Anda di halaman 1dari 22

FORMAT

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS

Informasi mahasiswa

Nama mahasiswa : Cynthia Alya Tantiani

Tanggal pengkajian : 21 Oktober 2019

Informasi pasien

Nama pasien : Ny. A


Umur : 50 tahun
Tanggal pasien masuk RS : 20 Oktober 2019, melalui : poliklinik/IGD/RWI
Tanggal masuk ICU : 21 Oktober 2019 pukul 11.30 WIB.
Jenis kelamin :P
Agama : Islam
Suku :-
Bahasa sehari-hari : Indonesia
Pekerjaan : Wirausaha
Penanggung jawab pasien : Tn. B

Ringkasan riwayat pasien sebelum masukICU/ICCU hingga saat ini (anamnesa,


pemeriksaan fisik, data penunjang):

Ny.A usia 50 thn masuk RS dengan keluhan demam sejak 3 hr SMRS. Klien
sebelumnya riwayat operasi repair ruptur buli satu bulan yang lalu. Keluar nanah pada luka
operasi abdomen sejak 3 hari SMRS. Dilakukan pengkajian ditemukan bahwa kesadarn CM,
nyeri luka sakal 7, TD: 100/60, S: 37,6, suara paru vesikulr, BJ I& II, edema (-), luka pos op
abdomen kuadran bawah, luka merah dan teraba hangat. Klien dilakukan pengambilan
sampel darah untuk pemeriksaan lab, hasil pemeriksaan lab yaitu Hb 10 g/dl, Hematokrit
30%, Eritrosit 4 juta, Leukosit 20 ribu uL, Trombosit 350 uL, GD 500 mg/dL; SGOT
100 uL SGPT 120 uL; Ureum 75 mg/dL; Creatinin 2,0 gr/dL, PCT > 10 microgram/L.
Selanjutnya klien akan dilakukan repair buli dengananestesi general. Operasi
berlangsung selama 2 jam. Selama operasi klien mengalami perdarahan 1000 cc, tranfusi
PRC 500 cc, RL 4 kolf, urine 50 cc.
Post operasi klien masuk ICU dengan DPO, terpasang ETT, pernapasan di bagging,
TD: 90/50 mmHg, HR 113x/menit, S 360C, terpasang infus RL 20 tts/menit dan vascon 0,1
mikro/jam. Saat 6 jam pertama di ICU pasien terpasang ventilator SCMV 12, TV 250, TD
120/60 , HR 144x/menit, MAP 80 , Morse 50, Fi O2 50%, RR 18x/menit, saturasi 95 %, akral
dingin, urine tak ada/3 jam . klien dilakukan pemeriksaan AGD didapatkan hasil PH 6,99;
PCO2 97,6, PO2 113, BE -14, HCO3 14. Vascon dinaikkan menjadi 0,2 mikro/jam, tranfusi
FFP 500 cc, PRC 500 cc, Na Cl 0,9% 500 cc.

Pemeriksaan fisik (bentuk dan fungsi) saat ini


Kepala : Normal cephali, persebaran rambut merata, benjolan (-), kulit
(kepala, mata, kepala bersih, lesi sekitaran (-).
telinga, hidung Mata: pupil isokor, kongjugtiva ananemis, sklera anikterik, sekret
rambut) (-)
Telinga: sekret (-), kedua telinga simetris, nyeri pd tulang
mastoid (-)
Hidung: nyeri tekan (-), polip (-), lesi (-), sekret (-)
Dada : Paru: Suara napas vesikuler, Perkusi sonor, Terpasang ventilator
mode SCMV, TV 250, RR: 18x/mnt
Jantung: HR:144x/mnt, TD: 90/60, Gallop(-), Murmur (-) Suara
jantung S1/S2
Abdomen : Terdapat luka post op repair buli

bising usus 10x/mnt, konstipasi (-), hepar tidak teraba,


Ekstremitas : Fisik lemah (DPO), edema (-).
Punggung : Lesi (-), Luka tekan (-), kelainan tulang belakang (-)

ANALISA DATA

Di IGD
Tangga Data-data Diagnosa keperawatan
l
20-10- Circulation (perdarahan/diare, TD, suhu, Tidak ada masalah
2019 nadi/HR, kapileri refill, akral, warna kulit wajah, keperawatan
edema, pupil, sianosis, suara jantung, EKG, JVP ,
status hidrasi)
DS : klien mengatakan riwayat diabetes 5thn yg
lalu
DO :
-
20-10- Airway (sputum, suara paru, benda asing, kelainan Tidak ada masalah
2019 bentuk, pemeriksaan penunjang) keperawatan
DS : -
DO :
- RR: 20x/mnt
- Suara nafas vesikuler
- Sputum (-)
- Kesadaran CM
20-10- Breathing (sedasi, frekuensi & ritme nafas, Tidak ada masalah
2019 kedalaman, irama, pola pernafasan, pemeriksaan keperawatan
paru-paru, oxymetri, pemeriksaan penunjang)
DS: -
DO:
- RR: 20x/mnt
- SpO2: 99%

20-10- Disability (tingkat kesadaran, Glascow Coma Tidak ada masalah


2019 Scale kekuatan otot, pemeriksaan fisik neurologis, keperawatan
pemeriksaan penunjang)
DS : -
DO :
- Kesadaran CM
- Pupil isokor
- Kekuatan otot baik
20-10- Data-data lain
2019
DS: klien mengatakan 10 hari yang lalu operasi Nyeri akut b.d agen
repair buli pencedera fisiologis
P: timbul nyeri luka operasi terbuka (inflamasi)
Q: seperti di iris
R: bagian perut bekas operasi
S: skala 7
T: 3 hari yang lalu
DO:
- Luka post op abdomen terbuka
- Tampak meringis
- Tampak gelisah
- Bersikap protektif
- Puss (+)
- Luka merah

DS: klien mengatakan riwayat diabetes sejak 5 thn Ketidakstabilan kadar


20-10- yg lalu glukosa darah b.d retensi
2019 DO: urin
 Luka post op pada perut terbuka sejak 3
hari
 Tampak lesu
 Post op sejak 1 bulan yg lalu
 Penyebuhan luka lambat
 Warna kulit pucat
 TD 100/60 mmHg
 N: 100x/mnt
Hasil lab: GDS 500mg/dL

Gangguan integritas
DS: luka mengeluarkan nanah sejak 3 hari
kulit/jaringan b.d
yang lalu
20-10-
DO:
2019
- Luka post op pada abdomen kuadran
bawah
- Kondisi dehiscence
- Pus >>
- Kemerahan sekitar luka

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi)
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin
3. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d

OK
Tangga Data-data Diagnosa keperawatan
l
21-10- Circulation (perdarahan/diare, TD, suhu, Risiko syok
2019 nadi/HR, kapileri refill, akral, warna kulit wajah,
edema, pupil, sianosis, suara jantung, EKG, JVP ,
status hidrasi)
DS : -
DO :
- Dilakukan operasi repair buli
- TD: 90/60
- Perdarahan 1000cc
- SpO2 95%
- Akral dingin

21-10- Airway (sputum, suara paru, benda asing, kelainan Tidak ditemukan masalah
2019 bentuk, pemeriksaan penunjang) keperawatan
DS : -
DO :
 Sputum (-)
 Suara paru vesikuler
21-10- Breathing (sedasi, frekuensi & ritme nafas, Pola napas tidak efektif b.d
2019 kedalaman, irama, pola pernafasan, pemeriksaan depresi pusat pernapasan
paru-paru, oxymetri, pemeriksaan penunjang)
DS: -
DO:
- Dilakukan operasi repair buli
- Anestesi general
- Pemberian Fentanyl
- RR: 20x/mnt
- SaO2: 95%
20-10- Disability (tingkat kesadaran, Glascow Coma Tidak ditemukan masalah
2019 Scale kekuatan otot, pemeriksaan fisik neurologis, keperawatan
pemeriksaan penunjang)
DO :
 Kesadaran DPO

20-10- Data-data lain Tidak ditemukan masalah


 keperawatan
2019

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Risiko syok
2. Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan

ICU

Tangga Data-data Diagnosa keperawatan


l
21-10- Circulation (perdarahan/diare, TD, suhu, Hipovolemia b.d
2019 nadi/HR, kapileri refill, akral, warna kulit wajah, kehilangan cairan aktif
edema, pupil, sianosis, suara jantung, EKG, JVP ,
status hidrasi)
DS: -
DO:
- TD 90/50
- HR:113x/mnt
- S: 36 C
- Urine tidak ada selama 3 jam
21-10- Airway (sputum, suara paru, benda asing, kelainan Tidak ditemukan masalah
2019 bentuk, pemeriksaan penunjang) keperawatan
DS:-
DO :
- Sputum (-)
- Suara pasru vesikuler
21-10- Breathing (sedasi, frekuensi & ritme nafas, Pola napas tidak efektif b.d
2019 kedalaman, irama, pola pernafasan, pemeriksaan depresi pusat pernapasan
paru-paru, oxymetri, pemeriksaan penunjang)
DS: -
DO:
- Kesadaran DPO
- Ventilator CMV
- SpO2: 95%
- VT:250
- FiO2: 50%
- RR 18x/mnt
- MAP 80
21-10- Disability (tingkat kesadaran, Glascow Coma Tidak ditemukan masalah
2019 Scale kekuatan otot, pemeriksaan fisik neurologis, keperawatan
pemeriksaan penunjang)
- Kesadaran DPO postop

20-10- Data-data lain Tidak ditemukan masalah


2019 DS: - keperawatan
DO :

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
2. Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. A


No. Registrasi : -
Ruangan : IGD

Diagnosa dan tujuan INTERVENSI KEPERAWATAN


Keperawatan

Nyeri akut b.d agen Manjemen nyeri


pencedera fisiologi Observasi
(inflamasi)  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Tujuan: kualitas, intensitas nyeri
setelah dilakukan tindakan  Identifikasi skala nyeri
keperawatan selama 1x24  Identifikasi respons nyeri non verbal
jam diharapkan nyeri  Identifikasi faktor yang memperberat dan
berkurang dengan KH: memperingan nyeri
- Keluhan nyeri  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
menurun
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Meringis menurun
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Gelisah menurun
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
- Frekuensi membaik
diberikan
- Pola nafas membaik
 Monitor efek samping penggunaan analgesik
Terapeutik
 Berikan nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis TENS, hipnosis, akuresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi,
terbimbing, kompres hanga/dingin, terapi bermain
 Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
 Faslitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan stratgei meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemebrian analgesik, jika perlu

Manajemen hiperglikemia
Ketidakstabilan kadar Observasi
glukosa darah b.d retensi  Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
urin
 Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
Tujuan:
insulin meningkat
Setelah dilakukan tindakan
 Monitor kadar glukosa darah
keperawatan selama 1x24
 Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
jam kadar gula darah dalam
 Monitor intake dan output cairan
rentang normal dengan
 Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit,
KH:
TD ortostatik dan frekuensi nasi
- Kadar glukosa
Terapeutik
dalam darah
 Berikan asupan cairan oral
membaik
 Konsultasikan dengan medis jika tanda dan gejala
- Lelah/lesu menurun
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
 Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
 Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 259 mg/dL
 Anjurkan monitor kadar glukosa secara mandiri
 Anjutkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
 Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine,
jika perlu
 Ajarkan pengelolaan diabetes
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu

Gangguan integritas Perawatan luka


kulit/jaringan b.d Observasi
Tujuan:  Monitor karakteristik luka (mis, drainase, wrana,
Setelah dilakukan tindakan ukuran, bau)
keperawatan selama 1x24  Monitor tanda-tanda infeksi
jam diharapkan integritas Terapeutik
kulit membaik dengan KH:  Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
- Nyeri menurun
 Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
- Suhu kulit membaik
 Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
- Kemerahan
nontoksik, sesuai kebutuhan
menurun
 Bersihkan jaringan nekrotik
- Kerusakan lapisan
 Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
kulit menurun
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
luka
 Ganti balutan sesuai jenis luka
 Perthabkan teknik steril saat melakukan perawatan luka
 Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
 Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai
kondisi paisen
 Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kg/BB/hari dan
protein 1,25-1,5 g/kg/BB/hari
 Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis, vitamin
A, vitamin C, zinc, asam amino), sesuai indikasi
 Berikan terapi TENS (stimulasi saraf transkutaneous),
jika perlu
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
protein
 Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
 Kolaborasi prosedur debridement (mis, enzimatik,
biologis, mekanis, autolitik), jika perlu
 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny.A


No. Registrasi : -
Ruangan : OK

Diagnosa dan tujuan INTERVENSI KEPERAWATAN


Keperawatan
Hipovolemia b.d
kehilangan cairan aktif Manajemen syok hipovolemik
Tujuan: Observasi
Setelah dilakukan tindakan  Monitor status oksigenasi (oksimetri, nadi, AGD)
keperawatan selama 3x24  Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor
jam diharapkan volume kuliut, CRT)
cairan membaik dengan  Periksa tingkat kesadarn dan respon pupil
KH:  Periksa seluarauh permukaan tubuh terhadap adanya
- Kekuatan nadi DOTS (deformity/deformitas, open wound/luka
membaik terbuka, te derness/nyeri tekan, selling, bengkak)
- Output urine Terapeutik
meningkat  Pertahankan jalan nafas paten
- Frekunsi nadi
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
membaik
oksigen >94%
- TD membaik
 Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
- Tekanan nadi
 Lakukan penekanan langsung pada perdarahan
membaik
ekstrenal
 Berikan posisi syok
 Pasang jalur IV berukuran besar (mis nomor 14 atau
16)
 Pasang katetr urin untuk menilai produksi urine
 Pasang selang nasogastrik untuk dekompensasi
lambung
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L
pada dewasa
 Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Pola napas tidak efektif
b.d depresi pusat Pemantauan respirasi
pernapasan Obeservasi
Tujuan:  Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
Setelah dilakukan tindakan  Monitor pola nafas
keperawatan selama  Monitor kemampuan batuk efektif
1Xoperasi diharapkan pola
 Monitor adanya produksi sputum
napas klien dapat efektif
 Monitor adanya sumbatan jalan nafas
setelah dalam pengaruh
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
obat (sedasi) dengan
 Auskultasi bunyi nafas
penggunaan alat bantu
 Monitor saturasi oksigen
pernapasan dengan KH:
 Monitor nilai AGD
 Dispnea menurun
 Monitor nilai x-ray toraks
 Penggunaan otot bantu
Terapeutik
napas tidak ada
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
 RR (18-24x/menit)
pasien
dengan ventilator
 Dokumentaikan hasil pemantauan
mekanik
Edukasi
 Kedalaman napas tetap
stabil  Jelaskan tujuaj dan prosedur pemantauan

 Ventilasi semenit  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

meningkat Manajemen Jalan Nafas Buatan


Observasi
 Monitor posisi selang endotrakeal (ETT, terutama
setelah mengubah posisi
 Monitor tekanan balon ETT setiap 4-8 jsm
 Monitor kulit area stoma trakeostomi (mi, kemerahan,
drainase, perdarahan)
Terapeutik
 Kurangi tekanan balon secara periodik tiap shift
 Pasang oropharingeal airway (OPA) untuk mencegah
ETT tergigit
 Cegah ETT terlipat
 Berian pre-oksigenasi 100% selama 30 detik (3-4 kali
ventilasi) sebelum dan setelah penghisapan
 Berikan volume pre-oksigenasiu (baggingatau ventilasi
mekanik) 1,5 kali volume tidal
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
 Ganti fiksasi ETT setiap 24 jam
 Ubah posisi ETT secara bergantian (kiri-kanan) tiap 24
jam
 Lakukan perawatan mulut
 Lakukan perawatan stoma trkeostomi
Edukasi
 Jelaskan pasien dan keluarga tujuajn dan prosedur
pemasanagn jalan nafas buatan
Kolaborasi
- Intubasi ulang jika terbentuk mucous plug yang tidak
dapat dilakukan penghisapan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Tn. H
No. Registrasi : -
Ruangan : ICU

Diagnosa dan tujuan INTERVENSI KEPERAWATAN


Keperawatan

Hipovolemia b.d Manajemen syok hipovolemik


kehilangan cairan aktif Observasi
Tujuan:  Monitor status oksigenasi (oksimetri, nadi, AGD)
Setelah dilakukan tindakan  Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor
keperawatan selama 3x24 kuliut, CRT)
jam diharapkan volume  Periksa tingkat kesadarn dan respon pupil
cairan membaik dengan  Periksa seluarauh permukaan tubuh terhadap adanya
KH: DOTS (deformity/deformitas, open wound/luka
- Kekuatan nadi terbuka, te derness/nyeri tekan, selling, bengkak)
membaik Terapeutik
- Output urine  Pertahankan jalan nafas paten
meningkat
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
- Frekunsi nadi
oksigen >94%
membaik
 Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
- TD membaik
 Lakukan penekanan langsung pada perdarahan
- Tekanan nadi
ekstrenal
membaik
 Berikan psisi syok
-
 Pasang jalur IV berukuran besar (mis nomor 14 atau
16)
 Pasang katetr urin untuk menilai produksi urine
 Pasang selang nasogastrik untuk dekompensasi
lambung
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L
pada dewasa
 Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu

Pola napas tidak efektif Manajemen Ventilasi Mekanik


b.d depresi pernapasan observasi
Tujuan:  Periksa indikasi ventilator mekanik
Setelah dilakukan tindakan  Monitor efek ventilator terhadap status oksigenasi
keperawatan selama 3x24  Monitor kriteria perlunya penyapihan ventilator
jam diharapkan pola napas  Monitor efek negative ventilator
klien dapat mengalami  Monitor gejala peningkatan pernapasan
perbaikan saat dan setelah  Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi oksigen
dalam pengaruh obat  Monitor gangguan mukosa oral, nasal, trakea, dan
dengan KH: laring
 Dispnea tidak ada Terapeutik
 Penggunaan otot bantu  Atur posisi kepala 45-60°C untuk mencegah aspirasi
napas tidak ada  Lakukan perawatan mulut secara rutin, termasuk sikat
 RR (18-24x/menit) gigi setiap 12 jam
 Kedalaman napas baik  Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
baik  Lakukan penghisapan lendir, jika perlu sesuai

 Ventilasi semenit baik kebutuhan


 Siapkan bag valve mask disamping tempat tidur untuk
antisipasi malfungsi mesin
 Dokumentasikan respon terhadap ventilator
Kolaborasi
 Kolaborasi pemilihan mode ventilator
 Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedative,
analgetik, sesuai kebutuhan
 Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolus

IMPLEMENTASI
Nama pasien :
IGD

IMPLEMENTASI
Nama pasien :

OK

Tanggal& EVALUASI Paraf/


TINDAKAN KEPERAWATAN
Jam Nama
S = DPO
21-10-
O=
2019
Saturasi oksigen
94%, TD: 90/60,
Memonitor TTV (TD 90/60, RR: 23x/mnt, N: RR: 23x/mnt, output
Jam 100x/mnt) Pasang OPA mencegah ETT tergigit, urine sedikit,
09.00 mencegah ETT berlipat, Memonitor status perdarahan 1000cc,
okesigenasi (N: 115x/mnt, SpO2 95%) memonitor N 115x/mnt,
status cairan (intake 2000 RL, 500tranfusi, output: A = hipovolemia
1000 darah, urine 50 cc), melakukan kolaborasi belum teratasi, pola
pemberian cairan kristaloid (2000cc), kolaborasi nafas tidak efektif
tranfusi (PRC 500cc), belum teratasi
P=
Lanjutkan intervensi
Jam
Memonitor tekanan darah (TD 100/600 mmhg),  Manajemen syok
10.00
memonitor saturasi oksigen (SpO2 94%), hipovolemik
memonitor adanya sumbatan jalan nafas maupun  Manajemen jalan
sputum (tidak ada) memonitor frekuensi nafas nafas buatan dan
(RR 23x/mnt) monitor kulit area stoma pemantauan
trakeostomi (kemerahan -, drainase – perdarahan respirasi
-)

IMPLEMENTASI
Nama pasien :

ICU
Tanggal& EVALUASI Paraf/
TINDAKAN KEPERAWATAN
Jam Nama
S = DPO
21-10-
O=
2019
Produksi urine tidak
ada
Memonitor TTV (TD 90/50, RR: 23x/mnt, N: Akral dingin
113x/mnt, S: 36) melakukan begging,, mencegah TD 90/60
Jam ETT berlipat, Memonitor status okesigenasi RR 23x/mnt,
11.30 (SpO2 95%) melakuakan kolaborasi N: 113x/mnt
modeventilasi (CMV) S:36
SpO2: 95%
Terpasang venti
CMV
A = Hipovolemia
belum teratasi, pola
Memonitor tekanan darah (TD 120/600 mmhg), nafas tidak efektif
memonitor saturasi oksigen (SpO2 95%), belum teratasi
memonitor status cairan (intake 500cc NaCL, P:Lanjutkan
Jam
500tranfusi PRC, 500 FFP, output: tidak ada intervensi
12.30
cc),memonitor frekuensi nafas (RR 23x/mnt),  Manajemen syok
mengatur posisi kepala 45-60o mencegah aspirasi hipovolemik
 Manajemen
ventilasi mekanik

Anda mungkin juga menyukai