Rekayasa pondasi 2
pONDASI DALAM (tiang)
PRINSIP UMUM
PERENCANAAN PONDASI
DEFINISI UMUM:
1
9/29/2016
2
9/29/2016
3
9/29/2016
4
9/29/2016
5
9/29/2016
6
9/29/2016
7
9/29/2016
Perangkaian Tulangan
8
9/29/2016
Pengecoran Beton
9
9/29/2016
CONTOH KEGAGALAN
DESAIN PONDASI
10
9/29/2016
11
9/29/2016
12
9/29/2016
13
9/29/2016
1. Index properties:
Vv n V
• Angka pori: e • Derajat kejenuhan: S V
w
e
Vs 1 n v
Vv e
• Porositas: n n
V 1 e • Atterberg Limit: LL, PL, dan PI
2. Engineering Properties:
• Sudut geser dalam:
• Cohesi: c
• Koefisien konsolidasi: Cc
14
9/29/2016
15
9/29/2016
16
9/29/2016
17
9/29/2016
Non-Displacement Piles
18
9/29/2016
MATERIAL
a. Tiang kayu
b. Tiang baja
c. Tiang beton
d. Tiang composite
a. Perairan Dangkal
Dapat digunakan tiang pracetak (precast solid piles) atau
tiang pratekan. Sedang untuk konstruksi sementara (tak
permanen) digunakan tiang pancang kayu.
b. Perairan Dalam
Penggunaan tiang pancang beton masif tidak begitu
menguntungkan, karena bobot tiang yang terlalu besar
sehingga susah saat dipancangkan.
Tiang yang sering dipergunakan adalah profil H atau pipa.
Tiang pipa lebih banyak dipergunakan karena tiang pipa akan
menerima gaya friksi (drag forces akibat gelombang dan arus)
yang lebih kecil.
19
9/29/2016
20
9/29/2016
4. Tiang Baja
Akan dapat memberikan pelayanan yang lama pada tanah biasa, tetapi
akan sangat mudah terkorosi apabila berhubungan dengan air laut.
Untuk itu diperlukan perlindungan dengan system Cathodic Protection
atau Anoda System-Impressed Current.
Q
Q M
H H
21
9/29/2016
• Dimensi Pondasi
Kontribusi pasir
c kontribusi lempung
22
9/29/2016
=c
PASIR LEMPUNG
Qult = Qe + Qs
Qe
23
9/29/2016
2. Friction Piles:
24
9/29/2016
SF = 2,5 – 4,0
MEKANISME PEMANCANGAN
Drop Hammer
25
9/29/2016
MEKANISME PEMANCANGAN
MEKANISME PEMANCANGAN
DROP HAMMER
DIESEL HAMMER
26
9/29/2016
Meyerhof: Qe = Ap . c . Nc’
Terzaghi: Qe = Ap . qult
qult = 1,3 c Nc + q Nq
Tomlinson: Qe = Ap . c . Nc’
Qe
400
200
100
80
60
40
Nc
20
Nq
10
8
6
4
1
0 10 20 30 40
Soil friction angle, φ (deg)
27
9/29/2016
qp
Daya dukung membesar
(Lb/D)cr dengan bertambahnya
kedalaman pemancangan,
dan mencapai max. pada
Lb/D=L/D (Lb/D)=(Lb/D)cr
400
200
100
80
60
40
Nc
20 20
Critical depth, (Lb/D)cr
Nq
10 10
8 8
6 6
4 Clay 4
Sand
2 2
1 1
0 10 20 30 40
Soil friction angle, φ (deg)
28
9/29/2016
Qe = Ap . qp = Ap ( c. Nc + q . Nq)
Karena c = 0 Qe = Ap . qp = Ap . q . Nq Ap . ql
ql = 50 . Nq. tan
Qe max. = Ap . ql = Ap . 50 . Nq . tan
Terzaghi: Qe = Ap (q Nq aq + B N a)
Tomlinson:
Qe = Ap q Nq
29
9/29/2016
QS = AS . f = p . L . f QS = (p . L . f)
As : Luas selimut tiang
P : Keliling penampang
L : Panjang tiang QS = p . (L . f ) D: konstan
f : tahanan friksi
L1
Qs1
L
Qs L2
Qs2
L3
Qs3
f = K . v’ . tan
f
v’.K K : Koef. Tek. Tanah lateral
v’ : Tekanan tanah vertikal efektiff
δ : sudut gesek antara tiang-pasir
30
9/29/2016
2. -Method ( = 0): f = . Cu
3. -Method: f = . v’
= K . tanR
R : drained friction angle of remolded clay
K = 1 - sinR tanah NC
K = (1 - sinR . OCR) tanah OC
Variasi dan
31
9/29/2016
CONTOH KASUS
32
9/29/2016
Q
Prinsip: sama dengan pondasi tiang pancang
Qu = Qe + Qs
Qs
Qe
Qe = Ae ( c . Nc + q’ . Nq + 0,3 . . D . N )
Karena umumnya D << L maka D bisa diabaikan, sehingga:
Qe = Ae ( c . Nc + q’ . Nq)
33
9/29/2016
Tomlinson:
Tiang Pancang: Qs
Q s . c . A s k . q . tan . A s
L L
Q s . c . p . dL k . q . tan . p . dL
0 0
Sumuran:
C direduksi menjadi 0,30 c (Tomlinson)
C direduksi menjadi 0,45 c (Skempton untuk long pile)
C direduksi menjadi 0,30 c (Skempton untuk short pile)
K direduksi menjadi 0,70 k
Tanpa Casing
34
9/29/2016
Dengan Casing
35
9/29/2016
Perangkaian Tulangan
36
9/29/2016
Pengecoran Beton
Underreamer
Tapered rock auger Round shank Core Barrel Roller bit core barrel
37
9/29/2016
BORING PILE 01
BORING PILE 02
D2 fn2 tanah
tanah asli
fS asli lunak
padat
fe tanah
asli
padat
fe fe
Fn = (ca + 0 . tan ) As
= ( ca + k0 . . Dn . tan ) Dn . p
38
9/29/2016
Tanah kohesif: Fn = ca . Dn . p ( = 0)
Qe Qs
Faktor Keamanan: SF
Q Fn
39
9/29/2016
Qe = 10 . Ckd . Ae [ton]
Satuan: d
Qe [ton], qc [kg/cm2], dan Ae [m2]
p n
Qs qci . li
20 i=1
tanah berlapis
Satuan:
Qs [ton], qc [kg/cm2], dan Ae [m2]
40
9/29/2016
l1
l2
l3
41
9/29/2016
Ns A s
Qu QaFs 40Ne A e
5
Dimana :
Qu dan Qa dalam [ton]
Ne = Nilai SPT rata-rata dihitung dari ujung tiang sampai 2 kali
diameter di bawahnya
Ns = Nilai SPT rata-rata sepanjang selimut tiang
Ae = Luas penampang tiang [m2]
As = Luas selimut [m2]
Fs = 4
Qpu = Qs + Wp
42
9/29/2016
ADHESION FACTOR, α
1.00
Adhesion factor
0.50
0.00
0 25 50 70 75
15cm
15cm 45cm
15cm
43
9/29/2016
44
9/29/2016
45
9/29/2016
Pull Out
Skin Friction (Qs) = 0.7*Qs (compression)
Pile Weight (Wp) = Area Pile*Unit weight of Pile*l
Ultimate (Qpu) = Qs + Wp
Pull Out
Skin Friction (Qs) = 0.7*Qs (compression)
Pile Weight (Wp) = Area Pile*Unit weight of Pile*l
Ultimate (Qpu) = Qs + Wp
46
9/29/2016
Location : BH 01
Diameter of Pile : 300 mm
Depth (m)
Depth (m)
20
-15 20 -15 -15
35
35
60
60
-20 60 -20 -20
60
60
60
60
-25 60 -25 -25
60
60
60
60
-30 60 -30 -30
47
9/29/2016
• Gaya gempa
• Gaya angin pada struktur atas
• Tekanan tanah aktif (abutment jembatan)
• Tumbukan kapal (dermaga)
Kriteria Perencanaan
48
9/29/2016
49
9/29/2016
PENENTUAN KRITERIA
TIANG PENDEK DAN PANJANG
Pada Tanah OC (terlalu konsolidasi)
EI
R 4 (dalam satuan panjang)
KD
50
9/29/2016
PENENTUAN KRITERIA
TIANG PENDEK DAN PANJANG
Pada Tanah OC (terlalu konsolidasi)
PENENTUAN KRITERIA
TIANG PENDEK DAN PANJANG
Pada Tanah NC dan Pasir
• ks meningkat secara linear terhadap kedalaman
• Faktor kekakuan:
EI
T 5 (dalam satuan panjang)
h
h .x
h : modulus variasi K
D
51
9/29/2016
PENENTUAN KRITERIA
TIANG PENDEK DAN PANJANG
tanah NC tanah OC
pendek (kaku) L 2T L 2R
panjang (elastis) L 4T L 3,5R
52
9/29/2016
Pz = pz . L/n . B
B : lebar atau diameter tiang
53
9/29/2016
zx zL
L L
M p ( n B)(e z ) p ( n B)(e z )
z 0
z
zx
z
• Praktis:
zf = 1.50 m (granular)
zf = 3 m (lempung lunak/lanau)
54
9/29/2016
zx z L
L L
p ( n B)(x z) p ( n B)(z x)
z z
Hu z 0 zx
(e x)
55
9/29/2016
Metoda Broms
56
9/29/2016
Free Head:
1. Mmax dan Hu bisa didapat dari persamaan di bawah:
Kedalaman dimana gaya lintang sama dengan nol:
Hu
H u 9.cu .B. f f
9.cu .B
(1)
Mmax terjadi dimana gaya lintang sama dengan
nol:
f
M max H u (e 1,50 B f ) 9.cu .B. f .
2
f
M max H u (e 1,50 B f ) H u .
2
M max Hu ( e 1,50B 0,50 f ) (2)
Hu
M max H u (e 1,50 B 0,50 ) (A)
9.cu .B
4. Dari dua persamaan (A) dan (B) dengan dua variabel yaitu Mmax dan Hu bisa
dihitung Mmax dan Hu (matrix 2x2)
57
9/29/2016
H 0
H u 9.c u .B .( L 1,50 B )
Maka :
1
M max 9 .c u .B .( L 1 ,50 B ) ( L 1 ,50 B ) 1 ,50 B
2
1
M max . 9 .c u .B .( L 2 ,25 .B )
2 2
58
9/29/2016
pz = 3.B.p0z.Kp (1)
B : lebar tiang
p0z : Tekanan tanah efektif pada kedalaman z
Kp : koefisien tekanan tanah pasif (Rankin)
Kp = tan2 (450 + /2)
59
9/29/2016
L
R
L/3
P
3BLKp
H 0 H u R P 0 H u R P e
L RL
R. H u ( e L ) 0 H u (3)
3 3( e L ) L
R
L/3
Dari persamaan (2):
P
RL RL
R-P P R- (4) 3BLKp
3( e L ) 3( e L )
60
9/29/2016
1 ,5 B L2 K p L 0 ,5 B L3 K p (5)
Hu Hu
3( e L ) eL
e
x
H u ( 3 B xK p ). 0 x
2 x
Hu Hu
x 2
x
1, 5 B K p 1, 5 B K p
L 3BxKp
R
Momen maximum: L/3
P
x x
M max H u ( e x ) ( 3 B xK p ). .
2 3 3BLKp
H u ( e x ) 0 ,5 ( B K p x 3 )
L 2
M max 3 BLK p . . L BL3 K p
2 3
61
9/29/2016
Berdasarkan anggapan, bahwa gaya pasif yang dimobilisasi sepanjang tiang pada
long pile adalah tak terhingga, maka beban lateral batas (Hu) yang dapat ditahan
oleh tiang dinyatakan dalam momen tahanan maximum dari penampang tiang.
62
9/29/2016
2M u
2. Fixed head pile Hu
(e zf )
penyederhanaan:
Pemodelan kantilever untuk tiang zf = 1,50 m untuk pasir & lempung keras
dengan beban lateral
zf = 3,00 m untuk lempung lunak & lanau
63
9/29/2016
Free Head:
1. Gambar diagram tegangan tanah dan momen lentur seperti Gambar dibawah ini:
Hu
1,5B
P f/2
f
9.cu.B
Hu
P = 9 cu B f = Hu f
9cu B
Mu
Hu free head, pada lempung
( e 1,5B f / 2 )
64
9/29/2016
P f/2 f
f 2M u P H u ( 1,5 B f ) 0
2
Mu
f
Mu
9.cu.B 2M u H u H u ( 1,5 B f ) 0
2
2M u
Hu
( 1,5B f / 2 )
65
9/29/2016
H u R 3.B. . f .K p . f 1,5.B. .K p . f 2
2
f R
Hu
f 0,82
BK p
3BγfKp
1
M max H u (e f ) R. . f
3
2
M max H u (e f)
3
Mu Mu
Hu
2
e f e 0,54 H u free head, pada granular
3 BK p
66
9/29/2016
f R
Mu
3.B..f.Kp
Mu
Mu
f
2M u H u (e f ) H u
3 3.B..f.Kp
2M u
Hu
e 23 f
3 2M u
B K p f
2 e 23 f
2M u
Hu
Hu
karena f 0,82 maka Hu fixed head,
BK p e 0 ,82 pada granular
BK p
67
9/29/2016
1. Gaya aksial P
2. Gaya horisontal H
3. Momen M
68
9/29/2016
Le z f e (1)
Le max = L/T >4 untuk tanah dengan modulus naik linear (NC & pasir)
69
9/29/2016
Beban aksial kritis yang bisa menyebabkan tekuk dihitung dengan formula:
2 EI
Pcr untuk free head pile
4( e z f )2
Terdapat beberapa macam cara untuk menghitung lendutan (defleksi) tiang akibat beban
lateral. Salah satu cara yang paling sederhana adalah seperti formula di bawah:
H ( e z f )3
y untuk free head pile
e e 3 EI
H ( e z f )3
y untuk fixed head pile
12 EI
zf zf
70
9/29/2016
Kh B
4 EI : kekakuan penampang tiang
4 EI
Short/Rigid Pile
1 ,5 e
4H(1 )
L
e e Free head pile dengan harga L < 1,5: y 0
k h Bl
H
Fixed head pile dengan harga L < 0,5: y0
zf zf k h BL
71
9/29/2016
2 H ( e 1 )
Free head pile dengan harga L > 2,5: y 0
KB
e e
H
Fixed head pile dengan harga L > 1,5: y0
KB
zf zf
K 0 K0 E 4
k 0 ,52 12
EI
K0 diambil = Kh = K1
Dimana E50 adalah modulus sekan dari kurva tegangan-regangan tanah pada
50% tegangan leleh
72
9/29/2016
Pada tanah granular perilaku tiang dilihat dari harga yang diturunkan oleh Broms.
nh
5 dimana harga nh bisa dilihat pada tabel di bawah
EI
Defleksi tiang akibat beban lateral bisa dihitung dengan cara sebagai berikut:
1,33e
18H 1
y0 L free head pile
2
L nh
2H
e e y0 fixed head pile
L2nh
73
9/29/2016
b)
a)
c)
74
9/29/2016
s s
6 piles
s s
s s
s s s
Triple row for a wall
Apabila jarak antar tiang dalam satu grup (kepala tiang) tidak memenuhi jarak minimum
yang disyaratkan, maka daya dukung grup tiang tidak akan sama dengan daya dukung
satu tiang dikalikan dengan jumlah tiang dalam grup tersebut, melainkan ada satu
faktor pengali yang besarnya kurang dari satu dan biasa disebut dengan efisiensi grup
tiang. Dengan demikian daya dukung total grup tiang bisa dituliskan:
Qug = Qut × n × Eg
75
9/29/2016
n=3
m=4
a b c
76
9/29/2016
Qug = Qut × n × Eg
77
9/29/2016
Menurut Coyle dan Sulaiman formula daya dukung berdasakan keruntuhan blok adalah:
Qug = D. 2 (W+L). f + 1,3 c Nc W L
friksi ujung
D : kedalaman tiang
W
W : lebar grup tiang
L : panjang grup tiang
f = c
L
: friksi antara tanah dengan selimut tiang
: faktor adhesi empiris (Tomlinson)
c : kohesi Definisi W dan L pada
keruntuhan blok
Beban luar yang bekerja pada kepala tiang selanjutnya didistribusikan ke semua tiang
dalam grup. Perhitungan distribusi gaya ke masing-masing tiang didasarkan atas teori
elastisitas, yakni:
V My x Mx y
Qn
n x2 y2
78
9/29/2016
My
79
9/29/2016
qn
D
. .q .B
i 1 0 n (1)
Eu B
80
9/29/2016
81
9/29/2016
e1 e2
mv (2)
(1 e1 )p
atau
e1 e2
Cc
log(p0 p) log p0
Harga mv hasil uji konsolidasi bisa dipergunakan langsung untuk menghitung penurunan
konsolidasi apabila hubungan angka pori dengan tegangan adalah linear. Tetapi bila
hubungan tersebut nonlinear, maka mv harus dihitung dengan persamaan (2) di atas.
Dengan harga mv selanjutnya bisa dihitung besarnya penurunan oedometer pada pusat
pembebanan pondasi dengan cara:
atau
H.Cc p p
Sc oed . log 0
(1 e1 ) p0
82
9/29/2016
c g.oed (4)
83
9/29/2016
84