Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia.
Baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak,
tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari. Kebutuhan tersebut dapat
dipenuhi secara sadar maupun tidak sadar, contohnya makan dan bernapas, serta
kadang ditentukan oleh kebudayaan tempat individu tersebut tinggal. Kebutuhan
juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal individu yang bersangkutan
(Mubarak, 2015).
Meskipun pada dasarnya semua kebutuhan tersebut dapat ditunda. Hal ini
berdasarkan urutan prioritas kebutuhan dasar yang paling penting. Bila proses
memenuhi kebutuhan terganggu/kegagalan memenuhi kebutuhan dasar maka
akan timbul kondisi yang psikologis. Sebaliknya bila semua kebutuhan dasar
manusia terpenuhi maka individu tersebut akan sejahtera dan bebas menuju tujuan
hidup. Kebutuhan psikologis dan sosiologis saling berhubungan erat dan
mempunyai hubungan timbal balik (Mubarak, 2015).
Usia lanjut adalah suatu proses yang alami yang tidak dapat dihindari oleh
manusia. Lansia ditandai dengan perubahan fisik, emosional, dan kehidupan
seksual. Gejala-gejala kemunduran fisik seperti merasa cepat capek, stamina
menurun, badan menjadi membongkok, kulit keriput, rambut memutih, gigi mulai
rontok, fungsi pancaindra menurun, dan pengapuran pada tulang rawan.
Sedangkan menurut Bustan (dalam Maramis, 2016) perubahan mental-emosional
yaitu daya ingat menurun, sering lupa, emosi berubah, sering marah-marah, rasa
harga diri tinggi, dan mudah tersinggung.
Berdasarkan Data Sensus Ekonomi Nasional (Susesnas) Badan Pusat Statistik
(BPS) 2017, jumlah lansia 23,4 juta jiwa (8,97 persen) dari total penduduk
1
2

Indonesia. Pada 2025 diperkirakan mencapai 33,7 juta (11,8 persen) dan 2035
sebanyak 48,2 juta dari jumlah penduduk (15,8 persen).
Semakin meningkatnya lanjut usia di Indonesia akan menimbulkan
permasalahan yang cukup komplek baik dari masalah fisik maupun psikologis.
Masalah psikologis yang paling banyak terjadi pada lanjut usia umumnya adalah
kesepian, kesepian merupakan perasaan terasing yaitu perasaan tersisihkan,
terpencil dari orang lain, karena merasa berbeda dari orang lain dan mengalami
gangguan sosial (Maryam, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Indonesia didapatkan hasil bahwa
sebagaian besar lansia berada pada keadaan kesepian sedang, yakni sebesar
66,67% diikuti kesepian ringan sebesar 23,33% dan sisanya sebesar 10% masuk
dalam kesepian tinggi (Wardiyah, 2007).
Semakin bertambah usia, orang akan semakin sibuk dengan kegiatan masing-
masing sehingga lebih jarang berinteraksi dengan orang-orang terdekat yang juga
sama-sama sibuk. Banyak juga orang lanjut usia yang sudah tidak punya banyak
kegiatan dan orang-orang di sekitarnya seperti anak dan cucu yang jarang datang
berkunjung. Hal inilah yang mengundang rasa kesepian pada orang tua.
Perlman & Peplau (2013), mendefinisikan kesepian sebagai kondisi yang
tidak menyenangkan yang terjadi ketika jaringan hubungan sosial seseorang itu
kurang. Sedangkan isolasi sosial mengandung karakteristik objektif dari sebuah
situasi dan merujuk pada ada tidaknya hubungan dengan orang lain. Seseorang
dengan jumlah jaringan sosial yang sedikit, secara definitif dikatakan terisolasi.
Isolasi sosial adalah faktor resiko utama bagi lansia. Individu tanpa hubungan-
hubungan sosial mereka akan terisolir, terabaikan dan depresi. Kurangnya
hubungan dengan orang lain ini akan cenderung membangun dan memelihara
persepsi negatif mengenai dirinya, menganggap kurang puas dalam kehidupan
dan sering kali kurang motivasi.
Berdasarkan hasil penelitian Siska Yuli pada Februari 2015, dari 45
responden dengan interaksi sosial kurang baik, terdapat 32 responden (71,1%)
3

mengalami kesepian dan 13 responden (28,9%) tidak mengalami kesepian.


Sedangkan dari 41 responden dengan interaksi sosial baik, terdapat 18 responden
(43,9%) mengalami kesepian dan 23 responden (56,1%) tidak mengalami
kesepian. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa penyebab
terjadinya kesepian pada lansia salah satunya adalah kurangnya interaksi sosial
yaitu hubungan interpersonal antar lansia yang satu dengan lansia yang lainnya,
sehingga semakin lansia mempunyai interaksi sosial yang kurang maka lansia
semakin mengalami kesepian.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Lanjut Usia Tresna
Werdha Lampung merupakan panti jompo milik Dinas Sosial Lampung. Jumlah
lansia dalam panti ini sebanyak 85 orang. Telah dilakukan wawancara kepada 10
lansia sebagai prasurvey, dari hasil wawancara didapatkan bahwa 3 lansia
mengatakan memiliki hubungan yang tidak dekat dan tidak berarti dengan orang
lain, 3 lansia mengatakan sedih karena merasa kesepian dan tidak disukai oleh
teman-temannya dan 4 lansia mengatakan merasa bersalah sehingga dijauhi oleh
teman-temannya. Melihat kondisi ini perlu diberikan asuhan keperawatan. Peran
perawatan dalam melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan
psikologis yaitu sebagai perawat pelaksana yang memberikan pelayanan secara
langsung menggunakan pendekatan proses keperawatan yaitu melakukan
pengkajian keperawatan, menetapkan diagnosis keperawatan, menyusun
perencanaan keperawatan dan melaksanakan implementasi serta evaluasi.
Intervensi yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan interkasi sosial pada
lansia.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengambil fokus penulisan
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Psikologis: Kesepian
Pada Lansia di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Lampung
untuk memenuhi persyaratan Laporan Tugas Akhir di Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang Program Studi D III Keperawatan Tanjungkarang tahun 2019.
Dengan harapan klien dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
4

serta untuk mendapat gambaran tentang asuhan keperawatan pada klien kesepian
menggunakan proses keperawatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis mengambil rumusan masalah yaitu
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Psikologis:
Kesepian Pada Lansia di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha
Lampung?”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Psikologis: Kesepian Pada Lansia di UPTD Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Lampung.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan psikologis: kesepian pada lansia di UPTD Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Lampung.
b. Menggambarkan diagnosis keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan psikologis: kesepian pada lansia di UPTD Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Lampung.
c. Menggambarkan rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan kebutuhan psikologis: kesepian pada lansia di UPTD Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Lampung.
d. Menggambarkan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan psikologis: kesepian pada lansia di UPTD Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Lampung.
5

e. Menggambarkan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan


kebutuhan psikologis: kesepian pada lansia di UPTD Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Lampung.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang asuhan keperawatan
kebutuhan psikologis: kesepian pada lansia di UPTD Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Lampung.
b. Sebagai bahan masukan dan referensi mahasiswa yang akan melakukan
asuhan keperawatan kebutuhan psikologis: kesepian pada lansia.
2) Manfaat Praktis
a. Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada lansia dengan
kebutuhan psikologis: kesepian pada lansia.
b. Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam
melakukan asuhan keperawatan bagi pasien khususnya dengan gangguan
psikologis: kesepian pada lansia.
c. Sebagai bahan masukan dan referensi UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Tresna Werdha Lampung.

E. Ruang Lingkup
Asuhan keperawatan fokus pada kebutuhan dasar yang dibatasi hanya
melakukan asuhan keperawatan gerontik pada dua individu, yaitu melakukan
proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian, perumusan diagnosa,
perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi. Kebutuhan dasar manusia
dalam hal ini dibatasi hanya pada pemenuhan kebutuhan psikologis yang berfokus
pada diagnosa isolasi sosial. Subjek pada penelitian ini dilakukan pada dua klien
yang di diagnosa isolasi sosial dengan gangguan sensori, dilaksanakan di UPTD
6

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Lampung selama 3 hari mulai
tanggal 26-28 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai