Anda di halaman 1dari 7

Kelas : A-04

Leader : Arina Khairu Ummah

Scriber : Dina Fakhrina

Co-scriber : Dara Tsuraiya Aulia

Tutorial 4 Pertemuan 1

I. Identifikasi Istilah
1. Ronki: suara tambahan yang dihasilkan ketika udara melalui saluran nafas yang
terdapat sekret atau ada penyempitan, biasanya bernada rendah, terjadi saat inspirasi
dan ekspirasi, terdapat ronki basah dan ronki kering.
2. Batuk berdarah (hemoptisis): suatu gejala infeksi, ekspetorasi karena perdarahan pada
saluran nafas bawah.
3. TBC: penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
menyerang paru, bakteri tahan asam, penularan melalui airborne spreading dari
droplet penderita TBC.
4. Hematokrit: kadar sel darah merah, HT terlalu rendah atau tinggi menandakan ada
gangguan, nilai normal pada laki-laki 41-50%
5. Trombosit: keping darah yang diproduksi pada sumsum tulang yang berfungsi untuk
pembekuan darah, nilai normal 150.00-400.000/nl
6. Leukosit: sel darah putih yang diproduksi sumsum tulang belakang yang
menghasilkan antibody untuk menyerang kuman penyakit yang masuk ke tubuh, nilai
normal 5000-10.000/nl
7. Demam: suhu tubuh >38C, terasa hangat saat disentuh
8. Hemoglobin: kandungan dalam darah, protein yang mengandung zat besi mengangkut
O2 dan CO2, memberi warna merah pada sel darah merah nilai normal laki-laki 14-
17g/dl, wanita 12-16 g/dl.

Konsep: Tuberkulosis
II. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana interpretasi pemeriksaan?
2. Bagaimana mekanisme timbulnya gejala yang dikeluhkan pasien (berkeringat di
malam hari, batuk, ronki, demam)?
3. Bagaimana mekanisme batuk berdarah?
4. Mengapa terjadi penurunan BB dan nafsu makan?
5. Mengapa Ht pasien menurun?
6. Apakah yang terjadi pada pasien?
7. Apa itu TBC?
8. Bagaimana penularan TBC?
9. Bagaimana pathogenesis TBC?

III. Analisis Masalah


1. Bagaimana interpretasi pemeriksaan?
- TD dbn
- HR, 88x/menit, normal 60-100x/menit
- RR, 12-20  meningkat
- Suhu 37,8  meningkat
- Hb, 9,8 g/dl X13-17  mengalami penurunan
- Ht, normal 40-50  menurun
- Leukosit, normal
- Trombosit normal

2. Bagaimana mekanisme timbulnya gejala yang dikeluhkan pasien (berkeringat di


malam hari, batuk, ronki, demam)?
Demam terjadi karena sistem pertahanan tubuh menyerang pathogen, oleh
makrofag dan leukosit mencetus keluarnya Interleukin, memicu pengeluaran asam
arachidonat dan prostaglandin, menaikkan suhu tubuh sebagai kompensasi tubuh
mengeluarkan keringat untuk menyeimbangkan suhu tubuh.
Bakteri masuk melalui inhalasi droplet sampai ke alveolus, terjadi reaksi antigen
dan antibody, terjadi peradangan, keluar secret dan mucus, untuk membersihkan jalan
nafas lalu terjadi respon batuk.
Ronki karena lesi di apeks paru, pada TBC yang meluas, suara vesikuler melemah
DD
Edema paru ronki karena cairan

3. Bagaimana mekanisme batuk berdarah?


Hemoptisis adalah suatu tanda infeksi, dapat terjadi dari saluran nafas dan
parenkim paru. Hemoptisis dibedakan berdasarkan keparahan/kuantitas darah.
Hemoptisis terjadi karena robekan kapiler yang masuk ke saluran nafas, lalu
keluar melalui batuk, keluarnya banyak darah dipengaruhi kekuatan batuk.
Hemoptisis pada TB paru aktif, adanya ulserasi bronkus atau alveolus disekitar,
menyebabkan erosi dan pecah pembuluh darah
Hemoptisis masif : hemoptisis sedikitnya 600 ml dlm 24 jam, 250-600 ml pada
pasien yang hb kurang dari 10 g/dl dalam pengamatan yg berlanjut, 250-600 ml
dalam 24 jam pada pasien hb > 10 g/dl dalam 24 jam belum berhenti
Hemoptisis merupakan suatu gejala, batuk berdarah disebabkan oleh pecahnya
anastomosis bronkopulmonel, aneurisma dari pembuluh paru di cavitas paru.
DD:
Infeksi saluran nafas seperti bronchitis, pneumonia
Hemoptisis darahnya jelas, pada TB darah pada apeks paru
Pada tumor paru terdapat clubbing finger dan pembesaran kelenjar getah bening
Emboli terjadi hemoptisis dan nyeri mendadak
Batuk darah bercampur dahak tergantung lokasi perdarahan dan laju perdarahan,
juga dipengaruhi sirkulasi, ada sirkulasi bronkial (massif) memperdarahi bronkial
hingga bronkus 95%
Perdarahan nonmasif dari perdarahan pulmoner yang memiliki pembuluh darah
yang tipis.
Beda dengan bronchitis, yaitu yang pecah pembuluh darah superfisial jadi tidak
massif.
Perbedaan hemoptisis, epistaksis dan hematemesis =
1. Hemoptisis: darah dikeluarkan dengan rasa panas, muntah, berbuih, alkalis,
merah segar, riwayat sakit paru
2. Pseudohemoptisis/Epistaksis, perdarahan dari nasal, alkalis, tidak berbuih
3. Hematemesis: darah dimuntahkan disertai batu, merah tua, bercampur HCl
pada lambung, tidak berbuih, bersifat asam
Mekanisme batuk berdarah
Reaksi sel mast dan makrofag menyebabkan hipersekresi dari secret, tekanan paru
meningkat, batuk terus menerus menyebabkan luka, sehingga terjadi batuk
berdarah.

4. Mengapa terjadi penurunan BB dan nafsu makan?


Terjadi perubahan metabolisme dan mempengaruhi system imun sebagai respon.
Nafsu makan turun karena penurunan leptin dalam darah, tubuh tidak mampu
mencukupi kebutuhan makanan, dan merombak lemak dan protein tubuh untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Pada penderita TB terjadi peningkatan metabolisme,
terjadi hiperkatabolisme. Terjadi anabolic blok, di mana asam amino tidak dapat
membentuk protein komplek untuk pembentukan sel dan sumber energi.

5. Mengapa Ht pasien menurun?


Ht menurun karena kehilangan volume darah. Pasien TB dapat timbul gejala batuk
berdarah sehingga akan mengakibatkan penurunan volume darah dalam tubuh.

6. Apakah yang terjadi pada pasien?


Berdasarkan anamnesis, PF, PP, pasien diduga mengidap TB paru. Dengan gejala
respiratorik: batuk >2 minggu, berdahak, sesak, nyeri dada, gejala sistemik,
anoresia, BB turun, keringat di malam hari, demam. Pasien mungkin mengalami
kekambuhan TB. Perlu dilakukan pemeriksaan sputum,
Pada pasien yang lesi minimal, terkadang tanda tidak terlalu jelas, ronki basah
terutama pada apeks paru. Pemeriksaan BTA positif, pemeriksaan BTA dapat
dilakukan 2 kali untuk memastikan.
Perlu penilaian factor risiko dan menanyakan Riwayat imunisasi.
PF: vital sign, pemeriksaan paru, temuan ronki biasanya pada apeks paru.
TB berulang kemungkinan pasien tidak patuh dalam mengonsumsi obat, ketahanan
bakteri terhadap antibiotic (resistensi obat), yang disebabkan oleh aktifitas
pembelahan bakteri, infeksi dengan strain yang berbeda.

7. Apa itu TBC?


Penyalit infeksius menyerang parenkim baru, berasal dari kata tuberkel. Bersifat
menahun, menimbulkan nekrosis jaringan, dapat menular melalui droplet,
disebabkan oleh micobacerium tuberculosis yang ditandai dengan granuloma,
merupaka kuman anaerob, dapat meyerang bagian tubuh selain paru termasuk
nodus limfe. Penyakit ini bisa muncul akibat respon imun yang gagal dalm
merespon kuman TB.

8. Bagaimana penularan TBC?


TBC menular melalui droplet nuclei penderita TB.
Ketika batuk, bersin, bernyanyi, ukuran 1-5 mikron, makrofag akan
memfagositosis kuman TB tapi tidak dapat membunuh sebelumnya, terbentuk
cavitas TB dan menyebar ke limfatik lalu dapat menyebabkan infeksi TB di luar
paru, seperti meningens TB. Daya penularan tergantung tingginya derajat positif
TB pemeriksaan dahak dan lama kontak. Umumnya terjadi pada ruangan dengan
ventilasi dan pencahayaan tidak baik, percikan dapat bertahan 1-2 jam pada
lingkungan lembab. Sekitar 10-13 orang per 10000 peenduduk terinfeksi TB.
Kuman TB masuk ke saluran nafas, dapat menyebar ke darah dan menginfeksi
bagian tubuh lain.

9. Bagaimana pathogenesis TBC?


Kuman masuk melalui saluran nafas, bersarang di alveolus dan dapat menyebar ke
limfatik. Saat masuk akan diatasi oleh system imun nonspesifik, makrofag akan
memfagositosis kuman TB, Ketika makrofag tidak lagi mampu, akan terbentuk
koloni kuman TB, lalu menyebar melalui saluran limfe dan menyebabkan infeksi.
Masa inkubasi kuman TB berlangsung 4-8 mingu dengan rentang waktu 12 minggu
dapt tumbuh untuk merangsang imunitas seluluer. Focus primer akan membenuk
resolusi, terbentuk nekrosis pada jaringan paru.
IV. Strukturisasi

Batuk berdarah, demam,


penurunan BB dan nafsu
makan

Anamnesis, PF, PP

DD

Tuberkulosis

Definisi Epidemiologi Faktor risiko Klasifikasi Tatalaksana

Etiologi Patogenesis Manifestasi Komplikasi dan Edukasi dan


klinis prognosis preventif
V. Learning Objektif
1. Klasifikasi TB dan komplikasi TB.
2. Mengapa TB paru dapat berulang dan bagaimana kriterianya?
3. Bagaimana Pengobatan untuk TB dan Apa yang dimaksud dengn TB ekstra
paru?
4. Bagaimana dan kapan uji Tuberkulin dilakukan?
5. Bagaimana efek samping dari pengobatan TB
6. Etiologi, epidemiologi, faktor resiko dari TB
7. Prognosis, edukasi dan pencegahan TB
8. Penanganan pasien TB dengan penyakit Penyerta
9. Bagaimana penanganan pasien dengan resisten obat?
10. Bagaimana cara penanganan TB pada anak serta pada Ibu hamil?

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai