DEFENISI BELANJA Belanja adalah Semua pengeluaran dari rekening kas umum negara atau daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. DEFENISI BEBAN Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (revisi 2015), beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Menurut PSAP No. 1 Paragraf 8 menyatakan beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. 2. KLASIFIKASI BELANJA Klasifikasi belanja untuk tujuan pelaporan keuangan menurut PSAP No. 2 Paragraf 36-40 dikelompokkan menjadi: 1. belanja operasi Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat atau daerah yang memberi manfaat jangka pendek belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, dan bantuan social. 2. Belanja Modal Belanja modal adalah pengeluaran untuk aset tetap dan aset lain yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk tanah, gedung dan gedung, peralatan, serta aset tak berwujud. 3. Belanja Lain-Lain / Belanja Tak Terduga Belanja lain-lain / belanja tak terduga adalah anggaran yang untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang kali seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak diharapkan yang lebih baik yang dibutuhkan untuk hubungan yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah pusat / daerah. 4. Transfer Keluar Transfer keluar adalah uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah. Namun, berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 berdasarkan telah diubah dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007 dan Permendagri No. 21 Tahun 2011, belanja dikelompokkan menjadi: 1. Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung berbelanja yang dianggarkan yang tidak terhubung langsung dengan transfer yang dilakukan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dikelompokkan menurut jenis belanja yang terdiri dari: a. Belanja Pegawai Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk pembayaran dan tunjangan, serta sumbangan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Uang perwakilan dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta persetujuan lainnya yang diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan dianggarkan di dalam belanja pegawai. b. Belanja Bunga Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga urang yang dihitung atas pembayaran pokok pinjaman (pokok pinjaman) erdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. c. Belanja Subsidi Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan produksi kepada perusahaan / lembaga khusus agar harga jual produksi / jasa yane dihasilkan dapat diakses oleh masyarakat banyak. Perusahaan lembaga tertentu yang disetujui adalah perusahaan / lembaga yang menghasilkan produk atau jasa pelayanan masyarakat. d. Belanja Hibah Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan hibah dalam bentuk uang, barang dan / atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lain dan kelompok masyarakat / perorangan yang telah ditentukan peruntukannya. e. Bantuan Sosial Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan bantuan dan / atau barang kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Bantuan sosial diberikan tidak terus-menerus / tidak berulang setiap tahun, selektif dan memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya. uang f. Belanja Bagi Hasil Belanja bagi Hasil yang digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi untuk kabupaten / kota atau pendapatan kabupaten / kota untuk pemerintah desa atau pemerintah daerah khusus untuk pemerintah daerah lainnya sesuai dengan ketentuan undangan-undangan. g. Bantuan Keuangan Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan umum atau khusus dari provinsi untuk kabupaten / kota, yang merupakan pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah kabupaten / kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah lainnya dalam pengawasan dan / atau dukungan keuangan. h. Belanja Tidak Terduga Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang kali seperti penanggulangan bencana alam atau bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk yang terkait dengan peningkatan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah diperbarui, yang mana harus didukung dengan membuktikan -bukti yang sah. 2. Belanja Langsung Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secar langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belani langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari: a. Belanja Pegawai Belanja pegawai digunakan untuk program honorarium / upah dalam dan pemerintahan daerah. melakukan b. Belanja Barang dan Jasa Belanja barang dan jasa digunakan untuk pembelian pembelian / pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan / atau pembelian jasa dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Membeli / membeli barang dan / atau membeli barang-barang bekas, bahan / bahan, layanan kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan transportasi, percetakan / penggandaan, sewa rumah / gedung / gudang / parkir, sewa mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai. c. Belanja Modal Belanja modal digunakan untuk membeli yang dilakukan dalam rangka pembelian / pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang memiliki nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. klasifikasi belanja menurut PP No. 71 Tahun 2010 tersebut. a. Klasifikasi Belanja Pemerintah Pusat Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang Bunga Subsidi Hibah Bantuan Sosial Belanja Lain-Lain Belanja Modal Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya Transfer Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Transfer Lainnya (disesuaikan dengan program yang ada) Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian b. Klasifikasi Belanja Pemerintah Provinsi Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang Bunga Subsidi Hibah Bantuan Sosial Belanja Modal Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga Transfer Transfer / Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten / Kota Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten / Kota Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten / Kota Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten / Kota c. Klasifikasi Belanja Pemerintah Kabupaten / Kota Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang Bunga Hibah Bantuan Sosial Belanja Modal Belanja Tanah Belanja dan Bangunan Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan Belanja Aset lainnya Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga Transfer Transfer / Bagi Hasil ke Desa Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Retribusi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 3. KLASIFIKASI BEBAN Berdasarkan PSAP No. 12 Paragraf 37-38, beban sesuai dengan klasifikasi ekonomi yang mana sesuai dengan prinsipnya mengelompokkan berdasarkan jenis-jenis beban. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat, yaitu: a. Beban Pegawai b. Beban Barang c. Beban Bunga d. Beban Anak Perusahaan e. Beban Hibah f. Beban Bantuan Sosial g. Beban Penyusutan Aset Tetap / Amortisasi h. Beban Transfer i. Beban Lain-Lain Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari: a. Beban Pegawai b. Beban Barang c. Beban Bunga d. Beban Anak Perusahaan e. Beban Hibah f. Beban Bantuan Sosial g. Beban Penyusutan Aset Tetap / Amortisasi h. Beban Transfer i. Beban Tak Terduga