1907101030011
Sumarry, Vignette, Brain Mapping
Ny. S berusia 25 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan keluar darah dari vagina
kurang lebih 3 jam yang lalu. Pasien mengaku sudah 3 bulan tidak haid dan telah melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan hasil positif hamil. Keluhan disertai dengan nyeri perut
menjalar ke pinggang. Sebelumnya pasien haid teratur setiap bulannya dengan siklus haid rata-
rata 28 hari dan lamanya haid selama 7 hari dengan menghabiskan hingga 2-3 pembalut sehari.
Pasien juga mengeluhkan badan lemas, mual, dan muntah setiap pagi hari, pasien sudah
mengkonsumsi obat mual dan muntah namun tidak ada perbaikan. Pasien mengaku seorang
perokok aktif sejak 2 tahun dengan mengkonsumsi rokok 14 batang per hari. Dari hasil
pemeriksaan vital sign didapatkan: KU lemah, TD 90/70 mmHg, HR 92x/ menit, suhu 38ºC,
RR 20x/ menit. Tanpa bibir pucat, mulut kering, dan turgor kulit menurun. Dari pemeriksaan
TFU teraba 1 cm diatas simfisis. Dari pemeriksaan inspekulo tanpak ostium uteri eksternum
tertutup dan keluar darah segar encer dan bergumpal, berbau amis, volume darah +200 cc.
Definisi
Keguguran atau abortus adalah terhentinya proses kehamilan yang sedang berlangsung
sebelum mencapai umur 28 minggu atau berat janin sekitar 500 gram . Abortus adalah
berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan
kurang dari 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan .
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun, spontan maupun buatan, sebelum
janin mampu bertahan hidup. Batasan ini berdasar umur kehamilan dan berat badan. Dengan
lain perkataan abortus adalah terminasi kehamilan sebelum 20 minggu atau dengan berat
kurang dari 500 gr . Berdasarkan beberapa definisi tentang abortus di atas maka disimpulkan
bahwa abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
pada umur kehamilan < 20 minggu dengan berat badan janin < 500 gr.
• Abortus Inkomplit
Merupakan ketika seluruh produk konsepsi tidak dikeluarkan, sebagai gantinya
sebagiannya tertinggal di dalam rongga rahim, itu disebut abortus tidak lengkap. Tanda dan
gejala.3:
- Perdarahan sedang hingga banyak
- Nyeri perut sedang hingga hebat
- Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
- Serviks terbuka
- Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
Tatalaksana
Tatalaksana abortus dikelompokkan menjadi tatalaksana umum dan tatalaksana
khusus.
Tatalaksana Umum3
• Menilai keadaan umum dan tanda vital ibu dengan cepat. Penilaian tanda vital meliputi
nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu.
• Melakukan pemeriksaan tanda-tanda syok (Akral dingin, pucat, takikardi, TD sistolik
<90 mmHg). Apabila terdapat syok, maka atasi syok terlebih dahulu.
• Apabila terdapat gejala sepsis atau komplikasi akibat abortus, maka berikan terapi
kombinasi antibiotik untuk 48 jam. Antibiotik yang diberikan :
- Ampicillin 2 g IV/IM sebagai dosis awal lalu berikan 1 g setiap 6 jam
- Gentamisin : 5 mg/KgBB IV tiap 24 jam
- Metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
• Merujuk ibu ke fasilitas layanan kesehatan lengkap
• Melanjutkan tatalaksana khusus berdasarkan jenis abortus.
Tatalaksana Khusus3
• Abortus Iminens
- Kehamilan tetap dipertahankan
- Tidak melakukan hubungan seksual dan aktivitas berat
- Pantau perdarahan, jika berhenti maka pada pemeriksaan antenatal selanjutnya
- nilai kondisi ibu yang meliputi kadar Hb dan USG panggul setiap 4 minngu.
- Apabila pendarahan tidak berhenti, cari kemungkinan kausa lain dengan
- pemeriksaan USG.
• Abortus Insipiens
- Berikan konseling mengenai risiko dan rasa kurang nyaman selama tindakan
evakuasi
- Usia kehamilan <16 minggu : evakuasi jaringan konsepsi dari uterus. Berikan
Ergometrin 0,2 mg IM jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera. Pemberian dapat
diulangi setelah 15 menit bila diperlukan.
- Usia kehamilan >16 minggu : Pengeluaran konsepsi ditunggu secara spontan
dilanjutkan dengan evakuasi sisa jaringan konsepsi dalam uterus. Berikan infus
Oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau Ringer Laktat kecepatan 40 tetes per
menit agar membantu pengeluaran hasil konsepsi.
- Setelah tindakan, pantau kondisi ibu setiap 30 menit selama 2 jam. Bila membaik,
transfer ibu ke ruang rawatan.
- Melakukan pemeriksaan patologi jaringan
- Pantau kondisi ibu (tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan
urin) setiap 6 jam selama 24 jam.Setelah 24 jam, periksa Hb. Ibu diperbolehkan
pulang apabila Hb >8 g/dL, tidak ada perdarahan dan tanda vital baik.
• Abortus Inkomplit
- Usia kehamilan <16 minggu, perdarahan ringan/sedang : Keluarkan hasil konsepsi
yang terlihat keluar dengan jari atau forsep cincin.
- Usia kehamilan <16 minggu, perdarahan hebat : Evakuasi isi uterus dengan Aspirasi
Vakum Manual (AVM). Jika AVM tidak tersedia, lakukan kuretase tajam. Dapat
diberikan Ergometrin 0,2 mg IM apabila evakuasi tidak dapat segera dilakukan.
Pemberian dapat diulang setelah 15 menit.
- Usia kehamilan >16 minggu : Infus Oksitosin 40 dalam 1 L NaCl 0,9% atau Ringer
laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi.
- Setelah tindakan, nilai tanda vital setiap 30 menit selama 2 jam. Apabila membaik,
transfer ibu ke ruang rawatan.
- Melakukan pemeriksaan jaringan secara mikroskopik.
- Menilai tanda vital, perdarahan pervaginam, akut abdomen, dan urin tiap 6 jam
selama 24 jam. Setelah 24 jam, periksa Hb. Ibu diperbolehkan pulang apabila Hb >8
g/dL, tidak ada perdarahan dan tanda vital baik.
- Apabila hasil konsepsi tidak ditemukan saat kuretase, curigai adanya kehamilan
ektopik.
• Abortus Komplit
- Evakuasi tidak diperlukan
- Berikan konseling kepada ibu untuk dukungan emosional dan tawarkan kontrasepsi.
- Pantau tanda vital ibu
- Apabila anemia sedang, beri tablet Sulfas Ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu.
- Apabila anemia berat maka berikan transfusi darah.
- Nilai keadaan ibu setelah 2 minggu.
• Missed Abortion
- Melakukan konseling kepada ibu
- Usia kehamilan <12 minggu : Evakuasi menggunakan AVM atau sendok kuret.
- Usia kehamilan >12 minggu <16 minggu : Sebelum melakukan kuretasi, pastikan
serviks matang. Bila perlu lakukan pematangan serviks. Evakuasi dilakukan dengan
tang abortus dan sendok kuret.
- Usia kehamilan 16-22 minggu : Pematangan serviks dilakukan terlebih dahulu.
Evakuasi dengan bantuan infus Oksitosin 20 IU dalam 500 mL NaCl 0,9% atau RL 40
tetes/menit sampai jaringan hasil kontrasepsi terekspulsi. Apabila ekspulsi tidak
terjadi dalam 24 jam, maka evaluasi kembali.
- Lakukan pemeriksaan patologi anatomi
- Menilai tanda vital, perdarahan pervaginam, akut abdomen, dan urin tiap 6 jam
selama 24 jam. Setelah 24 jam, periksa Hb. Ibu diperbolehkan pulang apabila Hb >8
g/dL, tidak ada perdarahan dan tanda vital baik.
Komplikasi
• Disseminated intravascular coagulation (DIC). Sedangkan komplikasi pada abortus bedah
terjadi pada sekitar 3% dari kasus abortus bedah. Risiko komplikasi tergantung pada
berapa minggu hamil. Abortus yang dilakukan pada trimester pertama adalah yang paling
aman. Sebagian besar abortus bedah dilakukan pada trimester pertama.
• perdarahan - perdarahan setelah abortus harus sama dengan periode menstruasi. Jika
pendarahan hebat terjadi, abortus mungkin tidak lengkap. Terkadang, perawatan untuk ini
adalah dengan melakukan kuretase isap rahim. Transfusi darah jarang diperlukan
• Infeksi - demam (suhu tinggi) dapat menunjukkan bahwa Anda memiliki infeksi. Ini dapat
disebabkan oleh abortus yang tidak lengkap atau infeksi menular seksual. Kadang-kadang,
wanita dapat mengembangkan infeksi kronis yang disebut penyakit radang panggul (PID).
Pengobatan untuk infeksi adalah dengan antibiotic
• Cedera pada rahim - dinding rahim Anda berotot tetapi lunak. Terkadang instrumen bedah
yang digunakan untuk abortus dapat melukai (atau 'melubangi') rahim. Dalam kasus yang
jarang terjadi, ini dapat menyebabkan infeksi perut (peritonitis) dan kehilangan banyak
darah. Komplikasi ini sangat jarang dan, jika terjadi, biasanya akan dikenali dan diobati
segera
• Cedera pada serviks - leher rahim meregang selama abortus. Jika Anda memiliki beberapa
prosedur, serviks dapat melemah - ini kadang-kadang disebut serviks 'tidak kompeten'.6
Daftar Pustaka
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams
Obstetrics. 23rd ed. New York: McGraw-Hill Education/Medical; 2010. 1404 p.
2. Beckmann CRB, Ling FW, Barzansky BM, Herbert WNP, Laube DW, Smith RP.
Obstetrics and Gynecology. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins;
2010. 514 p.
3. WHO, Bakti Husada, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. In: Pedoman Bagi Tenaga
Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2013. p. 368.
4. Decerney AH, Nathan L, Laufer N, Ashley S. Roman. Current Diagnosis and Treatment
Obstetrics and Gynecology. 12th ed. New York: McGraw-Hill Education/Medical;
2019. 1087 p.
5. Das SK. Nature, Types, Causes, and Method of Abortion. 2015;(2004):47– 84.
6. Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists.
Abortion procedures - surgical. 2016;1–3.
Vingette
Ny. S berusia 25 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan keluar darah dari vagina
sedikit-sedikit sejak 5 hari yang lalu. Pasien mengaku sudah 3 bulan tidak haid dan telah
melakukan pemeriksaan kehamilan dengan hasil positif hamil. Sebelumnya pasien haid teratur
setiap bulannya dengan siklus haid rata-rata 28 hari dan lamanya haid selama 7 hari dengan
menghabiskan hingga 2-3 pembalut sehari. Pasien juga mengeluhkan badan lemas, mual, dan
muntah setiap pagi hari, pasien sudah mengkonsumsi obat mual dan muntah namun tidak ada
perbaikan. Pasien mengaku seorang perokok aktif sejak 2 tahun dengan mengkonsumsi rokok
14 batang per hari. Dari hasil pemeriksaan vital sign didapatkan: KU lemah, TD 90/70 mmHg,
HR 92x/ menit, suhu 38ºC, RR 20x/ menit. Tanpa bibir pucat, mulut kering, dan turgor kulit
menurun. Dari pemeriksaan TFU teraba 1 cm diatas simfisis. Dari pemeriksaan inspekulo
tanpak ostium uteri eksternum tertutup dan keluar darah segar.
1. Diagnosis apa yang tepat sesuai kasus diatas?
a. Abortus iminens
b. Abortus insipien
c. Abortus komplit
d. Abortus inkomplit
e. Missed Abortus
2. Tatalaksana yang sesuai..
a. Tirah baring/tokolitik/sedatif/kuretase
b. Perbaiki KU/sedatif/uterotonika/Antibiotik
c. Perbaiki KU/kuretase/uterotonika/Antibiotik
d. Tirah baring/sedatif/tokolitik/antibiotik
e. Perbaiki KU/tirah baring/tokolitik/progesteron