Anda di halaman 1dari 10

A.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian Asuhan keperawatan pada klienfraktur menurut (Muttaqin, 2015) yaitu :
a. Identitas klien Meliputi : nama, umur, jenis kelamin,agama, alamat, bangsa,
pendidikan, pekerjaaan tanggal MRS, diagnosa medis, nomor registrasi.
b. Keluhan utama
Keluhan utama pada masalah fraktur yaitu nyeri. Nyeri akut atau kronik
tergantung berapa lamanya serangan. Unit memperoleh data pengkajian yang yang
lengkap mengenai data pasien di gunakan :
Proboking insiden : apa ada peristiwa faktor nyeri.
1) Quality of pain : bagaimana rasanya nyeri saat dirasakan pasien. Apakah panas,
berdenyut / menusuk.
2) Region Radiation of pain : apakah sakitbisa reda dalam sekejap, apa terasa sakit
menjalar, dan dimana posisi sakitnya.
3) Severity/scale of pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien
berdasarkan skala nyeri.
4) Time : berapakah waktu nyeri berlangsung, apa bertambah buruk pada waktu
malam hari atau pagi hari.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien patah tulang disebabkan karena trauma / kecelakaan, dapat secara
degenerative/patologis yang disebabkan awalnya 36 pendarahan, kerusakan jaringan di
sekitar tulang yang mengakibatkan nyeri, bengkak, pucat/perubahan warna kulit dan
terasa kesemutan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien mengalami patah tulang paha atau pasien pernah punya penyakit
menurun sebelumnya. Memiliki penyakit osteoporosis/arthritis atau penyakit lain yang
sifatnya menurun atau menular.
e. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi hidup sehat Klien fraktur apakah akan mengalami perubahan atau
gangguan pada personal hygiene atau mandi.
2) Pola nutrisi dan metabolisme Klien fraktur tidak ada perubahan nafsu makan,
walaupun menu makanan disesuakan dari rumah sakit.
3) Pola eliminasi Perubahan BAK/BAB dalam sehari, apakah mengalami kesulitan
waktu BAB di kaenakan imobilisasi, feses warna kuning, pada pasien fraktur tidak
ada gangguan BAK.
4) Pola istirahat dan tidur Kebiasaan pada pola tidur apakah ada gangguan yang
disebabkan karena nyeri, misalnya nyeri karena fraktur.
5) Pola aktivitas dan latihan Aktivitas pada klien yang mengalami gangguan karena
fraktur mengakibatkan kebutuhan pasien perlu dibantu oleh perawat atau keluarga.
6) Pola persepsi dan konsep diri Klien mengalami gangguan percaya diri sebab
tubuhnya perubahan pasien takut cacat / tidak dapat bekerja lagi.
7) Pola sensori kognitif Adanya nyeri yang disebabkan kerusakan jaringan, jika pada
pola kognotif atau pola berfikir tidak ada gangguan.
8) Pola hubungan peran Terjadi hubungan peran interpersonal yaitu klien merasa tidak
berguna sehingga menarik diri.
9) Pola penggulangan stress Penting ditanyakan apakah membuat pasien menjadi
depresi / kepikiran mengenai kondisinya.
10) Pola reproduksi seksual Jika pasien sudah berkeluarga maka mengalami perubahan
pola seksual dan reproduksi, jika pasien belum berkeluarga pasien tidak mengalami
gangguan pola reproduksi seksual. k. Pola tata nilai dan kepercayaan Terjadi
kecemasan/stress untuk pertahanan klien meminta mendekatakan diri pada Allah
SWT.
f. Pemeriksaan fisik Menurut (Muttaqin 2015) ada dua macam pemeriksaan fisik yaitu
pemeriksaan fisik secara umum (status general)untuk mendapatkan gambaran umum
dan pemeriksaan setempat (local). Hal ini diperlukan untuk dapat melaksanakan
perawatan total (total care).
1) Pemeriksaan fisik secara umum Keluhan utama:
a) Kesadaran klien : apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis yang bergantung
pada klien
b) Kedaaan penyakit : akut, kronis, ringan, sedang, berat. Tanda-tanda vital tidak
normal terdapat gangguan lokal, baik fungsi maupun bentuk.
c) Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan,baik fungsi maupun
bentuk. Pemeriksaan fisik secara Head To Toe:
(1) Kepala Inspeksi : Simetris, ada pergerakan Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
(2) Leher Inspeksi : Simetris, tidak ada penonjolan Palpasi : Tidak ada nyeri
tekan, reflek menelan ada
d) Wajah Inspeksi : Simetris, terlihat menahan sakit, Palpasi : Tidak ada
perubahan fungsi maupun bentuk, tidak ada lesi, dan tidak ada oedema.
e) Mata Inspeksi : Simetris Palpasi : Tidak ada gangguan seperti kongjungtiva
tidak anemis (karena tidak terjadi perdarahan)
f) Telinga Inspeksi :Normal, simetris, Palpasi : Tidak ada lesi, dan nyeri tekan
g) Hidung Inspeksi : Normal, simetris Palpasi : Tidak ada deformitas, tidak ada
pernafasan cuping hidung
h) Mulut Inspeksi : Normal, simetris Palpasi : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi
tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
i) Thoraks Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, tidak bengkak Palpasi : Iktus cordis
tidak teraba Perkusi : Pekak Auskultasi : Tidak ada ronchi, wheezing, dan
bunyi jantung I, II regular
j) Paru. Inspeksi :Pernafasan meningkat,regular atau tidak tergantung pada
riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru. Palpasi:Pergerakan
simetris, fermitus teraba sama. Perkusi:Sonor, tidak ada suara tambahan.
Auskultasi : Suara nafas normal, tidak ada wheezing atau suara tambahan
lainnya.
k) Jantung Inspeksi :tidak tampak iktus jantung Palpasi :nadi meningkat, iktus
tidak teraba Auskultasi:suara S1 dan S2 tunggal k. Abdomen Inspeksi :
simetris,bentuk datar Palpasi :turgor baik, tidak ada pembesaran hepar.
Perkusi :suara timpani, ada pantulan gelombang cairan Auskultasi : peristaltic
usus normal ± 20 x/menit Inguinal, genetalia, anus Tidak ada hernia, tidak ada
pembesaran limfe, tidak ada kesulitan BAB.
2) Keadaan luka. Pemeriksaan pada system musculoskeletal adalah sebagai berikut:
a) Inspeksi (look) : pada inspeksi dapat di perhatikan wajah klien, kemudian
warna kulit, kemudian syaraf, tendon, ligament, dan jaringan lemak,
otot,kelenjar limfe, tulang dan sendi, apakah ada jaringan parut,warna
kemerahan atau kebiruan atau hiperpigmentasi, apa ada benjolan dan
pembengkakan atau adakah bagian yang tidak normal.
b) Palpasi (feel) pada pemeriksaan palpasi yaitu : suatu pada kulit, apakah teraba
denyut arterinya, raba apakah adanya pembengkakan, palpasi daerah jaringan
lunak supaya mengetahui adanya spasme otot,artrofi otot, adakah penebalan
jaringan senovia,adannya cairan didalam/di luar sendi, perhatikan bentuk
tulang ada/tidak adanya penonjolan atau abnormalitas.
c) Pergerakan (move) : perhatikan gerakan pada sendi baik secara aktif/pasif, apa
pergerakan sendi diikuti adanya krepitasi, lakukan pemeriksaan stabilitas sandi,
apa pergerakan menimbulkan rasa nyeri, pemeriksaan (range of motion)
danpemeriksaan pada gerakan sendi aktif ataupun pasif.

2. Diagnosa Keperawatan (Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia)


a. Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan atau cidera jaringan lunak.
b. Resiko hipovolemik b/d perdarahan
c. Perfusi Perifer tidak efektif jaringan b/d edema.
d. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri, pembengkakan, prosedur bedah, imobilisasi.

3. Intervensi Keperawatan (Standart Intervensi Keperawatan Indonesia)


a. Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan atau cidera jaringan lunak.
Intervensi utama
1) Manajemen Nyeri
2) Pemberian Analgesik
Intervensi Pendukung
1) Aromaterapi
2) Dukungan hypnosis diri
3) Dukungan pengungkapan kebutuhan
4) Edukasi efek samping obat
5) Edukasi manajemen nyeri
6) Edukasi proses penyakit
7) Edukasi tekhnik nafas
8) Kompres panas
9) Kompres dingin
10) Konsultasi
11) Latihan pernafasan
12) Manajemen efek samping obat
13) Manajajemen kenyamanan lingkungan
14) Manajemen medikasi
15) Manajemen Sedasi
16) Terapi radiasi
17) Pemantauan nyeri
18) Pemantauan Obat
19) Pemantauan Obat intravena
20) Pemantauan Obat Oral
21) Topical pengaturan posisi
22) Perawatan amputasi
23) Perawatan kenyamanan
24) Tekhnik distraksi
25) Tekhnik Imajinasi terbimbing
26) Terapi Akupresure
27) Terapi Akupuntur
28) Terapi Bantuan hewan
29) Terapi Humor
30) Terapi Murattal
31) Terapi Music
32) Terapi Pemijatan
33) Terapi Relaksasi
34) Terapi Sentuhan
35) Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
b. Resiko hipovolemik b/d perdarahan
Intervensi utama
1) Manajemen hipovolemia
2) Pemantauan cairan
Intervensi pendukung
1) Edukasi manajemen demam
2) Edukasi Nutrisi parenteral
3) Edukasi Pemberian makanan parenteral
4) Perawatan selang drain
5) Identidikasi risiko
6) Insersi intravena
7) Insersi Selang nasogastric
8) Katerisasi urine
9) Manajemen akses vena sentral
10) Manajemen Autotransfusi
11) Manajemen Cairan
12) Manajemen Demam
13) Manajemen Diare
14) Manajemen Elektrolit
15) Manajemen Elekrolit : hypernatremia
16) Manajemen Hipertermi
17) Manajemen Medikasi
18) Manajemen Muntah
19) Manajemen Nutrisi
20) Manajemen Nutrisi parenteral
21) Manajemen Perdarahan
c. perfusi perifer tidak efektif b/d edema.
Intervensi utama
1) Perawatan sirkulasi
2) Manajemen sensasi perifer
Intervensi pendukung
Bantuan berhenti merokok
Edukasi berat badan efektif
Edukasi berhenti merokok
Edukasi Diet
Edukasi Latihan fisik
Edukasi Pengukuran nadi radialis
Edukasi Proses penyakit
Edukasi Tekhnik ambulasi
Insersi intravena
Manajemen asam basacairan
Manajemen Hipovolemik
Manajemen Medikasi
Manajemen Specimen darah
Manajemen Syok
Manajemen Syok anafilaktik
Manajemen Syok Hipovolemik
Manajemen Syok Kardiogenik
Manajemen Syok Neurogenic
Manajemen Syok Obstruktif
Manajemen Syok Septik
Pemantauan cairan
Pemantauan Hasil laboratorium
Pemantauan Tanda vital
Pemantauan Pemberian obat
Pemantauan Obat intravena
Pemantauan Obat oral
d. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri, pembengkakan, prosedur bedah, imobilisasi.
Intervensi utama
1) Dukungan ambulasi
2) Dukungan mobilisasi
Intervensi pendukung
1) Dukungan kepatuhan program pengobatan
2) Dukungan perawatan diri
3) Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
4) Dukungan perawatan diri : Berpakaian
5) Dukungan perawatan diri : Makan/minum
6) Dukungan perawatan diri : Mandi
7) Edukasi Edukasi latihan fisik
8) Edukasi Tekhnik ambulasi
9) Edukasi Tekhnik transfer
10) Konsultasi via telefon
11) Latihan otogenik
12) Manajemen energy
13) Manajemen Lingkungan
14) Manajemen Mood
15) Manajemen Nutrisi
16) Manajemen Nyeri
17) Manajemen Medikasi
18) Manajemen Program latihan
19) Manajemen Sensasi perifer
20) Manajemen Pemantauan neurologis
21) Pemberian obat
22) Pemberian obat Intravena
23) Manajemen Pembidaian
24) Pencegahan jatuh
25) Pencegahan Luka tekan
26) Pengaturan posisi
27) Pengekangan fisik
28) Perawatan kaki
29) Perawatan sirkulasi
30) Perawatan tirah baring
31) Perawatan traksi
32) Tekhnik latihan penguatan otot
33) Tekhnik Penguatan sendi
34) Terapi aktivitas
35) Terapi Pemijatan
36) Terapi Relaksasi otot progresif

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat dalam membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi menuju
kesehatan yang lebih baik yang sesuai dengan intervensi atau rencana keperawatan yang
telah dibuat sebelumnya (Potter, 2015).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan sistemik dan terperinci mengenai kesehatan klien
dengan tujuan yang ditetapkan, evaluasi dilakukan berkesinambungan yang melibatkan
klien dan tenaga medis lainnya. Evaluasi dalam keperawatan yaitu kegiatan untuk menilai
tindakan keperawatan yang telah dipilih untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal
dan mengukur dari proses keperawatan (Potter, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Potter. P.A dan A.G. Perry. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edis 7. Jakarta:
Salemba Medika
SDKI,DPP & PPNI. 2016. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi I. Jakarta : DPP
PPNI
SIKI,DPP & PPNI. 2016. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi I. Jakarta : DPP
PPNI

Anda mungkin juga menyukai