Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA


Dosen : Pajar Anugrah Prasetio, S.Si,. M.Pd

Oleh :
Sindi Adelia (20201510058)
PGSD 1B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunianya, kami dapat menyelsaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul
“Olahraga Tradisional” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan jasmani dan
olahraga, pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan mengenai
olahraga tradisional baik bagi pembaca khususnya bagi penulis. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk penyususnanya
maupun materinya. Oleh karena itu, kami harap pembaca dapat memberikan saran dan kritik
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Ciniru, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… I

DAFTAR ISI………………………………………………………………………....II

BAB 1 PENDAHULIAN……………………………………………………………..1

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………….1


1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….1
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………..2

BAB II…………………………………………………………………………………3

KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………………..3

2.1 DEFINISI PERMAINAN TRADISIONAL………………………………………4

2.2 MANFAAT PERMAIN TRADISIONAL………………………………………..5

BAB III……………………………………………………………………………….6

3.1 OLAHRAGA TRADISIONAL HADANG………………………………………6

3.2 OLAHRAGA TRADISIONAL TAROMPAH PANJANG………….…………..7

3.3 OLAHRAGA TRADISIONAL BENTENG……………………………………..8

3.4 OLAHRAGA TRADISIONAL LARI BALOK…………………………………8

3.5 OLAHRAGA TRADISIONAL EGRANG………………………………………9

BAB IV………………………………………………………………………………10

PENUTUP……………………………………………………………………………10

4.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………10

4.2 SARAN…………………………………………………………………………….10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan suatu mata ajar yang diberikan jenjang
sekolah tertentu, yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan yang
mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk bertubuh dan berkembang
jasmani, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang.

Permainan tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak.
Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan,
kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Namun sayangnya seiring
kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini mulai ditinggalkan bahkan
dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game yang ternyata banyak memberi
dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi kesehatan, psikologis maupun penurunan
konsentrasi dan semangat belajar.
Permainan Tradisional yang semakin hari semakin hilang di telan perkembangan jaman,
sesungguhnya menyimpan sebuah keunikan, kesenian dan manfaat yang lebih besar seperti kerja
sama tim, olahraga, terkadang juga membantu meningkatkan daya otak. Berbeda dengan
permainan anak jaman sekarang yang hanya duduk diam memainkan permainan dalam layar
monitor dan sebagainya. Setiap daerah, atau negara memiliki permainan tradisional berbeda-
beda.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan olahraga tradisional Hadang, Tarompah Panjang,
Bebentengan, Lari Balok, Egrang

- Apa saja alat yang digunakan dalam olahraga tradisional Hadang, Tarompah Panjang,
Bebentengan, Lari Balok, Egrang

- Bagaimana cara bermain olahraga tradisional Hadang, Tarompah Panjang, Bebentengan,


Lari Balok, Egrang

- Apa manfaat yang diperoleh dengan memainkan olahraga tradisional Hadang, Tarompah
Panjang, Bebentengan, Lari Balok, Egrang

1.3 Tujuan

- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan olahraga tradisional Hadang, Tarompah
Panjang, Bebentengan, Lari Balok, Egrang
- Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam olahraga tradisional Hadang, Tarompah
Panjang, Bebentengan, Lari Balok, Egrang

- Untuk mengetahui cara bermain olahraga tradisional Hadang, Tarompah Panjang,


Bebentengan, Lari Balok, Egrang

- Untuk Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan memainkan olahraga tradisional


Hadang, Tarompah Panjang, Bebentengan, Lari Balok, Egrang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Permainan Tradisional


Permainan tradisional telah berkembang sejak zaman nenek moyang. Permainan ini
berasal dari permainan rakyat yang dilestarikan secara turun temurun. Setiap wilayah di
indonesia memiliki beragam permainan tradisional. Permainan tradisional berkembang dari
permainan rakyat yang timbul pada tiap-tiap etnis dan suku yang ada di indonesia. Istilah
permainan berasal dari kata dasar “main” yang mendapat imbuhan “per-an”. Dalam Kamus
Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Novi Mulyani “main” adalah berbuat sesuatu yang
menyenangkan hati (dengan menggunakan alat atau tidak). Permainan tradisional atau biasa
disebut dengan permainan rakyat, yaitu permainan yang dilakukan masyarakat secara turun
temurun dan merupakan hasil dari penggalian budaya lokal yang di dalamnya banyak
terkandung nilai-nilai pendidikan dan nilai budaya, serta dapat menyenangkan hati yang
memainkannya.
Permainan tradisional anak adalah proses melakukan kegiatan yang menyenangkan hati
anak dengan mempergunakan alat sederhana sesuai dengan potensi yang ada dan merupakan
hasil penggalian budaya setempat menurut gagasan dan ajaran turun-temurun dari nenek
moyang. Dengan demikian, permainan adalah sesuatu yang dipergunakan untuk bermain,
barang atau sesuatu yang di permainkan; perbuatan yang dilakukan dengan tidak sungguh-
sungguh, biasa saja. Sedangkan menurut misbach yang dikutip oleh Novi Mulyani permainan
adalah situasi bermain yang terkait dengan beberapa aturan atau tujuan tertentu, yang
menghasilkan kegiatan dalam bentuk tindakan bertujuan

A. Tujuan Permainan
Adapun tujuan dari permainan adalah sebagai berikut :
a. Melestarikan permainan tradisional sebagai ciri khas bangsa indonesia.
b. Memperkenalkan permainan tradisional indonesia terutama ke masyarakat
indonesia sendiri yang tidak kenal dengan permainan tradisional tersebut.
c. Memberikan pengertian kepada orang tua-orang tua bahwa anak tersebut
membutuhkan yang namanya permainan.
d. Mengajarkan anak-anak indonesia berfikir kreatif dengan apa yang ada
disekitarnya sehingga diharapkan kelak anak-anak tersebut menjadi manusia
dewasa yang kreatif (dalam hal positif tentunya)

2.2 Manfaat Permainan Tradisional


Bermain merupakan hal yang mengasyikan apalagi permainan tradisional yang
didalamnya melibatkan banyak anak dan berada diruang terbuka. Dalam permainan
tradisional dapat menstimulasi anak dalam mengembangkan kerja sama, membantu anak
menyelesaikan diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkondisikan anak dalam
mengontrol diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman, menaati aturan, serta
menghargai orang lain. Berikut manfaat permainan tradisional:

1. Permainan tradisional cenderung menggunakan atau memanfaatkan alat atau fasilitas


dilingkungan kita tanpa harus membelinya sehingga perlu daya imajinasi dan kreativitas
yang tinggi.
2. Permainan Tradisional melibatkan permainan yang relatif banyak. Setiap permainan
rakyat banyak anggotanya. Selain mendahulukan faktor kesenangan bersama, permainan
ini juga mempunyai maksud sebagai pendalaman kemampuan interaksi antar pemain.
3. Permainan Tradisional memiliki nilai-nilai luhur dan pesanpesan moral tertentu, seperti
nilai-nilai kebersamaan, kejujuran, tanggung jawab, sikap lapang dada, dorongan
berprestasi, dan taat pada aturan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Olahraga Tradisional Hadang

Hadang adalah permainan tradisional yang dimainkan secara beregu dengan jumlah anggota regu
sebanyak 8 orang dan terdiri dari 5 orang pemain inti serta 3 orang cadangan. Biasanya
permainan tradisional ini banyak dimainkan anak-anak ketika mengisi waktu luang. Berikut
Peraturan Permainan Olahraga Tradisional Hadang :

1) Lapangan :
- Dapat dilakukan di lapangan tertutup atau di ruangan terbuka
- Bentuk lapangan empat persegi panjang berpetak- petak ukuran: Panjang 15 meter
dan lebar 9 meter. Dibagi 6 petak masing- masing 4,5 x 5 meter
- Lapangan permainan ditandai dengan garis selebar 5cm
- Garis pembagi lapangan menjadi 2 bagian memanjang disebut garis tengah 
2) Peraturan pertandingan
- Pemain terdiri dari 2 regu masing- masing 5 orang dan 3 cadangan (pertandingan
hanya untuk beregu putra dan beregu putri)
- Permainan berlangsung 2x 15 menit bersih
3) Petugas Pertandingan
- Setiap pertandingan dipimpin oleh 2 orang wasit, keduanya mempunyai tugas dan
kewenangan yang sama.
- Dua orang pencatat nilai ditempatkan di sudut garis depan dan 2 orang disudut garis
belakang
- Setiap pertandingan terdapat 2 hakim garis membantu wasit dengan tanda
mengangkat bendera warna merah, dan bendera satunya menunjuk pada pemain
penyerang yang terkena sentuhan penjaga
4) Jalannya Permainan
- Diadakan undian sebelum permainan mulai, yang kalah sebagai penjaga dan yang
menang sebagai penyerang
- Regu penyerang menempati garis jaganya masing- masing dengan ke dua kaki berada
di atas garis, sedangkan regu penyerang siap untuk masuk
- Permainan dimulai setelah wasit membunyikan peluit
- Penyerang berusaha melewati garis di depannya dengan menghindari tangkapan, atau
sentuhan dari penjaga
- Setiap pemain penyerang yang telah berhasil melewati seluruh garis langsung dapat
melanjutkan permainannya seperti semula
- Kaki penyerang tidak boleh keluar dari garis samping kanan atau kiri
- Kaki penyerang yang telah menginjak garis di depannya harus melangkah maju,
apabila menarik kaki dari garis yang diinjaknya dinyatakan salah
- Penyerang yang telah dinyatakan mati oleh wasit, maka permainan harus dihentikan,
penyerang menjadi penjaga
- Penjaga berusaha menyentuh penyerang dengan tangan tidak boleh mengepal, dan
kaki tetap di atas garis
- Penjaga tidak boleh menyentuh penyerang yang telah melewati garis jaganya-Penjaga
tidak boleh menyentuh penyerang dalam posisi badan menghadap ke depan, sedang
telapak tangannya menghadap ke belakang
- Penjaga dapat menyentuh penyerang dengan menjatuhkan badan dengan posisi ke dua
kaki di atas garis
- Penjaga dikatakan sah menyentuh penyerang yang telah melewati garis dalam satu
lintasan kejaran penjaga
- Penjaga garis tengah atau sodor sentuhan sah hanya berlaku pada awal garis sampai
garis belakang
- Penjaga dikatakan sah menyentuh penyerang yang telah melewati garis dalam satu
lintasan kejaran penjaga
- Penjaga garis tengah atau sodor sentuhan sah hanya berlaku pada awal garis sampai
garis belakang
- Pergantian pemain dilakukan pada saat: berhenti istirahat, time out. Max 3 kali
pergantian selama pertandingan
- Pergantian dari penyerang ke penjaga atau sebaliknya ditentukan oleh wasit dengan
membunyikan peluit setelah: penjaga menyentuh penyerang, kaki penyerang keluar
garis, penyerang berbalik masuk petak di belakang yang telah dilaluinya, penyerang
yang telah menginjak garis di depannya dan menarik kembali kakinya, tidak ada
perubahan posisi dari penyerang pada petak di depannya selama 2 menit
- Apabila permainan telah berjalan 15 menit wasit membunyikan peluit tanda istirahat,
dan posisi pemain dicatat. Permainan babak ke dua dilanjutkan, posisi pemain sama
seperti babak pertama dihentikan. Waktu istirahat 5 menit

3.2 Olahraga Tradisional Terompah Panjang

Permainan Terompah Panajang atau biasa disebut Bakiak adalah salah satu permainan
tradisional. Bahannya dibuat dari kayu panjang seperti seluncur es yang sudah dihaluskan dan
diberi beberapa selop diatasnya, biasanya untuk 3-5 orang. Memainkan bakiak biasanya secara
berkelompok atau tim, yang masing-masing tim berlomba untuk sampai ke finish. Permainan ini
menguji ketangkasan, kepemimpinan, kerja sama, kreatifitas, wawasan, dan kejujuran.

1) Tujuan Permainan Terompah Panjang

Permainan Terompah Panjang memiliki nilai afektif, kognitif dan psikomotor sebagai
bentuk dari pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yaitu terdiri dari
- Nilai afektif

Nilai afektif adalah nilai keaktifan dalam melaksanakan permainan. Nilai afektif yang
baik disini maksudnya setiap anggota serius dalam bermain dan melaksanakan tugas
dengan baik dan benar.

- Nilai kognitif

Nilai kognitif adalah nilai tertulis berdasarkan penguasaan materi. Dinilai baik anggota
anggota mengerti aturan utama dan memahami perannya dalam permainan.

- Nilai psikomotor

Nilai psikomotor adalah nilai perilaku dalam permainan. Nilai ini berupa kehadiran dan
mentaati peraturan bermain. Psikomotor yang baik harus melaksanakan permainan sesuai
peraturan permainan.

2) Jalannya Permainan

- Sebelum perlombaan dimulai, usia para peserta diteliti untuk menentukan kelompok
usia. Regu yang sudah diteliti kelompok usianya kemudian diberi nomor yang
dipasang di dada peserta yang paling depan, dan di punggung pemain yang paling
belakang.
- Seluruh peserta dikelompokan atau dibagi dalam seri. Setiap seri maksimal 5 regu
sesuai dengan jumlah lintasan (disesuaikan dengan jumlah regu peserta).
- Selanjutnya diadakan undian untuk menentukan lintasan masing-masing regu, dan
untuk menentukan urutan pemberangkatan dalam perlombaan. Undian sebaiknya
dilakukan pada Technical Meeting.
- Sebelum perlombaan dimulai, semua peserta dari masing-masing regu berdiri di
samping kiri terompahnya. Ujung depan terompah diposisikan dibelakang garis
start.
- Aba-aba dalam perlombaan diberikan oleh juri pemberangkatan adalah : “
bersedia…. , siap….., ya “ ( peluit dibunyikan atau bendera dikibarkan ). 
- Pada aba-aba “ bersedia “ seluruh peserta berdiri di atas terompah panjang masing-
masing, dengan jari-jari kaki masuk ke dalam setengah lingkaran sabuk terompah,
dengan berpegangan satu sama lain pada bahu atau pinggang. Sebaiknya para
peserta memakai sepatu olahraga agar kaki tidak lecet.
- Aba-aba “ siap “ peserta konsentrasi untuk melakukan jalan.
- Aba-aba “ ya “ peluit dibunyikan atau bendera di kibarkan, seluruh regu peserta
berjalan atau berlari secepat-cepatnya menuju kearah 50 meter pertama. Setelah
ujung belakang lewat garis, balik dengan mengangkat terompahnya keatas bukan
memutar kearah samping kanan atau kiri, ujung terompah diletakan dibelakang
garis dan jalankan kearah awal jalan atau garis finish.
- Pada saat berjalan, petugas lintasan berada dibelakang peserta dengan mengangkat
bendera warna hijau sebagai tanda peserta masih sah dalam perlombaan. Jika
peserta kakinya keluar dari terompah dan menginjak tanah dinyatakan diskualifikasi
, dengan mengangkat bendera merah keatas.
- Regu dianggap sah, apabila peserta terompah ujung bgian belakang melewati garis
finish dengan tidak ada kesalahan selama dalam perjalanan. Regu juga masih
dianggap sah walaupun regu tersebut jatuh ke depan, tetapi kedua kaki masih
kontak pada terompah meskipun tangan menyentuh tanah.
- Peserta dianggap gugur apabila :

1) Tidak berhasil mencapai garis finish

2) Menginjak lintasan peserta lain

3) Dengan sengaja mengganggu peserta lainnnya

4) Salah satu kaki atau kedua kaki menginjak tanah, artinya salah satu kaki atau
kedua kaki tidak ada kontak dengan terompah

5) Terompah rusak di tengah jalan.

3.3 Olahraga Tradisional Bentengan

Bentengan adalah permainan yang dimainkan dilapangan terbuka yang tujuannya untuk
menyerang dan mengambil alih benteng  lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah
dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan
menawan seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa
yang berhak menjadi penawan dan yang tertawan ditentukan dari waktu terakhir saat si penawan
atau tertawan menyentuh benteng  mereka masing-masing.

Dalam permainan bentengan, biasanya masing - masing anggota mempunyai tugas


sebagai penyerang, mata - mata, pengganggu, dan penjaga benteng. Permainan ini sangat
membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal, agar bisa mengelabui
musuh.

1) Manfaat bermain Bentengan :

- Dapat melatih kekompakan


- Dapat melatih konsentrasi
- Mengasah kemampuan strategi yang tepat
- Menigkatkan kekuatan dan ketangkasan
2) Cara bermain Bentengan

- Kedua tim melakukan swuit


- Tim yang menang maju satu-satu untuk menyerang terlebih dahulu
- Anggota tim lawan akan berusaha menyentuh orang yang maju terlebih dahulu
- Untuk menghindari sentuhan lawan bisa kembali ke benteng masing-masing dan begitu
seterusnya
- Apabila salah satu dari tim terkena sentuhan lawan, maka menjadi tahanan dibenteng
lawan
- Apabila ingin membebaskan tahanan, maka cukup mendatangi benteng lawan dan
menyentuh salah satu anggota badannya teman kita yang ditahan
- Tim lawan jangan sampai menyentuh kita dam teman kita yang baru di bebaskan
- Apabila kita disentuh atau teman kita yang baru dibebaskan tersentuh lagi oleh lawan
maka kita atau teman kita menjadi tahanan kembali
- Ingat harus ada anggota tim yang menjaga bentengnya
- Apabila benteng lawan tidak ada yang menjaga, maka pemain dapat menyentuh benteng
tersebut kemudian teriak “BENTENG”
- Maka tim yang bisa menyentuh benteng lawan tersebut yang akan menjadi pemenagnya.

3.4 Olahraga Tradisional Lari Balok

Lari Balok adalah permainan tradisional yang sering dilombakan pada perayaan
kemerdekaan Republik Indonesia. Olahraga tradisional ini memiliki karakter yang
menyenangkan serta mendidik, karena pelaku permainan menggunakan seluruh tubuhnya untuk
bergerak dan setiap gerakannya itu membutuhkan kelincahan, kekuatan dan ketepatan berpikir
dalam membuat strategi.

Bentuk permainan berupa adu kecepatan menempuh suatu jarak tertentu diatas empat
buah balok kecil yang menyerupai batu bata. Setiap habis melangkah pemain harus
memindahkan balok yang dibelakangnya ke depan sebagai tempat berpijak dan seterusnya.
Permainan ini menuntut kelincahan, keseimbangan, kecepatan dan kooordinasi gerak yang baik
atau konsentrasi. Permainan yang dilakukan dengan cara lari diatas lintasan dua balok dari empat
balok yang tersedia untuk masing- masing pelari.

1) Aturan permainan tradisional Lari Balok

Lari balok merupakan cabang permainan atau olahraga tradisional yang peraturan
permainannya telah disusun secara nasional, dapat dimainkan secara beregu atau
perorangan dan dimainkan di atas lapangan berukuran panjang minimum 15 m, lebar 7,5
m dibagi lima garis lintasan masing-masing 1,5 m. Balok tersebut dari bahan kayu
dengan ukuran panjang 23 cm, lebar 9 cm, tinggi/ tebal 4 cm, berat balok sekitar 50
gram- 100 gram
1. Lapangan

Lapangan terbuka, rata (rumput, tanah, semen, maupun aspal). Jalan raya apabila
memungkinkan.

- Panjang minimum 15 meter,

- Lebar 7,5 meter (dibagi 5 garis lintasan masing-masing 1,5 meter)

2. Peralatan

Bahan dari kayu atau balok dimana permukaan tempat berpijak dibuat rata. Spesifikasi
alat sebagai berikut.

- Bahan terbuat dari kayu


- Ukuran balok dengan panjang 25 meter, lebar 9 cm, dan tinggi 4 cm.
- Berat balok 50 gram – 100 gram.
- Bendera start berukuran 60 cm x 90 cm (ukuran tidak mutlak).
- Bendera kecil segitiga merah dan biru berukuran 27 cm x 37 cm.

3. Pemain

Permainan lari balok bisa dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan. Klasifikasi :

- Kelompok I : 6 – 10 tahun
- Kelompok II : 11 – 14 tahun
- Kelompok III : 15 – 18 tahun
- Kelompok IV : 19 tahun keatas

4. Pemimpin Perlombaan

- Wasit bertugas mengawasi jalanya perlombaan.


- Juri pemberangkatan bertugas memberi aba-aba start pemberangkatan.
- Juri lintasan bertugas mengikuti di belakang dari setiap peserta / atlet. Dengan
ketentuan apabila tidak ada pelanggaran bendera biru ditangan kiri diangkat terus
sampai ke garis finish, dan apabila ada pelanggaran bendera merah di tangan
kanan diangkat, maka peserta / atlet tersebut dinyatakan gugur.

5. Juri kedatangan, mengawasi peserta / atlet yang telah tiba di finish.

6. Pencatat , mencatat nama/nomor peserta / atlet yang telah tiba di finish (Nur,
2016).
2) Manfaat Permainan Lari Balok

Banyak sekali nilai-nilai melalui permainan tradisional Lari Balok, dalam


beberapa kriteria dari sudut penggunaan bahasa, secara bersosialisasi, aktivitas fisik,
kekompakkan dan aktivitas psikis. Permainan tradisional yang anak-anak mainkan tentu
saja membuat anak merasa terbebas dari segala tekanan, sehingga rasa keceriaan dan
kegembiraan dapat tercermin ketika anak sedang memainkannya.

Permainan tradisional yang teridentifikasi dapat menstimulus berbagai aspek


perkembangan anak khususnya aspek keterampilan sosial. Melalui permainan tersebut
anak dapat belajar bersosialisasi dengan teman, anak belajar mengendalikan diri atau
mengendalikan emosi mereka anak belajar bertanggung jawab, anak belajar tertib
terhadap peraturan serta belajar menghargai orang lain. Direktorat Budaya (dalam
Kurniati, 2006:4) mengatakan bahwa setiap permainan rakyat tradisional sebenarnya
mengandung nilai-nilai yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan anak.
Permainan tradisional lari balok selain dapat memupuk kesatuan dan persatuan, juga
dapat memupuk kerjasama, kedisiplinan, dan kejujuran.

3.5 Olahraga Tradisional Egrang

Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar
bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang
diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke
kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir
maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk
melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan
telah dibuat selama ratusan tahun.

Aturan permainan tradisional enggrang

1) Lapangan dan Peralatan

Permainan egrang ini tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang khusus. Dapat
dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di tepi pantai, ditanah lapang
atau di jalan. Luas arena permainan egrang ini hanya sepanjang  7-15 meter dan lebar
sekitar 3-4 meter. Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu bata (volovatu)
atau kayu yang relatif lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 2,5-3
meter. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Mula-mula bambu dipotong menjadi
dua bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2½-3 meter. Setelah itu, dipotong
lagi bambu yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 20-30 cm
untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran panjang
dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah bambu untuk
pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan
2) Jalannya pertandingan

- Perkelompok diperlombakan dalam seri, dari garis start sampai garis finis
dipimpin juri star dan waktu dicatat oleh petugas pencatat waktu
- Sebelum perlombaan dimulai, para atlet berdiri dibelakang garis start dengan
memegang egrang
- Perlombaan oleh wasit/juri star adalah : bersedia, siap, “YA” pada aba-aba
bersedia, tangan memegang egrang (kanan dan kiri), aba-aba siap satu kaki
(kanan atau kiri) di atas tempat berpijak dan setelah aba-aba “YA” Lari.
Pengganti ya dapat diganti dengan suara peluit/sejenis.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Permainan tradisional tidak hanya sekedar permainan yang mengandung kesenangan


semata. Namun permainan tradisional dapat melatih kemampuan motorik anak, sikap
anak, dan juga ketrampilan anak. Serta dapat membentuk karakter anak yang luhur.
Dalam menerima sikap perubahan sosial didalam masyrakat kita memang harus bersifat
terbuka dan dinamis terhadapa perkembangan zaman, perkembangan dunia IT. Ada
sebuah garis-garis yang harus memisahkan kebudayaan asli dengan masuknya
kebudayaan luar dalam era global saat ini. Perubahan sosial akan terjadi apabila
masyarakat menerima masuknya perubahan itu sendiri, maka dari itu kita perlu yang
namanya kesadaran sejak dini untuk menjaga dan melstarikan kebudayaan lokal
masyarakat kita sendiri, kalau bukan kita yang menjaga kebudayaan tersebut, siapa lagi
dan tidak akan menutup kemungkinan memudarnya permainan tradisional, sebagai salah
satu contoh penulisan diatas, dapat terjadi bila kita sendiri tidak memelihara kebudayaan
kita sendiri.

4.2 Saran

Kita sebagi generasi muda sudah saatnya kita melestarikan permainan tradisional.kita
seharusnya perkenalkan dulu pada anak tentang permainan tradisional walaupun di
zaman globalisasi saat ini.karena pada usia dini,perkembangan anak sangant dibutuhkan
demi perkembangan fisik dan motorik anak.selain itu permainan tradisional sangat
menguntungkan daripada permainan di zaman sekarang seperti game online.game online
sangat tidak baik bagi perkembangan anak karena akan membawa dampak negatif bagi
seorang anak.
DAFTAR PUSTAKA

Muliawan, J. U. (2009). Manajemen Play group dan Taman Kanak-kanak. yogyakarta: Diva
Pers.
https://rusaas.wordpress.com/2018/08/20/rusa/
http://alvyanto.blogspot.com/2012/10/permainan-tradisional.html#ixzz3ZiKEUhuF
http://alvyanto.blogspot.com/2012/10/permainan-tradisional.ht

Anda mungkin juga menyukai