Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH KERAJAAN DEMAK


Diajukan untuk memenuhi tugas
Mata kuliah sejarah di indonesia & Asia Tenggara

Dosen Pengampu : Abd Hayatussalis, M.Pd

DISUSUN OLEH

SILVIA AGUSTINA
(1911100338)

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AR-RISALAH INHIL RIAU

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin saya tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Sejarah Di
Indonesia & Asia Tenggara”, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini memuat tentang “Sejarah Kerajaan Demak”

Saya juga banyak mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
saya agar dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.

Sungai Guntung, April 2020

penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 4
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN................................................................................................................................ 5
A. Awal Kerajaan Demak ..................................................................................................... 5
B. Letak Kerajaan Demak .................................................................................................... 6
C. Kehidupan Politik, Sosial Budaya Dan Ekonomi ............................................................... 7
D. Masa Keemasan Kerajaan Demak ................................................................................. 10
E. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak ......................................................................... 10
BAB III .......................................................................................................................................... 12
PENUTUP ..................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 13

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyebaran agama islam di indonesia dimulai dari para bangsa Arab, Cina,
dan Persia yang datang ke indonesia dengan tujuan untuk berdagang. Dalam
perjalanannya menuju indonesia, para pedagang mengalami banyak proses disetiap
daerah, terutama di pulau jawa. Agama islam berangsur-angsur berkembang
menjadi agama paling besar di Jawa karena dibeberapa titik temu perdagangan laut
internasional terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jadi, penyebaran islam di
Jawa dibawa para pedagang melalui jalur laut. Meluasnya penyebaran agama islam
dengan menyerang dan merebut kekuasaan kerajaan Majapahit.
Menjelang akhir abad ke-15 seiring dengan kemunduran Majapahit, secara
praktis beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Bahkan wilayah-
wilayah yang tersebar atas kadipaten-kadipaten saling serang, saling mengklaim
sebagai pewaris tahta Majapahit. Runtuhnya kerajaan Majapahit yang bercorak
hindu di Pulau Jawa berganti dengan berdirinya kerajaan Demak yang
menyebarluaskan agama Islam di Pulau Jawa.
Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari
kerajaan Majapahit, kemudian muncul kekuatan baru mewarisi legitimasi dari
kebesaran Majapahit. Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama
Islam di Pulau Jawa dan indonesia pada umumnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah awal dan letak berdirinya kerajaan Demak?


2. Bagaimana kehidupan politik, sosial budaya dan ekonomi kerajaan Demak?
3. Bagaimana kerajaan Demak dapat mengalami masa keemasan?
4. Apa penyebabnya keruntuhan kerajaan demak?

3
C. Tujuan Penulisan

Mengulas, mengungkap serta membahas kembali mengenai munculnya Kerajaan


Demak di Pulau Jawa. Dan memberikan gambaran mengenai masuknya islam pada
masa kerajaan Demak.

D. Manfaat Penulisan

Agar menjadi bahan acuan bagi pembaca dan memberi pengetahuan kepada setiap
pembaca mengenai Kerajaan Demak.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Awal Kerajaan Demak
Awal berdirinya kerajaan Demak dimulai dari runtuhnya kerajaan Majapahit
yang diberi tanda Candra Sengkala: Sirna hilang Kertaning Bumi, yang berarti
tahun saka 1400 atau 1478 M yang disebabkan karena perang saudara sehingga
wilayah kekuasaanya memisahkan diri sementara Demak yang berada diwilayah
utara pantai Jawa muncul sebagai kawasan yang mandiri. Dalam tradisi jawa
digambarkan bahwa Demak merupakan pengganti langsung dari kerajaan
Majapahit. Kerajaan islam yang pertama di jawa adalah Demak, dan berdiri pada
tahun 1478 M, oleh Raden Fatah. Dari gelarnya, yaitu Raden, dapat diduga ia
bertalian darah dengan penguasa lama.
Pada awal abad ke-14, Kaisar Yan Lu dari Dinasti Ming di China
mengirimkan seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai tanda
persahabatan kedua negara. Putri yang cantik jelita dan pintar ini segera mendapat
tempat istimewa dihati raja. Raja Brawijaya sangat tunduk kepada semua kemauan
sang putri jelita, hingga membawa banyak pertentangan dalam istana Majapahit.
Pasalnya sang putri telah berakidah tauhid. Saat itu, Brawijaya sudah memiliki
permaisuri yang berasal dari Champa (sekarang bernama Kamboja), masih kerabat
Raja Champa. Sang permaisuri memiliki ketidakcocokan dengan putri pemberian
Kaisar Yan Lu . akhirnya dengan berat hati raja menyingkirkan putri cantik ini dari
istana, dalam keadaan mengandung sang putri dihibahkan kepada Adipati
Palembang, Arya Damar. Raden Fatah dilahirkan dari rahim sang putri cina di
Palembang. Nama kecil Raden Fatah adalah pangeran Jimbun, karena Arya Damar
sudah masuk islam maka Raden Fatah dididik secara islam, sehingga jadi pemuda
yang taat beragama islam.
Pada masa mudanya Raden Fatah memperoleh pendidikan yang
berlatarbelakang kebangsawanan dan politik, 20 tahun lamanya ia hidup diistana
Adipati Palembang.

5
Babad Tanah Jawi menyebutkan, Raden Fatah menolak menggantikan Arya
Damar menjadi bupati Palembang. Ia kabur ke pulau Jawa ditemani Raden Kusen
(adik tiri Raden Fatah). Sesampainya di Jawa, keduanya berguru pada Sunan Ampel
di Surabaya. Raden Kusen kemudian mengabdi ke Majapahit, sedangkan Raden
Fatah pindah ke Jawa Tengah membuka hutan Glagahwangi menjadi sebuah
pesantren.
Semakin lama pesantren Glagahwangi semakin maju. Brawijaya (alias Bhre
Kertabhumi) di Majapahit khawatir kalau Raden Fatah berniat memberontak. Raden
Kusen yang kala itu sudah diangkat menjadi Adipati Terung diperintah untuk
memanggil Raden Fatah. Raden Kusen menghadapkan Raden Fatah ke Majapahit.
Brawijaya (diidentifikasi sebagai Briwijaya V) merasa terkesan dan akhirnya mau
mengakui Raden Fatah sebagai putranya. Raden Fatah pun diangkat sebagai bupati,
sedangkan Glagahwangi diganti nama menjadi Demak, dengan ibukota bernama
Bintara.
Menurut kronik Cina, Jin Bun pindah dari Surabaya ke Demak tahun 1475.
Kemudian ia menaklukkan Semarang tahun 1477 sebagai bawahan Demak. Hal itu
membuat Kung-ta-bu-mi (alias Bhre Kertabhumi) di Majapahit resah. Namun,
berkat bujukan Bong Swi Hoo (alias Sunan Ampel), Kung-ta-bu-mi bersedia
mengakui Jin Bun sebagai anak, dan meresmikan kedudukannya sebagai bupati di
Bing-to-lo (ejaan China untuk Bintoro).
B. Letak Kerajaan Demak
Kerajaan Demak bernama Bintoro yang merupakan daerah vasal atau
bawahan kerajaan Majapahit. Kekuasaan pemerintahannya diberikan kepada Raden
Fatah (dari kerajaan Majapahit) yang ibunya menganut agama islam dan berasal
dari Jeumpa (daerah pasai). Letak Demak sangat menguntungkan, baik untuk
perdagangan maupun pertanian. Pada zaman dahulu wilayah Demak terletak ditepi
selat diantara pegunungan Muria dan Jawa. Sebelumnya selat itu rupanya agak lebar
dan dapat dilayari dengan baik sehingga kapal dagang dari Semarang dapat
mengambil jalan pintas untuk berlayar ke Rembang.

6
Tetapi sudah sejak abad XVII jalan pintas itu tidak dapat dilayari setiap saat.
Pada abad XVI agaknya Demak telah menjadi gudang padi dari daerah pertanian
ditepian selat tersebut. Konon, kota Juwana merupakan pusat seperti itu bagi daerah
tersebut pada sekitar 1500. Tetapi pada sekitar 1513 Juwana dihancurkan dan
dikosongkan oleh Gusti Patih, panglima besar kerajaan Majapahit yang bukan
islam. Ini kiranya merupakan perlawanan terakhir kerajaan yang sudah tua itu.
Setelah jatuhnya Juwana, Demak menjadi penguasa tunggal disebelah selatan
pegunungan Muria. Yang menjadi penghubung antara Demak dan daerah
pedalaman di Jawa Tengah ialah Sungai Serang (dikenal juga dengan nama-nama
lain), yang sekarang bermuara dilaut Jawa antara Demak dan Jepara. Hasil panen
sawah didaerah Demak rupanya pada zaman dahulu pun sudah baik. Kesempatan
untuk menyelenggarakan pengaliran cukup. Lagi pula, persediaan padi untuk
kebutuhan sendiri dan untuk perdagangan masih dapat ditambah oleh para penguasa
di Demak tanpa banyak susah, apabila mereka menguasai jalan penghubung
dipedalaman Pegging dan Panjang.
C. Kehidupan Politik, Sosial Budaya Dan Ekonomi
a. Kehidupan Politik
Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada
saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V)
dengan ditandai Candra Sengkala, sirna hilang kertaning bumi (artinya tahun
1400 saka atau tahun 1478 M). Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan
Raden Fatah menjadi raja di kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung
Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan
patih diangkat ki wanapala dengan gelar Mangkurat.
Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar, dibawah
kepemimpinan Raden Fatah (1481-1518). Negeri-negeri di pantai utara Jawa
yang sudah menganut islam mengakui kedaulatan Demak. Bahkan kekuasaan
Demak meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi. Pada
tahun 1512 dan 1513, dibawah pimpinan putranya yang Adipati Unus, Demak
dengan kekuatan 90 buah jung dan 12.000 tentara berusaha membebaskan

7
Malaka dari kekuasaan Portugis dan menguasai perdagangan di Selat Malaka.
Karena pernah menyerang ke Malaka Adipati Unus diberi gelar Pangeran
Sabrang Lor (Pangeran yang pernah menyeberang ke utara).
Setelah Raden Fatah wafat pada tahun 1518 M, kerajaan Demak
dipimpin oleh Adipati Unus (1518-1521). Ia menjadi sultan Demak selama tiga
tahun. Kemudian ia digantikan oleh adiknya yang bernama Sultan Trenggana
(1521-1546) melalui perebutan tahta dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen. Untuk
memperluas daerah kekuasaannya, Trenggana menikahnya putra-putrinya,
antara lain dinikahkan dengan Pangeran Hadiri dari Kalinyamat (Jepara) dan
Pangeran Adiwijaya dari Pajang. Sultan Trenggana berhasil meluaskan
kekuasaannya ke daerah pedalaman. Ia berhasil menaklukkan Daha (Kediri),
Madiun, dan Pasuruan. Pada saat melancarkan ekspedisi melawan Panarukan,
Sultan Trenggana terbunuh. Pada masa Sultan Trenggana, wilayah kekuasaan
kerajaan Demak sangat luas meliputi Banten, Jayakarta, Cirebon (Jawa Barat),
Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.
Wafatnya Sultan Treanggana (1546) menyebabkan kemunduran
kerajaan Demak. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra
Sultan Trenggana) dengan Arya Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen (adik
Sultan Trenggana)). Dalam perebutan kekuasaan itu, Arya Panangsang
membunuh Pangeran Prawato dan putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat
dan Arya Pangiri memohon bantuan kepada Adiwijaya di Pajang. Dalam
pertempuran itu Adiwijaya berhasil membunuh Aria Panangsang. Setelah itu,
Adiwijaya memindahkan ibukota kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1568.
Peristiwa ini menjadi akhir dari kerajaan Demak.
b. Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Demak berkembang ke arah perdagangan maritim dan
agraria. Ambisi kerajaan Demak menjadi negara maritim diwujudkan dengan
upayanya merebut Malaka dari tangan Portugis, namun upaya ini ternyata tidak
berhasil. Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di
Nusantara cukup ramai, Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito

8
(penghubung) daerah pengahasil rempah-rempah dan memiliki sumber
penghasilan pertanian yang cukup besar.
Demak dalam bidang ekonomi, berperan penting karena mempunyai
daerah pertaniab yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan,
terutama beras. Selain itu, perdagangaannya juga maju. Komoditas yang
diekspor antara lain beras, madu dan lilin. Barang tersebut diekspor ke Malaka
melalui pelabuhan Jepara dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat
berkembang lebih baik.
Sebagai negara maritim, Demak menjalankan fungsinya sebagai
penghubung atau transito antara daerah penghasil rempah-rempah dibagian
timur dan Malaka. Dan dari Malaka kemudian dibawa para pedagang menuju
kawasan Barat. Berkembangnya perekonomian Demak disampipng faktor dunia
kemaritiman, juga faktor perdagangaan hasil-hasil pertanian.
c. Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan sosial masyarakat kerajaan Demak telah berjalan teratur.
Pemerintahan diatur dengan hukum islam. Akan tetapi, norma-norma atau
tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja.
Hasil kebudayaan kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang
berkaitan dengan islam. Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai
sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu
merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan islam. Masjid Agung
Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercorakkan islam juga memiliki
keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu
bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal).
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali
Songo juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sakaten pada masa kerajaan
Demak. Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat
masyarakat agar masuk islam. Sakaten ini kemudian menjadi tradisi atau
kebudayaan yang terus dipelihara sampai sekarang.

9
D. Masa Keemasan Kerajaan Demak
Demak dibawah Pati Unus adalah Demak yang berwawasan nusantara. Visi
besarnya adalah menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim yang besar. Pada
masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan pendudukan portugis di
Malaka. Kemudian beberapa kali ia mengirimkan armada lautnya untuk menyerang
Portugis di Malaka.
Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut
Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat
disana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527),
Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir diujung timur Pulau Jawa
(1527, 1546).
Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran
menaklukkan Pasuruan dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Salah
seorang panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai
(sumatera), yang juga menjadi menantu raja Trenggana. Sementara Maulana
Hasanuddin putera Gunung Jati diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan
Banten Girang. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanuddin menjadikan Banten
sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan Sunan Kudus merupakan imam di Masjid
Demak juga pemimpin utama dalam penaklukkan Majapahit sebelum pindah ke
Kudus.
E. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak
Masa kehancuran kerajaan Demak bermula ketika pengangkatan Raden
Mukmin sebagai sunan ditentang oleh Pangeran Sekar. Pemberontakkan tidak dapat
dihindari. Dalam peperangan Raden Mukmin, Pangeran Sekar dibunuh oleh Raden
Mukmin. Peristiwa itu terjadi disekitar sungai selepas Pangeran Sekar
melaksanakan sholat jumat. Oleh karena peristiwa itu Pangeran Sekar disebut Sekar
Sedo Lepen yang artinya “Sekar yang gugur di sungai”.
Pada tahun 1549 Raden Mukmin beserta istri tewas terbunuh oleh anak
Pangeran Sekar yaitu P.Arya Panangsang. Arya Panangsang pun naik tahta dan

10
menjadi Raja Demak 5 pengikut Arya Panangsang juga membunuh Pangeran Hadiri
seorang Adipati Jepara, akibat tindakannya itu Arya Panangsang tidak disukai oleh
para Adipati.
Pada tahun 1554 terjadilah pemberontakkan dilakukan oleh Adipati Pajang
Joko Tingkir (Hadiwijoyo) untuk merebut kekuasaan dari Arya Panangsang. Dalam
peristiwa ini Arya Panangsang dibunuh oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir.
Dengan terbunuhnya Arya Panangsang sebagai Raja Demak ke-5, maka berakhirlah
era kerajaan Demak. Joko Tingkir memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan
mendirikan kerajaan Pajang.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah, putra dari Raja Brawijaya V (Bhre
Kertabumi) dengan seorang putri Campa sekitar tahun 1500 M. Setelah berhasil
mengalahkan Majapahit dan memindahkan seluruh perangkat kerajaan ke Demak.
Kerajaan Demak terletak didaerah Bintoro atau Glagahwangi yang sebelumnya
merupakan daerah kadipaten dibawah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Demak
merupakan kerajaan Islam pertama ditanah Jawa dan berkuasa selama hampir
setengah abad sebelum runtuh dan berganti nama menjadi Pajang.
Kerajaan Demak mencapai kejayaan pada masa Sultan Trenggana, kejayaan ini
terlihat dari kemajuan dibidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Dibidang
ekonomi Demak merupakan negara yang menjadi daerah penghasil beras dan
penghubung jalur perdagangan nusantara. Dibidang sosial dan politik, kerajaan
Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dan menjadi pusat penyebaran Islam.
Dibidang kebudayaan, kerajaan Demak menjadi pelopor dari lahirnya karya-karya
sastra Jawa yang berakulturasi dengan budaya Islam.
Kerajaan Demak runtuh akibat perebutan kekuasaan dan pembalasan dendam
diantara para penerus kerajaan tersebut, yaitu antara Arya Panangsang, putra
Pangeran Sekar Sedo Lepen dengan Sunan Prawoto, anak dari Sultan Trenggana.
B. Saran
Sebuah pelajaran dari sejarah bahwa perebutan kekuasaan dan perpecahan dari
dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Bangsa Indonesia harus belajar
dari kerajaan Demak jika tidak ingin hancur, bahkan tidak mungkin jika para
penguasa negeri ini melakukan kesalahan yang sama maka nasib negeri ini akan
sama seperti kerajaan Demak.

12
DAFTAR PUSTAKA
Puji Joko Purwanto. Makalah Kerajaan Demak Bintoro. Dikutip April 8, 2020, dari
https://www.academia.edu/28991338/MAKALAH_KERAJAAN_DEMAK_BINTORO

Arthur Fathoni (2015, Juni). Sejarah Kerajaan Demak: Kehidupan Politik, Ekonomi
dan Sosial Budaya. Dikutip April 9, 2020, dari
https://www.zonasiswa.com/2015/06/sejarah-kerajaan-demak-kehidupan.html?m=1

Adara Primadia. Sejarah kerajaan demak, latar belakang, masa kejayaan dan
keruntuuhannya. Dikutip April 9, 2020, dari
https://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-demak/amp

13

Anda mungkin juga menyukai