Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL MATA KULIAH TRANSPORTASI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI

“ANALISIS TRANSPORTASI LAUT DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


PELABUHAN DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI
INDONESIA”

Disusun oleh:

Zulfa Rohmatul Ummah (12209193070)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

NOVEMBER 2020
I. PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan, maka fungsi angkutan laut sangat
penting dalam pembangunan. Sebagai negara kepulauan yang mempunyai luas sekitar
1,5 juta km dengan wilayah laut empat kali luas daratan, maka sudah sewajarnya bila
negara maritim ini menempatkan perhubungan laut memiliki kedudukan yang amat
penting karena dalam wilayah seluas 17.508 yang terdiri atas pulau besar maupun kecil
dan hampir setengahnya dihuni oleh manusia yang mutlak dan saling berhubungan.
Negara kepulauan Indonesia memiliki kekayaan alam, darat maupun laut yang sangat
melimpah, yang dapat digunakan bagi kesejahteraan masyarakat Bangsa dan Negara.
Dengan kondisi geografis demikian, jaringan transportasi melalui laut dengan sendirinya
harus mampu menjangkau seluas mungkin wilayah nusantara, sampai ke daerah-daerah
kecil sekalipun. Bukan sekadar untuk menyediakan fasilitas lingkungan bagi penduduk
yang ingin bepergian dari satu tempat ke tempat lain atau menyalurkan barang-barang
kebutuhan pokok, namun juga merupakan tali pengikat yang menyatukan seluruh
wilayah nusantara dari berbagai aspek. Sebagai negara kepulauan, peran transportasi laut
di Indonesia mempunyai sifat yang berbeda-beda banyak negara di dunia. Khususnya
negara yang bersifat continental. Dalam kaitannya dengan GBHN 1993, transportasi laut
merupakan bagian dari sistem transportasi nasional yang perlu dikembangkan dalam
rangka mewujudkan wawasan nusantara yang mempersatukan seluruh wilayah Indonesia
egiatu kesatuan wilayah nasional.
Dalam perkembangannya, angkutan laut ditunjukan untuk menghubungkan daerah-
daerah yang mempunyai potensi ekonomis, dimana dalam pelayarannya dapat digunakan
untuk melayani daerah-daerah terisolasi. Oleh karena itu peran trasportasi laut bagi
mobalitas barang maupun penumpang sangat besar dan vital. Apalagi bila dilihat dari
gambaran mobilitas angkutan laut yang pangsanya mencapai 86,9% untuk angkutan
barang domestic dan 98% untuk angkutan barang internasional. Keadaan ini tentu
menuntut suatu kebutuhan teknologi kapal laut dengan frekuensi cepat, berkemampuan
tinggi yang efektif dan efisien. Pengembangan transportasi diarahkan untuk
menjembatani kesenjangan antar wilayah dan mendorong pemerataan hasil
pembangunan. Transportasi laut memegang peranan penting dalam kelancaran
perdagangan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi antara lain daya angkut banyak,
dan biaya relatif murah. Guna menunjang perdagangan dan lalu lintas muatan, pelabuhan
diciptakan sebagai titik simpul perpindahan muatan barang dimana kapal dapat berlabuh,
bersandar, melakukan bongkar muat barang dan penerusan kedaerah lainnya
(Kramadibrata, 1985). Pelabuhan merupakan sarana yang penting terutama bagi
transportasi laut, dengan adanya transportasi ini, jarak tempuh yang dibutuhkan akan
terasa lebih cepat, terutama bagi perkembangan ekonomi suatu daerah dimana pusat
produksi barang konsumen dapat dipasarkan dengan cepat dan lancar. Selain itu pada
bidang ekonomi, pelabuhan membawa dampak positif bagi perkembangan suatu daerah
yang terisolir terutama daerah perairan dimana aksesibilitas melalui darat sulit dilakukan
dengan baik.
Pembangunan infrastruktur suatu wilayah dapat memberikan pengaruh pada
peningkatan akses masyarakat terhadap sumber daya sehingga meningkatkan akses
produktivitas sumber daya yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
(Sudaryadi, 2007). Infrastruktur atau sarana dan prasarana memiliki keterkaitan yang
sangat kuat dengan dengan kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan juga terhadap
proses pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Infrastruktur atau sarana dan prasarana
memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan kesejahteraan sosial dan kualitas
lingkungan juga terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Hal tersebut dapat
ditunjukkan dengan indikasi bahwa wilayah yang memiliki kelengkapan sistem
infrastruktur lebih baik biasanya mempunyai tingkat kesejahteraan sosial dan kualitas
lingkungan serta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pula (Departemen Pekerjaan
Umum, 2006). Pembangunan infrastruktur pelabuhan membutuhkan biaya yang besar,
keberhasilan ataupun kegagalan dari proyek tersebut akan memiliki implikasi atau hasil
jangka panjangnya (Mussoet.al.,2006). Keberadaan pelabuhan memberikan dampak pada
pembangunan ekonomi di sekitar wilayah pelabuhan, sehingga keberhasilan pelabuhan
tidak hanya memberikan keuntungan bagi para investornya tetapi juga pada pemerintah
melalui eksternalitas yang menyebar pada perekonomian kawasan (Ho dan Ho, 2006).

II. KAJIAN TEORI


Konsep Transportasi, transportasi berasal dari kata latin yaitu transportare, dimana
trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa.
Jadi transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Transportasi seperti itu merupakan suatu jasa yang
diberikan guna memuat barang atau orang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Abbas Salim (2006) mengemukakan bahwa transportasi adalah kegiatan
pemindahan barang muatan dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dikatakan
juga bahwa transportasi menjadi dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan
masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan adanya transportasi menyebabkan
adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan budaya,
adat istiadat, dan budaya suatu bangsa atau daerah. Kamaluddin (2003) menyatakan
bahwa transportasi atau pengangkutan merupakan sarana ekonomi yang berfungsi untuk
menunjang pemindahan sesuatu (manusia, hewan, dan barang) dari suatu tempat tujuan
dengan maksud untuk menciptakan kegunaan tempat dan kegunaan waktu. Sakti Adji
Adisasmita (2012) mengemukakan bahwa trasportasi adalah sarana penghubung atau
yang menghubungkan antara daerah produksi dan pasar, atau dapat dikatakana
pendekatan daerah produksi dan pasar atau sering kala dikatakan menjembatani produsen
dan konsumen. Siregar (2012) mengemukakan bahwa kegiatan pengangkutan dapat
terlaksana jika terpenuhi hal-hal: Ada barang atau jasa atau orang yang diangkut.
Tersedianya kendaraan sebagai alat angkutan; dan Adanya jalan raya tempat melintasnya
kendaraan angkutan. Menurut Raharjo Adisasmita (2010) transportasi adalah
kegiatan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam
kegiatan transportasi diperlukan empat komponen yakni: tersedianya muatan yang
diangkut, terdapatnya kendaraan sebagai sarana angkutannya, adanya jalan yang dapat
dilaluinya dan tersedianya terminal. Nasution (2008), mengemukakan bahwa transportasi
bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk mencapai tujuan. Dalam hubungan tersebut,
akan dikemukakan peranan transportasi dalam berbagai aktivitas manusia di tinjau dari
tiga aspek yaitu:
1) Aspek ekonomi
Transportasi adalah bagian dari suatu kegiatan perekonomian karena dengan
transportasi yang lancar dan memadai maka hasil produksi, distribusi dari
berbagai sektor akonomi seperti pertanian, akan lebih mudah dan lancar untuk
dipasarkan (disalurkan). Dengan kata lain alat transportasi merupakan jembatan
yang mendekatkan sentra-sentra produksi dengan sentra konsumsi untuk
meningkatkan, nilai guna dan nilai waktu suatu barang dan jasa.
2) Aspek sosial budaya
Sebagai makhluk sosial, dalam memenuhi kebutuhan tertentu manusia
memerlukan hubungan antar manusia yang satu dengan manusia yang lainnya
yang tentu memerlukan alat transportasi yang murah, mudah, cepat dan
menyenangkan, sehingga bisa saling beriteraksi.
3) Aspek politik
Transportasi akan mempermudah jaringan aparat pemerintah dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai motivator pembangunan dalam
berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pertahanan, keamanan sehingga
dapat melakukan mobilisasi agar bisa berjalan lancar.
Pelabuhanan Menurut Gurning dan Budiyanto, (2007), pelabuhan adalah tempat yang
terdiri dari daratan dan perairan dan sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan layanan jasa. Utamanya pelabuhan adalah
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Menurut Suranto
(2004), mengatakan pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas–batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik-
turun penumpang, dan bongkar muat barang yang dilengkapi dengan faslitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi.
Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum. Jinca (2011) mengatakan bahwa pelabuhan laut adalah suatu daerah
perairan yang terlindung terhadap badai, ombak dan arus, sehingga kapal dapat
mengadakan olah gerak, bersandar, membuang jangkar sedemikian sehingga bongkar
muatan atas barang dan perpindahan penumpang dapat terlaksana dengan baik. Fungsi
utama dari pelabuhan laut adalah fungsi perpindahan muatan dan fungsi industri dilihat
dari sudut pengusaha pelabuhan melengkapi fasilitas-fasilitas terhadap keperluan
kegiatan kapal di pelabuhan, antara lain alur pelayaran untuk keluar masuk kapal dari
dan ke pelabuhan, peralatan tambat, kegiatan bongkar muat dermaga, pengecekan
barang, pergudangan, penyediaan jaringan transportasi lokal di kawasan pelabuhan.

III. PEMBAHASAN
SISTEM TRASPORTASI LAUT
Sistem transportasi laut mempunyai tiga komponene dasar yang terdiri dari angkutan
laut, keselamatan pelayaran dan pelabuhan, yang mempunyai fungsi memindahkan
barang dan orang dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam melaksanakan fungsinya,
sistem transportasi laut harus dikelolah secara efisien dan efektif. Untuk itu ketiga
komponen tersebut harus didukung oleh komponen pengelolahan yang terdiri perangkat
lunak seperti Perundang-undangan, Peraturan, Kebijasanaan, Menejemen Pengelola dan
Menejemen Pembinaan serta Sumber Daya Manusia. Komponen-komponen tersebut
membentuk satu sistem yang saling berinteraksi dan berinterdependensi satu sama lain.
Sebagai suatu sistem, transportasi laut mempunyai tujuan, yaitu terciptanya operasi
angkutan laut (manusia dan barang) yang selamat, aman, lancer, cepat, terbit dan teratur,
nyaman, berdayaguna, tepat waktu, efisien dan efektif.

KAJIAN EVALUASI KEMANFAATAN TRANSPORTASI LAUT TAHUN 2015


Evaluasi kemanfaatan transportasi laut dirumuskan dengan beberapa langkah,
meliputi:
1. Mengidentifikasi keberadaan kegiatan pembangunan sub sektor transportasi laut
di atas 10 milyar tahun 2015 di Indonesia;
2. Mengidentifikasi terhadap kondisi fasilitas saat ini dan permasalahan yang
dihadapi pada kegiatan pembangunan sub sektor transportasi laut di atas 10
milyar tahun 2015 di Indonesia;
3. Mengidentifikasi terhadap parameter penilaian kemanfaatan kegiatan
pembagunan sub sektor transportasi laut diatas 10 miliyar tahun 2015;
4. Membuat Kriteria Penilaian Kemanfaatan Pembangunannya dilihat dari 2 aspek
yaitu: manfaat pelayanan, dan kesiapan operasional;
5. Menilai kemanfaatan berdasarkan Kriteria Penelitian Kemanfaatan
Pembagunanya dilihat daru duan sapek yaitu: manfaat pelayanan dan kesiapan
opersional.
6. Memberikan rekomendasi berupa konsep pedoman atau petunjuk teknis dalam
mengevaluasi kemanfaatan kegiatan pembangunan sektor transportasi laut di atas
10 milyar tahun 2015 di Indonesia.
Analisa Kriteria Penilaian Kemanfaatan Pembangunannya digunakan pendekatan
analisis data melalui kertas kerja kegiatan pembangunan proyek di sektor transportasi
laut yang bernilai diatas 10 milyar pada tahun 2015, dengan kriteria dan aspek
kemudian dirumuskan evaluasinya, adapun kriteria dan aspek-aspek yang dinilai adalah
sebagai berikut:
1. Fasilitas Pelabuhan
Aspek yang di nilai dari pembangunan dermaga adalah sebagai berikut ini:
a) Administrasi meliputi : masterplan, FS, AMDAL, TOR dan RAB yang
penilaiannya ada atau tidak ada;
b) Kewajaran harga yang meliputi : standar harga, volume, dan harga satuan;
c) Administrasi yang meliputi : FS, TOR dan RAB yang penilaiannya ada dan
tidak ada;
d) Kemanfaatan masyarakat meliputi peningkatan kapasitas, konektifitas,
aksebilitas, aspek keselamatan, aspek keamanan, dan jasa pelayanan;
e) Kesiapan operasional yang meliputi kebutuhan regulasi, aksesibilitas,
kesiapan SDM yang mengoperasikan, area konektivitas, integritas fasilitas
antarmoda, maintenance, dan kompatibilitas.
2. Kenavigasian
a) SBNP ( Menara Suar) Aspek yang di nilai dari pembangunan SBNP (menara
suar dan rambu suar) adalah sebagai berikut ini :
1) Administrasi yang meliputi : FS, TOR dan RAB yang penilaiannya ada
dan tidak ada;
2) Kewajaran harga yang meliputi : standar harga, volume dan harga
satuan;
3) Kemanfaatan masyarakat yang meliputi peningkatan kapasitas,
konektifitas, aksesibilitas, aspek keselamatan, aspek keamanan, dan jasa
pelayanan;
4) Kesiapan operasional yang meliputi kebutuhan regulasi, aksesibilitas,
kesiapan SDM yang mengoperasikan, area konektivitas, integritas
fasilitas antarmoda, maintenance, dan kompatibilitas.
b) GMDSS, upgrade peralatan navtex GMDSS dan giro compas untuk kapal
negara kenavigasian.Aspek yang di nilai dari pembangunan GMDSS,
Upgrade peralatan navtex GMDSS giro compas untuk kapal negara
kenavigasian adalah sebagai berikut:
1) Administrasi yang meliputi : FS, TOR, dan RAB yang penilaiannya ada
dan tidak ada.
2) Kewajaran harga yang meliputi : standar harga, volume, dan harga
satuan;
3) Kemanfaatan masyarakat yang meliputi peningkatan kapasitas,
konektifitas, aksesibilitas, aspek keselamatan, aspek keamanan, dan jasa
pelayanan;
4) Kesiapan operasional yang meliputi kebutuhan regulasi, aksesibilitas,
kesiapan SDM yang mengoperasikan, area konektivitas, integritas
fasilitas antarmoda, maintenance, dan kompatibilitas.

FUNGSI UTAMA EVALUASI


Fungsi utama evaluasi yang pertama adalah memberi informasi yang valid dan dapat
dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan publik. Kedua, evaluasi memberi
sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan
tujuan dan target, nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan
target. Nugroho (2004) mengatakan bahwa evaluasi akan memberikan informasi yang
valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan yaitu seberapa jauh kebutuhan,
nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan publik (Nugroho, 2004:185).
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi
program adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu
program pemerintah yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif atau pilihan yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Dengan
melakukan evaluasi maka akan ditemukan fakta pelaksanaan kebijakan publik
dilapangan yang hasilnya bisa positif ataupun negatif. Sebuah evaluasi yang dilakukan
secara profesional akan menghasilkan temuan yang obyektif yaitu temuan apa adanya;
baik data, analisis dan kesimpulannya tidak dimanipulasi yang pada akhirnya akan
memberikan manfaat kepada perumus kebijakan, pembuat kebijakan dan masyarakat.

ARTI PENTING PELABUHAN


Indonesia sebagai negara kepulauan atau maritime sangat memerulaka trasportasi laut
untuk berpergian dari suatrau tempat ke tempat lain dan juga sebagai sarana di bidang
ekonomi. Peranan pelayaran adalah sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi,
pemerintah, pertahanan dan keamanan, dan sebagainya. Bidang kegiatan pelayaran
sangat luas yang meliputi angkutan penumpang dan barang, penjaga pantai, hidrografi,
dan masih banyak lagi jenis pelayaran lainnya. Bidang kegiatan pelayaran dapat
dibedakan menjadi dua yaitu Pelayaran Niaga dan bukan Niaga. Pelayaran Niaga adalah
suatu usaha pengangkutan barang terutama barang dagang melalui laut antara pulau atau
pelabuhan. Pelayaran bukan Niaga meliputi pelayaran kapal patrol, survei Kelautan, dan
sebagainya. Kapal sebagai sarana pelayaran mempunyai peran sangat penting dalam
sistem angkutan laut atau transportasi laut. Hampir semua barang impor, ekspor, dan
muatan dalam jumlah sangat besar diangkut dengan menggunakan kapal laut. Walaupun
diantara tempat-tempat dimana pengangkutan dilakukan terdapat fasilitas angkutan lain
yang berupa angkutan darat dan udara. Hal ini mengingat bahwa kapal mempunyai
kapasitas yang jauh lebih besar dari pada sarana angkutan lainnya. Sebagai contoh
pengangkutan minyak yang mencapai puluhan bahkan ratusan ribu ton, apabila harus
diangkut dengan truk tangki diperlukan ribuan kendaraan dan tenaga kerja.
Misalnya kapal tanker 10.000 DWT bisa mengangkut minyak 10.000 ton atau sekitar
12 juta liter yang setara dengan 1.000 truk gandeng dengan kapasitas 12000 liter. Dengan
demikian untuk muatan dalam jumlah besar angkutan dengan kapal akan memerlukan
waktu lebih singkat, tenaga kerja lebih sedikit, dan biaya lebih murah. Selain itu untuk
mengangkut barang antar pulau atau negara kapal merupakan satu-satunya sarana yang
paling sesuai. Untuk mendukung sarana angkutan laut tersebut diperlukan prasarana
yang berupa pelabuhan. Pelabuhan merupakan tempat berhentinya atau terminal kapal
setelah melakukan pelayaran, di pelabuhan ini kapal melakukan berbagai kegiatan seperti
menaik-turunkan penumpang, bongkar muatan barang, pengisian bahan bakar dan air
tawar, melakukan reparasi, mengadakan perbekalan dan sebagainya. Untuk bisa
melakukan berbagai kegiatan tersebut pelabuhan harus dilengkapi dengan fasilitas seperti
pemecah gelombang, dermaga, lapangan untuk menimbun barang, perkantoran baik
untuk mengelola pelabuhan maupun untuk maskapai pelayaran ruang tunggu bagi
penumpang, perlengkapan pengisian bahan bakar dan penyediaan air bersih dan lain
sebagainya.

PELABUHAN DI INDONESIA
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 13.000 pulau dan wilayah
pantai sepanjang 80.000 KM atau dua kali keliling dunia melalui khatulistiwa. Kegiatan
pelayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan antar pula, pemberdayaan sumber
daya kelautan, penjagaan wilayah laut, penelitian kelautan, dan sebagainya. Salah satu
kegiatan pelayanan terpenting adalah Pelayaran Niaga. Pelayaran Niaga dibedakan
menjadi tiga yaitu pelayaran lokal, pelayaran pantai, dan pelayaran Samudra. Pada
pelayaran lokal, pelayaran hanya bergerak dalam batas daerah tertentu di dalam suatu
provinsi di Indonesia atau dalam dua provinsi yang berbatasan. Sebagai contoh adalah
pelayaran di wilayah Kepulauan Riau. Pelayaran antara Pelabuhan Panjang di provinsi
Lampung dan Merak di Jawa Barat. Luas wilayah operasi pelayaran lokal tidak melebihi
200 mil. Kapal-kapal yang digunakan adalah kapal kecil dan biasanya ukuran dari 200
DWT. Perairan pantai dan juga disebut pelayaran antar pulau atau pelayaran Nusantara
mempunyai wilayah operasi di seluruh perairan Indonesia. Pelayaran samudra adalah
pelayaran yang beroperasi dalam perairan internasional dengan membawa barang-barang
ekspor dan impor dari suatu negara ke negara lain.
Selain ketiga jenis pelayanan tersebut terdapat pelayaran rakyat. Sebagai usaha rakyat
yang bersifat tradisional yang merupakan bagian dari usaha angkutan di perairan.
Pelayaran ini menggunakan kapal-kapal kecil operasi adalah perairan Indonesia.
Sehubungan dengan jenis Pelayaran Niaga tersebut, maka pelabuhan sebagai sarana
prasarana angkutan laut juga disesuaikan. Ditinjau dari fungsi dan perdagangan nasional
dan internasional dibedakan menjadi dua macam yaitu Pelabuhan Laut dan Pelabuhan
Pantai. Pelabuhan laut bebas dimasuki oleh kapal kapal asing. Pelabuhan ini banyak
dikunjungi oleh kapal-kapal samudra dengan ukuran yang besar. Pelabuhan laut juga
sering disebut dengan Pelabuhan Samudera. Pelabuhan pantai hanya digunakan untuk
perdagangan dalam negeri sehingga tidak bebas disinggahi oleh kapal-kapal asing
kecuali dengan izin. Sesuai dengan jenis dan ukuran kapal yang singgah di pelabuhan
dan tingkat perkembangan daerah yang tidak sama, maka pemerintah telah melakukan
kebijaksanaan dalam pengembangan jaringan sistem pelayanan angkutan laut dan
kepelabuhanan yang di dasarkan pada 4th Gea Way Ports Syetem.

KONDISI PELABUHAN DI INDONESIA


Pada saat ini pelabuhan laut diharapkan dapat membantu terciptanya sistem
transportasi intermoda dan pelayanan terpadu dalam rangka efisiensi yang
memungkinkan untuk memberikan kenyamanan pada penumpang maupun pengguna jasa
laut lainnya. Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah pelabuhan laut di Indonesia
sudah cukup banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Adapun jumlah
pelabuhan tersebut terbagi atas kelas 1 sampai 4 yang semuanya dikelola oleh PT
Persero. Selain itu ada juga pelabuhan yang dikelola atau di bawah pengawasan dan
pemeliharaan pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Penyebaran lokasi pelabuhan ini
tergantung pada perkembangan masyarakat dan perdagangan daerah yang dalam era
globalisasi ini sektor perekonomian akan berkembang dengan pesat. Pelabuhan laut
harus mempunyai sarana prasarana. Pelabuhan yang dapat disinggahi oleh kapal-kapal,
baik itu untuk melakukan bongkar muatan barang maupun untuk menaik turunkan
penumpang.
Penyebaran ini juga tergantung pada banyaknya pulau dan kemajuan masyarakatnya.
Sehingga pelabuhan yang terbanyak berada di daerah kerja PT Pelabuhan Indonesia III
(Persero). Permasalahan yang dihadapi oleh banyak pelabuhan di Indonesia adalah
kedalaman yang masih dangkal dengan kedalaman maksimal hanya mencapai 13 meter
yang tentunya sangat sulit disinggahi oleh kapal yang berukuran besar. Sehingga banyak
pelabuhan yang sulit untuk berkembang. Oleh karena itu dalam menangani bidang
kepelabuhan yang merupakan salah satu mata rantai yang sangat penting dari seluruh
proses perdagangan antar pulau maupun internasional tidak hanya memandang
pelabuhan sekedar sebagai tempat bongkar muatan barang dan naik turunnya
penumpang. Tetapi juga sebagai titik temu antara moda angkutan dan pintu gerbang
ekonomi bagi pengembangan daerah sekitar. Selain itu penataan bidang kepelabuhan
dilakukan dalam suatu sistem pelabuhan nasional dengan memperhatikan dan
menampung kepentingan semua pihak secara wajar dan seimbang.

STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN DI KOTA KENDARI


Strategi pengembangan berdasarkan pada karakteristik kondisi eksternal dan internal,
maka perlu dibuat beberapa rencana arah pengembangan strategis yang diharapkan dapat
menjawab tentang harapan pembangunan pelabuhan Kota Kendari. Berdasasarkan hasil
analisis SWOT, maka strategi pengembangan pelabuhan Bungkutoko yaitu: Perluasan
Pembangunan Infrastruktur, dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut: Peningkatan
Investasi (Pemerintah) di bidang Infrastruktur. Peningkatan perluasan kapasitas
infrastruktur. Pemerataan akses pelayanan infrastruktur. Selain strategi pengembangan
infrastruktur pelabuhan berdasarkan tipologi tersebut, maka strategi pengembangan yang
sifatnya umum, diantaranya sebagai berikut adalah:
a. Meningkatkan kapasitas SDM dan penguatan kelembagaan untuk eningkatkan
kinerja operasional pelabuhan,
b. Meningkatkan infrastruktur pelabuhan (kuantitas dan kualitas) untuk
meningkatkan daya saing pelabuahan,
c. Mengembangkan kemitraan (pemerintah, swasta, dan masyarakat) dalam
pembangunan infrastruktur pelabuhan,
d. Penciptaan iklim yang kondusif untuk peningkatan investasi, kegiatan sosial,
ekonomi, dan pembangunan daerah.
Adapun strategi yang sifatnya khusus atau spesifik adalah:
a. Meningkatkan dukungan gudang dengan cara membuat gudang baru yang lebih
baik.
b. Mengadakan peralatan alat bongkar/muat dan meningkatkan dukungan air bersih.

IV. KESIMPULAN
Sistem transportasi laut mempunyai tiga komponene dasar yang terdiri dari angkutan
laut, keselamatan pelayaran dan pelabuhan, yang mempunyai fungsi memindahkan
barang dan orang dari tempat asal ke tempat tujuan. Pada tahun 2015 dilakuakn kajian
evaluasi kemanfaatan. Dimana setiap ujian dilakukan dengan rumusan yang telah
ditetapkan. Fungsi utama evaluasi pertama memberi informasi yang valid dan dapat
dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan publik. Kedua, evaluasi memberi
sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan
tujuan dan target, nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan
target. Peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupan, sosial, ekonomi, pemerintah
dan keamanan, dan sebagainya. Bidang kegiatan pelayaran sangat luas yang meliputi
angkutan penumpang dan barang, penjaga pantai, hidrografi, dan masih banyak lagi jenis
pelayaran lainnya. Pelayaran Niaga adalah suatu usaha pengangkutan barang terutama
barang dagang melalui laut antara pulau atau pelabuhan. Pelayaran bukan Niaga meliputi
pelayaran kapal patrol, survei Kelautan, dan sebagainya. Pelabuhan merupakan tempat
berhentinya atau terminal kapal setelah melakukan pelayaran, di pelabuhan ini kapal
melakukan berbagai kegiatan seperti menaik-turunkan penumpang, bongkar muatan
barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan
perbekalan dan sebagainya.
Kegiatan pelayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan antar
pula, pemberdayaan sumber daya kelautan, penjagaan wilayah laut, penelitian
kelautan, dan sebagainya. Salah satu kegiatan pelayanan terpenting adalah Pelayaran
Niaga. Sebagai contoh adalah pelayaran di wilayah Kepulauan Riau. Pelayaran antara
Pelabuhan Panjang di provinsi Lampung dan Merak di Jawa Barat. Luas wilayah operasi
pelayaran lokal tidak melebihi 200 mil. Pelayaran samudra adalah pelayaran yang
beroperasi dalam perairan internasional dengan membawa barang-barang ekspor dan
impor dari suatu negara ke negara lain. Selain ketiga jenis pelayanan tersebut terdapat
pelayaran rakyat. Pada saat ini pelabuhan laut diharapkan dapat membantu terciptanya
sistem transportasi intermoda dan pelayanan terpadu dalam rangka efisiensi yang
memungkinkan untuk memberikan kenyamanan pada penumpang maupun pengguna jasa
laut lainnya. Pelabuhan yang dapat disinggahi oleh kapal-kapal, baik itu untuk
melakukan bongkar muatan barang maupun untuk menaik turunkan
penumpang. Sehingga banyak pelabuhan yang sulit untuk berkembang. Oleh karena itu
dalam menangani bidang kepelabuhan yang merupakan salah satu mata rantai yang
sangat penting dari seluruh proses perdagangan antar pulau maupun internasional tidak
hanya memandang pelabuhan sekedar sebagai tempat bongkar muatan barang dan naik
turunnya penumpang. Strategi pengembangan berdasarkan pada karakteristik kondisi
eksternal dan internal, maka perlu dibuat beberapa rencana arah pengembangan strategis
yang diharapkan dapat menjawab tentang harapan pembangunan pelabuhan Kota
Kendari. Berdasasarkan hasil analisis SWOT, maka strategi pengembangan pelabuhan
Bungkutoko yaitu: Perluasan Pembangunan Infrastruktur, dengan pelaksanaan kebijakan.
Selain strategi pengembangan infrastruktur pelabuhan berdasarkan tipologi tersebut,
maka strategi pengembangan yang sifatnya umum dan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Adris, A., & Susanti, D. (2011). Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan Dalam Mendukung
Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Media Engineering, Vol.6, No.1.
Agus , S., & Sri, H. (1997). Analisis Transportasi Laut Indonesia. Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota, Vol.8, No.03.
Bambang, T. (2009). Perencanaan Pelabuhan . Yogyakarta: Bate Offset Yogyakarta.
Jinca, Y. (2011). Transportasi Laut Indonesia, Analisis Sistem dan Studi Kasus. Surabaya:
Brilian Internasional.
Jusna, & Tibertius , N. (2011). Peranan Transportasi Laut Dalam Menunjang Arus Barang
Dan Orang Di Kecamatan Maligano Kabupaten Muna. Jurnal Ekonomi, Vol .1.
Sinaga, R. (2016). Evaluasi Kemanfaatan Kegiatan Pembangunan Sektor Transportasi Laut
Revisi Anggaran Tahun 2015. Jurnal .Pen.Transla, Vol.18, No.1.

Anda mungkin juga menyukai