Anda di halaman 1dari 5

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. KAJIAN TEORI

1. PENGERTIAN COVID-19

Virus corona (SARS-CoV-2/COVID-19, sebelumnya disebut 2019-nCoV) adalah jenis


virus penyebab penyakit seperti flu biasa, MERS, SARS, dan penyakit saluran pernapasan
lain yang berpotensi mematikan. Meskipun bisa berakibat serius, langkah-langkah
pencegahan bisa membantu melindungi kesehatan seseorang dari virus corona, baik di
masyarakat, di rumah, dan selama merawat orang yang sedang sakit. Virus ini pertama kali
muncul di Wuhan, salah satu kota di China. Menurut berita yang beredar soal sumber
kemunculan virus ini, mulai dari makanan hingga hewan-hewan unggas. Hal ini
dikarenakan belum adanya informasi jelas soal asal muasal kemunculan virus tersebut.

Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya Penyakit koronavirus 2019


(bahasa Inggris: coronavirus disease 2019, singkatan dari COVID-19) di seluruh dunia.
Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2,
ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11
Maret 2020 Hingga 17 September 2020, lebih dari 29.864.555 orang kasus telah dilaporkan
lebih dari 210 negara dan wilayah seluruh dunia, mengakibatkan lebih dari 940.651 orang
meninggal dunia dan lebih dari 20.317.519 orang sembuh.

Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui percikan


pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga dapat dihasilkan dari
bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat menyentuh
permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah seseorang Penyakit
COVID-19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki gejala, meskipun
penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul Periode waktu antara paparan
virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga
empat belas hari. Gejala umum di antaranya demam, batuk, dan sesak napas. Komplikasi
dapat berupa pneumonia dan penyakit pernapasan akut berat. Tidak ada vaksin atau
pengobatan antivirus khusus untuk penyakit ini. Pengobatan primer yang diberikan berupa
terapi simtomatik dan suportif. Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan di
antaranya mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang lain, serta
pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang mencurigai bahwa mereka terinfeksi.

2. PEMBELAJARAN JARAK JAUH

Dengan adanya virus covid-19 ini membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari
yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam keadaan seperti ini pun
guru masih tetap harus melaksanakan kewajibanya sebagai pengajar, dimana guru harus
memastikan siswa dapat memperoleh informasi / ilmu pengetahuan untuk diberikan kepada
siswa.
Pembelajaran jarak jauh atau daring ini dimulai pada tanggal 16 maret 2020, dimana
anak mulai belajar dari rumahnya masing-masing tanpa perlu pergi kesekolah. Berbicara
mengenai pembelajaran jarak jauh atau daring maka pentingnya penguasaan ilmu teknologi
bagi seorang guru agar pembelajaran jarak jauh tetap berjalan dengan efektf disaat pandemi
seperti ini. Guru harus melakukan inovasi dalam pembelajaran diantaranya dengan
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Semenjak pembelajaran diberlakukan
dirumah, sebagian guru melakukan pembelajaran lewat media online seperti Whatsapp,
google meet, google form, dll.

Hambatan yang ditemukan saat dilakukannya daring diantaranya seperti belum merata
nya internet dan teknologi, fasilitas seperti laptop dan handphone yang belum memadai,
kemudian, pemberian tugas dalam waktu yang lama juga akan sulit dilakukan, menimbang
akan berdampak negatif ada kesehatan mata anak. Khususnya membantu masyarakat yang
memiliki keterbatasan pada akses internet, secara ekonomi maupun lokasi rumah. "Belajar
dari TV seru, tapi kadang suka kurang ngerti apa yang lagi dijelasin." Imbuh seorang siswa
SD yang mengikuti program belajar lewat stasiun TVRI.

Point penting yang juga ditekankan perihal penilaian yang di berikan guru kepada
siswa, menegaskan disuatu pandemi sekarang penilaian harus diberikan guru lebih
mengarah kepersoalan kualitas, bukan kuantitas. Jadi tugas-tugas itu tidak bisa dinilai
seperti biasa, tapi harus lebih banyak bersifat kearah kualitatif, dan guru juga harus bisa
memberikan motivasi. Pada pandemi covid-19 ini telah memberikan kita begitu banyak
pelajaran, tidak hanya tentang upaya memutuskan rantai penularannya, tapi juga bagaimana
anak-anak kita tetap belajar dan bagaimana sekolah-sekolah bereaksi memanfaatkan
teknologi dalam proses belajar mengajar.

3. PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD KELAS RENDAH

Matematika merupakan alat untuk  memberikan cara berpikir, menyusun pemikiran


yangjelas, tepat, dan teliti. Hudojo (2005) menyatakan, matematika sebagai suatu obyek
abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang mereka
oleh Piaget, diklasifikasikan masih dalam tahap operasi konkret. Siswa SD belum mampu
untuk berpikir formal maka dalam pembelajaran matematika sangat diharapkan bagi para
pendidik mengaitkan proses belajar mengajar di SD dengan benda konkret.

Heruman (2008) menyatakan dalam pembelajaran matematika SD, diharapkan terjadi


reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara
penyelesaian  secara informal dalam pembelajaran di kelas. Selanjut Heruman
menambahkan bahwa dalam pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara
pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Sehingga
diharapkan pembelajaran yang terjadi merupakan pembelajaran menjadi lebih bermakna
(meaningful), siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu (learning to know
about), tetapi juga belajar melakukan (learning to do), belajar menjiwai (learning to be),
dan belajar bagaimana seharusnya belajar (learning to learn), serta bagaimana bersosialisasi
dengan sesama teman (learning to live together).
Siswa Sekolah Dasar (SD) berada pada umur  yang berkisar antara usia 7 hingga 12
tahun, pada tahap ini siswa masih berpikir pada fase operasional konkret. Kemampuan
yang tampak dalam fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk
mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek  yang bersifat
konkret (Heruman, 2008). Siswa SD masih terikat dengan objek yang ditangkap dengan
pancaindra, sehingga sangat diharapkan dalam pembelajaran matematika yang bersifat
abstrak, peserta didik lebih banyak menggunakan media sebagai alat bantu, dan
penggunaan alat peraga. Karena dengan penggunaan alat peraga dapat memperjelas apa
yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa lebih cepat memahaminya. Pembelajaran
matematika di SD tidak terlepas dari dua hal yaitu hakikat matematika itu sendiri dan
hakikat dari anak didik di SD. Suwangsih dan Tiurlina (2006) menyatakan ciri-ciri
pembelajaran matematika SD yaitu :

a. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral

Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan di


mana pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu mengaitkan atau
menghubungkan dengan topik sebelumnya, topik sebelumnya merupakan prasyarat
untuk topik baru, topik baru merupakan pendalaman dan perluasan dari topik
sebelumnya. Konsep  yang diberikan dimulai dengan benda-benda konkret kemudian
konsep itu diajarkan kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abstrak dengan
menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam matematika.

b. Pembelajaran matematika bertahan.

Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari konsep-
konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit, selain pembelajaran
matematika dimuali dari yang konkret, ke semi konkret, dan akhirnya kepada konsep
abstrak.

c. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif

Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap perkembangan


siswa maka pada pembelajaran matematika di SD digunakan pendekatan induktif.

d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya pertentangan


antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap
benar jika didasarkan kepada pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah diterima
kebenarannya. Meskipun di SD pembelajaran matematika dilakukan dengan cara
induktif tetapi pada jenjang selanjutnya generalisasi suatu konsep harus secara deduktif.

e. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna

Pembelajaran matematika secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi


pelajaran yang mengutamakan pengertian dari pada hafalan. Dalam belajar bermakna
aturan-aturan, dalil-dalil tidak diberikan dalam bentuk jadi, tetapi sebaliknya aturan-
aturan, dalil-dalil ditemukan oleh siswa melalui contoh-contoh secara induktif di SD,
kemudian dibuktikan secara deduktif pada jenjang selanjutnya.

B. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Uraian Permasalahan

Permasalahan yang terjadi pada siswa SD Kelas Rendah yaitu kurangnya fasilitas yang
diberikan orangtua kepada anaknya dalam melakukan pembelajaran jarak jauh dikarenakan
ekonomi yang tidak mendukung sehingga membuat anak kesulitan untuk memahami
pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Ketersediaan kuota yang
membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi
kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi
melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran
dalam menyediakan jaringan internet.

Selain itu, Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa
yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, Kalau pun ada yang menggunakan
jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil. Hal ini juga menjadi permasalahan
yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang
optimal pelaksanaannya.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini kami ambil sendiri yaitu, dari siswa SD Kelas Rendah serta
orangtua siswa

3. Assessment Data

Pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengobservasi secara langsung, serta
mewawancarai salah satu orangtua siswa. Isi wawancara tersebut berupa pertanyaan-
pertanyaan yang terjadi pada permasalahan siswa pada proses pembelajaran jarak jauh di
era pandemic covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

http://asrulkarimpgsd.blogspot.com/2013/09/pembelajaran-matematika-di-sekolah.html

https://yoursay.suara.com/news/2020/07/20/175556/pembelajaran-daring-pada-masa-
pandemi

https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19

https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/

Anda mungkin juga menyukai