b. Pemeriksaan Fisik
Lesi multiple atau singlel, lebih dari 30 papul. Biasanya di pubis atau genitalia
eksterna, bisa timbul supurasi
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan histopatologi menunjukkan gambaran lobulus disertai sentral seluler
atau viral debris pada stratum basalis ditemui sel yang mengalami vakuolisasi dan
didapatkan globieosinofilik. Pemeriksaan penunjang dilakukan bila tidak khas.
Pemeriksaan dengan giemsa dari biopsy lesi lalu diamati dengan mikroskop.
Klasifikasi lesi(CDC):
Anak, terlihat di wajah, ekstremitas
Dewasa, pada perut, genital
Pada orang immunocompromized letusan difus
b. Tatalaksana
Mempertimbangkan kecenderungan kesembuhan, pengulangan, dan Tindakan
yang dibutuhkan.
Non medikamentosa
- Jaga kebersihan kulit, mandi minimal 2 kali sehari
- Edukasi pencegahan penularan melalui hubungan seksual (gunakan alat
pelindung)
- Tidak menggunakan peralatan bergantian dengan orang lain
Medika mentosa
- Prinsip mengeluarkan badan moluscum
- Antibiotik untuk mengobati infeksi sekunder akibat garukan oleh penderita
- Tetapi topical dengan cantharidium 0,7% atau 0,9% dioleskan pada lesi 3-4 jam
lalu dicuci
- Pasta perak 40%
- Kalium hidroksids 2 kali sehari selama 20 hari atau sampapi sembuh
- Gel asam salisilac
- Krim adipalen selama 1 bulan
- Pertimbangkan efek nyeri pada terapi destruktif
- Terapi destruktif adalah lini pertama, teknik yang digunakan sesui ketersediaan
alat dan kemampuan dokter, butuh anestesi, tujuannya menghilangkan seluruh
lesi untuk mencegah rekurensi: tindakan bedah kuretase, tindakan
elektrokauterisasi
- Metode kuret efektif pada lesi sedikit, tidak disarankan pada penderita
immunocompromized karena menimbulkan infeksi sekunder
- Obat: asam trichloro acetic, retinoid, isotretinoid mengurangi minyak pada kulit
dan menyebabkan moluscum terlepas dan kulit kering jadi perlu ditambahkan
dengan bahan yang mencegah kulit kering, ranitidine bisa jadi terapi pilihan
dosis anak 5mg/KgBB/hari selama 8 minggu.
Terdapat beberapa obat/tindakan yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi sebagai
berikut:
1. Tindakan:
Bedah kuretase/enukleasi
2. Terapi topikal:
Kantaridin** (0,7% atau 0,9%) dioleskan pada lesi dan dibiarkan selama 3-4
jam, setelah itu dicuci. Setelah itu diberikan salep antibiotik untuk mencegah
infeksi sekunder. Dapat dilakukan sebulan sekali hinggga tidak ada lesi lagi
Podofilin (10%-25% dalam bentuk resin) atau (0,3% atau 0,5% dalam bentuk
krim). Dioleskan pada tiap lesi 2 kali sehari selama 3 hari berturut turut, jika
lesi masih persisten hingga hari ke-7, terapi yang sama dilanjutkan selama 3
minggu
Pasta perak nitrat** 40%
Kalium hidroksida 10% 2 kali/hari selama 30 hari atau sampai terjadi
inflamasi dan ulserasi di permukaan papul
Gel asam salisilat 12%
Krim adapalen 1% selama 1 bulan17
Pulsed dye laser: untuk MK rekalsitran, tiap lesi menggunakan sinar laser
585 nm single shot (3 mm, 300 ms, 8,0 J/cm2)
Benzoil peroksida 10% dioleskan 2 kali sehari selama 4 minggu8,19 (A,1)
Solusio povidon iodine 10% dan plester asam salisilat 50%8, 20 (C,4)
c. Prognosis
Pasien sembuh spontan, namun butuh waktu lama 18 bulan sampai 5 tahun.
Prognosis baik, tidak menimbulkan kecacatan, rekurensi minim.