Anda di halaman 1dari 5

DEFINISI – DEFINISI ADVOKASI

“Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan kebijakan public yang
bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan yang diperkirakan
merugikan masyarakat.” (Socorro Reyes, Local Legislative Advocacy Manual, Philippines:
The Center for Legislative Development, 1997).
“Advokasi terdiri atas sejumlah tindakan yang dirancang untuk menarik perhatian masyarakat
pada suatu isu, dan mengontrol para pengambil kebijakan untuk mencari solusinya. Advokasi
itu juga berisi aktifitas-aktifitas legal dan politis yang dapat
mempengaruhi bentuk dan praktik penerapan hukum. Inisiatif untuk melakukan
advokasi perlu diorganisir, digagas secara strategis, didukung informasi,
komunikasi, pendekatan, serta mobilisasi (Margaret Schuler, Human Rights Manual)
“Advokasi adalah aksi kolektif yang terencana untuk mengubah iklim politik yang
melibatkan semua pengemban kepentingan (stakeholder), yang diarahkan untuk
mengatasi isu-isu dan problem-problem spesifik melalui kebijakan publik.” (Laporan
Akhir tentang Central Asian NGOs Advocacy Training and Study Tour, March 1-12,1999,
The Philippines, The Center for Legislative Development)
“Advokasi melibatkan berbagai strategi yang ditujukan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan publik baik di tingkat lokal, nasional dan internasional;
dalam advokasi itu secara khusus harus memutuskan: siapa yang memiliki
kekuasaan dalam membuat keputusan; bagaimana cara mengambil keputusan itu;
dan bagaimana cara menerapkan dan menegakkan keputusan.” (Lisa VeneKlassen
and Valerie Miller, The Action Guide for Advocacy and Citizen Participation, Washington
D.C.: The Asia Foundation, 2002).
Advokasi adalah aksi yang strategis dan terpadu, oleh perorangan atau kelompok
masyarakat untuk memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan, dan
mengontrol para pengambil keputusan untuk mengupayakan solusi bagi masalah
tersebut sekaligus membangun basis dukungan bagi penegakan dan penerapan
kebijakan publik yang di buat untuk mengatasi masalah tersebut. (Manual Advokasi
Kebijakan Strategis, IDEA, Juli 2003)
Masyarakat madani berperan penting dalam melindungi lingkungan hidup. Ada beberapa cara
bagaimana masyarakat madani mengadvokasi pelestarian lingkungan hidup.
erbicara advokasi, sebenarnya tidak ada definisi yang baku. Pengertian advokasi selalu
berubah-ubah sepanjang waktu tergantung pada keadaan, kekuasaan, dan politik pada suatu
kawasan tertentu. Advokasi sendiri dari segi bahasa adalah pembelaan. Setidaknya ada
beberapa pengertian dan penjelasan terkait dengan definisi advokasi, yaitu:

1. Usaha-usaha terorganisir untuk membawa perubahan-perubahan secara sistematis


dalam menyikapi suatu kebijakan, regulasi, atau pelaksanaannya (Meuthia Ganier).
2. Advokasi adalah membangun organisasi-organisasi demokratis yang kuat untuk
membuat para penguasa bertanggung jawab menyangkut peningkatan keterampilan
serta pengertian rakyat tentang bagaimana kekuasaan itu bekerja.
3. Upaya terorganisir maupun aksi yang menggunakan sarana-sarana demokrasi untuk
menyusun dan melaksanakan undang-undang dan kebijakan yang bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan merata (Institut Advokasi Washington DC).

Dari beberapa definisi di atas, setidaknya advokasi dapat difahami sebagai bentuk upaya
melakukan pembelaan rakyat (masyarakat sipil) dengan cara yang sistematis dan terorganisir
atas sikap, perilaku, dan kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan dan kenyataan.
Definisi lingkungan
Lingkungan hidup biasa juga disebut dengan lingkungan hidup manusia (human
environment) atau dalam sehari-hari juga cukup disebut dengan “lingkungan” saja. Unsur-
unsur lingkungan hidup itu sendiri biasa nya terdiri dari: manusia, hewan, tumbuhan, dll.
Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Dengan kata lain,
lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Istilah lingkungan hidup, dalam
bahasa Inggris disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda disebut dengan Millieu,
sedangkan dalam bahasa Perancis disebut dengan I’environment.
 Berikut ini adalah pengertian dan definisi lingkungan hidup menurut para ahli:
 # PROF DR. IR. OTTO SOEMARWOTO
Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita
tempati  yang mempengaruhi kehidupan kita
 # S.J MCNAUGHTON & LARRY L. WOLF
Lingkungan hidup adalah semua faktor ekstrenal yang bersifat biologis dan fisika yang
langsung mempengarui kehidupan, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme
 # MICHAEL ALLABY
Lingkungan hidup diartikan sebagai: the physical, chemical and biotic condition surrounding
and organism.
 # PROF. DR. ST. MUNADJAT DANUSAPUTRO, SH
Lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan
tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi
hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
 # SRI HAYATI
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan mahluk hidup.
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya
 # JONNY PURBA
Lingkungan hidup adalah wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya bermacam-
macam interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai
Advokasi: Alasan, Tujuan, dan Sasaran
Bagi sebagian orang yang telah berkecimpung dalam dunia advokasi, tentu mereka tidak akan
menanyakan kembali mengapa mereka melakukan hal itu. Namun, bagi sebagian lainnya
yang belum begitu memahami, atau bahkan belum pernah mengenal, seluk-beluk advokasi,
jawaban atas pertanyaan “Mengapa beradvokasi?” menjadi cukup relevan dan urgen untuk
dijawab.
Ada banyak sekali alasan mengapa seseorang harus, dan diharuskan, untuk melakukan kerja-
kerja advokasi. Secara umum alasan-alasan tersebut antara lain adalah:

1. Kita selalu dihadapkan dengan persoalan-persoalan kemanusiaan dan kemiskinan


2. Perusakan dan kekejaman kebijakan selalu menghiasi kehidupan kita
3. Keserakahan, kebodohan, dan kemunafikan semakin tumbuh subur pada lingkungan
kita
4. Yang kaya semakin gaya dan yang melarat semakin sekarat

Dari beberapa poin di atas ini kemudian melahirkan kesadaran untuk melakukan perubahan,
perlawanan, dan pembelaan atas apa yang dirasakan olehnya. Salah satu bentuk perlawanan
dan pembelaan yang “elegan” adalah advokasi.
Tujuan dari kerja-kerja advokasi adalah untuk mendorong terwujudnya perubahan atas
sebuah kondisi yang tidak atau belum ideal sesuai dengan yang diharapkan. Secara lebih
spesifik, dalam praksisnya kerja advokasi banyak diarahkan pada sasaran tembak yaitu
kebijakan publik yang dibuat oleh para penguasa.
Mengapa kebijakan publik? Kebijakan publik merupakan beberapa regulasi yang dibuat
berdasarkan kompromi para penguasa (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) dengan
mewajibkan warganya untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat. Setiap kebijakan yang
akan disahkan untuk menjadi peraturan perlu dan harus dikawal serta diawasi agar kebijakan
tersebut tidak menimbulkan dampak negatif bagi warganya. Hal ini dikarenakan pemerintah
ataupun penguasa tidak mungkin mewakili secara luas, sementara kekuasaannya cenderung
sentralistik dan mereka selalu memainkan peranan dalam proses kebijakan.
Siapa Pelaku Advokasi?
Advokasi dilakukan oleh banyak orang, kelompok, atau organisasi yang dapat diklasfikan
sebagai berikut:

1. Mahasiswa atau organisasi kemahasiswaan (PMII, HMI, KAMMI, FMN, LMND, dan
lain-lain)
2. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau disebut juga organisasi non-pemerintah
3. Komunitas masyarakat petani, nelayan, dan lain-lain
4. Organisasi-organisasi masyarakat atau kelompok yang mewakili interest para
anggotanya, termasuk organisasi akar rumput
5. Organisasi masyarakat keagamaan (NU, Muhammadiyah, MUI, PHDI, PWI, PGI,
Walubi, dan lain-lain)
6. Asosiasi-asosiasi bisnis
7. Media
8. Komunitas-komunitas basis (termasuk klan dan asosiasi RT, Dukuh, Lurah, dan lain-
lain). Contoh: FBR, Pandu, Apdesi, dan Polosoro
9. Persatuan buruh dan kelompok-kelompok lain yang peduli akan perubahan menuju
kebaikan

Kerja-kerja Advokasi: Tantangan dan Strategi


Advokasi selamnya menyangkut perubahan yang mengubah beberapa kebijakan, regulasi,
dan cara badan-badan perwakilan melakukan kebijakan. Dalam melakukan perubahan
kebijakan pun tidak semudah yang kita bayangkan; ada beberapa lapisan yang harus kita
lewati untuk melakukan perubahan tersebut.
Lapisan pertama mencakup permintaan, tuntutan, atau desakan perubahan dalam praktik
kelembagaan dan program-programnya. Contoh, sekelompok anak jalanan dan “gepeng”
menolak Raperda yang telah dirancang kepada anggota dewan dan pejabat pemerintahan.
Lapisan kedua, mengembangkan kemampuan individu para warga, ormas, dan LSM. Dengan
penolakan dan penentangan adanya Raperda, anggota komunitas belajar bagaimana
mengkomunikasikan pesan mereka pada segmentasi yang lebih luas untuk memperkuat basis
dukungan kelembagaan mereka. Lapisan ketiga, menata kembali masyarakat. Kita mengubah
pola pikir dan memberdayakan masyarakat marjinal (gepeng dan anjal) untuk berinisiatif
melakukan perjuangan hak-haknya secara mandiri. Advokasi dikatakan berhasil apabila kita
mampu membuat komunitas kita lebih berdaya dan mampu meneriakkan aspirasinya sendiri.
Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan untuk memetakan dan
mengawal jalannya sebuah kebijakan sebelum disahkan menjadi hukum formal, yaitu:

1. Mengerti dan memahami isi dari kebijakan beserta konteksnya, yaitu dengan
memeriksa kebijakan apa saja tujuan dari lahirnya kebijakan tersebut
2. Pelajari beberapa konsekuensi dari kebijakan tersebut. Siapa saja yang akan mendapat
manfaat dari kebijakan tersebut
3. Siapa yang akan dipengaruhi baik itu sifatnya merugikan ataupun menguntungkan
4. Siapa aktor-aktor utama, siapa yang mendorong dan apa kepentingan serta posisi
mereka
5. Tentukan jaringan formal maupun informal melalui mana kebijakan sedang diproses.
Jaringan formal bisa termasuk institusi-institusi seperti komite legislatif dan forum
public hearing. Jaringan informal melalui komunikasi interpersonal dari individu-
individu yang terlibat dalam proses pembentukan kebijakan
6. Mencari tahu apa motivasi para aktor utama dan juga jaringan yang ada dalam
mendukung kebijakan yang telah dibuat

Perlu kita pahami bahwa advokasi tidak terjadi seketika. Advokasi butuh perencanaan yang
matang. Agar advokasi yang dilakukan dapat terwujud secara maksimal, maka kita perlu
menggunakan beberapa strategi. Berikut beberapa strategi dalam melakukan advokasi:

1. Membangun jaringan di antara organisasi-organisasi akar rumput (grassroots), seperti


federasi, perserikatan, dan organisasi pengayom lainnya
2. Mempererat kokmunikasi dan kerjasama dengan para pejabat dan beberapa partai
politik yang berorientasi reformasi pada pemerintahan
3. Melakukan lobi-lobi antar instansi, pejabat, organisasi kemahasiswaan, organisasi
kemasyarakatan (NU dan Muhammadiyah)
4. Melakukan kampanye dan kerja-kerja media sebagai ajang publikasi
5. Melewati aksi-akasi peradilan (litigasi, class action, dan  lain-lain)
6. Menerjunkan massa untuk melakukan demonstrasi

 I. Kelompok-Kelompok Advokasi Pelestarian Lingkungan Hidup


Advokasi pelestarian lingkungan hidup selalu dibutuhkan. Prinsip dasarnya adalah: jangan
biarkan pemerintah dan perusahaan bekerja sendiri, tanpa keterlibatan masyarakat.
Kegiatan-kegiatan advokasi untuk pelestarian lingkungan hidup termasuk advokasi kebijakan
dan penegakan hukum, pendidikan umum dan pembelaan masyarakat.
Advokasi Masyarakat
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan advokasi tersebut termasuk
a) Merubah kebijakan-kebijakan yang merusak lingkungan hidup;
b) Advokasi kebijakan-kebijakan dan peraturanperaturan baru yang menganjurkan pelestarian
lingkungan;
c) Penegakan undang-undang lingkungan hidup dengan proses pengadilan;
UU No 23-1997 untuk sementara digunakan di Timor Lorosa’e. Proses pengadilan untuk
menganjurkan hukum lingkungan hidup dapat dilakukan dengan memakai “legal standing”
atau memakai “class action”. Saudari Weiweik Awiati akan membahas masalah tersebut
secara lebih terinci dalam lokakarya mengenai hukum lingkungan hidup.
d) Pengawasan korupsi;
e) Pengawasan perusahaan.
Kesadaran Masyarakat
Peningkatan kesadaran masyarakat sangat penting untuk pelestarian lingkungan hidup.
Peningkatan kesadaran masyarakat termasuk pendidikan umum mengenai lingkungan dan
kampanye. Isu-isu yang penting termasuk pembuangan sampah dan pentingnya serta caranya
untuk menyelamatkan binatang dan tumbuhan yang terancam punah.
Kelompok-kelompok advokasi lingkungan hidup berperan penting dalam gerakan-gerakan
perlawanan. Ini termasuk bekerja dengan masyarakat lokal untuk melawan kerusakan
lingkungan hidup. Kampanye yang mementingkan suatu isu di tingkat lokal sangat efektif.
Pengelolaan lingkungan hidup yang ditingkatkan di tingkat dasar masyarakat dapat juga
dilaksanakan oleh kelompok-kelompok lingkungan hidup.
2. Pendekatan terhadap Pelestarian Lingkungan Hidup
Organisasi biasanya mengambil pendekatan berdasarkan pelestarian/konservasi lingkungan
hidup, atau pendekatan berdasarkan hak-hak.
Berdasarkan Pelestarian
Pendekatan berdasarkan pada konservasi mementingkan melindungi ekosistem, dan jenis-
jenis binatang dan tumbuhan-tumbuhan yang terancam punah. Masalah-masalah tersebut
dianggap lebih penting daripada manusia. Pendekatan lainnya ialah berdasarkan pada
Keadilan Lingkungan Hidup menyangkut pelestarian lingkungan sambil memperjuangkan
keadilan sosial, demokrasi dan hak asasi manusia. Biasanya kelompok lingkungan hidup di
negara sedang berkembang seperti Indonesia dan Timor Lorosa’e memakai pendekatan
kedua. Kelompok lingkungan hidup Indonesia, tempat kerja saya- WALHImengambil
pendekatan kedua.
Berdasarkan Hak-Hak Masyarakat Asli
Pelestarian lingkungan hidup dapat juga diadvokasi dengan pendekatan berdasarkan hak
masyarakat asli; dan seperti sudah dibicarakan, pendekatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup/Sumber Daya Alam oleh masyarakat setempat juga merupakan pendekatan yang
sangat efektif.
  3. Usulan saya untuk agenda di sini:
• Mengawasi pemerintah dalam kebijakan dan pembuatan undang-undang, baik yang dibuat
UNTAET maupun pemerintahan baru hasil pemilu.
• Pengawasan Donor, seperti USAID, UNDP, ADB, WB, karena kelakuan mereka yang dapat
menghancurkan lingkungan hidup kita.
• Membuat Undang-Undang Lingkungan Hidup yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan 
yang mengakui hak-hak masyarakat asli.
• Pengelolaan Lingkungan Hidup oleh masyarakat – jangan biarkan hutan-hutan dikuasai oleh
pengusaha. Masyarakat harus tetap memegang haknya untuk mengelola dan memiliki
hutannya sendiri.
• Mengawasi investasi yang masuk. Jangan ulangi kesalahan Indonesia.
• Mengawasi korupsi, pemerintahan pasti korupsi.
• Memperjuangkan transparansi, tanggung gugat, dan partisipasi dalam proses demokrasi.
• Mendasarkan kebijakan-kebijakan baru pada adat dan kebiasaan lokal, jangan
membuangkannya, tetapi menggabungkannya dengan sistem demokratik yang baik.
Lakukan sekarang juga, selagi pemerintah masih dekat dengan masyarakat- makin lama
pemerintahan berkuasa, mereka makin jauh dari kita.

Anda mungkin juga menyukai