Anda di halaman 1dari 11

TB Relaps

Sakit sedang

Ronki lapangan atas paru kanan

Hb >9.8

Ht 33%

WBC 7500/nL

Tr 255000nL

IDENTIFIKASI ISTILAH

 Demam : Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai oleh kenaikan titik ambang
regulasi panas hipotalamus. Pusat regulasi/pengatur panas hipotalamus mengendalikan suhu
tubuh dengan menyeimbangkan sinyal dari reseptor neuronal perifer dingin dan panas
 Batuk darah :

 TBC : Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya.

 Ronki :
Merupakan suara yang menyerupai mendengkur. Terjadi ketika udara diblokir atau
menjadi kasar melalui saluran udara besar.
suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang penuh cairan / mukus,
terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi.

 Hb : normal pria : 14-18 g/dL, wanita 12-16 g/dL


 Hematocrit : pria :40-48%, wanita :37-43%
 Leukosit : normal 5.000–10.000 mcL 
 Trombosit : normal 150.000–400.000 trombosit /mcL darah.

KONSEP :

1. Batuk darah?
 Batuk darah merupakan suatu gejala atau tanda dari suatu penyakit infeksi. Volume
darah yang dibatukkan bervariasi dan dahak bercampur darah dalam jumlah minimal
hingga masif, tergantung laju perdarahan dan lokasi perdarahan. Batuk darah masif
dapat diklasifikasikan berdasarkan volume darah yang dikeluarkan pada periode
tertentu. Batuk darah masif memerlukan penanganan segera karena dapat
mengganggu pertukaran gas di paru dan dapat mengganggun kestabilan hemodinamik
penderita sehingga bila tidak ditangani dengan baik dapat mengancam jiwa.
 Sumber perdarahan hemoptisis dapat berasal dari sirkulasi pulmoner atau sirkulasi
bronkial.
 Sirkulasi pulmoner memperdarahi alveol dan duktus alveol, sistem sirkulasi ini
bertekanan rendah dengan dinding pembuluh darah yang tipis.
 Sirkulasi bronkial memperdarahi trakea, bronkus utama sampai bronkiolus dan
jaringan penunjang paru, esofagus, mediastinum posterior dan vasa vasorum arteri
pulmoner. Sirkulasi bronkial ini terdiri dari arteri bronkialis dan vena bronkialis.
Hempotisis masif sumber perdarahan umumnya berasal dari sirkulasi bronkial ( 95
%)
 Asal anatomis perdarahan berbeda tiap proses patologik tertentu:
(a). bronkitis akibat pecahnya pembuluh darah superfisial di mukosa,
(b) TB paru akibat robekan atau ruptur aneurisma arteri pulmoner (dinding kaviti
“aneurisma Rassmussen”). atau akibat pecahnya anastomosis bronkopulmoner atau
proses erosif pada arteri bronkialis,
(c) infeksi kronik akibat inflamasi sehingga terjadi pembesaran & proliferasi arteri
bronchial misal : bronkiektasis, aspergilosis atau fibrosis kistik, (d) kanker paru akibat
pembuluh darah yg terbentuk rapuh sehingga mudah berdarah.
Fritz Valdemar Rasmussen (1886) menyatakan adanya dilatasi aneurismatik dari pembuluh
darah paru di dinding kavitas TB sebagai penyebab hemoptisis. Calmette (1923) menyatakan
adanya cabang a.pulmonalis pada dinding kavitas yang disebut “aneurysms of Rasmussen”.3
Masalah :

1. Apa yang terjadi pada pasien tersebut?


2. Mengapa dapat terjadi batuk darah?
3. Mengapa dapat terjadi batuk selama 2 bulan?
4. Mekanisme ronki diatas paru
Demam (Pyrexia) dapat diartikan dalam istilah patofisiologi maupun dalam istilah klinis 27.
Secara patofisiologi, demam merupakan peningkatan set point sistem termoregulasi di pusat
Hipotalamus yang dimediasi oleh Interleukin – I (IL-I)27. Dalam merespon terjadinya perubahan set
point tersebut, terjadi proses aktif dalam rangka penyesuaian terhadap set point baru27. Hal ini terjadi
secara fisiologis melalui mekanisme minimalisir kehilangan panas melalui vasokonstriksi dan
meningkatkan produksi panas dengan menggigil27. Rata - rata perilaku yang dilakukan untuk
meningkatkan suhu tubuh termasuk mencari lingkungan yang lebih hangat, mengenakan beberapa
lapis pakaian, meringkuk dengan selimut, dan meminum minuman hangat 27. Secara klinis, demam
merupakan peningkatan suhu tubuh 1°C (1.8°F) atau lebih tinggi diatas rata – rata rentang suhu
tubuh normal sesuai area tubuh yang diukur27.

Pada demam, terjadi peningkatan ekspresi dan pelepasan sitokin pro – inflamasi terutama yang
berasal dari sel monosit yang berperan sebagai pyrogen endogen 16. Mikroglia dan astroglia yang
berada pada sistem saraf pusat juga dapat menghasilkan sitokin pro – inflamasi16. Prostaglandin,
khususnya PGE2 yang secara lokal diproduksi di hipotalamus anterior, berperan sebagai mediator
final yang umum digunakan untuk efek pyrogen endogen dalam mengendalikan set point suhu tubuh
inti16. Sejumlah besar kanal ion, termasuk beberapa yang terlibat dalam rangsangan saraf /
eksitabilitas neuronal, diketahui sangat sensitif terhadap suhu16. Sitokin pro – inflamasi yang juga
turut serta menginduksi demam yang terjadi pada kejang demam, juga dapat secara langsung
mempengaruhi rangsangan saraf / eksitabilitas neuronal dan mempengaruhi ambang / threshold pada
kejang16. Mekanisme lain termasuk populasi neuronal tertentu, seperti yang terdapat pada
hipokampus dapat membawa berbagai reseptor sitokin16. Peningkatan sitokin yang merupakan
pyrogen endogen terjadi seiring dengan kejadian demam dan respon inflamasi akut1. Interleukin-1
(IL-1) sebagai pyrogen endogen, dan lipopolisakarida (LPS) dinding bakteri gram negatif sebagai
pyrogen eksogen, sering dikaitkan dengan respon terhadap demam1

Anda mungkin juga menyukai