Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2323-2332 http://j-ptiik.ub.ac.id

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Pemilihan Tanaman Pangan


Berdasarkan Kondisi Tanah Menggunakan Metode ELECTRE dan
TOPSIS
Ningsih Puji Rahayu1, Rekyan Regasari Mardi Putri2, Agus Wahyu Widodo3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1ningsihpujirahayu13@gmail.com, 2rekyan.rmp@ub.ac.id, 3a_wahyu_w@ub.ac.id

Abstrak
Negara Indonesia merupakan negara dengan letak geografis yang sangat strategis, hal ini sangat
menguntungkan bagi warga negara karena hampir semua tanaman dapat ditanam di Indonesia. Terutama
adalah tanaman pangan. Tanaman pangan adalah tanaman yang sangat penting untuk peran hidup
makhluk hidup khususnya manusia. Diantara tanaman pangan adalah padi, jagung, kacang tanah,
kedelai, keempat tanaman ini memiliki peranan yang sangat penting untuk ketahanan pangan nasional.di
setiap daerah di Indonesia memiliki jenis tanah yang berbeda-beda dan pasti kecocokan untuk
pertanaman berbeda juga. Dari empat tanaman pangan yaitu : padi, jagung, kacang tanah dan kedelai,
akan dicocokan dengan dua belas kriteria tanah, yaitu : temperatur ( c ), curah hujan (mm) ,kelembaban
(%), drainase, tekstur, kedalaman tanah (cm), ketebalan gambut (cm), ph h2o, salinitas (ds/m),
alkalinitas (%), kedalaman sulfidik (cm), lereng (%). Dari 12 kriteria itu akan dicocokan dengan kondisi
tanah yang ada didaerah klaten. Dengan cara mencocokan kesesuaian lahan berdasarkan kriteria tersebut
maka akan lebih mempermudah petani dalam menentukan tanaman pangan apa yang cocok untuk daerah
tersebut dengan begitu maka hasil pertanian akan lebih meningkat. Metode ELECTRE dan TOPSIS
merupakan metode analisis pengambilan keputusan multikriteria, ELECTRE didasaran pada konsep
outrangking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif berdasarkan setiap kriteria
yang sesuai. Pada penelitian ini mengapa menggunakan metode ELECTRE karena pada metode
ELECTRE sangat cocok digunakan pada kasus yang memiliki banyak kriteria dan alternatif. Akurasi
yang didapatkan adalah 85,714% dengan menggunakan 28 data.
Kata kunci : kriteria tanaman pangan, electre, topsis, outrangking.
Abstract
Indonesia is a country with a very strategic geographical location, it is very beneficial for citizens
because almost all plants can be planted in Indonesia. Especially the food crop. Food crops are plants
that are very important for the role of living creatures, especially humans. Among the food crops are
rice, corn, peanuts, soybeans, these four plants have a very important role for national food security. In
every region in Indonesia have different types of soil and certainly the fit for different crops as well.
From four food crops namely rice, corn, peanuts and soybeans. (Cm), peat thickness (cm), ph h2o,
salinity (dS / m), alkalinity% of the soil,, Depth of sulfidation (cm), slope (%). Of the 12 criteria that
will be matched with existing soil conditions klaten. By matching the suitability of the land based on
these criteria it will be easier for farmers in determining what food crops are suitable for the area so
then the agricultural output will be increased. ELECTRE and TOPSIS method is a multicriteria
decision-making analysis method, ELECTRE is based on the concept of outrangking by using pairwise
comparison of alternatives based on each appropriate criteria. In this study why use the ELECTRE
method because the electre method is very suitable for use in cases that have many criteria and
alternatives. The accuracy is 85.714% using 28 data.
Keywords : electre, topsis, peanut, soybeans

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 2323
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2324

memberikan pemecahan masalah maupun


1. PENDAHULUAN kemampuan pengkomunikasian untuk masalah
Negara indonesia merupakan negara yang semi terstruktur dan situasi yang tidak
dengan letak geografis yang sangat strategis, hal terstuktur. Dimana tak seorangpun tau secara
ini sangat menguntungkan bagi warga negara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat
indonesia karena hampir semua tanaman dapat (Turban,2001). Dengan sistem pendukung
ditanam di indonesia. terutama adalah tanaman keputusan ini akan mempermudah petani
pangan, karena tanaman pangan memiliki mengetahui tanaman apa yang cocok sesuai
peranan sangat penting dalam rangka dengan kondisi tanah pada daerah akan yang
meningkatkan ketahanan pangan pangan mereka tanami. Pada sistem pendukung
nasional, kontribusi komuditas tanaman pangan keputusan ini menggunakan metode electre dan
seperti (padi,jagung,kacang – kacangan, mbi- topsis, metode electre adalah metode analisis
umbian). Upaya pengelolaan tanaman pangan pengambilan keputusan multikriteria, electre
secara terpadu perlu diterapkan di dalam didasaran pada konsep outrangking dengan
kegiatan bertani guna meningkatkan menggunakan perbandingan berpasangan dari
produktifitas hasil tanaman pangan (baik dari alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai.
segi kualitas dan kuantitas) dari tahun ketahun Pada penelitian ini mengapa menggunakan
yang semakin tinggi. Salah satu faktor yang metode electre karena pada metode electre
mempengaruhi pertumbuhan tanaman pangan sangat cocok digunakan pada kasus yang
adalah kondisi tanah tanah, kondisi tanah memiliki banyak kriteria dan alternatif.
menjadi masalah terpenting dalam penanaman Berdasarkan uraian permasalahan diatas
tanaman pangan, karena tidak semua tanaman maka sistem pendukung keputusan pemilhan
cocok dengan kondisi tanah pada suatu daerah. tanaman pangan berdasarkan kondisi tanah
Dalam pemilihan tanaman pangan menggunakan metode electre dapat
berdasarkan kondisi tanah ini adalah salah satu mempermudah petani untuk memilih tanaman
cara untuk meningkatkan produktivitas dengan apa yang cocok sesuai dengan kondisi tanah
mengetahui pengetahuan tentang kesesuaian pada daerah mereka saat itu. Dengan begitu akan
tamaman pada kondisi lahan. Dengan meningkatkan produktifitas pada masa panen
mengetahui faktor – faktor tentang kesesuaian dan mengurangi masalah gagal panen.
jenis tanaman pangan dengan kondisi lahan
2. TINJUAN PUSTAKA
maka akan membantu dalam meningkatkan
produktivitas saat panen dan mengurangi
2.1 Kesesuaian Lahan
masalah gagal panen yang saat ini sering terjadi.
Masalah gagal panen biasanya terjadi karena Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu
petani tidak memperhatikan kondisi lahan, lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai contoh
kondisi tanah akan berubah dengan pengaruh lahan untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman
iklim kemudian tanah tidak akan bagus jika tahunan atau pertanian tanaman semusim. Lebih
selalu ditanami dengan jenis tanaman yang sama spesisfik lagi kesesuaian lahan tersebut ditinjau
pada dua atau lebih periode tanam. Dengan dari sifat – sifat fisik lingkungannya, yang terdiri
aplikasi ini diharapkan dapat membantu petani atas iklim, tanah, topografi, hidrologi atau
saat paska panen, dengan menghimpun beberapa drainase yang sesuai untuk usaha tani atau
data tentang faktor – faktor kesesuaian antara komodisas tertentu yang produktif
jenis tanaman dan kondisi lahan dengan cepat Kesesuaian lahan dalam pertanian tanaman
dan flesibel. Karena jika manual petani akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas
merasakan kesulitan dalam penentuannya tanaman, dalam hal ini tanah merupakan salah
dengan melihat banyaknya kriteria dan alternatif satu faktor terpenting yang mempengaruhi
maka pada aplikasi ini akan memudahkan petani penggunaan lahan yang lebih atau kurang sesuai.
dalam menentukan pemilihan tanaman pangan Untuk menunjang lahan yang sesuai maka
yang cocok sesuai dengan kondisi lahan pada harus diamati jenis tanah pada suatu lahan dan
daerah mereka masing – masing. membandingkan tanah dengan lahan lain, maka
Untuk mengatasi permasalahan di atas akan tampak perbedaan profil tanahnya seperti
maka di penelitian ini dibangun sistem keadaan tanah, sifat horizon tnah, warna, tektir
pendukung keputusan, sistem pendukung tanah, susunan tanah dan lain – lain, adanya
keputusan adalah sebuah sistem yang mampu perbedaan tersebut akan menimbulkan potensi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2325

untuk setiap tanah dalam pengembangan suatu lahan diberikan pada tabel 2
tanaman atau komoditas tertetu
Maka dari perbedaan tersebut untuk Tabel 2 Kualitas dan karakteristik lahan sebagai
mengetahui tingkat kesesuaian lahan dilakukan parameter yang digunakan dalam evaluasi lahan
evaluasi lahan, evaluasi lahan dilakukan dengan Kualitas lahan Karakteristik lahan
proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan Temperatur Temperatur rata – rata (c)
tertentu dengan menggunakan pendekatan yang Ketersediaan air Curah hujan (mm), kelembabpan
sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan (%)
memberikan informasi dan arahan penggunaan Ketersediaan Drainase
lahan yang sesuai dengan keperluan. oksigen (oa)
Kelas kesesuaian lahan ditentukan Gambut Ketebalan (cm), jika ada sisipn
berdasarkan kriteria yang diberikan tabel bahan mineral kematangan
Retensi hara (nr) KTK liat (cmol/kg), kejenuhan
Tabel 1 Kelas kesesuaian lahan
basa (%), ph C organik (%)
Kelas Kriteria Toksisitas (xc) Salinitas
kesesuaian
lahan Soditas Alkalinitas

S1 : Sangat Lahan tidak mempunyai faktor Bahaya sulfidik Kedalaman sulfidik


baik pembatas yang berarti, nyata Bahaya erosi Kedalaman sulfidik
terhadap penggunaan secara Bahaya banjir Genangan
berkelanjutan, atau faktor pembatas
Penyiapan lahan Bantuan dipermukaan (%)
bersifat minor dan tidak akan
berpengaruh terhadap prduktivitas
lahan secara nyata
Karakteristik lahan erat kaitannya untuk
keperluan evaluasi lahan dapat dikelompokan ke
S2 : Cukup Lahan mempunyai faktor pembatas,
sesuai dan faktor pembatas ini akan
dalam 3 faktor utama yaitu topografi, tanah dan
berpengaruh terhadap iklim. Karakteristik lahan tersebut terutama (
produktvitasnya, memerlukan topo grafi dan tanah ) merupakan unsur
tambahn masukan input. Pembatas pembentuk satuan peta tanah
tersebt biasanya dapat diatasi oleh
petani itu sendiri 2.3 Ellimination and Choice Translation
S3 : Susuai Mempunyai faktor pembatas yang Reality (ELECTRE)
marginal berat, memelurkan tambahan
masukan yang banyak untuk menjaga Electre didasarkan pada konsep
di golongan s2, memerlukan bantuan perankingan melalui perbandingan berpasangan
campur tangan dari pihak swasta. antar alternative pada criteria yang sesuai. Suatu
N : Tidak Tidak sesuai mempunyai faktor alternative dikatakan mendominasi altefnatif
sesuai pembatas yang sangat berat dan yang lainnya jika satu atau lebih kriterianya
sangat sulit untuk diatasi melebihi dan sama dengan criteria lain yang
tersisa.
2.2 Karakteristik Lahan Metode electre termasuk metode analisi
pengambilan keputusan multikriteria yang
Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang
berasal dari eropa pada tahun 1960an.
dapat diukur atau diestemasi. Contoh lereng,
ELECTRE didasarkan pada konsep outrangking
curah hujan, tekstur tanah, kapasitas air tersedia,
dengan menggunakan perbandingan
kedalaman efektif dan sebagainya.
berpasangan dari alternatif berdasarkan setiap
Setiap satuan peta lahan yang dihasilkan
kriteria yang sesuai.
dari kegiatam survei karakteristiknya diuraikan
Suatu alternatif mendominasi altermatif
dan dirinci yang mencangkup keadaan fisik
lain jika satu atau lebih kriteria melebihi
lingkunan dan tanahnya data yang
dibandingka dengan kriteria dari alternatif lain,
diinteperennsikan untuk komusidas tertentu.
dan sama dengan kriteria lain yang tersisa.
Seperti yang telah diuraikan karakteristik
Hubungan perangkingan alternatif misal Ak dan
lahan yang ada bisa diestemasi atau diukur
A1. Jika alternatif ke- K tidak mendominasi
secara langsung dilapangan, tetapi pada
alternatif ke- 1secara kuantitatif, maka
umumnya ditetapka pada kualitas dan
pengambil keputusan lebih baik mengambil
karakteristik lahan.
resiko Ak dari pada Ai
Hubungan antara kualitas dan karakterstik
Metode ELECTRE melakukan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2326

perbandingan berpasangan anatara semua hasil perkalian antara matriks pembobotan dan
alternatif untuk setiap atribut secara terpisah matriks yang telah dinormalisasi.
dalam rangka untuk mengembangkan hubungan 𝑤1 0 … 0
ourangking antara alternatif. Metode ini pada 0 𝑤2 … 0
pertama- pertama menghilangkan alternatif yang 𝑤= [ ] (4)
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
kurang diinginkan kemudian menggunakan 0 0 … 𝑤𝑛
complimentary analysis untuk memilih alternatif
Langkah 3 : Menentukan himpunan
terbaik. Karea perbandingan berlangsug antara
alternatif yang tersedia maka akan dikonsep concordance dan doscordance
ELECTRE dimana membandingkanalternatif Menentukan himpunan concordance dan
dengan beberapa set referensi nilai untuk melihat discordance index. Untuk setiap pasang dari
nilai parameter yang diinginkan. alternatif k dan l (k, l= 1,2,3, …, m dan k ≠ l)
Suatu alternatif mendominasi alternatif lain kumpulan J kriteria dibagi menjadi dua
jika satu atau lebih kriteria melebihi himpunan bagian, yaitu concordance dan
dibandingkan dengan kriteria dari alternatif lain discordance. Sebuah kriteria dalam suatu
dan alternatif termasuk concordance jika:
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
𝐶𝑘𝑙= {𝑗,𝑣𝑘𝑗 ≥𝑣𝑖𝑗},𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑗=1,2,3,…,𝑛. (5)
penyelesaian masalah menggunakan Metode
Electre Sebaliknya, komplementer dari himpunan
Langkah 1 : Normalisasi matrik keputusan bagian concordance adalah himpunan
𝑋𝑖𝑗
discordance, yaitu bila:
𝑟𝑖𝑗 = (1)
√∑𝑚 2
𝑖=1 𝑋𝑖𝑗
𝐷𝑘𝑙 = {𝑗, 𝑣𝑘𝑗 < 𝑣𝑖𝑗 } (6)

Sehingga dapat matrik R hasil normalisasi Langkah 4 : Menghitung matrik concordance


dan discordance
𝑟11 𝑟12 … 𝑟1𝑛
𝑟21 𝑟22 … 𝑟2𝑛 Menghitung matriks concordance dan
𝑅= (2)
⋮ ⋮ ⋮ … discordance. Menghitung matriks concordance,
𝑟𝑚1 𝑟𝑚2 … 𝑟𝑚𝑛 untuk menentukan nilai dari elemen-elemen
R adalah matrik yang telah pada matriks concordance adalah dengan
dinormalisasikan atau disebut normaized menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk pada
decision matrix dimana m menyatakan alternatif, himpunan concordance, secara matematisnya
n menyatakan kriteria dan r adalah normalisasi adalah sebagai berikut:
pengukuran pilihan dari alternatif ke –i dalam 𝐶𝑘𝑙 = ∑𝑗𝐶𝑗𝑙 𝑊𝐽 (7)
hubungan dengan kriteria j.
Menghitung matriks discordance, untuk
Langkah 2 : Pembobotan pada matriks yang menentukan nilai dari elemen-elemen 12 pada
telah dinormalisasi matriks disordance adalah dengan membagi
Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari maksimum selisih kriteria yang termasuk ke
matris R dikalikan dengan bobot (w) yang dalam himpunan bagian disordance dengan
ditentukan oleh pembuar keputusan sehingga, maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada,
weighted normalized matrix adalah V = rw secara matematisnya adalah sebagai berikut:
adalah yang ditulis didalam persamaan 𝑚𝑎𝑥⟦𝑣𝑘𝑗 −𝑣1𝑗 ⟧𝑗𝜖𝑑𝑘𝑙
𝑑𝑘𝑙 = (8)
𝑚𝑎𝑥⟦𝑣𝑘𝑗 −𝑣1𝑗 ⟧∀𝑗
𝑉 =𝑊×𝑅
𝑣11 𝑣12 … 𝑣1𝑛 Langkah 5 : Menentukan matrik dominan
𝑣21 𝑣22 … 𝑣2𝑛 concordance dan discordance
[ ⋮ ]=
⋮ ⋮ ⋮
𝑣𝑚1 𝑣𝑚2 … 𝑣𝑚𝑛 Menentukan matriks dominan concordance
𝑤1 𝑟11 𝑤2 𝑟12 … 𝑤𝑛 𝑟1𝑛 dan disordance Menghitung matriks dominan
𝑤1 𝑟21 𝑤2 𝑟22 … 𝑤𝑛 𝑟2𝑛 concordance, matriks F sebagai matriks dominan
[ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮0 ] (3) concordance dapat dibangun dengan bantuan
𝑤1 𝑟𝑚1 𝑤2 𝑟𝑚2 … 𝑤𝑛 𝑟𝑚𝑛 nilai threshold, yaitu dengan membandingkan
Dimana W adalah matriks pembobotan, R setiap nilai elemen matriks concordance dengan
matriks yang telah dinormalisasi dan V matriks nilai threshold.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2327

𝐶𝑘𝑙 ≥ 𝑐 (9) Solusi ideal positif didefinisikan sebagai


jumlah dari seluruh nilaia terbaik yang dapr
Dengan nilai threshold ( c ) adalah :
dicapai untuk setiap atribut. Solusi ideal negatif
∑𝑚 𝑚
𝑘=1 ∑𝑖=1 𝑐𝑘𝑙 terdiri dari seluruh nilai terbaik dari seluruh nilai
𝑐= (10)
𝑚(𝑚−1)
terburuk yang dicapai setiap atribut. TOPSIS
Sehingga elemen matriks F ditentukan mempertimbangkan kedua hal tersebut dengan
sebagai berikut : mengambil kedekatan relatif terhadap solusi
1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑐𝑘𝑙 ≥ 𝑐 ideal positif. Implementasi TOPSIS
𝑓𝑘𝑙 = { (12) mensyaratkan bahwa utilitas atribut di bawah
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑐𝑘𝑙 < 𝑐
pertimbangan kenaikan atau penurunan secara
Menghitung matriks dominan discordance, monoton bahwa utilitas atribut dibawah
matriks G sebagai matriks dominan disordance pertimbangan kenaikan atau penuruak secara
dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold monoton karena konsep solusi ideal positif dan
d: negatif yang menggunakan jarak Euclidian.
∑𝑚 𝑚
𝑘=1 ∑𝑖=1 𝑑𝑘𝑙 Berdasarakan perbandingan terhadap jarak
𝑑= (13)
𝑚(𝑚−1) relatifnya susunan prioritas alternatif bisa
Dan elemen matriks G ditentukan sebagai dicapai. TOPSIS banyak digunakan dengan
berikut: alasan konsepnya sederhana dan mudah
dipahami, komputasinta efisien dan memiliki
1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑𝑘𝑙 ≥ 𝑑 kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari
𝑔𝑘𝑙 = { (14)
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑𝑘𝑙 < 𝑑 alternatif – alternatif keputusan dalam bentuk
Langkah 6 : Menentukan matrik agregat matematis sederhana. TOPSIS hanya cocok
dominan untuk pengambilan keputusandan atribut dari
program yang telah dipastikan.
Menentukan aggregate dominanc matrik
Jika dibandingkan dengan metode AHP,
Matriks E sebagai aggregate dominanc matrik
metode TOPSIS cocok digunakan untuk kasus
adalah matrik yang setiap elemennya merupakan
dimana terdapat banyak atribut dan alternatif.
perkalian antara elemen matrik F dengan elemen
Atribut dibagi dalam tiga kelas yaitu manfaat,
matrik G yang bersesuaian, secara matematis
biaya dam non monoton. Kelas – kelas yang
dapat dinyatakan sebagai:
berbeda dari atribut sesuai dengan normalisasi
𝑒𝑘𝑙 = 𝑓𝑘𝑙 𝑥 𝑔𝑘𝑙 (15) yang berbeda agar sesuai dengan situasi dunia
nyata, contohnya nrmalisasi vektor, normalisasi
Eliminasi alternatif yang less favourable
linear, dan normalisasi non monoton. Metode
Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap
TOPSIS berdasarkan oada konsep bahwa
alternatif, yaitu bila maka alternatif merupakan
alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya
alternatif yang lebih baik daripada Al. Sehingga,
memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif
baris dalam matriks E yang memiliki jumlah
tetapi juga jarak terpanjang dari solusi negatif.
paling sedikit dapat di eliminasi. Dengan
Karena metode electre 1 tidak dapat
demikian, alternatif terbaik adalah alternatif
melakukan pengu :rutan dari alternatif yang
yang mendominasi alternatif lainnya
dihasilkan maka digunakan metode topsis untuk
menghasilkan urutan dari semua alternatif.
2.4 Technique for Order Performance by
Langkah – langkag dari metode TOPSIS ini
Similarity to Idea Solution (TOPSIS)
adalah sebagai barikut:
Topsis adalah salah satu metode
1. Menentukan matrik concordance dominan
pengambilan keputusan multikriteria yang
pertama kali di perkenalkan oleh yoon dan 𝑐∗
hwang pada tahun 1981. TOPSIS menggunakan Jika c* merupakan nilai terbesar pada
prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus matrik discordance maka dihitung elemen
mempunyai jarak terdekat dari solusi solusi ideal matrik discordance dominan yang ditunjukan
positif dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif. pada persamaan 16.
Prinsip tersebut berasal dari sudut pandang
𝑐 ∗𝑘𝑙 = 𝑐 ∗ -𝑐𝑘𝑙 (16)
geometris dengan menggunakan jarak Euclidean
(jarak antara dua titik ) untuk menentukan Dimana
kedekatan relatif dari satu alternatif dengan C*: nilai pada matrik concordance
solusi optimal [2:1779][31:1008]. 𝑐𝑘𝑙 : matrik concordance dominan baris ke

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2328

–k kolom ke-1 akurasi diperoleh dengan perhitungan sesuai


dengan persamaan 22.
2. Menentukan matrik discordance dominan ∑ 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑑′ 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = ∑ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑗𝑖
× 100%
(22)
Jika 𝑑∗ merupakan nilai terbesar pada
matrik discordance maka dihitung elemen Keterangan :
matrik discordance dominan yang ditunjukan ∑ Data Uji Benar = jumlah data uji yang
persamaan. benar
∑ Total Data Uji = jumlah seluruh data uji
𝑑′𝑘𝑙 = 𝑑∗ − 𝑑𝑘𝑙 (17)
∑ Total Data Uji = jumlah seluruh data uji
Dimana
𝑑∗ : nilai terbesar pada matrik discordance 5. METODOLOGI
𝑑𝑘𝑙 : matrik discordance dominan baris ke- Pada bab metodologi menjelaskan langkah-
k kolom ke-1 langkah yang akan ditempuh dalam penyusunan
3. Menentukan matrik agregat dominan P skripsi, yaitu perancangan, implementasi dan
− 𝑝12 … 𝑝1𝑚 pengujian dari aplikasi perangkat lunak yang
𝑝21 − 𝑝23 𝑝2𝑚 akan dibuat. Secara umum, langkah-langkah
𝑝=⌊ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⌋ (18) penelitian yang dilakukan untuk membuat sistem
𝑝𝑚1 𝑝𝑚2 𝑝𝑚(𝑚−1) − pendukung keputusan (SPK) adalah :
Elemen 𝑝𝑘𝑙 dari matrik agregat dominan P
ditunjukan pada persamaan
𝑑′𝑘𝑙
𝑝𝑘𝑙 = (19)
𝑐′𝑘𝑙 −𝑑′𝑘𝑙

Dimana
𝑐′𝑘𝑙 = matrik concordance dominan baris
ke - k kolom ke-1
𝑑′𝑘𝑙 = matrik discordance dominan baris ke
- k kolom ke-1
4. Menentukan alternatif terbaik
Berdasar hasil langkah maka dapat dihitung
nilai evaluasi campuran dari alternatif yang
ditunjukan persamaan
1
𝑝𝑘 = ∑𝑚
𝑙=1,𝑙≠𝑘 𝑝𝑘𝑙 , 𝑘 − 1,2 … , 𝑚 (20)
𝑚−1

Dimana
𝑝𝑘𝑙 : matrik agregat dominan baris ke – k
kolom ke-1
m : banyak alternatif
Alternatif terbaik A* dapat dihasilkan sehingga
𝐴∗ = 𝑚𝑎𝑥{𝑝𝑘 } (21)
Alternatif diurutkan dari Aj yang terbesar ke Aj
yang terkecil.

2.5 Akurasi
Gambar 1 Flowchart perancangan proses
Akurasi merupakan seberapa dekat suatu
angka hasil pengukuran terhadap angka
3.1 Penentuan Obyek
sebenarnya (true value atau reference value).
Dalam penelitian ini akurasi keputusan dihitung Obyek yang menjadi bahan penelitian yang
dari jumlah keputusan yang tepat dibagi dengan berupa kondisi tanah di kabupaten klaten berasal
jumlah data yang diuji, (Hanafi, 2013). Tingkat dari dinas pertanian kabupaten klaten, dan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2329

terdapat empat alternatif pilihan . K12 lereng (%)

3.2 Studi Literatur Tabel 4 Jenis tanaman pangan


Tahapan studi literatur pada penelitian ini No Jenis Tanaman
mempelajari literatur dari beberaberapa bidang A1 Padi
informasi dan daftar pustaka yang berkaitan A2 Jagung
dengan penentuan sanksi terhadap siswa A3 Kacang tanah
pelanggar peraturan skademik sekolah. Literatur A4 Kedelai
tersebut diperoleh dari buku, internet, penjelasan
pihak dinas pernanian klaten diantaranya adalah
a. Metode electre 4. PENGUJIAN BOBOT KRITERIA
b. Jenis tanah TERHADAP HASIL AKHIR
c. Jenis tanaman pangan Tujuan dilakukannya pengujian bobot
kriteria terhadap hasil akhir ialah untuk
3.3 Pengumpulan Data mengetahui apakah perubahan bobot kriteria
Lokasi penelitian skripsi ini adalah dinas mempengaruhi hasil akhir tanaman berupa nilai
pertanian klaten. Variabel penelitian skripsi ini akhir, dan tingkat kesesuaian tanaman. Berikut
beberapa yaitu padi, jagung, kacangan – adalah contoh pengujian yang dilakukan pada
kacanganan dan ubi –ubian. Hipotesis dari tanaman jagung.
penelitian ini adalah sstem penentuan tanaman
4.1 Skenario pengujian bobot kriteria
pangan yang cocok terhadap kondisi tanah.
Berdasarkan cara pengumpulan data untuk a. Uji bobot normal pada tanaman jagung
kegiatan penelitian terdapat 2 jenis data yaitu Dalam skenario ini yaitu menggunakan
data sekunder dan data primer. data sekunder
bobot normal yang diperoleh dari pihak Dinas
adalah data yang telah dikumulkan oleh orang
Pertanian.
lain dan tidak dipersiapkan untuk kegiatan
penelitian tetapi dignakan untuk tujuan b. Pengujian Tingkat Akurasi
penelitian. Metode pengumpulan data bersufat Tujuan dari melakukan pengujian akurasi
primer bersifat kuantitatif dapat menggunakan adalah untuk mengetahui apakah hasil dari
kusioner atau wawancara. perhitungan sistem yang sudah dibuat sudah
sesuai dengan data hasil perhitungan yang
3.4 Proses Pengambilan Data dilakukan oleh pihak dinas pertanian klaten.
Proses pengambilan data dilakukan di dinas Data yang digunakan untuk melakukan
pertanian klaten yaitu dengan mengambil data pengujian adalah sebanyak 28 data yang diambil
tentang setiap kondisi tanah yang terbagi dari data kondisi lahan pada daerah dikabupaten
menjadi beberapa kriteria tentang kondisi tanah klaten kemudian dicocokan untuk melihat
diantaranya adalah akurasi.
Prosedur pengujian dilakukan dengan
Tabel 3 Kualitas lahan membandingkan hasil dari perhitungan manual
No Kualitas Lahan dengan hasil yang diberikan oleh pakar
K1 temperatur ( c ) kemudian akan mendapat prosentasi akurasi
K2 curah hujan (mm)
antara data pakar dengan aplikasi pada tanaman
jagung
K3 kelembabpan (%)
K4 Drainase 4.2 Pengujian bobot jagung
K5 Tekstur
K6 kedalaman tanah (cm) Tabel 5 Pengujian nilai bobot normal
K7 ketebalan gambut (cm) No Kualitas lahan
K8 ph h2o K1 temperatur ( c ) 0,08
K9 salinitas dS/m K2 curah hujan 0,085
(mm)
K10 alkalinitas %
K3 kelembabpan 0,07
K11 kedalaman sulfidik (cm)
(%)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2330

K4 drainase 0,09
K5 tekstur 0,08
K6 kedalaman 0,08
tanah (cm)
K7 ketebalan 0,09
gambut (cm)
K8 ph h2o 0,09
K9 salinitas dS/m 0,085
K10 alkalinitas % 0,09
K11 kedalaman 0,09
sulfidik (cm)
K12 lereng (%) 0,07

Gambar 2 kesesuaian nilai bobot normal dengan


nilai bobot pakar

Warna merah adalah nilai yang tidak sesuai


dengan nilai yang diberikan pakar maka
presentasi yang didapat adalah 89,2857%
28 − 3 25
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = ∗ 100% = ∗ 100%
28 28
= 89,2857 %

Tabel 6 Pengujian 1 Nilai Bobot Jagung

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2331

No Kualitas lahan ini adalah nilai akurasi terbaik


K1 temperatur ( c ) 0,12 28 − 2 26
K2 curah hujan (mm) 0,06 𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = ∗ 100% = ∗ 100%
28 28
K3 kelembabpan (%) 0,06 = 92.85 %
K4 Drainase 0,09
5. KESIMPULAN
K5 Tekstur 0,08
kedalaman tanah Berdasarkan hasil perancangan,
K6 0,08
(cm) implementasi dan pengujian yang telah
ketebalan gambut dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
K7 0,09
(cm) sebagai berikut :
K8 ph h2o 0,09 a. Setelah sistem diimplementasikan yaitu
K9 salinitas dS/m 0,085 dengan menggunakan 28 data berdasarkan
12 kriteria maka didapat hasil akhir yaitu
K10 alkalinitas % 0,09
sistem dimana pada lahan tertentu akan
kedalaman sulfidik
K11 0,09 didapat tanaman apa yang paling cocok
(cm)
yang ditanam dilahan tersebut .
K12 lereng (%) 0,07 b. Hasil dari pengujian akurasi sistem
Pendukung keputusan pemilihan tanaman
pangan menggunakan metode ELECTRE
dan TOPSIS memiliki tingkat kesesuaian
tertinggi sebesar 92.85% Nilai akurasi
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya jumlah data yang digunakan
sebagai pengujian dan juga perubahan nilai
bobot yang mempengaruhi tingkat akurasi
sistem.

DAFTAR PUSTAKA
Akshareari Syeril, Rini Marwati, Utari
Wijayanti. 2010. Sistem pendukung
keputusan pemilihan produksi sepatu dan
sandal dengan metode ELECTRE.
{Diakses 10 February 2016}
Shilvia Nurfauziah,2014. Pemilihan tanaman
holtikultura yang tepatdibudidaya dengan
metode topsis
Welda., 2016 pemilihan tanaman pangan
unggulan kota madya menggunakan
metode AHP
Arinta Asesanti, 2015. Sistem pendukung
keputusan seleksi penerimaan didik baru
smp menggunakan metode electre topsis
Setiyawati Anita Devi, Sulis Janu Hartati,
Yoppy Mirza Maulana. 2010. Sistem
Pendukung Keputusan Pembelian Barang
Menggunakan Metode Electre. Program
Studi Sistem Informasi STIKOM Surabaya.
[Diakses 11 February 2016]
Gambar 3 Kesesuain Nilai Bobot Pengujian
Dengan Nilai Dari Pakar Kusumadewi, Sri Hartati. 2006. “Neuro-
Fuzy:Intregitas sistemFuzy dan jaringan
Ada 2 data yang berbeda dengan nilai pakar syaraf,” Graha ilmu.
maka presentasi yang didapat adalah 92,85% dan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2332

Abdillah Rifqi, Agustin Soffiana.2013. Sistem


pendukung keputusan pemilihan wali kelas
berprestasi menggunakan metode TOPSIS.
Universitas Muhammadiyah Gresik
Peranginangin, Kasiman. 2006 Aplikasi Web
dengan PHP dan MySQL, Yogyakarta,
Andi ( diakses 2 april)
Qomariah, Tsalits Nurul., Karina, Nurul
Fajriyah., Arfian, Sani. 2015. Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Jenis
Tanaman Pangan Berdasarkan Kondisi
Geografis Di Wilayah Bangkalan Dengan
Menggunakan Metode Electre. Universitas
Turnojoyo, Madura.
Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan
Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta. ANDI
Mundzir, M.Bagus. Sistem Pendukung
Keputusan Kesesuaian Lahan Dan MUntuk
Pembudidayaan Tanaman Hortikultura
Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani.
Universitas Muhammadyah. Sidoarjo.
Simanjuntak, Sunggul J. 2009. Sistem
Penentuan Komoditas Tanaman Prioritas
Pada Suatu Lahan Dengan Metode
Matching (Pencocokan). Universitas
Sumatera Utara. Sumatera.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai