidak bertenaga.
Gangguan clerence renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang
berfungsi.penurunan laju filtrasi glomerulus di deteksi dengan memeriksa clerence
kretinin urine tamping 24 jam yang menunjukkan penurunan clerence kreatinin dan
peningkatan kadar kreatinin serum. Retensi cairan dan natrium dapat megakibatkan
edema, CHF dan hipertensi. Hipotensi dapat terjadi karena aktivitasbaksis rennin
angiostenin dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Kehilangan
garam
mengakibatkan resiko hipotensi dan hipovolemia. Muntah dan diare menyebabkan
perpisahan air dan natrium sehingga status uremik memburuk. Asidosis metabolic
akibat ginjal tidak mampu menyekresi asam (H+) yang berlebihan. Penurunan sekrsi
asam akibat tubulus ginjal tidak mampu menyekresi ammonia (NH3-) dan
megapsorbsi natrium bikarbonat (HCO3-). Penurunan eksresi fosfat dan asam organic
yang terjadi.
Anemia terjadi akibat produksi eritropoietin yang tidak memadai,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk
mengalami perdarahan akibat status uremik pasien terutama dari saluran pencernaan.
Eritropoietin yang dipreduksi oleh ginjal menstimulasi sumsum tulang untuk
menghasilkan sel darah merah dan produksi eritropoitein menurun sehingga
mengakibatkan anemia berat yang disertai

6
dengan keletihan, angina dan sesak nafas. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
merupakan gangguan metabolism. Kadar kalsium dan fosfat tubuh memiliki
hubungan timbal balik.
Jika salah satunya meningkat maka fungsi yang lain akan menurun. Dengan
menurunnya filtrasi melaui glomerulus ginjal maka meningkatkan kadar fosfat serum,
dan sebaliknya, kadar serum kalsium menurun. Penurunan kadar kalsium serum
menyebabkan sekresi parahhormon dari kelenjar paratiroid, tetapi gagal ginjal tubuh
tidak dapat merspons normal terhadap peningkatan sekresi parathormon sehingga
kalsium ditulang menurun, menyebabkan terjadinya perubahan tulang dan penyakit
tulang. (Nurlasam, 2007).

7
E. PATHWAY

DM, HIPERTENSI

Filtrasi
Penurunan
makromolekul RAAS
jumlah nefron
&protein

Hiperfiltrasi & HIPERTENSI


Protein +++
hipertrofi
glomelurus
hipoalbunemia
Glomeruloskle
rosis tubular Definisi
Tek. Osmotic kapiler Anemia, hb 7,2
fibrosis eritroprotein

Transudarsi ke Gangguan fungsi


LFG
intersititium reabsorpsi, sekresi,ekresi

hipovolumia Retensi cairan G. keseimbangan G. eliminasi urea G. ekresi H+


Fosfat serum
reabsorpsi
Fatigue, mudah Edema, HCO3-
hiperkalemia
ngantuk, mudah ascietas BUN, kreatinin
Kadar kalsium
haus
Produksi
Produksi asam
preload Cairan Masuk saluran sampah di Adanya sekresi
masuk ke GI aliran darah parathormon
Asidosi
paru-paru
Beban jantung metabolic,
Nausea Kalsium di
pruritus pH6,9
Edema paru
tulang
cardiomegali
Adanya bekas Kompensasi
Perubahan
garuka &kulit pCO2
pola nafas
kering

Sesak nafas RR, cepat dan


dalam

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gagal ginjal kronik ditandai dengan adanya gangguan fungsi ginjal dan
penurunan progresif dan irreversible dari laju filtrasi glomerulus (GFR). Gagal ginjal
kronik telah menjadi masalah kesehatan dunia.1 Prevalensi gagal ginjal kronik di
seluruh dunia sebesar 8 – 16%.2 Penyakit ini bukan hanya menyebabkan masalah
kesehatan tetapi juga menimbulkan masalah ekonomi.

B. SARAN
Anemia juga menjadi penyebab gagal ginjal koronik, jadi tidur yang cukup merupaka
solusi untuk masalah ini, makan makanan bergizi, maupun olahraga.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rini, S., Taruna, A., & Kurniawaty, E. (n.d.). Laki Laki 58 Tahun Dengan Gagal Ginjal
Kronik Ec . Nefropathy Diabetik Dan Ulkus Diabetik.

Levey AS, Coresh J. Chronic Kidney Disease. Lancet. 2012; 379(9811):165-80. 2. Jha V,
Garcia G, Iseki K, Li Z, Naicker S, Plattner B, Saran R, Wang AY, Yang CW. Chronic
Kidney Disease: Global Dimension and Perspectives. Lancet. 2013; 382(9888): 260-72.

10

Anda mungkin juga menyukai