Anda di halaman 1dari 15

PENUNTUN PRAKTIKUM

AGR 211 FISIOLOGI TANAMAN


KHUSUS MASA PANDEMI

Disusun dan Direvisi oleh:

Ir. Usman Kris Joko Suharjo, M.Sc., Ph.D.


(Koordinator m.k. Fisiologi Tumbuhan)

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
OKTOBER 2020
1
TATA TERTIB PRAKTIKUM
PADA MASA PANDEMI

1. Pada saat praktikum, setiap mahasiswa wajib membawa buku petunjuk praktikum.
Apabila mahasiswa tidak membawa buku petunjuk praktikum, maka mahasiswa itu tidak
akan diijinkan mengikuti praktikum pada hari itu.

2. Sebelum praktikum, mahasiswa harus sudah membaca petunjuk praktikum dengan baik
untuk mengetahui apa yang akan dikerjakan pada saat praktikum, bahan dan alat
dipergunakan di dalam pratikum, dan bahan dan alat apa yang harus dipersiapkan
mahasiswa dari rumah.

3. Setiap mahasiswa wajib mengikuti semua acara praktikum. Bagi mahasiswa yang tidak
dapat mengikuti acara praktikum karena alasan-asalan yang dibernarkan.

4. Mahasiswa tidak perlu membuat laporan akhir praktikum. Laporan praktikum yang perlu
dibuat mahasiswa adalah: (a). Data pengamatan seperti yang ditetapkan pada setiap
percobaan; (b). Jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada setiap percobaan; (c).
Laporan auntentik berupa rekaman video pelaksanaan praktikum;

5. Mahasiswa wajib membuat laporan akhir untuk setiap mata acara praktikum yang
dikumpulkan paling lambat satu minggu setelah praktikum selesai dilakukan.

6. Laporan praktikum dikumpulkan pada kompti. Kompti menyimpan di google drvie.


Kompti menyerahkan link google drive ke dosen pengaruh praktkum.

2
SUMMARY DAN JADWAL PRAKTIKUM
Tatap Topik Praktikum Kuiah Acara Kegiatan
Muka ke- Minggu ke-
Ke-
Asistensi 6 - Penjelasan umum tentang pelaksanaan praktikum.
1 0 - Persiapan praktikum Acara 1: mahasiswa diminta membawa
aqua cup bekas
Pertumbuhan Tanaman 7 Acara 1 - Aqua cup diisi pupuk kandang; ditanami benih kacang hijau.
2 [Hal. 5] - Dipanen tiap minggu, sampai 8 minggu

3 Hubungan Air dengan 8 Acara 3 - Mahasiswa melakukan eskperimen untuk mempelajari


Tanaman: transpirasi [Hal. 10] pegnaruh cahaya matahari terhadap laju transpirasi
4 Defisiensi Unsur Hara 9 Acara 4 - Mahasiswa menanam kacang hijau, padi, atau jagung pada
[Hal. 12 aqua cup berisi pasir atau top soil

5 Pengaruh ZPT alami 10 Acara 5 - Mahasiswa melakukan eskperimen untuk membuktikan


terhadap pertumbuhan [Hal. 14] pengaruh ZPT alami terhadap pertumbuhan bibit tanaman
bibit tomat/cabai cabai/tomat
6 Metabolit Sekunder 13 Acara 2 - Mahasiswa mengamati (menghirup, mencicipi jika
[Hal. 7] memungkinkan) aroma berbadai obyek (akar, daun, bunga,
buah, biji, umbii, rimpang). Mencatat mencari namanya di
sumber pustaka.
7 Pengumpulan Laporan 14 - Semua laporan harus sudah dikumpulkan 1 minggu setelah
semua acara praktikum selesai.
8 Responsi 15 - Responsi dilaksanakan pada hari Sabtu.

3
4
ACARA I. PERTUMBUHAN TANAMAN

1.1 Landasan Teori


Pertumbuhan tanaman terjadi karena adanya pertambahan ukuran sel dan pertambahan
jumlah sel. Pertumbuhan dapat diamati dengan mengukur tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar
batang, dan berat kering tanaman. Pengukuran pertumbuhan tanaman secara kontinyu yang
dimulai sejak tanaman baru tumbuh hingga tanaman mencapai pertumbuhan maksimum akan
menghasilkan sebuah kurve sigmoid. Pada kurve itu akan terlihat bahwa pada awalnya,
tanaman tumbuh dengan sangat lambat, pada tahap ini tanaman berada pada fase
establishment. Tanaman baru tumbuh dan melengkapi organ-organ tanaman seperti akar dan
daun. Ketika akar sudah dapat mencari sumber air dan nutrisi dan ketika daun sudah terbentuk
secara sempurna, tanaman dapat melakukan fotosintesis secara maksimal, dan hasilnya adalah
pertumuhan tanaman yang sangat pesat. Pada tahap berikutnya, laju pertumbuhan tanaman
mengalami penurunan dan pada akhirnya tercapai pertumbuhan yang maksimum. Jika diukur
secara continue dan diplot pada sebuah grafik, maka pola pertumbuhan itu akan menunjukkan
huruf S. Oleh karena itu, pola pertumbuhan ini disebut mengikuti pola pertumbuhan sigmoid.
Pada praktikum ini akan didemonstrasikan pola pertumbuhan sigmoid dimaksud. Pertumbuhan
tanaman dari waktu tertentu (T1) ke waktu berikutnya (T2) dibagi waktu pertumbuhan disebut
sebagai laju pertumbuhan tanaman. Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:

Laju pertumbuhan = (BK T2 – BK T2) (dengan satuan pertumbuhan/waktu)


(T2 - T1)

BK = laju pertumbuhan BK T1 = pertumbuhan pada waktu ke-1


T1 = waktu ke-1 BK T2 = pertumbuhn pada waktu ke-2
T2 = waktu ke-2

Contoh:
Hasil pengamatan tinggi tanaman minggu 1 = 4 cm, minggu ke-2 10 cm. Maka laju pertumbuhan
tanaman itu adalah = (11 -4) cm/hari = 7/7 cm/hari = 1 cm/hari
(14-7)
Catatan = minggu 1 = 7 hari; minggu ke-2 = 14 hari.

1.2 Tujuan Praktikum


a. Mengamati dan mengukur pertumbuhan sigmoid pada tanaman kangkung.
b. Mengukur laju pertumbuhan tanaman dari waktu ke waktu.

1.3 Bahan dan Alat


Bahan Yang diperlukan adalah benih tanaman (cabe, tomat, kacang hijau, padi, atau jagung),
top soil, pupuk kandng, dan pupuk (NPK). Alat yang diperlukan meliputi alat tanam (plibeg,

5
atau ember beka, atau karung bekas), alat ukur pertumbuhan (penggaris, meteran kain), dan
alat perlindungan tanaman (sprayer).

1.4 Prosedur Kerja


1. Siapkan media tanam dengan mencampur top soil dan pupuk kandang dengan
perbandingan 4:1 (4 bagian top soil; 1 bagian pupuk kandang).
2. Masukkan pupuk kandang ke dalam wadah yang tersedia di rumah (ember bekas, kaleng
bekas, karung bekas, botol plastik, atau apa saja yang bisa digunakan untuk menanam).
Jangan lupa, bagian bawah wadah harus dilubangi.
3. Taburkan benih tanaman yang Anda pilih (cabe, tomat, kacang hijau, padi, jagung).
Tutup dengan tanah kurang lebih 3 cm. Siram dengan air agar lembab.
4. Simpan media tanam dan benih di tempat teduh. Tunggu sampai benih berkecambah
muncul di atas permukaan tanah.
5. Pada saat benih muncul, siramlah dengan larutan pupuk NPK (1 sendok makan
dilarutkan di dalam 10 liter air). Cara menyiapkan paling mudah, satu sendok makan
NPK dilarutkan di dalam satu ember. Siramkan larutan pupuk ke tanaman yang sudah
berkecambah.
6. Pindahkan tanaman yang sudah berkecambah ke tempat yang mendapatkan sinar
matahari penuh.
7. Siram tanaman dengan air setiap 2 hari pada pukul 12:00 – 14:00 WIB.
8. Siram tanaman dengan larutan pupuk setiap minggu.
9. Satu minggu setelah tanaman muncul, akukan pengamatan dan pengukuran: (a). Tinggi
tanaman, (b). Jumlah daun, (c) Jumlah buku.
10. Lakukan pengukuran itu setiap minggu sampai tanaman berumur 8 minggu.
11. Buatlah plot pertumbuhan (sebagai sumbu Y) dan umur tanaman (sebagai sumbu X).
12. Hitunglah laju pertumbuhan dari 1 MST ke 2 MST; 2 MST ke 3 MST, sampai 7 MST ke 8
MST.
13. Bahaslah temuan Anda dan buatlah laporan.

1.5 Hasil Pengamatan Sementara

Tabel. Tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat kering tanaman menurut usia tanaman

Waktu (T) Tinggi tanaman Jumlah daun Jumlah buku (ruas) Laju Pertumbuhan
(MST) (Cm) (Helai)
1
2
3
4
5
6
7
8

6
1.6 Pertanyaan
a. Diantara variable pertumbuhan tanaman berikut (jumlah daun, tinggi tanaman, dan
berat kering), variable manakah yang paling tepat digunakan? Mengapa?
b. Faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman? Sebut dan jelaskan.

ACARA II. METABOLIT SEKUNDER

1.1 Landasan Teori


Produk utama fotosintesis adalah glukosa, yang kemudian dikonversi menjadi sukrosa untuk
dikirim ke seluruh bagian tanaman. Oleh tanaman, sukrosa digunakan untuk respirasi,
dikonversi menjadi pati, digunakan untuk membentuk senyawa lain seperti lemak, protein,
asam organik, phytohormones, atau minyak atsiri. Senyawa organik yang bukan kelompok
karbohidrat, sering disebut dengan nama metabolit sekunder.
Sebagai asam organik atau minyak atsiri, metabolit sekunder memberikan karakter yang
khas terhadap sebuah komoditas pertanian. Misalnya, minyak atsiri yang ada pada jahe
menyebabkan jahe beraroma khas jahe, demikian juga metabolit sekunder yang ada pada
bunga kenanga, atau bawang putih.
Metabolit sekunder mempunyai banyak fungsi bagi kehidupan manusia maupun bagi
tanaman yang menghasilkannya. Misalnya, untuk pengobatan manusia, untuk melindungi
tanaman dari serangan hama dan penyakit, atau untuk menarik makluk hidup lain guna
kelangsungan hidup tanaman itu (seperti pada bunga Raflesia arnoldi)

1.2. Tujuan Praktikum


Mengidentifikasi metabolit sekunder yang ada pada komoditas pertanian.

1.3. Bahan dan Alat


Bunga cengkeh, empon-empon (jahe, kunyit, kencur, lengkuas), biji pala, batang/daun nilam,
bawang merah, daun jeruk purut, daun sereh wangi, dan siung bawang putih.

1.4. Prosedur Kerja


1. Amati bahan praktikum yang tersedia.
2. Cium aroma metabolit sekunder pada bahan praktikum itu.
3. Catat aroma khasnya (deskripsikan semampu Saudara).
4. Cari nama metobolit sekunder pada bahan-bahan praktikum itu dan manfaatnya bagi
kehidupan manusia.
5. Lakukan studi pustaka, cari informasi bagaimana sintesis (pembentukan) metobolie
sekunder itu terjadi.

7
1.5. Hasil Pengamatan Sementara

No Nama Bahan Nama Manfaat Manfaat bagi


Praktikum metabolit Bagi tanaman mansuia
sekunder
1 Bunga cengkeh
2 Lengkuas
3 Kencur
4 Jahe
5 Kunyit
6 Cabe rawit
7 Biji pala
8 Daun jeruk purut
9 Bawang merah
10 Bawang putih
11 Daun sereh
12 Daun keningkir
13 Daun sirsat
14 Bunga melati
15 Buah tomat muda
16 Buah cabe

1.6. Pertanyaan
a. Apa yang menyebabkan perbedaan jenis metabolit sekunder yang diproduksi tanaman?
b. Apakah kandungan pati pada ubi kayu termasuk metabolit sekunder? Jelaskan
mengapa.
c. Bagaimana metabolit sekunder ini diproduksi oleh tanaman
d. Apa manfaat metabolit sekunder bagi tanaman
e. Apa manfaat tiap metabolit sekunder di atas bagi manusia

8
ACARA 3. HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN: TRANSIPIRASI

3.1. Landasan Teori


Air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tanaman. Salah satu fungsi air bagi
tanaman adalah untuk mengatur suhu tubuh tanaman melalui proses transpirasi. Ketika
tanaman menerima sinar matahari, tanaman dapat memproduksi pangan melalui proses
fotosintesis. Namun demikian, selain memberikan manfaat bagi tanaman melalui proses
fotosintesis, cahaya matahari juga menyebabkan meningkatnya suhu tanaman. Agar
peningkatan suhu oleh sinar matahari tidak mencapai tingkat yang membahayakan bagi
tanaman, maka tanaman mengatur suhu tubuhnya melalui proses transpirasi. Pada transpirasi,
air keluar dari tubuh tanaman melalui stomata. Bersamaan dengan keluarnya air, terjadi
pembuangan energy panas dari tubuh tanaman. Dengan demikian, tanaman dapat menjaga
suhu tubuhnya pada tingkat yang aman secara fisiologis. Jika pembuangan energy melalui
transpirasi ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka akan terjadi penumpukan energy
panas pada tubuh tanaman. Hal ini sangat berbahaya bagi tanaman karena suhu yang terlalu
tinggi pada tubuh tanaman dapat menyebabkan rusaknya organ sel, sel, dan jaringan tanaman.
Di dalam tubuh tanaman, air bergerak melalui sebuah jaringan pengangkut, yang pada
praktikum ini akan dikaji jaringan apakah yang digunakan oleh tanaman untuk mengangkut air.
Air bergerak dari dari tempat yang potensial airnya lebih positif ke tempat yang
potensial airnya lebih negatif. Dalam hal ini, air bergerak dari tanah ke akar tanaman karena
potensial air di tanah lebih positif dari pada potensial air di akar. Semakin positif potensial air di
tanah, semakin mudah air tanah diambil oleh akar. Apabila akar tanaman semakin sulit
mengambil air yang ada di tanah, maka tanaman akan menunjukkan gejala defisit air
(kekeringan). Gejala kekeringan itu terjadi karena tiga hal: 1. Secara fisik, jumlah air di sekitar
akar memang sedikit sehingga akar sulit mengambilnya; 2. Sebenarnya jumlah air di sekitar akar
sangat banyak, akan tetapi berubah ujud menjadi kristal es, sehingga akar tidak dapat
mengambilnya; dan 3. Jumlah air di sekitar akar sebenarnya banyak, akan tetapi ditahan atau
diikat (held by) oleh sesuatu sehingga akar sulit mengambilnya. Sesuatu yang menahan air itu
bisa berupa garam mineral, larutan gula, atau zat kimia lain seperti polyethyelen glycol (PEG).
Apabila benda-benda ini berada di dalam air, osmotik potensial air akan turun, sehingga
potensial airnya semakin negatif (artinya semakin sulit diambil oleh akar). Kesulitan akar
mengambil air akan berdampak serius terhadap fisiologi, pertumbuhan, dan perkembangan
tanaman. Sebagai contoh, defisit air akan berdampak pada kecepatan benih berkecambah,
pada lebar sempitnya pembukaan stomata, pada panjang akar tanaman, ukuran sel, dan lain-
lain.

3.2. Tujuan Praktikum


1. Mempelajari kebutuhan air bagi tanaman.
2. Mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap laju transpirasi.

3.3. Bahan dan Alat

9
Bahan yang diperlukan meliputi benih jagung, top soil, pupuk kandang. Alat yang digunakan
adalah botol aqua bekas, sumbu kompor (atau kain flanel), pisau cutter, dan spidol.

3.4. Prosedur Kerja

1. Persiapan benih.
a. Rendam benih jagung di dalam air selama 2 jam.
b. Tiriskan. Taruh di dalam wadah. Simpan di tempat gelap.
c. Tunggu benih berkecambah.
2. Persiapan media tanam
a. Potong botol aqua menjadi 2 bagian.
b. Buat lubang pada tutup botol cukup untuk memasukkan kain flanel atau sumbu
kompor
c. Masukkan sumbu kompor atau kain flanel sepanjang 15 cm.
d. Pasang tutup botol, atur panjang kain flanel atau sumbu kompor.
e. Balik bagian atas botol, isi dengan media tanam (top soil + pupuk kandang; 4:1).
f. Isi bagian bawah botol dengan air. Pasang bagian atas botol. Ukur tinggi
permukaan air. Tandai dengan spidol.
3. Ulangi langkah nomor 2 dengan meniapkan 6 botol.
4. Tanam benih jagung yang sudah berkecambang (2 benih per botol).
5. Simpan 3 botol di tempat dalam rumah. Simpan 3 botol di luar rumah (mendapat sinar
matahari penuh. Jika memungkinkan, jangan sampai terkena air hujan.
6. Lakukan pengukuran laju transpirasi dengan mengukur berkurangnya air dari botol
7. Cara menghitung jumlah air yang berkurang dari botol
a. Jumlah air berkurang = (Tinggi 1 – Tinggi 2) x luas dasar botol aqua.
b. Tinggi 1 adalah tinggi air pada pengukuran awal (cm).
c. Tinggi 2 adalah tinggi air pada pengukuran kedua (cm)
d. Luas dasar botol = (22/7) x (1/2 diameter)2.
8. Lakukan pengamatan setiap minggu selama 4 minggu.

10
3.5. Hasil Pengamatan

Tabel 3.1. Pengaruh perlakuan penutupan jaringan pengangkut air terhadap kehilangan air

Botol di tempat teduh Botol di tempat terik


Volume air Volume
(cm3) = (T2- air
Tinggi air Tinggi air T1) x Luas Tinggi air Tinggi air (cm3) =
Waktu
pengukuran pengukuran dasar botol pengukuran pengukuran (T2-T1) x
Pengamatann
pertama kedua (T2: pertama kedua (T2: Luas
(T1; cm) cm2) (T1; cm) cm2) dasar
botol

Hari ke 7
Botol 1
Botol 2
Botol 3
Rata-rata
Hari ke 14
Botol 1
Botol 2
Botol 3
Rata-rata
Haro ke 21
Botol 1
Botol 2
Botol 3
Rata-rata
Hari ke 28
Botol 1
Botol 2
Botol 3
Rata-rata
Note: Luas dasar botol = πR2 atau (22/7) x (1/2 diameter)2

3.6. Pertanyaan
a. Berapa total transpirasi selama 4 minggu untuk masing-masing tempat (teduh dan
terik).
b. Apa yang menyebabkan perbedaan nilai transpirasi pada jawaban (a).
c. Sebutkan fungsi air bagi tanaman
d. Uraikan bagaimana air bergerak di dalam tubuh tanaman
e. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi
f. Mengapa pembukan stomata mengecil dengan semakin tingginya konsentrasi PEG8000?

11
ACARA 4. DEFISIENSI UNSUR HARA

4.1. Landasan Teori


Tanaman memerlukan unsur hara untuk hidup, tumbuh, dan menyelesaikan siklus
hidupnya. Kekurangan salah satu dari unsur hara itu akan menyebabkan terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur hara yang memiliki karakter seperti ini
disebut sebagai unsur hara esensial. Gardner et al. (1991) dan Salisbury et al. (1992) menyebut
13 unsur hara esensial yang terbagi menjadi unsur hara mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl)
dan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S). Selain itu, ada unsur O 2, H2 dan C yang oleh Bonner
and Varner (1965) juga dimasukkan sebagai unsur hara esensial.
Gejala kekurangan unsur hara dapat dilihat secara visual pada bagian-bagian tanaman
seperti daun, batang, bunga, dan buah. Defisiensi unsur hara tertentu mungkin terlihat pada
daun yang masih muda; sementara itu, kekurangan unsur hara lainnya terlihat pada daun yang
sudah tua.

4.2. Tujuan
Mempelajari pengaruh defisiensi unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman

4.3. Bahan dan Alat


Bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini meliputi kecambah (jagung atau padi, kacang
hijau), pupuk NPK, pupuk kandang, top soil, dan pasir. Alat yang diperlkan meliputi botol aqua
bekas, sumbu kompor/kain flanel, dan camera HP.

4.4. Prosedur Kerja


1. Persiapan benih
a. Rendam benih padi (atau jagung) dan benih kacang hijau di dalam air selama
2 jam.
b. Taruh benih di dalam kain basah, simpan di tempat gelap.
c. Setelah 2-3 hari periksalah apakah sudah berkecambah.
2. Persiapan media tanam
a. Siapkan 4 gelas aqua bekas. Tusuk bagian bawah gelas dengan pisau cutter di
4 lokasi agar ketika disiram, arinya tidak menggenang, tapi merembes keluar.
b. Isi 2 gelas aqua bekas dengan pasir, beri label A dan B pada gelas aqua.
c. Isi 2 gelas aqua bekas dengan top soil dan pupuk kandang. Berikan beberapa
butir pupuk NPK ke dalam media tanam. Beri label C dan D pada gelas aqua .
3. Tanam 3 biji padi (atau jagung) di gelas A dan C.
4. Tanam 3 biji kacang hijau di gelas B dan D.
5. Letakkan gelas A-B-C-D di tempat yang terkena sinar matahari.
6. Amati gejala defisiensi unsur hara pada masing-masing gelas.

4.5. Hasil Pengamatan Sementara


2. Tuliskan semua gejala defisiensi unsur hara yang Anda temukan.
12
3. Catat kapan gejala defisiensi unsur hara mulai terlihat (untuk melihatkan, bandingkan
tanaman yang mendapat perlakuan kekurangan unsur hara dengan tanaman yang
mendapat unsur hara komplit)

Tabel 1. Gejala defisiensi unsur hara yang pertama kali muncul (terlihat).

No Uraian Tanaman Tanaman Kacang


Jagung/padi Hijau
Gelas A Gelas C Gelas B Gelas D
1 Defisiensi Unsur Hara
(Tulis nama unsur haranya)
2 Hari pertama kali gejala terlihat

3 Bukti gejala (foto)

4 Tuliskan semua defisiensi unsur hara yang


terlilhat setelah 4 minggu
5 Lampirkan gambar tiap gelaja

4.6. Pertanyaan
a. Uraikan pengertian unsur hara esensial
b. Mengapa munculnya gejala defisensi unsur hara berbeda-beda pada tiap gelas aqua?
c. Mengapa gejala kekurangan unsur hara Fe terlihat pada daun muda; sedangkan gejala
kekurangan unsur hara N terlihat pada daun tua?
d. Apa peran percobaan ini (defisiensi unsur hara) dalam menetapkan kebutuhan hara bagi
tanaman?

13
ACARA V: PENGARUH ZPT ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI/TOMAT

5.1. Landasan Teori


Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah hormon tumbuhan sintetik yang diproduksi di pabrik
dengan meniru karakter hormon tanaman. Oleh karena itu, meskipun ZPT itu sintetik, khasiat
dan fungsinya sama dengan hormon yang diproduksi oleh tanaman. ZPT yang diproduksi sendiri
oleh tanaman disebut phytohormone (hormon tanaman). Phytohormone adalah zat organik
yang disintesis oleh tanaman, ditranslokasikan ke bagian tanaman lain, dan dalam konsentrasi
yang sangat rendah secara efektif mempengaruhi proses fisiologi tanaman. Ada beberapa
kelompok Phytohormone atau ZPT, yaitu Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilen, dan Asam absisi.
Giberelin dan Sitokinin mempunyai fungsi merangsang pertumbuhan tanaman, baik dengan
menambah jumlah sel (Sitokinin) atau menambah ukuran sel (Giberelin).

Apabila kelima kelompok itu mempunyai sifat memacu (pertumbuhan, pembungaan,


pembentukan klorofil, atau pengguran daun), ada jenis keenam yang sifatnya menghambat.
Sesuai dengan sifatnya, ZPT yang sifatnya menghambat ini diberi nama retardan, yang artinya
adalah menghambat. Ada beberapa jenis retardan yang sudah digunakan secara komersial oleh
petani atau penggemar bunga; yaitu: paclobutrazol, coumarin, CCC, dan ancymidol.

5.2. Tujuan Praktikum


Mempelajari pengaruh aplikasi ZPT alami terhadap pertumbuhan tanaman tomat/cabe di
pembibitan..

5.3. Bahan dan Alat


Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini meliputi larutan 10 siung bawang merah,
benih tanaman cabe/tomat, dan top soil. Alat yang diperlukan pada praktikum ini meliputi gelas
aqua bekas, blender atau mortar tradisional (ulegkan), dan gelas ukur.

5.4. Prosedur Kerja


1. Persiapan ZPT alami.
a. Kupas 10 siung bawang merah.
b. Blender atau tumbuk sampai halus.
c. Tambahkan air 100 ml (kurang lebih ½ gelas aqua).
d. Aduk terus sampai rata. ZPT alami siap digunakan..
2. Siapkan 50 biji tomat/cabai.
a. Rendam 50 biji di dalam larutan ZPT alami selama 2 jam
b. Tiriskan.
c. Tanam benih di dalam aqua gelas berisi top soil (10 benih per gelas).
d. Siram media tanam dengan larutan ZPT alami.
e. Simpan sisa ZPT alami di dalam botol aqua.
3. Siapkan 50 biji tomat/cabai.
a. Rendah 50 biji tomat atau cabai di dalam air sumur selama 2 jam.
b. Tiriskan.
c. Tanam biji cabe/tomat di dalam aqua gelas berisi top soil (10 benih per gelas).
d. Siram media tanam dengan air sampai basah.

14
4. Lakukan pengamatan terhadap:
a. Kecepatan berkecambah (hari setelah perlakuan).
b. Pada hari ke 7, amati jumlah kecambah hidup tiap aqua gelas.
c. Pada hari ke 7, amati jumlah kecambah yang normal
d. Ukur tinggi tanaman dan jumlah daun sampai 3 minggu berikutnya.

15

Anda mungkin juga menyukai