Anda di halaman 1dari 42

OSTEOARTRITIS

DOSEN PENGAMPU :
Ns. Rahmat H. Djalil, S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Devi Enjelin


NIRM : 1801066
Kelas : V A Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatu


Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan petunjuknya. Makalah yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata
Keperawatan Medikal Bedah III dengan judul “Osteoartritis ” ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah ini disusun dengan mengambil materi dari akses internet seperti yang
tercantum dalam daftar pustaka. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. Harapan penulis semoga saja
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Aamiin Ya Rabbal’alamin

Manado, 18 November 2020


Penulis

UTS KMB III Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... 1


DAFTAR ISI ......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 4
BAB II TINJAUN PUSTAKA ............................................................. 5
2.1 Pengerian ......................................................................................... 5
2.2 Etiologi ............................................................................................. 5
2.3 Patofisiologi ...................................................................................... 6
2.4 Manifestasi Klinis ............................................................................. 6
2.5 Penatalaksanaan ................................................................................ 7
2.6 Pemeriksaan Penunjang .................................................................... 9
2.7 Komplikasi ....................................................................................... 10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORI ................................. 11
3.1 Pengkajian ........................................................................................ 11
3.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 11
3.3 Intervensi .......................................................................................... 12
3.4 Evaluasi ............................................................................................ 13
3.5 Pathway ............................................................................................ 15
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN ............................................... 16
4.1 Pengkajian ........................................................................................ 16
4.2 Analisa Data ..................................................................................... 31
4.3 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 32
4.4 Intervensi Keperawatan .................................................................... 33
4.5 Implementasi .................................................................................... 37
4.6 Evaluasi ............................................................................................ 38
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................... 39
BAB VI PENUTUP ............................................................................... 40
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 40
6.2 Saran ................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 41

UTS KMB III Page 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteoarthritis (OA) merupakan gangguan dari persendian diatrodial yang dicirikan
oleh fragmentasi dan terbelah-belahnya kertilago persendian. Lesi permukaan itu disusul
oleh proses pemusnahan kartilago secara progresif. Melalui sela-sela yang timbul akibat
proses degenerasi fibrilar pada kartilago, cairan synovial dipenetrasikan ke dalam tulang
dibawah lapisan kartilago, yang akan menghasilkan kista-kista. Kartilago yang sudah
hancur mengakibatkan sela persendian menjadi sempit. Bereaksi terhadap lesi kartilago
dengan pembentukan tulang baru (osteofit) yang menonjol ke tepi persendian (Reeves,
dkk, 2001).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 hasil dari wawancara pada usia
≥ 15 tahun rata-rata prevalensi penyakit sendi/rematik sebesar 24,7%. Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi dengan prevalensi OA tertinggi yaitu sekitar
33,1% dan provinsi dangan prevalensi terendah adalah Riau yaitu sekitar 9% sedangkan
di Jawa Timur angka 2 prevalensinya cukup tinggi yaitu sekitar 27% (Riskesdas, 2013).
56, 7% pasien di poliklinik Reumatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
didiagnosis menderita osteoartritis (Soenarto, 2010). Osteoarthritis paling banyak terjadi
pada individu dengan usia 45 tahun ke atas (Anonim, 2011).
Tanda dan gejala yang dijumpai pada kondisi osteoarthritis berupa antara lain nyeri,
kaku sendi, krepitasi, sparme otot, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), dan
penurunan kekuatan otot. Osteoarthritis juga dapat menimbulkan gangguan fungsional
seperti kesulitan berjalan jarak jauh, sulit berdiri dari posisi jongkok, naik turun tangga,
dan juga menyebabkan participation restriction terganggu (Kuntono, 2005).
Peran perawat pada pasien dengan osteoartrithis mampu membuat asuhan
keperawatan secara teori ( pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi
dan evaluasi ), tinjuan kasus dan pembahasan kasus.
1.2 Rumusan Masalah
1) Menjelaskan Isi Tinjauan Pustaka
2) Menjelaskan Asuhan Keperawatan Teori
3) Menjelaskan Asuhan Keperawatan
4) Menjelaskan Pembahasan Antara Kasus Dan Askep Teori

UTS KMB III Page 3


1.3 Tujuan
1) Mengetahui Isi Tinjauan Pustaka
2) Mengetahui Asuhan Keperawatan Teori
3) Mengetahui Asuhan Keperawatan
4) Mengetahui Pembahasan Antara Kasus Dan Askep Teori

UTS KMB III Page 4


BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Osteorathritis merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan
kerussakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling
sering terkena OA (Sudoyo Aru dkk, 2009 dalam Nurarif dkk, 2015)
2.2 Etiologi
Faktor predisposisi terjadinya osteoartritis dipengaruhi oleh :
1. Umur
Umumnya ditemukan pada usia lanjut (di atas 50 tahun), oleh karena pada
orang lanjut usia pembentukan kondrotin sulfat yang merupakan substansi dasar
tulang rawan berkurang dan dapat terjadi fibrosis tulang rawan (Rasjad C,
2015).
2. Jenis kelamin
Kelainan ini dapat ditemukan baik pada pria maupun wanita dimana
osteoartritis primer lebih banyak ditemukan pada wanita pasca menopause
sedangkan osteoartritis sekunder lebih banyak ditemukan pada laki-laki (Rasjad
C, 2015).
3. Ras
Lebih sering pada orang Asia khususnya Cina, Eropah dan Amerika daripada
kulit hitam (Rasjad C, 2015).
4. Faktor keturunan
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu
dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-
anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu
dan anak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
5. Faktor metabolik
Pasien obesitas, hipertensi, hiperurisemi dan diabetes lebih rentan terhadap
osteoartritis (Rasjad C, 2015).
6. Cuaca atau iklim
Gejala lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab
(Rasjad C, 2015).

UTS KMB III Page 5


7. Diet
Salah satu tipe osteoartritis yang bersifat umum di Siberia yang disebut
penyakit Kashin-Beck yang mungkin disebabkan oleh karena menelan zat toksin
yang disebut fusaria (Rasjad C, 2015).
2.3 Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi
mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru
pada bagian tepi sendi.Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan
kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga
diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit
sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena
adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna
vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal
ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan
ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan
degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera
sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan
menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga
menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang
pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang
menjadi tebal dan terjadi penyempitan ronggasendi yang menyebabkan nyeri, kaki
kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.
2.4 Manifestasi Klinis
Osteoartritis biasanya mengenai satu atau beberapa sendi. Gejala-gejala klinis yang
ditemuka berhubungan dengan fase inflamasi sinovial, penggunaan sendi serta
inflamasi dan degenerasi yang terjadi sekitar sendi (Rasjad C, 2015).
1. Nyeri
Nyeri terutama pada sendi-sendi yang menanggung beban tubuh seperti pada
sendi panggul dan lutut. Nyeri ini terutama nila sendi digerakkan dan pada waktu
berjalan. Nyeri yang terjadi berhubungan dengan :
a) Inflamsi yang luas
b) Kontraktur kapsul sendi

UTS KMB III Page 6


c) Peningkatan tekanan intraartikuler akibat kongesti vaskuler
d) Nyeri berkurang setelah dilakukan aspirasi yang mengurangi tekanan intra-
artikuler.
Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri yang terjadi dengan luasnya
kerusakan pada pemeriksaan radiologis (Rasjad C, 2015).
2. Kekakuan
Kekakuan terutama terjadi oleh karena adanya lapisan yang terbentuk dari
bahan elastic akibat pergeseran sendi atau oleh adanya cairan yang viskosa.
Keluhan yang dikemukakan berupa kesukaran untuk bergerak setelah duduk.
Kekakuan pada sendi besar atau pada jari tangan menyebabkan gangguan pada
aktivitas sehari-hari pasien (Rasjad C, 2015).
3. Pembengkakan
Pembengkakan terutama pada lutut dan siku. Pembengkakan dapat disebabkan
oleh cairan dalam sendi pada stadium akut atau oleh pembengkakan pada tulang
yang disebut osteofit. Juga dapat terjadi oleh karena adanya pembengkakan dan
penebalan pada sinovia yang berupa kista (Rasjad C, 2015).
4. Gangguan pergerakan
Gangguan pergerakan pada sendi disebabkan oleh adanya fibrosis pada kapsul,
osteofit atau iregularitas permukaan sendi. Pada pergerakan sendi dapat
ditemukan atau didengar adanya krepitasi (Rasjad C, 2015).
5. Deformitas
Deformitas sendi yang ditemukan akibat kontraktur kapsul serta instabilitas
sendi karena kerusakan pada tulang dan tulang rawan (Rasjad C, 2015).
6. Nodus Heberden dan Bouchard
Nodus Heberden ditemukan pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal,
sedangkan nodus Bouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal tangan
terutama pada wanita dengan osteoartritis primer. Nodus Heberden kadang-
kadang tanpa disertai rasa nyeri tapi sering ditemuka parastesia dan kekakuan
sendi jari-jari tangan pada stadium lanjut disertai dengan deviasi jari ke lateral
(Rasjad C, 2015).
2.5 Penatalaksanaan
Pengelolaan pasien dengan osteoarthritis (OA) bertujuan untuk untuk
menghilangkan keluhan, mengoptimalkan fungsi sendi, mengurangi ketergantungan
dan meningkatkan kualitas hidup, menghambat progresivitas penyakit dan mencegah
komplikasi.

UTS KMB III Page 7


1. Edukasi
Sangat penting bagi semua pasien OA diberikan edukasi yang tepat. Dua hal
yang menjadi tujuan edukasi adalah bagaimana mengatasi nyeri dan disabilitas.
Pemberian edukasi (KIE) pada pasien ini sangat penting karena dengan edukasi
diharapkan pengetahuan pasien mengenai penyakit OA menjadi meningkat dan
pengobatan menjadi lebih mudah serta dapat diajak bersama-sama untuk
mencegah kerusakan organ sendi lebih lanjut. Edukasi yang diberikan pada
pasien ini yaitu memberikan pengertian bahwa OA adalah penyakit yang kronik,
sehingga perlu dipahami bahwa mungkin dalam derajat tertentu akan tetap ada
rasa nyeri, kaku dan keterbatasan gerak serta fungsi. Selain itu juga diberikan
pemahaman bahwa hal tersebut perlu dipahami dan disadari sebagai bagian dari
realitas kehidupannya. Agar rasa nyeri dapat berkurang, maka pasien sedianya
mengurangi aktivitas atau pekerjaannya sehingga tidak terlalu banyak
menggunakan sendi lutut dan lebih banyak beristirahat. Pasien juga disarankan
untuk kontrol kembali sehingga dapat diketahui apakah penyakitnya sudah
membaik atau ternyata ada efek samping akibat obat yang diberikan.
2. Terapi fisik
Terapi fisik bertujuan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat
dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit. Pada pasien OA
dianjurkan untuk berolah raga tapi olah raga yang memperberat sendi sebaiknya
dihindari seperti lari atau joging. Hal ini dikarenakan dapat menambah inflamasi,
meningkatkan tekanan intraartikular bila ada efusi sendi dan bahkan bisa dapat
menyebabkan robekan kapsul sendi. Untuk mencegah risiko terjadinya kecacatan
pada sendi, sebaiknya dilakukan olah raga peregangan otot seperti m. Quadrisep
femoris, dengan peregangan dapat membantu dalam peningkatan fungsi sendi
secara keseluruhan dan mengurangi nyeri. Pada pasien OA disarankan untuk
senam aerobic low impact atau intensitas rendah tanpa membebani tubuh selama
30 menit sehari tiga kali seminggu. Hal ini bisa dilakukan dengan olahraga naik
sepeda atau dengan melakukan senam lantai. Senam lantai bisa dilakukan dimana
pasien mengambil posisi terlentang sambil meregangkan lututnya, dengan cara
mengangkat kaki dan secara perlahan menekuk dan meluruskan lututnya.
3. Diet
Diet bertujuan untuk menurunkan berat badan pada pasien OA yang gemuk.
Hal ini sebaiknya menjadi program utama pengobatan OA. Penurunan berat
badan seringkali dapat mengurangi keluhan dan peradangan. Selain itu obesitas

UTS KMB III Page 8


juga dapat meningkatkan risiko progresifitas dari OA. Pada pasien OA disarankan
untuk mengurangi berat badan dengan mengatur diet rendah kalori sampai
mungkin mendekati berat badan ideal. Dimana prinsipnya adalah mengurangi
kalori yang masuk dibawah energi yang dibutuhkan. Penurunan energi intake
yang aman dianjurkan pemberian defisit energi antara 500-1000 kalori perhari,
sehingga diharapkan akan terjadi pembakaran lemak tubuh dan penurunan berat
badan 0,5 – 1 kg per minggu. Biasanya intake energi diberikan 1200-1300 kal per
hari, dan paling rendah 800 kal per hari. Formula yang dapat digunakan untuk
kebutuhan energi berdasarkan berat badan adalah 22 kal/kgBB aktual/hari,
dengan cara ini didapatkan defisit energi 1000 kal/hari. Pada pasien di anjurkan
untuk diet 1200 kal perhari agar mencapai BB idealnya yakni setidaknya
mencapai 55 kg. Contoh komposisi makanan yang kami anjurkan adalah dalam
sehari pasien bisa memasak 1 gelas beras (550 kal), 4 potong tempe sedang (150
kal), 1 buah telur (100 kal), 2 potong ayam sedang (300 kal) dan 1 ikat sayuran
kangkung (75 kal).
4. Terapi Farmakologis
Pada pasien OA biasanya bersifat simptomatis. Untuk membantu mengurangi
keluhan nyeri pada pasien OA, biasanya digunakan analgetika atau Obat Anti
Inflamasi Non Steroid (OAINS). Untuk nyeri yang ringan maka asetaminophen
tidak lebih dari 4 gram per hari merupakan pilihan pertama. Untuk nyeri sedang
sampai berat, atau ada inflamasi, maka OAINS yang selektif COX-2 merupakan
pilihan pertama, kecuali jika pasien mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya
hipertensi dan penyakit ginjal. OAINS yang COX-2 non-selektif juga bisa
diberikan asalkan ada perhatian khusus untuk terjadinya komplikasi
gastrointestinal dan jika ada risiko ini maka harus dikombinasi dengan inhibitor
pompa proton atau misoprostol. Injeksi kortikosteroid intraartikuler bisa
diberikan terutama pada pasien yang tidak ada perbaikan setelah pemberian
asetaminophe dan OAINS. Tramadol bisa diberikan tersendiri atau dengan
kombinasi dengan analgetik.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiografi
Pada pasien OA, dilakukannya pemeriksaan radiografi pada sendi yang
terkena sudah cukup untuk memberikan suatu gambaran diagnostik. Gambaran
Radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah :
a) Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian

UTS KMB III Page 9


b) yang menanggung beban seperti lutut).
c) Peningkatan densitas tulang subkondral (sklerosis).
d) Kista pada tulang
e) Osteofit pada pinggir sendi
f) Perubahan struktur anatomi sendi
Berdasarkan temuan-temuan radiografis diatas, maka OA dapat diberikan
suatu derajat. Kriteria OA berdasarkan temuan radiografis dikenal sebagai kriteria
Kellgren dan Lawrence yang membagi OA dimulai dari tingkat ringan hingga
tingkat berat. Perlu diingat bahwa pada awal penyakit, gambaran radiografis sendi
masih terlihat normal.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan yaitu darah tepi (hemoglobin,
leukosit, laju endap darah) dalam batas-batas normal.
3. Pemeriksaan Imunologi
Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor rheumatoid dan komplemen) juga
normal. Pada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan penurunan
viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan sel peradangan
(<8000/m) dan peningkatan protein.
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat osteoarthritis dapat terjadi apabila penyakit
ini tidak ditangani dengan serius. Terdapat dua macam komplikasi yaitu :
1. Komplikasi akut berupa, osteonekrosis, Ruptur Baker Cyst, Bursitis.
2. Komplikasi kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan, yang terparah ialah
terjadi kelumpuhan.

UTS KMB III Page 10


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

3.1 Pengkajian
Sumber data pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan osteoartritis meliputi :
1. Biodata Pasien dan Penanggung Jawab
2. Riwayat keperawatan.
3. Dalam pengkajian riwayat keperawatan, perawat perlu mengidentifikasi adanya :
a) Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian bawah),
b) leher dan pinggang
c) Berat badan menurun
d) Biasanya di atas 45 tahun
e) Jenis kelamin sering pada wanita
f) Pola latihan dan aktivitas
g) Keadaan nutrisi (mis, kurang vitamin D dan C, serta kalsium)
h) Merokok, mengonsumsi alkohol dan kafein
i) Adanya penyakit endokrin: diabetes mellitus, hipertiroid, hiperparatiroid,
Sindrom Cushing, akromegali, Hipogonadisme.
4. Pemeriksaan fisik :
Lakukan penekanan pada tulang punggung terdapat nyeri tekan atau nyeri
pergerakan
a) Periksa mobilitas pasien
b) Amati posisi pasien yang nampak membungkuk
5. Riwayat Psikososial.
Penyakit ini sering terjadi pada wanita. Biasanya sering timbul kecemasan,
takut melakukan aktivitas, dan perubahan konsep diri. Perawat perlu mengkaji
masalah-masalah psikologis yang timbul akibat proses ketuaan dan efek penyakit
yang menyertainya.
3.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan untuk klien osteoartritis
sebagai berikut :
1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan proses penyakit.
2. Gangguan konsep diri perubahan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan
dengan proses penyakit.
3. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot

UTS KMB III Page 11


4. Risiko terhadap cedera fraktur, yang berhubungan dengan tulang osteoartritis.
5. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoartritis dan program terapi.
3.3 Intervensi
Intervensi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan diagnosis yang ditemukan,
meliputi :
1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan proses penyakit
Intervensi :
a) Gunakan matras dengan tempat tidur papan untuk membantu memperbaiki
posisi tulang belakang
b) Bantu pasien menggunakan alat bantu walker atau tongkat
c) Bantu dan anjarkan latihan ROM setiap 4 jam untuk meningkatkan fungsi
persendian dan mencegah kontraktur
d) Anjurkan menggunakan brace punggung atau korset, pasien perlu dilatih
menggunakannya dan jelas tujuannya
e) Kolaborasi dalam pemberian analgetik, ekstrogen, kalsium, dan vitamin D
f) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam program diet tinggi kalsium serta vitamin C
dan D
g) Kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam memantau kadar kalsium
2. Gangguan konsep diri perubahan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan
dengan proses penyakit
Intervensi :
a) Bantu pasien mengekspresikan perasaan dan dengarkan dengan penuh
perhatian. Perhatian sungguh-sungguh dapat meyakinkan pasien bahwa
perawat bersedia membantu mengatasi masalahnya dan akan tercipta
hubungan yang harmonis sehingga timbul koordinasi
b) Klasifikasi jika terjadi kesalahpahaman tentang proses penyakit dan
pengobatan yang telah diberikan. Klasifikasi ini dapat meningkatkan
koordinasi pasien selama perawatan
c) Bantu pasien mengidentifikasi pengalaman masa lalu yang menimbulkan
kesuksesan atau kebanggan saat itu. Ini dapat membantu upaya mengenal diri
kembali
d) Identifikasi bersama pasien tentang alternative pemecahan masalah yang
positif. Hal ini akan mengembalikan rasa percaya diri
e) Bantu untuk meningkatkan komunikasi dengan keluarga dan teman.

UTS KMB III Page 12


3. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot
Intervensi :
a) Anjurkan istirahat di tempat tidur dengan posisi telentang atau miring
b) Atur posisi lutut fleksi, meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot
c) Kompres hangat intermiten dan pijat pungung dapat memperbaiki otot
d) Anjurkan posisi tubuh yang baik dan ajarkan mekanika tubuh
e) Gunakan korset atau brace punggung, saat pasien turun dari tempat tidur
f) Kolaborasi dalam pemberian analgesik untuk mengurangi rasa nyeri
4. Risiko terhadap cedera fraktur, yang berhubungan dengan tulang osteoartritis.
Intervensi :
a) Anjurkan untuk melakukan aktivitas fisik untuk memperkuat otot, mencegah
atrofi, dan memperlambat demineralisasi tulang progresif
b) Latihan isometrik dapat digunakan untuk memperkuat otot batang tubuh
c) Anjurkan pasien untuk berjalan, mekanika tubuh yang baik, dan postur tubuh
yang baik
d) Hindari aktivitas membungkuk mendadak, melengok, dan mengangkat beban
lama.
e) Lakukan aktivitas di luar ruangan dan dibawah sinar matahari untuk
memperbaiki kemampuan tubuh menghasilkan vitamin D.
5. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoartritis dan program terapi
Intervensi :
a) Jelaskan pentingnya diet yang tepat, latihan, dan aktivitas fisik yang sesuai,
serta istirahat yang cukup
b) Jelaskan penggunaan obat serta efek samping obat yang diberikan secara
detail
c) Jelaskan pentingnya lingkungan yang aman. Misalnya, lantai tidak licin,
tangga menggunakan pegangan untuk menghindari jatuh
d) Anjurkan mengurangi kafein, alcohol, dan merokok
e) Jelaskan pentingnya perawatan lanjutan
3.4 Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan :
1. Aktivitas dan mobilitas fisik terpenuhi
a) Melakukan ROM secara teratur
b) Menggunakan alat bantu saat aktivitas
c) Menggunakan brace atau korset saat aktivitas

UTS KMB III Page 13


2) Koping pasien positif
a) Mengekspresikan perasaan
b) Memilih alternatif pemecah masalah
c) Meningkatkan komunikasi
3) Mendapatkan peredaan nyeri
a) Mengalami redanya nyeri saat beristirahat
b) Mengalami ketidaknyamanan minimal selama aktivitas kehidupan sehari-hari
c) Menunjukkan berkurangnya nyeri tekan pada tempat fraktur
4) Tidak mengalami fraktur baru
a) Mempertahankan postur yang bagus
b) Mempegunakan mekanika tubuh yang baik
c) Mengkonsumsi diet seimbang tinggi kalsium dan vitamin D.
d) Rajin menjalankan latihan pembedahan berat badan (berjalan-jalan setiap hari)
e) Istirahat dengan berbaring beberapa kali sehari
f) Berpartisipasi dalam aktivitas di luar rumah
g) Menciptakan lingkungan rumah yang aman
h) Menerima bantuan dan supervisi sesuai kebutuhan.
6) Mendapatkan pengetahuan mengenai oesteoartritis. dan program penanganannya.
a) Menyebutkan hubungan asupan kalsium dan
latihan terhadap massa tulang
b) Mengkonsumsi kalsium diet dalam jumlah yang
mencukupi
c) Meningkatkan tingkat latihan
d) Gunakan terapi hormon yang diresepkan.

UTS KMB III Page 14


3.5 Pathway

Trauma
Proses Penuaan Intrinsik
Ekstrinsik
Perubahan
Pemecahan
Komponen sendi
kondrosit
Kolagen
Progteogtikasi Perubahan
Jaringan sub metabolisme sendi
Proses penyakit kondrial
degeneratif
yang panjang

MK: Pengeluaran
Kerusakan enzim lisosom
Penatalaksanaan
lingkungan
Kerusakan
Kurang matrik kartilago
kemampuan
mengingat
Kesalahan Penebalan Perubahan
interpretasi tulang sendi fungsi sendi

Penyempitan Deformitas
MK: Kurang rongga sendi sendi
pengetahuan Kontraktur
Penurunan MK: Kerusakan
Kekuatan mobilytas fisik
nyeri

MK: Gangguan Hipertrofi


MK: Kurang CiPerubahan
perawatan diri metabolisme
sendi
tra tubuh
Distensi Cairan

MK: Nyeri akut

UTS KMB III Page 15


BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 PENGKAJIAN

Hari/tanggal : Selasa,3 Juli 2018

Jam : 10.00 WIB

Tempat : Ruang Kirana RS. Tk.III dr.Soetarto Yogyakarta

Oleh : Herry Purwanto

Sumber data : Pasien, keluarga pasien dan status rekam medis pasien

Metode : wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi

dokumentasi

A. Hasil Studi Kasus

1. Identitas a.

Pasien

1. Nama Pasien : Ny.E

2. Tempat/ Tanggal lahir : Magetan, 22 Mei 1966

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : SLTA

6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

7. Status Perkawinan : Kawin

8. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

UTS KMB III Page 16


9. Alamat : Klitren Lor GK III No.479

Yogyakarta

10. Diagnosa Medis : 0steoartritis Genu Dextra

11. No. RM : 013634

12. Tanggal masuk RS: 3 Juli 2018

b. Penanggung Jawab / Keluarga

1. Nama : Bp. S

2. Umur : 52 Tahun

3. Pendidikan : SLTA

4. Pekerjaan : Buruh Pabrik

5. Alamat : Klitren Lor GK III No.479 Yogyakarta

6. Hubungan dengan Pasien: Suami

7. Status Perkawinan : Kawin

c. Riwayat Kesehatan

1. Kesehatan Pasien

1) Keluhan utama saat pengkajian

Pasien mengatakan lutut kanan nyeri, kemeng-kemeng,

sakit,kalau ditekuk tidak bisa, kaku dan terasa sakit sekali.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

a) Alasan masuk RS :

Pasien mengatakan lutut kanan nyeri, kemeng-kemeng,

sakit,kalau ditekuk tidak bisa sudah 1 minggunan, pada hari

UTS KMB III Page 17


Senin, 2 Juli 2018 pasien terpeleset jatuh dan saat itu lutut

kanan merasakan sakit yang luar biasa.

Kemudian pada hari Selasa, 3 Juli 2018 dibawa ke

Puskesmas Danurejan diperiksa Dokter dan selanjutnya

diberi rujukan ke RS. Dr. Soetarto ( DKT ) lalu opname.

b) Riwayat Kesehatan Pasien ;

Pasien mengatakan sudah 1 minggunan lutut kanan nyeri,

kemeng-kemeng, sakit untuk berjalan.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

a) Pasien mengatakan pernah operasi amandel tahun 2004

b) Pasien punya riwayat hipertensi, setiap bulan konrol di

Puskesmas Danurejan , Yogyakarta.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

a) Genogram

Keterangan gambar :

: laki – laki yang meninggal

: perempuan yang meninggal

: laki- laki

: perempuan

: dalam satu rumah

UTS KMB III Page 18


b) Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Pasien mengatakan pernah operasi amandel tahun

2004

2) Pasien punya riwayat hipertensi

d.Kesehatan Fungsional

1. Aspek Fisik – Biologis

a. Nutrisi

Sebelum Sakit : Pasien mengatakan makan normal 3x1

sehari, minum sehari 1-2 liter.

Selama Sakit : Pasien mengatakan makan normal 3x1

sehari, minum sehari 0-1 liter.

b. Pola Eliminasi

Sebelum Sakit : Pasien mengatakan BAB normal 1

sehari, BAK normal tidak ada masalah.

Selama Sakit : Pasien mengatakan BAB terganggu

dengan sakit di lutut kanan, BAK lancar tapi harus

memakai kursi roda untuk ke kamar kecil.

c. Pola Aktivitas

1. Sebelum Sakit

(1) Kesehatan aktivitas sehari-hari

Pasien mengatakan melakukan aktifitas sehari-hari

secara mandiri.

UTS KMB III Page 19


(2) Kesehatan pernafasan

➢ Bentuk dada normal

➢ Pergerakan dada simetris

➢ Pasien mengatakan tidak ada keluhan

(3) Keadaan Kardioviskular : Pasien mengatakan

tidak ada keluhan.

a) Selama Sakit

(1) Keadaan aktivitas sehari-sehari

Pasien mengatakan untuk aktivitas

berjalan / gerak dibantu keluarga dalam

memakai kursi roda.

(2) Keadaan pernafasan

Bentuk dada normal, pergerakan dada

simetris.

(3) Keadaan kardiovaskuler

Letak jantung normal

(4) Skala ketergantungan.

UTS KMB III Page 20


Tabel 1 Penilaian Status Fungsional ( Barthel Index)

Pasien Ny.E di Ruang Kirana di Rumah Sakit dr.Soetarto tanggal 3 Juli


2018

No Fungsi Skor Uraian Nilai Skor


Hari Hari Hari 3
1 2
1 Mengendalikan 0 Terkendali / tak
rangsang defekasi teratur perlu
( BAB ) pencahar
1 Kadang-kadang tak 1 1
terkendali
2 Mandiri
2 Mengendalikan 0 Tak
rangsang Berkemih terkendali/pakai
(BAK) kateter
1 Kadang-kadang tak 1 1 1
terkendali(1x24jam)
2 Mandiri
3 Membersihkan diri ( 0 Butuh pertolongan
cuci muka,sisir oranglain
rambut,sikat
1 Mandiri 1 1 1
4 Penggunaan 0 Tergantung
jamban,masuk Dan pertolongan
keluar oranglain
(melepaskan,memakai
celana dalam,
membersihkan Dan
menyiram)
1 Perlu pertolongan 1 1
pada beberapa
kegiatan tetapi dapat
mengerjakan sendiri
kegiatan yang lain

UTS KMB III Page 21


No Fungsi Skor Uraian Nilai No Fungsi
Skor
Hari Hari Hari 3
1 2
2 Mandiri
5 Makan 0 Tidak mampu

1 Perlu ditolong 1
memotong makanan
2 Mandiri 2 2
6 Berrubah sikap dari 0 Tidak mampu
berbaring keduduk
1 Perlu banyak 1 1
bantuan untuk bisa
duduk (>2 orang)
2 Bantuan ( 2 orang) 2
3 Mandiri
7 Berpindah/ berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) 1 1
dengan kursi roda
2 Berjalan dengan 2
bantuan 1 orang
3 Mandiri
Tidak mampu
8 Memakai baju 0 Tidak mampu
1 Sebagian 1 1 1
dibantu(misal
mengancingkan
baju)
2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan 0
2 Mandiri 1 1
10 Mandi 0 Tergantung
oranglain
1 Mandiri 1 1 1
Total skor 7 11 13
Tingkat
Ketergantungan
Paraf & nama Herry Purwanto
Perawat
Keterangan :

0-4 : Ketergantungan total 12-19 : Ketergantungan ringan


5-8 : Ketergantungan berat 20 : Mandiri
9-11 : Ketergantungan sedang

UTS KMB III Page 22


(5) Tabel Pengkajian Resiko Jauh

Tabel 2 Pengkajian Resiko Jatuh

Pasien Ny.E di Ruang Kirana di Rumah Sakit dr.Soetarto tanggal 3 Juli 2018

N Resiko Skala Skoring 1 Skoring 2 Skoring


3
o Tgl tgl
tgl
3/7/2018 4/7/2018
5/7/201
8
1 Riwayat jatuh, yang baru atau Tidak 0
dalam 3 bulan terakhir
Ya 25 25 25 25
2 Diagnosa modis sekunder Tidak o
Ya 15 15 15 15
3 Alat bantu jalan bed 0
rest/dibantu perawat
Penopang/ tongkat/walker 15 15 15 15
Furniture 30
Menggunakan infus Tidak 0
Ya 25 25 25 25
Cara
berjalan/berpindah/normal/be 0
drest/ imobilisasi
Lemah 15 15 15 15
Terganggu 30
Status mental:oriientasi sesuai 0 0 0 0
kemampuan diri
Lupa keterbatasan 15
Jumlah skor 95 95 95
Tingkat resiko jatuh
Paraf& nama perawat
(sumber data sekunder:RM Pasien)

Tingkat resiko : Tidak beresiko bila skor 0-24 lakukan perawatan


yang baik
Resiko rendah bila skor 25-50 lakukan intervensi jatuh Standar (
lanjutkan formulir pencegahan)
Resiko tinggi bila skor > 51 lakukan intervensi jatuh resiko
tinggi ( lanjutkan dengan pencegahan jatuh pasien dewasa)

UTS KMB III Page 23


6) Tabel Pengkajian Resiko Luka Dekubitus

Tabel 3 Tabel Pengkajian Resiko Luka Dekubitus (skala norton )

Pasien Ny.E di Ruang Kirana Rs.dr.Soetarto tanggal 3 Juli 2018

Tanggal PENILAIAN 4 3 2 1
3/7/2018 Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat buruk
Status mental Sadar Apatis Bingung Stupor
Aktifitas Jalan Jalan dengan Kursi roda Ditempat
sendiri bantuan tidur
Mobilitas Bebas Agak Sangat Tidak
bergerak terbatas terbatas mamou
bergerak
Inkontensia Kontinen Kadang- Selalu Inkontinesia
kadang inkontinensia urin&alvi
inkotenensia urin
Skor 4+4 3+3 2
Toral skor 16
Paraf&nama Herry Purwanto
perawat

Tanggal PENILAIAN 4 3 2 1
4/7/2018 Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat buruk
Status mental Sadar Apatis Bingung Stupor
Aktifitas Jalan Jalan Kurdi roda Ditempat
sendiri dengan tidur
bantuan
Mobilitas Bebas Agak Sangat Tidak
bergerak terbatas terbatas mamou
bergerak
Inkontensia Kontinen Kadang- Selalu Inkontinesia
kadang inkontinensia urin&alvi
inkotenensia urin
Skor 4+4+4 3+3
Toral skor 18
Paraf&nama Herry Purwanto
perawat

UTS KMB III Page 24


Tanggal PENILAIAN 4 3 2 1
5/7/2018 Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat buruk
Status mental Sadar Apatis Bingung Stupor
Aktifitas Jalan Jalan Kurdi roda Ditempat
sendiri dengan tidur
bantuan
Mobilitas Bebas Agak Sangat Tidak
bergerak terbatas terbatas mamou
bergerak
Inkontensia Kontinen Kadang- Selalu Inkontinesia
kadang inkontinensia urin&alvi
inkotenensia urin
Skor 4+4+4+4 3
Toral skor 18
Paraf&nama Herry Purwanto
perawat
( Sumber Data Sekunder : RM Pasien)
Keterangan :
16-20 : resiko rendah terjadi dekubitus
12-15 : resiko sedang terjadi dekubitus
<12 : resiko tinggi terjadi dekubitus

Kesimpulan Hasil

1. Hari 1: resiko rendah terjadi dekubitus ( 16)


2. Hari 2: resiko rendah terjadi dekubitus ( 18)
3. Hari 3: resiko rendah terjadi dekubitus ( 18)

UTS KMB III Page 25


4. Kebutuhan istirahat – tidur

a) Sebelum sakit

Pasien mengatakan tidur 6-8 jam setiap hari,tidur

siang 1-2 jam.

b) Selama sakit

Pasien mengatakan tidur 6-8 jam setiap hari,tidur

siang 1-2 jam.

b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual

1) Pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan

S. Pasien mengatakan sehat itu mahal harganya O.

Pasein mengatakan sakit lutut kaki kanan

2) Pola hubungan

Pasien menyatakan hubungan dengan masyarakat/

tetangga harmonis tidak ada masalah.

3) Koping atau toleransi stress

Pasien selalu berpikir positif biar tidak stres.

4) Kognitif dan persepsi tentang penyakitnya

Pasien menyatakan tidak merasa malu dengan

penyakitnya.

5) Konsep diri

a) Gambaran diri : Bagian tubuh pasien tidak

terdapat kecacatan.

UTS KMB III Page 26


b) Harga diri: Hubungan pasien

dengan keluarga,masyarakat baik.

c) Ideal diri : Pasien mengharapkan sembuh

dan dapat beraktifitas seperti dahulu.

d) Identitas diri : Pasien mengatakan bahwa

dirinya perempuan harus dapat bekerja

kembali untuk membantu keluarga.

6) Seksual dan menstruasi

Pasien mengatakan sudah kurang lebih 4 tahun

tidak menstruasi, kebutuhan seksual normal.

7) Nilai –

c. Aspek lingkungan Fisik

Pasien mengatakan selama sakit tidak bisa aktifitas dan tidak

bisa bekerja.

d. Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum

1) Kesadaran : Compos metis

2) Status gizi : TB = 150 cm

BB = 45 Kg

IMT= BBTB

3) Tanda vital TD = 130/80 mmHg Nadi= 88x/mm

UTS KMB III Page 27


0
Suhu = 36,5 C RR = 22 x/mm

4) Skala Nyeri

1 2 3 4 5 6 7 8

9 10

b) Pemeriksaan Secara Sistematik ( Cephalo-Caudal)

1) Kulit :Turgor kulit kering

2) Kepala : Simetris, warna rambut merah ( disemir),

tidak terdapat nyeri tekan.

3) Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar limpa dan

tidak ada tiroid.

4) Tungkak : Tidak ada lesi,tidak ada benjolan/massa.

5) Dada

a) Inspeksi: Dada tampak simetris

b) Auskultasi: Dada terdengar trakheal,

bronchial.

c) Perkusi : Dada terdengar samar saat

diketuk.

d) Palpasi : Dada tidak ada nyeri tekan,

expansi dada simetris.

6) Payudara

a) Inspeksi: Tampak simetris

UTS KMB III Page 28


b) Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak

terdapat nyeri tekan.

7) Punggung: Tidak terdapat lesi

8) Abdomen

a) Inspeksi : Tidak dikaji

b) Inspeksi : Tidak dikaji

c) Auskultasi: Terdengar peristaltik usus dengan

jelas.

d) Perkusi : Terdengar timpasi.

e) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

9) Panggul : Bentuk panggul normal.

10) Anus dan Rectum –

11) Genetalia

a) Pada wanita

Tidak ada kelainan /penyakit pada vagina.

b) Pada pria

12) Ektremitas

a) Atas : Tidak ada kelainan bentuk pada tulang

dan tangan (anggota gerak atas)

b) Bawah : Tidak ada kelainan bentuk pada

tulang dan jari, kaki, terjadi kelemahan/rasa

sakit pada lutut kaki kanan.

UTS KMB III Page 29


2. Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan Patalogi Klinik

Tabel 4 pemeriksaan laboratorium Ny.E di Ruang Kirana

RS. dr.Soetarto tanggal 3 Juli 2018

Tanggal Jenis Hasil Normal


Pemeriksaan pemeriksaan ( Satuan)
3-7-2018 Hb 11,5 12-14
Hemetokrit 34,8 37-43
Leukosit 9.400 4000-10.000
trombosit 284.000 150.000-
Eritrosit 3,66 450.000
MCV 95,1 40-46
MCH 31,4 80.0-90.0
Niferensial 63,1 26,5-30,5
Segmen 27,7 40-80
Lionfosit 9,2 20-40
Tanggal Jenis Hasil Normal
Pemeriksaan pemeriksaan ( Satuan)
4-7-2018 Gas Sewaktu 90 1-10
Gas Puasa 136 75-140
Fungsi ginjal 3,8 75-115
Kelost total 191 2,6-6,1
Kolest HDL 123,7 < 220
Kolest LDL 56 < 150
< 200
( Sumber data sekunder : RM Pasien)
3. Tabel 5 Pemberian Terapi Ny.E

Di Ruang Kirana RS.dr.Soetarto tanggal 5-7-2018

Tanggal Obat Dosis dan Satuan Rute


3-7-2018 Santagesic 3x1 ampul IV
Ranitidin 2x1 sehari/12jam IV
Methil 62,5mg IV
prednisolon 3xtiap/8jam
3x1 ampul IV
4-7-2018 Santagesic 62,5 mg IV
MTP 3xtiap 8 jam
2x tiap 12 jam IV
5-7-2018 Santagesic IV
Ranitidin 62,5 mg
MTP 2xtiap 12 jam IV
Oral 3x1
Gabapetin 2x100mg
Glukosamin
( Sumber data sekunder : RM Pasien)

UTS KMB III Page 30


4.2 ANALISA DATA

Tabel 6 Analisa data

Pasien Ny.E di Ruang Kirana RS.dr.Soetarto tanggal 3-7-2018

NO DATA PENYEBAB MASALAH

1. DS. Pasien menyatakan nyeri Agen injuri biologis Nyeri akut


dilutut kanan sejak 1 minggu
sebelum dirawat di RS.
DO. KU
Cm sedang
TD : 130/80
Nadi : 88x/menit
0
Suhu : 36,5 C
P : jatuh dari motor
Q : pegel-pegel,kemeng, nyeri
R : lutut kanan
S:6
T : setiap berjalan
sakit Therapi ; inj
➢ Satagesic 3x tiap 8 jam
➢ Ranitidin 2xtiap 12 jam
➢ MTP 62,5 mg 3xtiap 8
jam Per 1.V Kelemahan otot
2. DS. Pasien mengatakan lutut Hambatan
kanan sakit untuk ditekuk atau mobilitas Fisik
digerakkan
DO. Pasien dalam berpindah
tempat menggunakan kursi roda
ADL dibantu keluarga Kurang informasi Kurang
3. DS. Pasien mengtakan tidak tentang kesehatan pengetahuan
mengerti tentang penyakitnya tentang
DO. Pasien mengatakan belum kesehatan
tahu tentang sakitnya
DO. Terpasang infus RL 20
tpm, di lengan kanan, sejak hari
Selasa, 3 Juli 2018

UTS KMB III Page 31


4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri akut berhubungan dengan Agen Injuri

Biologis ditandai dengan

Problem : Hambatan mobilitas fisik

Etiologi : Keterbatasan rentang pergerakan sendi

Simtom : Lutut kanan terasa kaku , nyeri kalau

ditekut terasa sakit sekali.

2) Hambatan phisik berhubungann dengan kelemahan

otot.

3) Kurang pengetahuan tentang kesehatan

berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakitnya.

UTS KMB III Page 32


4.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien/NO.CM :.Ny E/013634


Ruang :Kirana

Hari/ DIAGNO PERENCANAAN


tgl/jam SA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERA
WATAN
Selasa Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui
3 Juli asuhan keperawatan TTV dan keadaanumum
2018 selama 3x24jam tingkat nyeri pasien dan
Jam nyeri pasien pasien tindakan
14.00 berkurang dengan 2. Ajarkan pasien selanjutnya
WIB kriteria hasil tertarik 2. Nafas dalam dapat
1. TTV dalam batas relaksasi nafas merilekskan
normal dalam pasien dan
2. Nyeri berkurang 3. Edukasi pasien mengalihka nyeri
dari skala dan keluarga 3. Mengoptimalkan
3. wajah rileks untuk pasien untuk
membatasi istirahat
pengunjung 4. obat oral getik
4. kolaborasi dapat megurangi
dengan dokter rasa nyeri
pemberian
analgetik
Rabu Hambatan Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui
4 Juli Mobilitas asuhan keperawatan kemampuan keadaaan umum
2018 Fisik selama 3x24 jam pasien dalam 2. ROM dapat
Jam tidak terjadi beraktifitas mengurangi
10.30 hambatan mobilitas 2. Lakukan ROM kekakuan otot
WIB fisik 3. Edukasi 3. mengurangi
keluarga untuk faktor resiko
mendampingi 4. Fisioterapi
aktifitas pasien mengurangi rasa
4. kolaborasi nyeri
dengan
keluarga

UTS KMB III Page 33


Hari/ DIAGNO PERENCANAAN
tgl/jam SA
KEPERA
WATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Kamis Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui
5 Juli pengetahu asuhan keperawatan pengetahuan Tingkat
2018 an selama 1x24 jam pasien pengetahuan
Jam pasien pahaam 2. Berikan penyakit
14.30 dengan kriteria hasil: pendidikan 2. pendidikan
WIB pasien mengetahui kesehatan kesehatan dapat
penyakitnya tentang meningkatkan
penyakitnya pemahaman
3. Ajarkann Pasien
pasien cara 3. Pasien paham
pencegahan cara pencegahan
penyakit 4. Pasien memahami
4. kolaborasi proses perjalanan
dengan dokter penyakit
untuk
memberikan
informasi

UTS KMB III Page 34


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama pasien/No.CM : Ny E Ruang : Kirana


Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut
HARI/ TGL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI
Selasa 3-7-2018 1. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakan nyeri pada lutut
Observasi tingkat nyeri kanan terasa pegel-pegel, bisa
Jam 11.30 WIB beraktifitas jalan terasa sakit
O. KU,Cm
TTV
TD : 130/80
Nadi : 88x/menit
0
Suhu : 36,5 C
\RR: 22x/menit
Wajah pasien tegang menahan nyeri
A.Nyeri akut belum teratasi
P.lanjutkan intervensi

S. Pasien mengtakan lutut sakit kalau


2. Mengukur TTV dan ditekut
observasi hambatan O.Pasien dalam berjalan menggunakan
fisik kursi roda
A.Rasa sakit pada lutut belum teratasi
P.Lanjutkan intervensi
Rabu 4-7-2018 1. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakn nyeri pada lutut
Jam 13.40 WIB Observasi tingkat nyeri kanan mulai berkurang
TTV
TD : 120/80
Nadi : 92x/menit
0
Suhu : 37 C
\RR: 24x/menit
Wajah pasien sudah tidak tampak
tegang
A. Nyeri berkurang
P.Lanjutkan intervensi
2. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakan lutut sudah
observasi hambatan berkurang sakitnya
phisik O.Pasien dalam berjalan masih
mengguanakn kursi roda
A. Rasa nyeri pada lutut sudah
berkurang
P.Lanjutkan intervensi

UTS KMB III Page 35


HARI/ TGL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI
Kamis 5-7-2019 1. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakn nyeri pada lutut
Jam 14.00 WIB Observasi tingkat nyeri kanan berkurang
O.Pasieb dalam berjalan sudah bisa
sendiri tanpa bantuan kursi roda
TTV
TD : 120/80
Nadi : 92x/menit
0
Suhu : 36,5 C
RR: 22x/menit
A.Pasien mengatakan bisa berjalan
pelan-pelan tanpa kursi roda ADL
dibantu
P. Lanjutkan intervesi
2. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakan lutut sudah
observasi hambatan berkurang sakitnyasudah bisa ditekut
Fisik dan tidak sakit
O.Pasien dalam berjalan sudah tidak
menggunakn kursi roda, ADL dibantu
A. Rasa nyeri pada lutut sudah
berkurang
P.Lanjutkan intervensi
3. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakan tidak tahu
Observasi tentang tentang penyakitnya
kurangnya pengetahuan O.Pasein mengtakan sakit pada lutut
kesehatan kanan
A.Pasien mengatakan belum tahu
informasi kesehatan
P.Lanjutkan intervensi

UTS KMB III Page 36


E. Implementasi

Dalam tahap pelaksanaan ini penulis berorientasi pada rencana tindakan

Yang telah dibuat sebelumnya :

1. Risiko kekambuhan penyakit osteoartritis pada Ny “ E ” berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, tindakan yang di

lakukan adalah :

a. Memberi penjelasan tentang pengertian osteoartitis

b. Menjelaskan kepada keluarga kemungkinan penyebab osteoartitis

c. Menjelaskan tanda gejala serta penangan osteoartitis

Tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa keluarga

belum memahami tentang penyakit osteoartritis, perawatan serta

pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga. Penulis mengharapkan

agar keluarga mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga dapat

membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi.

2. Penurunan kesehatan Ny “E” dengan osteoartitis berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang sakit, adapun tindakan

yang dilakukan adalah :

a. Menjelaskan kepada keluarga kemungkinan penyebab osteoartritis.

b. Menganjurkan keluarga minum obat tambahan seperti obat tradisional.

Mengajarkan dan mendemonstrasikan cara penggunaan obat tradisional.

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

adalah sebagai berikut :

a. Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang

dibuat.

b. Melakukan pendokumentasian tentang tindakan yang dilakukan.

UTS KMB III Page 37


c. Memberikan motivasi untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada.

d. Dilakukan dalam rangka ahli tekhnologi.

F. Evaluasi

Setelah menyelesaikan tahap pelaksanaan/implementasi, maka penulis

memilih bahwa masalah yang dihadapi oleh keluarga yaitu masalah belum

teratasi.

1. Masalah pertama : Keluarga mampu mengenal masalah dengan

pencegahannya

a. Ny “E” mengerti tentang penyakit osteoartritis.

b. Ny “E” sudah mengetahui tentang perawatan osteoartritis.

c. Ny“E” mampu mengatasi penyakit osteoartritis dengan tidak banyak

melakukan aktivitas.

2. Masalah kedua : Keluarga mampu merawat keluarga

a. Ny “E” mengatakan kemungkinan penyebab penyakit osteoartritis

b. Ny “E” mengatakan mau mengkomsumsi obat tradisional

c. Ny “E” mengatakan sudah dapat mendemonstrasikan penggunaan obat

tradisional.

UTS KMB III Page 38


BAB V
PEMBAHASAN KASUS

Dari kasus yang saya angkat pada bab empat tentang asuhan keperawatan, diagnosa
yang muncul hanya tiga dari lima diagnosa yang terdapat di bab tiga tentang asuhan
keperawatan teori hal ini bisa di lihat dari analisa data yang terdapat pada asuhan
keperawatan pasien Ny.E di Ruang Kirana RS.dr.Soetarto

NO DATA PENYEBAB MASALAH

1. DS. Pasien menyatakan nyeri Agen injuri biologis Nyeri akut


dilutut kanan sejak 1 minggu
sebelum dirawat di RS.
DO. KU
Cm sedang
TD : 130/80
Nadi : 88x/menit
0
Suhu : 36,5 C
P : jatuh dari motor
Q : pegel-pegel,kemeng, nyeri
R : lutut kanan
S:6
T : setiap berjalan
sakit Therapi ; inj
➢ Satagesic 3x tiap 8 jam
➢ Ranitidin 2xtiap 12 jam
➢ MTP 62,5 mg 3xtiap 8
jam Per 1.V Kelemahan otot
2. DS. Pasien mengatakan lutut Hambatan
kanan sakit untuk ditekuk atau mobilitas Fisik
digerakkan
DO. Pasien dalam berpindah
tempat menggunakan kursi roda
ADL dibantu keluarga Kurang informasi Kurang
3. DS. Pasien mengtakan tidak tentang kesehatan pengetahuan
mengerti tentang penyakitnya tentang
DO. Pasien mengatakan belum kesehatan
tahu tentang sakitnya
DO. Terpasang infus RL 20
tpm, di lengan kanan, sejak hari
Selasa, 3 Juli 2018

UTS KMB III Page 39


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang
menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit
ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia
di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan
frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).

6.2 Saran
1. Sebaiknya seorang perawat dapat melaksanakn asuhan keperawatan kepada klien
osteoarthritis sesuai dengan indikasi penyakit
2. Sebaiknya seorang perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien
osteoarthitis dengan baik dan benar

UTS KMB III Page 40


DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic-Noc, Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction.

Rasjad C, 2015. Pengantar Bedah Ortopedi. Edisi keempat, Jakarta : Yarsif


Watampone. Hal 162 -166, 205 – 209.
Padilla,2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: PT Nuha Medika.
Asminarsih Zainal Prio, ddk. 2019. Pengaruh Latihan Gerak Aktif Kaki Dengan Teknik Open
Kinetik Chain Exercise Terhadap Kekakuan Sendi Dan Aktivitas Fungsional Pada
Lansia Dengan Osteoarthritis Dan Rheumatoid Di Panti Sosial Tresna Werdha
Minaula Kendari.Jurnal Keperawatan.03(02):36-47
Vivi Meliana Sitinjak,dkk.2016.Pengaruh Senam Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri
pada Lanjut Usia dengan Osteoarthritis Lutut.04(02):139-150

Anda mungkin juga menyukai