Anda di halaman 1dari 21

POSYANDU BALITA

Disusun
Oleh kelompok I

1. Dewa Ayu Sri Purniati (18.321.2865)

2. I Made Adi Mulya Rusmawan (18.321.2868)

3. Ni Kadek Ayu Mirnayanti (18.321.2878)

4. Ni Kadek Risky Dwiyanti (18.321.2883)

5. Ni Kadek Widya Antari (18.321.2884)

6. Ni Komang Suryantini (18.321.2890)

7. Ni Luh Putu Dita Puspita Sari (18.321.2896)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas rahmat dan karunia-Nya tulisan yang
berjudul “Posyandu Balita” ini dapat diselesaikan tepat waktunya.
Tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah

Kewarganegaraan dalam menempuh pendidikan Program Studi S1 Keperawatan,

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada Semester ganjil tahun 2019,

yang diampu oleh Ns. Nurul Faidah,S.Kep., M.Kes

Dalam keberhasilan penyusunan Tulisan ini tentu tidak luput dari bantuan

beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setulus –

tulusnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempura, oleh

karena itu segalah kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya – karya

penulis berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 13 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................3

1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................4

2.1 Pengertian Posyandu Balita......................................................................4

2.2 Saja Tujuan Posyandu Balita...................................................................5

2.3 Pelekasanaan Sistem 5 Meja ....................................................................7

2.4 Kader Balita............................................................................................10

2.5 KMS (Kartu Menuju Sehat)....................................................................11

BAB III PENUTUP............................................................................................16

3.1 Kesimpulan.............................................................................................16
3.2 Saran.......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................17

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat


sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya
memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi
penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status
gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang
memiliki anak balita untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu
sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita melalui berat
badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006).
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu posyandu
melayani sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi
geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan, dan atau jumlah
balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk posyandu baru (Depkes RI,
2006).
Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat
menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu.
Pada saat posyandu dicanangkan pada Tahun 1986 jumlah posyandu
tercatat sebanyak 25.000 posyandu, pada Tahun 2005 meningkat menjadi
238.699 posyandu (Depkes RI, 2006), dan pada Tahun 2008 menjadi
269.202 posyandu (Depkes RI, 2009). Ditinjau dari aspek kualitas masih
ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan
keterampilan kader yang belum memadai (Depkes RI, 2006).
Menurut Depkes RI (2001) meningkatkan kualitas pelayanan
posyandu merupakan tujuan khusus dari revitalisasi posyandu yang salah

1
satunya yaitu meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu.
Tujuan dari revitalisasi posyandu tersebut yaitu meningkatkan
kemampuan/pengetahuan dan keterampilan teknis serta dedikasi kader di
posyandu, memperluas sistem posyandu dengan meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah, menciptakan
iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana dan prasarana
kerja posyandu, meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan
dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan posyandu dan
memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga
profesional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM). Peningkatan kualitas pelayanan merupakan indikator
kinerja bagi pelayanan posyandu yang mencakup pelayanan kesehatan
ibu dan anak, KB, pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi,
penanggulangan diare dan gizi serta adanya penimbangan balita. Sasaran
penduduk posyandu adalah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur
dan balita.
Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader
posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan. Jumlah
minimal kader untuk setiap posyandu sebanyak 5 orang sesuai dengan
jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu dengan sistem
layanan 5 meja atau 5 langkah kegiatan, yaitu: (1) Pendaftaran; (2)
Penimbangan; (3) Pencatatan/pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS); (4)
Penyuluhan; dan (5) Pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya
(Depkes RI, 2006).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Posyandu Balita ?

2. Apa Saja Tujuan Posyandu Balita ?

3. Bagaimana Pelekasanaan Sistem 5 Meja ?

2
4. Apa Yang Dimaksud Kader Balita ?

5. Apa Yang Dimaksud Dengan KMS (Kartu Menuju Sehat) ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Posyandu Balita.

2. Untuk Mengetahui Tujuan Posyandu Balita.

3. Untuk Mengetahui Pelekasanaan Sistem 5 Meja.

4. Untuk Mengetahui Yang Dimaksud Kader Balita.

5. Untuk Mengetahui Yang Dimaksud Dengan KMS (Kartu Menuju

Sehat).

1.4 Manfaat Penulisan

1. Agar Pembaca Mampu Memahami Pengertian Posyandu Balita.

2. Agar Pembaca Mampu Memahami Tujuan Posyandu Balita.

3. Agar Pembaca Mampu Memahami Pelekasanaan Sistem 5 Meja.

4. Agar Pembaca Mampu Memahami Yang Dimaksud Kader Balita.

5. Agar Pembaca Mampu Memahami Yang Dimaksud Dengan KMS

(Kartu Menuju Sehat).

3
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Posyandu


Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan – kegiatan yang
dipadukan khususnya adalah Program KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan
Penanggulangan diare ( Anonim, 1991 ). Posyandu adalah pusat kegiatan
masyarakat yang pada dasarnya merupakan salah satu wujud peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat masyarakat dapat
memperoleh pelayanan KB kesehatan ibu dan anak (KIA), Gizi,
Imunisasi,dan penanggulangan diare pada waktu dan tempat yang sama
( Effendy, 1998 )
Posyandu merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan
pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia
sejak dini. Posyandu merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana (Meilani, 2009).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes, 2011).
Jadi Pengertian Posyandu Balita adalah pos pelayanaan terpadu untuk
masyarakat yang memiliki bayi dan balita di suatu wilayah yang sudah

4
disepakati, yang digerakan oleh masyarakat unutuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.

2.2 Tujuan Posyandu


Menurut Sulistyorini (2011) tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah
sebagai berikut:
1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu
hamil, melahirkan, dan nifas). AKI dsn AKB masih cukup tinggi
meskipun dari tahun ketahun sudah dapat diturunkan,
2) Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera),
3) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untu
mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berenacana (KB)
serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera,
4) Posyandu berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga
Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga
Sejahtera,
5) Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif
meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi, dan balita dan keluarga serta
mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita.
Manfaat Posyandu
1) Bagi Masyarakat
Menurut Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) manfaat posyandu
bagi masyarakat adalah:
(1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan bagi anak balita dan ibu,
(2) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi
kurang atau gizi buruk,
(3) Bayi dan balita mendapatkan kapsul vitamin A,

5
(4) Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah
darah serta imunisasi tetanus toxoid (TT),
(5) Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah,
(6) memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang
kesehatan ibu dan anak,
(7) apabila mendapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas
menyusuidapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas,
(8) dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak
balita.
2) Bagi Kader
Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) mengidentifikasi manfaat
Posyandu bagi kader antara lain:
(1) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap,
(2) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang
anak balita dan kesehatan ibu,
(3) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang
terpercaya dalam bidang kesehatan,
(4) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak
dan kesehatan ibu.
3) Bagi Puskesmas
Menurut Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009)
manfaat posyandu bagi puskesmas adalah:
(1) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama,
(2) dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat,
(3) Meningkatkan efesiensi waktu, tenaga, dan dana melalui pemberian
pelayanan terpadu.

6
4) Bagi Sektor lain
Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009) manfaat
posyandu bagi sector lain adalah:
(1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI
dan AKB sesuai kondisi setempat.
(2) Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.

2.3 Pelaksaan sistem 5 Meja Posyandu


Pelaksanaan kegiatan Posyandu dikenal dengan nama “sistem 5 meja”,
dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-
sendiri. Sistem 5 meja tersebut tidak berarti bahwa Posyandu harus memiliki 5
buah meja untuk pelaksanaanya, tetapi kegiatan Posyandu harus mencakup 5
pokok kegiatan:
1) Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui
2) Meja 2 Penimbangan balita
3) Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan
4) Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu
menyusui
5) Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit

1. Kegiatan Di MEJA 1
1) Pendaftaran Balita

(1) Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita


(2) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah
ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas.
Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa
anaknya menuju tempat penimbangan.

7
(3) Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan
atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara
lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini
diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke
tempat penimbangan.
2) Pendaftaran ibu hamil
1) Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
2) Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja
4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh
petugas kesehatan di meja 5.
3) Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik
kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas
kesehatan di meja 5.

2. Kegiatan di MEJA 2

1) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada
secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke
dalam KMS.
2) Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja
pencatatan.

3. Kegiatan di MEJA 3

1) Buka KMS balita yang bersangkutan.


2) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
3) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada
KMS.
4) Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
5) Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak
sesuai ingatan ibunya.

8
6) Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang,
perkirakan bulan lahir anak dan catat.

4. Kegiatan di MEJA 4

1) Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak,


perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu
balita diberi penyuluhan.
2) Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu
memeriksakan kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama kehamilan
pada petugas kesehatan atau bidan
3) Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI,
kapsul iodium/garam iodium dan vitamin A.

5. Kegiatan di MEJA 5
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan
pelayanan KB, imunisasi serta pemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin
dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas.
Sasaran Posyandu :
1) Bayi/Balita.
2) Ibu hamil/ibu menyusui.
3) WUS dan PUS.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
(1) Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
(2) Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan
Februarii dan Agustus)
(3) PMT
(4) lmunisasi.

9
(5) Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan
program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.


3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan
materi dasar dari KMS alita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu
tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.

2.4 Kader (Pengertian,Tugas,Organisasi , Pendanaan)


1. Pengertian Kader
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat
dengan masyarakat dan diharapkan mereka dapat melakukan pekerjaannya
secara sukarela tanpa menuntut imbalan berupa uang atau materi lainnya.
Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah
kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat
(Meilani, N., dkk, 2008).
Kader posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau
kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin
pengembangan posyandu disuatu tempat atau desa (Depkes, 2008). Setiap
warga keluarahan setempat laki-laki maupun perempuan yang bisa membaca
danmenulis huruf latin, mempunyai waktu luang, memiliki kemampuan dan
mau bekerja sukarela dengan tulus ikhlas bisa menajdi kader (Rahaju, 2005).

10
2. Tugas Kader
Sesuai dengan pengertiannya (WHO, 1995) kader bekerja di tempat
pemberian pelayanan kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, seperti
diposyandu. Tugas tugas kader dalam rangka penyelenggarakan posyandu
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Tugas Kader pada saat persiapan hari
buka posyandu meliputi beberapa hal berikut :
(1) Menyiapkan alat penimbangan bayi, KMS, alat peraga, serta obat-
obatan.
(2) Mengundang masyarakat untuk datang ke posyandu.
(3) Menghubungin kelompok kerja posyandu
(4) Melaksanakan pembagian tugas antar kader posyandu (Yulifah, R. Dkk,
2009).
Tugas Kader setelah membuka posyandu
(1) Memindahkan catatan-catatan pada KMS ke dalam buku registrasi.
(2) Menilai hasil Kegiatan dan merencanakan kegiatan posyandu berikutnya
(3) Kegiatan diskusi bersama ibu-ibu
(4) Kegiatan kunjungan rumah (Yulifah, R. dkk, 2009)
Kader ditunjuk oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan
tugastugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama
tugasnya di beberapa negara :
(1) Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penangganan penyakit yang
ringan.
(2) Melakukan pengobatan sederhana.
(3) Pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah
melahirkan.
(4) Menolong persalinan.
(5) Pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak.
(6) Menberikan motivasi dan peragaan tentang gizi (Program UPGK).
(7) Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan.
(8) Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan.

11
(9) Melakukan penyuntikan imunisasi (Kolombia, Papua New Guinea, dan
Sudan).
(10) Pemberian motivasi KB.
(11) Membagikan alat-alat KB.
3. Organisasi Kader
Organisasi adalah kumpulan beberapa orang yang memiliki tujuan dan
visi misi yang sama serta merupakan suatu sistem aktivitas kerjasama
yang dilakukan dua orang atau lebih. Struktur organisasi ditetapkan oleh
musyawarah masyarakat pada saat pembentukan posyandu. Struktur
organisasi tersebut bersifat fleksibel sehingga dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, kondisi permasalahan dan kemampuan sumber daya.
Struktur organisasi terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan kader
posyandu yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa
posyandu yang ada di suatu wilayah selayaknya dikelola oleh suatu unit
atau kelompok. Pengelola posyandu yang keanggotaannya dipilih dari
kalangan masyarakat setempat. Unit pengelolaan posyandu tersebut
dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk
organisasi unit pengelolaan posyandu tugas dan tanggung jawab masing-
masing unsur pengelola posyandu, disepakati dalam kelompok pengelola
posyandu bersama masyarakat setempat.
4. Pendanaan Kader
Pendanaan adalah salah satu bentuk keputusan keuangan, bertujuan
untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham.
1) Sumber dana
Pendanaan Posyandu berasal dari berbagai sumber.
(1) Masyarakat
(2) Swasta/dunia usaha
(3) Hasil usaha
(4) Pemerintah
(5) Sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan

12
2) Pemanfaatan dan pengelola dana
Dana yang diperoleh Posyandu, digunakan untuk membiayai
kegiatan Posyandu.

1) Biaya operasional Posyandu


2) Biaya penyediaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
3) Pengganti biaya perjalanan kader
4) Modal usaha KUB
5) Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan
3) Pengelolaan dana
1) Dilakukan oleh pengurus Posyandu
2) Dana disimpan di tempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan
hasil

2.5 KMS ( Kartu Menuju Sehat)


1. Pengertian KMS
KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator
perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh
kembang balita setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga
dapat diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi (Catatan riwayat kesehatan
dan gizi ) balita ( Depkes RI, 1996 ). Di Indonesia dan negara - negara lain,
pemantauan berat badan balita dilakukan dengan timbangan bersahaja ( dacin )
yang dicatat dalam suatu sistem kartu yang disebut “Kartu Menuju Sehat “
(KMS).
Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak yang dipantau
dapat segera terlihat pada grafik pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang
dicatat dan tertera pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang
menderita hambatan pertumbuhan di suatu daerah dapat segera terlihat dalam
jangka waktu periodik ( bulan ) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya
dan dibuat rancangan untuk diambil tindakan penanggulangannya secepat

13
mungkin. Kondisi kesehatan masyarakat secara umum dapat dipantau melalui
KMS, yang pertimbangannya dilakukan di Posyandu ( Pos Pelayanan terpadu ),
( Sediaoetama, 1999 ). Indikator BB / U dipakai di dalam Kartu Menuju Sehat
( KMS ) di Posyandu untuk memantau pertumbuhan anak secara perorangan.
Pengertian tentang “ Penilaian status Gizi ” dan “ Pemantauan pertumbuhan ”
sering dianggap sama sehingga mengakibatkan kerancuan. KMS tidak untuk
memantau gizi, tetapi alat pendidikan kepada masyarakat terutama orang tua
agar dapat memantau pertumbuhan anak, dengan pesan “ Anak sehat tambah
umur tambah berat” ( Soekirman, 2000 ).

2. Tujuan Penggunaan KMS Balita


Umum : Mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak
balita secara optimal.
Khusus :
1) Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau tingkat
pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal.
2) Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan – tindakan
untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita yang
optimal.
3) Sebagai alat bantu bagi petugas untuk menentukan tindakan pelayanan
kesehatan dan gizi kepada balita. ( Depkes RI, 1996 )
3. Fungsi KMS Balita
1) Sebagai media untuk “ mencatat / memantau ” riwayat kesehatan balita
secara lengkap.
2) Sebagai media “ penyuluhan ” bagi orang tua balita tentang kesehatan
balita
3) Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk
menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.

14
4) Sebagai kartu analisa tumbuh kembang balita ( Depkes RI, 1996 )
Fungsi KMS ditetapkan hanya untuk memantau pertumbuhan bukan
untuk penilaian status gizi.
Artinya penting untuk memantau apakah berat badan anak naik atau
turun, tidak untuk menentukan apakah status gizinya kurang atau baik,
( Soekirman, 2000 )
4. Grafik pertumbuhan pada KMS
Dasar pembuatan Grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan baku
WHO – NCHS yang disesuaikan dengan situasi Indonesia. Gambar grafik
pertumbuhan dibagi dalam 5 blok sesuai dengan golongan umur balita. Setiap
blok dibentuk oleh garis tegak / skala berat dalam kg dan garis datar skala
umur menurut bulan. Blok 1 untuk bayi berumur 0 – 12 bulan, blok 2 untuk
anak golongan umur 13 – 24 bulan, blok 3 untuk anak golongan umur 25 – 36
bulan. Grafik pertumbuhan untuk bayi dan anak sampai dengan umur 36
bulan terdapat pada halaman dalam KMS. Sedangkan untuk anak umur 37 –
60 bulan terdapat pada halaman berikutnya yang dibagi menjadi 2 blok yaitu
blok ke 4 untuk anak umur 37 – 48 bulan dan blok ke 5 untuk anak golongan
yang umur 49 – 60 bulan. Dalam setiap blok, grafik pertumbuhan dibentuk
dengan garis merah (agak melengkung) dan pita warna kuning, hijau dan hijau
tua. Dasar pembuatannya sebagai berikut :
1) Garis merah (agar melengkung) dibentuk dengan menghubungkan angka
angka yang dihitung dari 70 % median baku WHO – NCHS.
2) Dua pita warna kuning di atas garis merah berturut- turut terbentuk
masing - masing dengan batas atas 75 % dan 80 % median baku WHO –
NCHS.
3) Dua pita warna hijau muda di atas pita kuning dibentuk masing – masing
dengan batas atas 85 % dan 90 % median baku WHO – NCHS.
4) Dua pita warna hijau tua di atasnya dibentuk msing - masing dengan batas
atas 95 % dan 100 % median baku WHO – NCHS.

15
5) Dua pita warna hijau muda dan kuning masing – masing pita bernilai 5 %
dari baku median adalah daerah di mana anak – anak sudah mempunyai
kelebihan berat badan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Posyandu Balita adalah pos pelayanaan terpadu untuk masyarakat
yang memiliki bayi dan balita di suatu wilayah yang sudah disepakati, yang
digerakan oleh masyarakat unutuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
mengidentifikasi manfaat Posyandu bagi kader antara lain Mendapatkan
berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap. KMS adalah
kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang
bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap
bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun.

3.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah
ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok
bahasan makalah ini bagi para pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa
yang telah menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua. Setiap perawat harus memahami akan Pemeriksaan fisik.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29988/5/Chapter%20I.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/50747/4/Chapter%20II.pdf

http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-saku-

posyandu.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24608/Chapter

%20II.pdf;jsessionid=E0C672C7E20A98972F1AADAC05B3FAF4?

sequence=4

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/106/jtptunimus-gdl-ekoteguhyu-5267-3-

bab2.pdf

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/57839/16.LAMPIRAN

%20modul.pdf?sequence=16

17

Anda mungkin juga menyukai