Anda di halaman 1dari 4

Al-Hadits Al-Mukhtalaf

“Orang yang Beriman Tidak Mungkin Bermaksiat ”

Dosen pengampu: Drs. Munir M.A

Disusun oleh:
Fahrur Rozi (201310020311035)
Muhammad Fikri (201310010311073)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


PROGRAM PENDIDIKAN ULAMA TARJIH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
APRIL 2015
A. Hadits tentang orang beriman tidak mungkin bermaksiat

‫اب َع ْن أَبِي بَ ْك ِر بْ ِن َع ْب ِد‬ ٍ ‫ث َع ْن عُ َق ْي ٍل َع ْن ابْ ِن ِش َه‬ ُ ‫َح َّد َثنَا يَ ْحيَى بْ ُن بُ َك ْي ٍر َح َّد َثنَا اللَّْي‬
ِ ِ َّ ‫ال اَل يزنِي‬
‫ين‬
َ ‫الزاني ح‬ ْ َ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ َ ‫َن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫الر ْح َم ِن َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرةَ أ‬ َّ
ِ َّ ‫ب َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌن َواَل يَ ْس ِر ُق‬ ِ ِ ِ
‫ين‬َ ‫الس ا ِر ُق ح‬ ُ ‫ين يَ ْش َر‬
َ ‫ب الْ َخ ْم َر ح‬ ُ ‫َي ْزني َو ُه َو ُم ْؤم ٌن َواَل يَ ْش َر‬
‫ص َار ُه ْم َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌن َو َع ْن‬ ِِ
َ ْ‫َّاس إِلَْي ه ف َيه ا أَب‬
ُ ‫ب ُن ْهبَ ةً َي ْرفَ ُع الن‬
ِ
ُ ‫يَ ْس ِر ُق َو ُه َو ُم ْؤم ٌن َواَل َي ْنتَ ِه‬
ِِ ٍ ِ
ُ‫ص لَّى اللَّه‬ َ ‫ب َوأَبِي َس لَ َمةَ َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرةَ َع ْن النَّبِ ِّي‬ ِ َّ‫س ي‬ َ ‫ابْ ِن ش َهاب َع ْن َس عيد بْ ِن ال ُْم‬
ْ ‫َعلَْي ِه َو َسلَّ َم بِ ِمثْلِ ِه إِاَّل الن‬
َ‫ُّهبَة‬
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits
dari Uqail dari Ibnu Syihab dari Abu bakr bin Abdurrahman dari Abu Hurairah, bahwasanya
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah berzina orang yang berzina ketika
ia berzina dalam keadaan beriman, dan tidaklah mencuri orang yang mencuri ketika ia
mencuri dalam keadaan beriman, tidaklah ia meminum khamr ketika meminumnya ia dalam
keadaan beriman, dan tidaklah ia merampas suatu rampasan yang berharga dan menjadi daya
tarik manusia dalam keadaan beriman." Dan dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin Musayyab dan
Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits semisal,
tanpa menyertakan kalimat rampasan.

‫ب َع ْن‬ ِ ‫ون ح َّد َثنَا و‬ٍ ُّ ‫يل َح َّد َثنَا َم ْه ِد‬ ِ ‫ح َّد َثنا موس ى بن إِس م‬
ُ ‫َح َد‬ ْ ‫اص ٌل اأْل‬ َ َ ‫ي بْ ُن َم ْي ُم‬ ‫اع‬
َ َ ْ ُْ َ ُ َ َ
‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ِ ُ ‫ال رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ال ق‬ َ َ‫ض َي اللَّهُ َع ْن هُ ق‬ ِ ‫الْم ْع رو ِر بْ ِن س ويْ ٍد َعن أَبِي ذَ ٍّر ر‬
َ ْ َُ ُ َ
‫ات ِم ْن أ َُّمتِي اَل يُ ْش ِر ُك‬
َ ‫ش َرنِي أَنَّهُ َم ْن َم‬
َّ َ‫ال ب‬ َ َ‫آت ِم ْن َربِّي فَ أَ ْخَب َرنِي أ َْو ق‬
ٍ ‫وس لَّم أَتَ انِي‬
َ ََ
ِ
‫ال َوإِ ْن َزنَى َوإِ ْن َس َر َق‬
َ َ‫ْت َوإِ ْن َزنَى َوإِ ْن َس َر َق ق‬ َ ‫بِاللَّه َش ْيئًا َد َخ َل ال‬
ُ ‫ْجنَّةَ ُقل‬
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Mahdiy
bin Maymun telah menceritakan kepada kami Washil Al Ahdab dari Al Ma'rur bin Suaid dari
Abu Dzar radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
"Baru saja datang kepadaku utusan dari Rabbku lalu mengabarkan kepadaku" atau Beliau
bersabda: "Telah datang mengabarkan kepadaku bahwa barangsiapa yang mati dari ummatku
sedang dia tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun maka diapasti masuk surga". Aku
tanyakan: "Sekalipun dia berzina atau mencuri?" Beliau menjawab: "Ya, sekalipun dia
berzina atau mencuri".
B. Nilai Hadits
Hadits yang pertama diriwayatkan oleh imam al-Bukhari dengan sanad dari Abu
Hurairah ra. Begitupun dengan hadits yang kedua juga diriwayatkan oleh imam al-Bukhari
dalam kitab shahihnya dengan sanad dari Abu al-Aswad ad-Du’ali yang menerima dari Abu
Dzar ra. dari Rasulullah saw. Maka sudah dapat dipastikan bahwa kedua hadits di atas
derajatnya adalah shahih.

C. Analisis Hadits
Iman secara bahasa adalah membenarkan (tashdiq), sebagaimana firman Allah swt.

‫…وما أنت بمؤمن لنا ولو كنا صادقين‬

“…dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-
orang yang benar.” (QS.Yusuf:17)

Sabda Rasulullah saw., “Tidaklah berzina orang yang melakukan zina ketika ia
melakukan zina dalam keadaan mukmin” berlaku untuk konteks orang seperti ini. karena
sebelum melakukan zina orang tersebut dalam status mukmin dan setelah melakukan zina
orang tersebut kembali berstatus mukmin apabila ia bertaubat. Ada hadits lain yang bisa
memperjelas makna hadits tersebut, “Jika seseorang berzina, ia menanggalkan imannya.
Jika ia bertaubat, ia memakainya kembali.”

Dalam hadits lain Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tidak beriman seseorang yang
tidak aman tetangganya karena lisan (ucapan) dan tangannya (perbuatannya).” Maksudnya
adalah tidak sempurna iman orang tersebut bukan berarti dia tidak mukmin. Begitu pula
dengan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi “Tidak beriman orang yang selalu kenyang
sementara tetangganya kelaparan.”

Hal ini juga sejalan dengan sabda Rasulullah saw., “Tidak berwudhu orang yang
tidak menyebut nama Allah.” Maksudnya orang tersebut berwudhu dengan tidak sempurna.
Begitu juga perkataan Umar ra., “Tidak beriman orang yang tidak berhaji.” Maksudnya
tidak sempurna keimanannya.

Sabda rasulullah saw., “Siapa yang mengucapkan La ilaaha illallaah, dia pasti masuk
surga meskipun ia berzina atau mencuri” mengandung dua makna, yaitu:
Pertama, orang yang mengucapkannya mendapat balasan surge meskipun dia juga
diadzab karena perbuatan zina dan pencurian.

Kedua, ia akan mendapat rahmat Allah swt. dan syafaat Rasulullah saw. sehingga ia
masuk surga dengan syahadat Laa ilaaha illallaah (tiada Tuhan selain Allah).

Dalam suatu riwayat bahwasanya Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits qudsi:

“Tuhanmu berfirman, wahai anak Adam, jika kalian datang kepada-Ku dengan kesalahan
sebesar bumi ini tanpa kamu menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang lain, maka Aku akan
jadikan dosa tersebut sebagai ampunan. Itu semua tidak berpengaruh bagi-Ku.”

D. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwasanya jika
seorang mukmin bermaksiat kepada Allah swt. bukan berarti ia telah menanggalkan atau
melepaskan imannya, akan tetapi imannya tersebut tidak sempurna.

Anda mungkin juga menyukai