Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara yang mempunyai jumlah penduduk yang besar.


Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memerlukan
jumlah bahan pangan yang tinggi, terutama bahan pangan pokok. Begitu juga
dengan makanan ringan atau makanan kering sebagai penyeimbang. Dimana kita
tahu makanan ringan merupakan makanan untuk menghilangkan rasa lapar
seseorang sementara waktu, memberi sedikit pasokan tenaga ke tubuh, atau
sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya. Dalam hal ini, memperhatikan
gizi atau kandungan zat yang terkandung dalam makanan ringan juga sangat
penting untuk kesehatan tubuh. Sehingga, selain mengkonsumsi makanan pokok,
mengkonsumsi makanan ringan yang mengandung banyak gizi dan vitamin itu
sangat dianjurkan bagi setiap individu. Salah satu makanan ringan yang memiliki
banyak kandungan gizi adalah biskuit. Biskuit merupakan salah satu produk
makanan kering memiliki banyak kandungan gizi dan banyak digemari oleh
kalangan masyarakat.

Menurut SNI 2973-2011, biskuit merupakan salah satu produk makanan


kering yang dibuat dengan cara memanggang adonan yang terbuat dari bahan
dasar tepung terigu atau subtitusinya, minyak atau lemak dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain yang diizinkan. Biskuit terbuat dari bahan dasar
tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan-bahan tambahan lain seperti gula,
telur, margarin, emulsifer, shortening, dan bahan citarasa. Dalam pembuatan
biskuit, penambahan bahan pangan dibutuhkan untuk memperkaya kandungan
gizi dari biskuit tersebut, sehingga dibutuhkan bahan pangan lokal yang
melimpah, salah satunya yaitu kunyit.

Kunyit adalah sejenis tumbuhan yang dijadikan bahan rempah yang


memberikan warna kuning cerah. Kunyit juga digunakan sebagai bahan pewarna,
obatan dan perasa sejak 600 SM. Kunyit dianggapkan sebagai salah satu herba
yang sangat bernilai kepada manusia. Penambahan bahan pangan kunyit pada
pembuatan biskuit ini menyebabkan karakteristik biskuit yang dihasilkan berbeda
dengan biskuit yang ada di pasaran dan mempunyai kandungan antioksidan yang
relatif tinggi, karena kunyit sendiri dikenal sebagai bahan antibiotik yang terbaik
sementara pada masa yang sama kunyit juga digunakan untuk memudahkan
proses pencernaan dan memperbaiki perjalanan usus.

Dalam berkembangnya pengetahuan masyarakat proses pembuatan produk


biskuit mulai dibuat dengan berbagai variasi. Variasi yang dapat dilakukan dalam
proses pembuatan biskuit yaitu dengan menambahkan berbagai subtitusi seperti
bahan pangan kunyit dan tepung ubi ungu dalam pembuatan biskuit sebagai
alternatif subtitusi tepung terigu. Berbagai variasi tersebut bertujuan untuk
meningkatkan nilai kandungan dari biskuit, salah satunya antioksidan.

Tepung ubi jalar dapat dibuat secara langsung dari ubi jalar ungu yang
dihancurkan dan kemudian dikeringkan, tetapi dapat pula dibuat dari gaplek ubi
jalar ungu yang dihaluskan (digiling) dan kemudian diayak. Pertimbangan
penggunaan ubi ungu dalam pembuatan biskuit atau kelebihan tepung ubi ungu
adalah ubi ungu mengandung berbagai macam zat gizi, ubi jalar juga menyimpan
khasiat yang lebih baik untuk menjaga kesehatan. Sekelompok antioksidan yang
tersimpan dalam ubi ungu merupakan bahan pembentuk vitamin A dalam tubuh
sehingga mampu menghalangi laju perusakan sel oleh radikal bebas, serta
mencegah kemrosotan daya ingat dan kepikunan, penyakit jantung koroner,
kanker yang sekarang banyak diderita oleh manusia dengan sebab pola makan
termasuk membuat awet muda serta mengurangi penggunaan tepung terigu.

Dengan berbagai faktor di atas, ketertarikan melakukan praktek produksi


pembuatan biskuit kunyit dengan subtitusi tepung ubi ungu. Dengan dibekali
pengetahuan dari beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan teknologi
pengolahan pangan sehingga bisa memanfaatkan pengolahan tepung berbagai
macam bahan pangan, maka timbul keingintahuan untuk membuat produk biskuit
kunyit dengan substitusi tepung ubi ungu sebagai alternatif pangan kaya
antioksidan

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan


penelitihan ini yaitu :

D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitihan ini yaitu
Daftar pustaka

Badan Standarisasi Nasional. 2011. Strategi Penerapan Standar Nasional


Indonesia Biskuit ( SNI 2973-2011 ). Jakarta: Badan Stanarisasi Nasional

Anda mungkin juga menyukai