ABSTRAK
Kabupaten Malang memiliki potensi di bidang pariwisata dan pendidikan. Dengan meningkatnya
kunjungan wisatawan dan pelajar serta pertumbuhan penduduk, maka akan berdampak ke peningkatan
pengguna jasa transportasi udara. Pada saat ini Bandar Udara Abdul Rachman Saleh masih melayani
ATR 72-500, B737-800, A320-200, B737-800 NG dan B737-900 ER. Untuk mengantisipasi peningkatan
pengguna jasa transportasi udara, bandara perlu dikembangkan dengan pesawat rencana A330-300.
Untuk merencanakan pengembangan suatu bandar udara harus memperkirakan arus lalu lintas di
masa yang akan datang. Oleh karena itu penyelesaian tugas akhir menggunakan metode survey dan
research. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, bagasi dan cargo menggunakan
analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas di masa yang akan datang sehingga pengembangan
bandar udara perlu dilakukan atau tidak. Selain itu diperlukan data-data lain seperti data klimatologi,
data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan topografi dan data eksisting bandara digunakan
sebagai acuan merencanakan pengembangan bandar udara.
Untuk pengembangan Bandar Udara Abdul Rachman Saleh yang akan direncanakan adalah runway,
taxiway, apron, tebal perkerasan kaku, tebal perkerasan kaku, gedung terminal, gudang dan pelataran
parkir kendaraan.
Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar International Civil Aviation organization
(ICAO) dengan pesawat rencana Airbus 330-300 maka dibutuhkan panjang landasan 3.581 meter,
lebar 45 meter, jarak antara sumbu runway dan sumbu taxiway adalah 185 meter, lebar total taxiway
44 meter dengan tebal perkerasan lentur 76 cm, luas apron 496 m 150 m = 74.400 m2, tebal
perkerasan kaku pada apron Metode Federal Aviation Administration (FAA) = 41 cm, luas gedung
terminal 158.114 m 2 , luas gudang 2.830 m 2 dan luas pelataran parkir 25.989 m2.
Kata Kunci: Kabupaten Malang, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apron.
869
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.7 Juli 2019 (869-876) ISSN: 2337-6732
870
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.7 Juli 2019 (869-876) ISSN: 2337-6732
Koreksi terhadap slope (kemiringan) Setiap kenaikan 5.6°C dari kondisi standar
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 (15°C), jarak bertambah 1%
𝐿3 = 𝐿2 × (1 + ) × 0,1 (3)
1%
dimana:
Tref − T0
𝐿2 = Panjang landas pacu setelah dikoreksi L2 = L1 1 + 1% (7)
terhadap temperature (m) 5 ,6
𝐿3 = Panjang landasan yang diperlukan oleh
pesawat rencana (m) Menghitung Jumlah Gate Position
Jumlah gate position dapat dipakai rumus
Menentukan Lebar Landas Pacu sebagai berikut:
Persyaratan menurut ICAO dalam 𝑉 ×𝑇
menentukan lebar landas pacu dapat dilihat pada 𝐺= 𝑈
(8)
tabel berikut ini:
dimana:
Tabel 1. Lebar Perkerasan Landasan G = Jumlah gate position
Code Code Letter V = Volume rencana pesawat yang tiba dan
Number A B C D E F
1ª 18 m 18 m 23 m - - - berangkat
2ª 23 m 23 m 30 m - - - U = Faktor penggunaan (utility factor)
3 30 m 30 m 30 m 45 m - -
4 - - 45 m 45 m 45 m 60 m
Menghitung Ukuran Gate
Sumber: ICAO, 2016.
Untuk menghitung ukuran gate tergantung
Perencanaan Landas Hubung ukuran standar pesawat berdasarkan wingspan,
Landas hubung (taxiway) adalah jalur yang whell track, forward roll, dan wing tip
menghubungkan antara Runway dan Apron clearance. (Basuki, 1986)
yang fungsinya utamanya adalah sebagai jalan
Turning radius = r = ½ (wingspan + whell
keluar masuk pesawat dari Runway ke bangunan
track) + forward roll
terminal dan sebaliknya.
D = (2 × r) + wing tip clearance (9)
Menentukan Exit Taxiway
Perencanaan Perkerasan Landasan Pacu
Untuk menentukan exit taxiway digunakan
Menentukan ketebalan fleksibel metode
rumus sebagai berikut:
FAA ini diperlukan data nilai CBR dari subgrade
dan nilai CBR sub base, berat total atau berat
Distance to Taxiway
lepas landas pesawat rencana dan jumlah annual
= Touchdown Distance + D (4)
departure dari pesawat rencana beserta pesawat-
pesawat yang sudah dikonversikan. (Horonjeff,
dimana:
1979).
Jarak touchdown = 300 m untuk pesawat grup
Analisa annual departure dari pesawat
B dan 450 m untuk pesawat
rencana menggunakan konversi pesawat
grup C dan D
(𝑆 )2 −(𝑆 )2
rencana:
𝐷 = 1 2𝑎 2 (5) W 2
1/ 2
871
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.7 Juli 2019 (869-876) ISSN: 2337-6732
dengan menggunakan tebal total dikurangi tebal Joint (sambungan) dan Susunannya
surface dan tebal sub base. (Basuki, 1986) Joint/sambungan dibuat pada
perkerasan kaku agar beton bisa
Tebal basecoarse = T–(surface+sub base) (11) mengembang dan menyusut tanpa halangan,
sehingga mengurangi tegangan bengkok
Perencanaan Perkerasan Apron (flexural stress) akibat gesekan, perubahan
Perhitungan perkerasan apron meng- temperature, perubahan kelembaban, serta
gunakan dua metode yaitu metode FAA (Federal untuk melengkapi konstruksi. (Basuki, 1986)
Aviation Administration ) dan PCA (Portland
Cement Afiation). Perencanaan Terminal Area
Langkah-langkah dalam perencanaan perke-
rasan ini adalah: Gedung Terminal
1. Buatlah ramalan annual departure dari tiap- Gedung terminal adalah tempat untuk
tiap pesawat yang harus dilayani. Jumlah memberikan pelayanan bagi penumpang
annual departure dihitung dari data-data maupun barang yang akan tiba dan yang akan
yang sudah diperoleh yaitu data pergerakan berangkat. (Horonjeff, 1979)
pesawat dan penumpang pada jam sibuk.
Tabel 2. Faktor Pengali Kebutuhan Ruang Gedung
2. Tentukan tipe roda pendaratan tiap tipe Terminal
pesawat. Kebutuhan ruangan 100
3. Hitung MTOW tiap tipe pesawat. 2
m untuk setiap 100
Fasilitas Ruangan
4. Tentukan “Pesawat rencana” dengan penumpang pada jam
prosedur sebagai berikut: sibuk
- Perkiraan harga dari subgrade. Tiket/check in 1,0
- Tentukan flexural strenght beton. Beton Pengambilan barang 1,0
dengan modulus keruntuhan 600 – 700 psi Ruang tunggu penumpang 2,0
akan menghasilkan perkerasan yang
Ruang tunggu pengunjung 2,5
paling ekonomis.
- Gunakan data-data, flexural strength, Beacukai 3,0
harga k, MTOW, dan ramalan annual Imigrasi 1,0
departure untuk menentukan tebal slab Restoran 2,0
yang dibutuhkan, yang didapat dengan
memakai kurva rencana sesuai tipe Operasi airline 5,0
pesawat yang diberikan oleh FAA. Total ruang domestik 25,0
- Bandingkan ketebalan yang didapat untuk Total ruang internasional 30,0
setiap pesawat dengan ramalan lalu lintas.
Sumber: Horonjeff, 1979.
Pesawat rencana adalah yang
menghasilkan perkerasan paling tebal. Gudang
5. Konversikan tipe roda pendaratan pesawat Gudang berfungsi sebagai tempat
yang diramalkan harus dilayani ke pesawat penampungan barang dan pos paket yang akan
rencana. dikirim maupun yang tiba. Untuk perencanaan
6. Tentukan wheel load tiap tipe pesawat, 95% dalam menghitung luas gudang diambil angka
MTOW ditopang oleh roda pendaratan. 0,1 m2/ton/tahun dikali dengan pos paket dan
7. Gunakan rumus: barang sesuai standar IAIA.
𝑤2
𝐿𝑜𝑔 𝑅1 = (𝐿𝑜𝑔 𝑅2)(𝑤1)1/2
Pelataran Parkir
8. Hitung total equivalent annual departure Dalam merencanakan luas parkir
menggunakan hasil perhitungan annual kendaraan penumpang terlebih dahulu dihitung
departure, tipe roda pendaratan, dan MTOW besarnya jumlah penumpang pada jam sibuk,
pesawat. dan diperkirakan untuk 2 penumpang
9. Gunakan harga-harga: flexural strength, menggunakan satu kendaraan. Rata-rata luas
harga k, MTOW pesawat rencana, dan parkir untuk satu kendaraan adalah lebar 2,3 m
equivalent annual departure total sebagai dan panjang 5 m (Dirjen Perhubungan Darat,
data menghitung perkerasan rigid dengan 1996).
kurva rencana yang sesuai.
872
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.7 Juli 2019 (869-876) ISSN: 2337-6732
873
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.7 Juli 2019 (869-876) ISSN: 2337-6732
Data–data:
Pesawat Rencana = A330 – 300
S1 = 259 km/jam
= 71,944 m/detik
S2 = 32 km/jam
=8,889 m/detik
a = 1,5 m/detik2
Jarak Touchdown = 450 m
(71,944)2 −(8,889)2
D= 2 ×1,5
= 1.698,997 m
Distance To Exit Taxiway = 450 m + 1.698,997
= 2.148,997 m ≈ 2.149 m
Setelah diperoleh nilai L0 = 2.149 m, lokasi exit
taxiway dapat dihitung dengan dikoreksi oleh
elevasi dan temperatur.
874
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.7 Juli 2019 (869-876) ISSN: 2337-6732
875
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.7 Juli 2019 (869-876) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Airbus. 2018. Aircraft Characteristics Airport and Maintenance Planning. Airbus S.A.S. France.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat., 1996. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir.
Jakarta.
Hillary, L., Rumayar A. L. E, Longdong J. 2018. Analisa Kebutuhan Angkutan Umum Perkotaan di
Kota Manado (Studi Kasus: Trayek Paal Dua – Lapangan). Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.5
Mei 2018 (277-284) ISSN: 2337-6732, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Horonjeff, R., 1975. Planning and Design of Airport. Second Edition. New York Mac Graw – Hill
Book Company.
ICAO. 1999. Aerodromes – Annex 14 International Standards and Recommended Practices. 3rd
Edition. Canada.
Kafiar, R. P., Palenewen S. Ch. N, Jansen F., 2019. Perencanaan Pengembangan Bandar Udara
Stevanus Rumbewas di Kota Serui Kabupaten Kepulauan Yapen. Jurnal Sipil Statik Vol.7No.1
Januari2019(15-26) ISSN: 2337-6732, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Pandey S. V., 2016. Pentingnya Pembangunan Sarana Prasarana Transportasi sebagai Upaya
Membangun Desa Di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. TEKNO
Vol.14/No.66/Desember2016, ISSN : 0215-9617 Universitas Sam Ratulangi Manado.
Taula, A. D., Jansen F., Rumayar A. L. E., 2017. Perencanaan Pengembangan Bandar Udara
Kasiguncu Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.5 Juli 2017
(273-283) ISSN: 2337-6732, Universitas Sam Ratulangi Manado.
Umboh, A., Timboeleng, J. A., Manoppo M. R. E., 2014. Kebutuhan Fasilitas Penyeberangan pada
Ruas Jalan Piere Tendean untuk Segmen Ruas Jalan Depan IT Centre Kota Manado
Berdasarkan GAP Kritis. Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (66-72) ISSN: 2337-
6732, Universitas Sam Ratulangi Manado.
876