Anda di halaman 1dari 2

KONSEP DASAR BERDUKA

A. Pengertian
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanefestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur
(Zaini, 2019). Menurut PPNI (2016), berduka merupakan respon psikososial yang
ditunjukkan oleh klien akibat kehilangan (orang, objek, fungsi, status, bagian tubuh, atau
hubungan).
Berduka menurut Yusuf (2015) adalah reaksi terhadap kehilangan, yaitu respons
emosional normal dan merupakan suatu proses untuk memecahkan masalah. Seorang
individu harus diberikan kesempatan untuk menemukan koping yang efektif dalam
melalui proses berduka, sehingga mampu menerima kenyataan kehilangan yang
menyebabkan berduka dan merupakan bagian dari proses kehidupan.
Kesimpulannya, berduka merupakan proses mengalami reaksi psikologis, fisik dan
sosial terhadap kehilangan yang dimanifestasikan dalam perilaku, perasaan dan
pemikiran seperti keputusasaan, kesepian, ketidakberdayaan, kesedihan, rasa bersalah
dan marah. Individu yang berduka diberikan kesempatan untuk menemukan koping yang
efektif, sehingga mampu menerima kenyataan kehilangan yang menyebabkan berduka
dan merupakan bagian dari proses kehidupan, meskipun dalam fase-fasenya setiap
individu berbeda dalam melaluinya.

B. Etiologi
Menurut PPNI (2016), penyebab terjadinya berduka pada seseorang yaitu:
1. Kematian keluarga atau orang yang berarti.
2. Antisipasi kematian keluarga atau orang yang berarti.
3. Kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh, hubungan sosial).
4. Antisipasi kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh, hubungan
sosial).
Faktor Prediposisi berduka menurut Yusuf, et.al (2015) adalah :
1. Genetik
Seorang individu yang memiliki anggota keluarga atau dibesarkan dalam keluarga
yang mempunyai riwayat depresi akan mengalami kesulitan dalam bersikap optimis
dan menghadapi kehilangan.
2. Kesehatan fisik
Individu dengan kesehatan fisik prima dan hidup dengan teratur mempunyai
kemampuan dalam menghadapi stres dengan lebih baik dibandingkan dengan
individu yang mengalami gangguan fisik.
3. Kesehatan mental
Individu dengan riwayat gangguan kesehatan mental memiliki tingkat kepekaan yang
tinggi terhadap suatu kehilangan dan berisiko untuk kambuh kembali.
4. Pengalaman kehilangan sebelumnya
Kehilangan dan perpisahan dengan orang berarti di masa kanak-kanak akan
memengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi kehilangan di masa dewasa.
Faktor presipitasi atau pencetus terjadinya berduka menurut Yusuf, et.al (2015) yaitu
perasaan stres nyata atau imajinasi individu dan kehilangan yang bersifat bio-psiko-
sosial, seperti kondisi sakit, kehilangan fungsi seksual, kehilangan harga diri, kehilangan
pekerjaan, kehilangan peran, dan kehilangan posisi di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai