HORMON
Banyak penyakit autoimun menunjukan prevalensi yang lebih tinggi pada wanita
dibanding pria. Esterogen diduga berperan dalam memodulasi imunitas seluler selama
hamil. Efek esterogen terhadap respon imun, yang difokuskan kepada diferensiasi sel T
CD4+ dan produksi sitokin, fungsi sel B dan produksi AA, diferensiasi sel hematopoietic
dan metabolit esterogen proinflamasi. LES 10x lebih banyak pada wanita dibanding pria.
Puncak awitan penyakit autoimun ditemukan pada periode reproduksi diduga dipicu
esterogen.
VIII. OBAT
Beberapa obat dapat menginduksi produksi ANA dan anti-DNA, tetapi jarang
diserai lES klinis. Sejumlah obat dihubungkan dengan ANCA. Kebanyakan kasus akan
ringan, membaik dan antibodi menghilang bila obat tersebut dihentikan.
IX. MAKANAN
A. Gluten
Gluten merupakan protein yang dapta ditemukan dalam gandum, barley, spelt,
rye. Dan banyak dihubungkan dengan peningkatan resiko autoimunitas. Penyakit
Celiac diduga ditimbulkan oleh intoleransi terhadap gluten. Sensitivitas terhadap
gluten dapat menimbulkan pembentukan antibodi yang memicu autoimun. Gluten
terdapat dalam aneka saos, bir, alcohol, permen karet, kecap, salsa, pewarna makanan
buatan, sayuran dalam kaleng, minuman instan, sirop, sup kaleng atau beku, perasa,
MSG, sosis, pengawet dan lainnya. Makanan lain juga dapat bereaksi silang dengan
glutenyang dapat menyebabkan reaksi tubuh. Gluten juga dapat ditemukan dalam
produk kosmetik, preparat rambut, dermatologidan lem amplop. Menyebabkan
autoimunitas jaringan dalam otak, tiroid, pancreas, kardiak, sendi, hati, kulit, adrenal
dan lambung.
B. Toksin
Penelitian menunjukan toksin berperan pada kasus autoimunseperti tiroiditis
autoimun. Aril Hydrocarbon Receptor (AHR) adalah transcription factor yang
diketahui berperan dalam toksisitas hidrokarbon aromatik seperti dioksin; aktivasinya
menimbulkan produksi enzim detoksifikasi. Peran AHR dalam mempertahanakan
keseimbangan antara 2 populasi limfosit Treg dam Th17 yang merupakan sebagian
dari regulasi sistem imun dalam toleransi self-antigen dan klirens patogen.
C. Nightshades
Kulit kelompok sayuran seperti tomat, paprika, terong, kentang dan beberapa
rempah mengandung alkaloid yang dapat menimbulkan respon inflamasi dalam
tubuh.
D. Leaky gut syndrome
Berbagai penyakit dapat terjadi kibat adanya ganguan pada sawar mukosa atau
perubahan regulasi imunitas mukosa terhadap makanan atau komponen microbiota.
Beberapa ahli berpendapat peningkatan permeabilitas di usus atau leaky gut
merupakan precursor autoimunitas. Sindrom leaky gut dapat menjadi pemicu juga
dapat menjadi merupakan efek dari reaksi autoimun. Bila urus mengalami kerusakan,
protein makanan tidak dicerna dan endotoksi menembus sawar usus dan memicu
autoimun di seluruh tubuh.
XI. LOGAM
XII. ROKOK
Rokok berperan pada kanker, penyakit paru, kardiovaskuler dan diduga memacu produksi
antibody yang mengenal CCP pada artritis rheumatoid atau meningkatka titer anti-
dsDNA pada LES.
XIII. VITAMIN D
Peran vitamin D sudah diketahui dalam metabolism kalsium dan kesehatan
tulang. Penelitian akhir menunjukan adanya reseptor vitamin D dalam kadar tinggi di
nucleus semua sel imun termasuk APC, sel NK, sel B dan sel T dan tertinggi pada sel
imatur di timus dan limfosit CD8 matang. Berbagai penelitian menunjukan hubungan
antara defisiensi vitamin D dan peran potensialnya dalam pathogenesis penyakit
autoimun seperti sclerosis multiple, artritis rheumatoid, DM tipe 1 dan LES.
Kerusakan self molekul oleh radikal bebas oksigen yang menimbulkan sebagian
proses inflamasi dapat mengubah imunogenisitas, terutama self antigen. Oksigen reaktif
yang dilepas dalam berbagai reaksi metabolik dan biokimia menunjukan berbagai efek
oksidatif yang merusak DNA dengan akibat berbagai penyakit degeneratif dan autoimun.