Anda di halaman 1dari 7

WANDA ANNISA LUBIS

180503109
S1- AKUNTANSI
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

1. DEFENISI BELANJA DAN BEBAN


DEFENISI BELANJA
Belanja adalah Semua pengeluaran dari rekening kas umum negara atau daerah yang
mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
DEFENISI BEBAN
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (revisi
2015), beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam
bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam
modal.
Menurut PSAP No. 1 Paragraf 8 menyatakan beban adalah penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang
dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
2. KLASIFIKASI BELANJA
Klasifikasi belanja untuk tujuan pelaporan keuangan menurut PSAP No. 2 Paragraf
36-40 dikelompokkan menjadi:
1. belanja operasi
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah
pusat atau daerah yang memberi manfaat jangka pendek belanja operasi antara lain
meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, dan bantuan social.
2. Belanja Modal
Belanja modal adalah pengeluaran untuk aset tetap dan aset lain yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja
modal untuk tanah, gedung dan gedung, peralatan, serta aset tak berwujud.
3. Belanja Lain-Lain / Belanja Tak Terduga
Belanja lain-lain / belanja tak terduga adalah anggaran yang untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang kali seperti penanggulangan bencana
alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak diharapkan yang lebih baik yang dibutuhkan
untuk hubungan yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah pusat / daerah.
4. Transfer Keluar
Transfer keluar adalah uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti
dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.
Namun, berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 berdasarkan telah diubah
dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007 dan Permendagri No. 21 Tahun 2011, belanja
dikelompokkan menjadi:
1. Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung berbelanja yang dianggarkan yang tidak terhubung langsung
dengan transfer yang dilakukan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak
langsung dikelompokkan menurut jenis belanja yang terdiri dari:
a. Belanja Pegawai
Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk pembayaran dan
tunjangan, serta sumbangan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Uang perwakilan dan
tunjangan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan kepala daerah dan
wakil kepala daerah serta persetujuan lainnya yang diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dianggarkan di dalam belanja pegawai.
b. Belanja Bunga
Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga urang yang
dihitung atas pembayaran pokok pinjaman (pokok pinjaman) erdasarkan perjanjian
pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
c. Belanja Subsidi
Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan produksi kepada
perusahaan / lembaga khusus agar harga jual produksi / jasa yane dihasilkan dapat
diakses oleh masyarakat banyak. Perusahaan lembaga tertentu yang disetujui adalah
perusahaan / lembaga yang menghasilkan produk atau jasa pelayanan masyarakat.
d. Belanja Hibah
Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan hibah dalam bentuk uang, barang
dan / atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lain dan kelompok
masyarakat / perorangan yang telah ditentukan peruntukannya.
e. Bantuan Sosial
Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan bantuan dan / atau barang
kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Bantuan sosial diberikan tidak terus-menerus / tidak berulang setiap
tahun, selektif dan memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya. uang
f. Belanja Bagi Hasil
Belanja bagi Hasil yang digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang
bersumber dari pendapatan provinsi untuk kabupaten / kota atau pendapatan
kabupaten / kota untuk pemerintah desa atau pemerintah daerah khusus untuk
pemerintah daerah lainnya sesuai dengan ketentuan undangan-undangan.
g. Bantuan Keuangan
Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan umum
atau khusus dari provinsi untuk kabupaten / kota, yang merupakan pemerintah desa,
dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah kabupaten / kota kepada
pemerintah desa dan pemerintah daerah lainnya dalam pengawasan dan / atau
dukungan keuangan.
h. Belanja Tidak Terduga
Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa
atau tidak diharapkan berulang kali seperti penanggulangan bencana alam atau
bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk yang terkait dengan
peningkatan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah diperbarui, yang
mana harus didukung dengan membuktikan -bukti yang sah.
2. Belanja Langsung
Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secar langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belani langsung dari suatu
kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
a. Belanja Pegawai
Belanja pegawai digunakan untuk program honorarium / upah dalam dan
pemerintahan daerah. melakukan
b. Belanja Barang dan Jasa
Belanja barang dan jasa digunakan untuk pembelian pembelian / pengadaan
barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan / atau pembelian
jasa dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Membeli /
membeli barang dan / atau membeli barang-barang bekas, bahan / bahan, layanan
kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan transportasi, percetakan / penggandaan,
sewa rumah / gedung / gudang / parkir, sewa mobilitas, sewa alat berat, sewa
perlengkapan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian
kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah
tugas dan pemulangan pegawai.
c. Belanja Modal
Belanja modal digunakan untuk membeli yang dilakukan dalam rangka
pembelian / pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang memiliki nilai
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.
klasifikasi belanja menurut PP No. 71 Tahun 2010 tersebut.
a. Klasifikasi Belanja Pemerintah Pusat
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Belanja Lain-Lain
Belanja Modal
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Transfer
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Transfer Lainnya (disesuaikan dengan program yang ada)
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
b. Klasifikasi Belanja Pemerintah Provinsi
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Belanja Modal
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga
Transfer
Transfer / Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten / Kota
Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten / Kota
Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten / Kota
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten / Kota
c. Klasifikasi Belanja Pemerintah Kabupaten / Kota
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Bunga
Hibah
Bantuan Sosial
Belanja Modal
Belanja Tanah
Belanja dan Bangunan
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Belanja Aset lainnya
Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga
Transfer
Transfer / Bagi Hasil ke Desa
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
3. KLASIFIKASI BEBAN
Berdasarkan PSAP No. 12 Paragraf 37-38, beban sesuai dengan klasifikasi ekonomi
yang mana sesuai dengan prinsipnya mengelompokkan berdasarkan jenis-jenis beban.
Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat, yaitu:
a. Beban Pegawai
b. Beban Barang
c. Beban Bunga
d. Beban Anak Perusahaan
e. Beban Hibah
f. Beban Bantuan Sosial
g. Beban Penyusutan Aset Tetap / Amortisasi
h. Beban Transfer
i. Beban Lain-Lain
Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari:
a. Beban Pegawai
b. Beban Barang
c. Beban Bunga
d. Beban Anak Perusahaan
e. Beban Hibah
f. Beban Bantuan Sosial
g. Beban Penyusutan Aset Tetap / Amortisasi
h. Beban Transfer
i. Beban Tak Terduga

Anda mungkin juga menyukai