Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN DAN PERENCANAAN PAJAK

“TAX PLANNING PAJAK PERTAMBAHAN NILAI”

RESUME

Disusun Oleh:

NOVI NATALIA RIZKI HANJAYA

(121710023)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MA CHUNG
MALANG
2020
RESUME

1. Memaksimalkan Mekanisme Pengkreditan PPN

Pada dasarnya, konsep pengkreditan PPN dapat dijabarkan sebagai berikut

(Rafinska, 2020):

a. Jika Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, maka selisihnya

merupakan PPN yang harus dibayar.

b. Jika Pajak Keluaran lebih kecil daripada Pajak Masukan, maka selisihnya

merupakan kelebihan bayar PPN yang dapat dikompensasikan dengan masa

pajak berikutnya atau dikenakan restitusi.

Namun, tidak semua PPN masukan dapat dikreditkan. Menurut Pasal 9 Ayat

8 UU Nomor 42 Tahun 2009, syarat dari PPN masukan yang dapat dikreditkan

adalah sebagai berikut (Online Pajak, 2018):

a. Tercantum dalam faktur pajak lengkap atau dokumen tertentu yang

diperlakukan sama dengan faktur pajak.

b. Berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.

Sedangkan, untuk PPN masukan yang tidak memenuhi syarat dan tidak

dapat dikreditkan adalah sebagai berikut (Online Pajak, 2018):

a. Perolehan Barang/Jasa Kena Pajak (BKP/JKP) sebelum pengusaha

dikukuhkan sebagai PKP.

b. Perolehan BKP/JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung d engan

kegiatan usaha.
c. Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station

wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan.

d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah

pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP.

e. Perolehan BKP/JKP yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan.

f. Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah

pabean yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan.

g. Perolehan BKP/JKP yang pajak masukannya ditagih dengan penerbitan

ketetapan pajak.

h. Perolehan BKP/JKP yang pajak masukannya tidak dilaporkan dalam SPT

masa PPN, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan.

i. Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi.

Selain tercantumkan pada Pasal 9 Ayat 8 UU Nomor 42 Tahun 2009, pajak

masukan yang tidak dapat dikreditkan juga tertera pada Pasal 16B Ayat 3. Pada

pasal tersebut menyebutkan bahwa PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan

apabila berkaitan dengan fasilitas pembebasan. Setelah mengetahui mengenai

konsep pengkreditan PPN, maka mekanisme dari pengkreditan PPN masukan

terhadap PPN Keluaran sesuai Pasal 9 UU Nomor 42 Tahun 2009 dapat dijabarkan

sebagai berikut (Daniati, 2020):

a. Pajak Masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran

dalam masa pajak yang sama.


b. Bagi PKP yang belum berproduksi sehingga belum melakukan penyerahan

yang terutang pajak, maka Pajak Masukan atas perolehan dan/atau impor

barang modal dapat dikreditkan.

c. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan dengan

Pajak Keluaran pada masa pajak yang sama, dapat dikreditkan pada masa

pajak berikutnya paling lama tiga bulan setelah berakhirnya masa pajak

yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum

dilakukan pemeriksaan.

d. Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan faktur pajak yang

memenuhi persyaratan formal dan material.

e. Jika dalam suatu masa pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak

Masukan, selisihnya merupakan PPN yang harusnya disetor oleh PKP.

f. Jika dalam suatu masa pajak, Pajak Masukan yang dikreditkan lebih besar

daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat

dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.

2. Faktur Pajak

Secara umum, faktur pajak dapat dibagi menjadi tiga, yaitu (Ulmi, 2018):

a. Faktur Pajak

b. Dokumen yang disamakan dengan Faktur Pajak

c. Faktur Pajak Gabungan

Terkait dengan tax planning PPN, pembuatan faktur pajak pada saat

terutangnya pajak dapat meringankan beban administrasi wajib pajak (Ulmi, 2018).

Waktu terutang pajak yaitu pada saat penyerahan atau dalam hal pembayaran
mendahului penyerahan, maka faktur pajak dibuat pada saat pembayaran. Adanya

peraturan tersebut, maka Wajib Pajak tidak perlu membuat faktur penjualan

(invoice) yang berbeda dengan faktur pajak.

Selain pembuatan faktur pajak saat terutang pajak, pembuatan faktur pajak

juga dapat ditunda. Penundaan pembuatan faktur pajak dapat dilakukan sampai

akhir bulan berikutnya setelah penyerahan BKP/JKP jika penjualan BKP/JKP yang

pembayaran belum diketahui (Ulmi, 2018). Terkait dengan pembuatan faktur pajak,

semakin lambat PKP membuat faktur pajak, maka lebih baik karena PKP tidak

perlu menalangi pembayaran PKP (Ulmi, 2018). Sebaiknya, PKP penjualan dalam

menentukan syarat pembayaran yang ideal tidak lebih dari 45 hari setelah

penyerahan BKP/JKP (penerbitan invoice). Jika pembayaran diterima lebih dari 45

hari, maka PKP penjual akan menalangi pembayaran PPN ke Kas Negara (Ulmi,

2018).

3. Saat Terutang PPN

Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 240/PMK/03/2009, ketentuan

PPN pada saat terutang dapat dijabarkan sebagai berikut (Puspalauty, 2017):

a. Pemungutan PPN menganut prinsip akrual atau terutangnya pajak terjadi

saat penyerahan BKP/JKP meskipun pembayaran atas penyerahan tersebut

belum diteruma atau belum sepenuhnya diterima atau pada saat impor BKP.

b. Jika pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP/JKP, atau jika

pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan BKP tidak

Berwujud atau JKP dari luar daerah pabean, saat terutangnya adalah pada

saat pembayaran.
4. Batas Waktu Penyetoran PPN dan Pelaporan SPT Masa PPN

Terkait dengan tax planning saat terutang pajak, sangat penting dalam

memperhatikan pengaruhnya terhadap cash flow perusahaan (Puspalauty, 2017).

PPN terutang dalam satu masa pajak harus disetor paling lama akhir bulan

berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan sebelum SPT masa PPN

disampaikan. Apabila faktur dibuat terlalu cepat dapat membuat kesulitan pada

cash flow. Sedangkan, faktur pajak yang dibuat terlambat juga akan dikenakan

sanksi. Maka dari itu, penjualan BKP/JKP yang pembayarannya belum diketahui,

pembayaran fakturnya bisa ditunda sampai akhir bulan berikutnya setelah

penyerahan BKP/JKP (Puspalauty, 2017).

5. Memaksimalkan Fasilitas di Bidang PPN

Fasilitas-fasilitas PPN sesuai dengan pasal UU Nomor 36 Tahun 2008 dapat

dijabarkan sebagai berikut (Ulmi, 2018):

a. Fasilitas PPN Tidak Dipungut

b. Fasilitas PPN Dibebaskan

c. Fasilitas PPN Ditanggung Pemerintah

6. Sentralisasi Pengenaan PPN

Kebijakan perusahaan dalam menentukan yang lebih menguntungkan dapat

dipertimbangkan dengan memilih sistem pajak desentralisasi atau sentralisasi

(Evinda, 2017). Pasal 1A Ayat f UU PPN menyatakan bahwa penyerahan BKP dari

pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP antar cabang termasuk dalam
pengertian BKP. Pengecualian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk

mempermudah administrasi perpajakan (Evinda, 2017).

7. Memaksimalkan Restitusi PPN

Pada umumnya, terdapat kriteria bagi manajemen dalam memutuskan perlu

tidaknya mengajukan permohonan restitusi PPN yang dapat dijabarkan sebagai

berikut (Ulmi, 2018):

a. Jika besarnya PPN yang lebih bayar tersebut cukup signifikan/material

jumlahnya.

b. Jika kondisi keuangan perusahaan mengalami gangguan cash flow.

c. Jika sudah diyakini kesiapan perusahaan untuk diperiksa oleh fiskus.

d. Jika prediksi masa depan pembayaran PPN mengajukan lebih bayar PPN.

8. PPN atas Barang Gratis Untuk Kepentingan Promosi

PPN atas barang gratis atau sample sejatinya merupakan cabang dari

perlakuan PPN pemberian BKP tanpa imbalan bayaran (Online Pajak, 2018). PPN

ini muncul saat PKP hendak memasarkan BKP hasil produksi. Perusahaan dapat

menerapkan pemberian cuma-cuma tersebut sebagai potongan harga atau

melakukan perubahan pada invoicing (Wahana, 2014).

9. Penjagaan Terhadap Cash Flow Perusahaan

Cara-cara aman dalam penjagaan cash flow perusahaan dapat dijabarkan

sebagai berikut (Ulmi, 2018):

a. Menyelenggarakan Pengajuan NPWP pada perusahaan yang beru berdiri.

Keuntungan yang didapatkan dari cara ini adalah terjadi mekanisme


pengkreditan Pajak Masukan dengan Pajak Keluaran. Selain itu, jika Pajak

Keluaran lebih kecil dibandingkan dengan Pajak Masukan, maka akan bias

dan memperoleh restitusi.

b. Memilih mendirikan perusahaan di lokasi yang mendapatkan fasilitas

perpajakan PPN.

10. Tanggungjawab Renteng

Menurut UU PPN No. 42 Tahun 2009 Pasal 16F menyatakan bahwa

pembelian BKP atau penerimaan JKP bertanggungjawab secara renteng atas

pembayaran pajak, sepanjang tidak dapat menunjukkan bukti bahwa pajak telah

dibayar (Ulmi, 2018). Ketentuan tanggungjawab renteng berlaku bagi pihak

pembeli maupun penjual (Ulmi, 2018).

DAFTAR PUSTAKA

Daniati, N. (2020, Agustus 12). Mekanisme Pengkreditan Pajak Masukan


Terhadap Pajak Keluaran. Diambil kembali dari Pajak.io:
https://blog.pajak.io/mekanisme-pengkreditan-pajak-masukan-terhadap-
pajak-keluaran/
Evinda. (2017). Memaksimalkan Fasilitas Di Bidang PPN. Diambil kembali dari
Course Hero: https://www.coursehero.com/file/p6ehbfg/Memaksimalkan-
Fasilitas-di-bidang-PPN-Bagi-PKP-yang-mendapatkan-fasilitas-PPN/
Online Pajak. (2018, November 21). Definisi dan Karakteristik Pasal 9 Ayat 8
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009. Diambil kembali dari
OnlinePajak: https://www.online-pajak.com/pasal-9-ayat-8
Online Pajak. (2018, December 19). PPN Atas Barang Sample: Perlakuan
Perpajakan dan Pencatatan Akuntansinya. Diambil kembali dari
OnlinePajak: https://www.online-pajak.com/ppn-atas-barang-sample
Puspalauty. (2017). 3 Penentuan Saat Terutangnya PPN Sesuai Peraturan.
Diambil kembali dari Coursehero:
https://www.coursehero.com/file/p3di4q2d/3-Penentuan-Saat-
Terutangnya-PPN-Sesuai-Peraturan-Menkeu-No-240PMK032009-saat/
Rafinska, K. (2020, Mei 29). Mengenal Tax Planning PPN. Diambil kembali dari
OnlinePajak: https://www.online-pajak.com/seputar-efaktur-ppn/tax-
planning-ppn
Ulmi, N. F. (2018). PPT Tax Planning. Diambil kembali dari Academia.edu:
https://www.academia.edu/41656250/PPT_TAX_PLANNING_PPN
Wahana, B. (2014). PPN Atas Barang Gratis Untuk Kepentingan Promosi.
Diambil kembali dari Academia.edu:
https://www.academia.edu/9906563/PPN_Atas_Barang_Gratis_untuk_Ke
pentingan_Promosi

Anda mungkin juga menyukai