RESUME
Disusun Oleh:
(121710023)
(Rafinska, 2020):
a. Jika Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, maka selisihnya
b. Jika Pajak Keluaran lebih kecil daripada Pajak Masukan, maka selisihnya
Namun, tidak semua PPN masukan dapat dikreditkan. Menurut Pasal 9 Ayat
8 UU Nomor 42 Tahun 2009, syarat dari PPN masukan yang dapat dikreditkan
Sedangkan, untuk PPN masukan yang tidak memenuhi syarat dan tidak
kegiatan usaha.
c. Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station
d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah
f. Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah
ketetapan pajak.
i. Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi.
masukan yang tidak dapat dikreditkan juga tertera pada Pasal 16B Ayat 3. Pada
pasal tersebut menyebutkan bahwa PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan
terhadap PPN Keluaran sesuai Pasal 9 UU Nomor 42 Tahun 2009 dapat dijabarkan
a. Pajak Masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran
yang terutang pajak, maka Pajak Masukan atas perolehan dan/atau impor
Pajak Keluaran pada masa pajak yang sama, dapat dikreditkan pada masa
pajak berikutnya paling lama tiga bulan setelah berakhirnya masa pajak
dilakukan pemeriksaan.
e. Jika dalam suatu masa pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak
f. Jika dalam suatu masa pajak, Pajak Masukan yang dikreditkan lebih besar
2. Faktur Pajak
Secara umum, faktur pajak dapat dibagi menjadi tiga, yaitu (Ulmi, 2018):
a. Faktur Pajak
Terkait dengan tax planning PPN, pembuatan faktur pajak pada saat
terutangnya pajak dapat meringankan beban administrasi wajib pajak (Ulmi, 2018).
Waktu terutang pajak yaitu pada saat penyerahan atau dalam hal pembayaran
mendahului penyerahan, maka faktur pajak dibuat pada saat pembayaran. Adanya
peraturan tersebut, maka Wajib Pajak tidak perlu membuat faktur penjualan
Selain pembuatan faktur pajak saat terutang pajak, pembuatan faktur pajak
juga dapat ditunda. Penundaan pembuatan faktur pajak dapat dilakukan sampai
akhir bulan berikutnya setelah penyerahan BKP/JKP jika penjualan BKP/JKP yang
pembayaran belum diketahui (Ulmi, 2018). Terkait dengan pembuatan faktur pajak,
semakin lambat PKP membuat faktur pajak, maka lebih baik karena PKP tidak
perlu menalangi pembayaran PKP (Ulmi, 2018). Sebaiknya, PKP penjualan dalam
menentukan syarat pembayaran yang ideal tidak lebih dari 45 hari setelah
hari, maka PKP penjual akan menalangi pembayaran PPN ke Kas Negara (Ulmi,
2018).
PPN pada saat terutang dapat dijabarkan sebagai berikut (Puspalauty, 2017):
belum diteruma atau belum sepenuhnya diterima atau pada saat impor BKP.
Berwujud atau JKP dari luar daerah pabean, saat terutangnya adalah pada
saat pembayaran.
4. Batas Waktu Penyetoran PPN dan Pelaporan SPT Masa PPN
Terkait dengan tax planning saat terutang pajak, sangat penting dalam
PPN terutang dalam satu masa pajak harus disetor paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan sebelum SPT masa PPN
disampaikan. Apabila faktur dibuat terlalu cepat dapat membuat kesulitan pada
cash flow. Sedangkan, faktur pajak yang dibuat terlambat juga akan dikenakan
sanksi. Maka dari itu, penjualan BKP/JKP yang pembayarannya belum diketahui,
(Evinda, 2017). Pasal 1A Ayat f UU PPN menyatakan bahwa penyerahan BKP dari
pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP antar cabang termasuk dalam
pengertian BKP. Pengecualian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
jumlahnya.
d. Jika prediksi masa depan pembayaran PPN mengajukan lebih bayar PPN.
PPN atas barang gratis atau sample sejatinya merupakan cabang dari
perlakuan PPN pemberian BKP tanpa imbalan bayaran (Online Pajak, 2018). PPN
ini muncul saat PKP hendak memasarkan BKP hasil produksi. Perusahaan dapat
Keluaran lebih kecil dibandingkan dengan Pajak Masukan, maka akan bias
perpajakan PPN.
pembayaran pajak, sepanjang tidak dapat menunjukkan bukti bahwa pajak telah
DAFTAR PUSTAKA