Oleh :
NIM. 40220006
NIM : 40220006
Kediri, ………………………
Mengetahui
…………………………………... …………………………………...
A. Definisi
Sumber : id.wikipedia.org
Kelenjar prostat terletak tepat dibawah leher kandung kemih. Kelenjar ini
mengelilingi uretra dan dipotong melintang oleh dua duktus ejakulatorius, yang merupakan
kelanjutan dari vas deferen. Pada bagian anterior difiksasi oleh ligamentum
pubroprostatikum dan sebelah inferior oleh difragma urogenital. Pada prostat bagian
posterior bermuara duktus ejakulatoris yang berjalan miring dan berakhir pada
verumontarum pada dasar uretra prostatika tepat proksimal dan sfingter uretra eksterna
secara embriologi, prostat berasal dari lima evaginasi epitel uretra posterior. Suplai darah
prostat diperdarahi oleh arteri vesikalis inferior dan masuk pada sisi postero lateralis lever
vesika (Wijaya & Putri, 2013)
Prostat adalah organ genetalia pria yang terletak di sebelah inferior kandung kemih,
di depan rectum yang membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri, dengan
ukuran 4 x 3 x 2,5 cm, dan beratnya kurang lebih 20 gram. Secara histopatologi, kelenjar
prostat terdiri atas komponen kelenjar dan stroma. Komponen stroma ini terdiri atas otot
polos, fibroblas, pembuluh darah, saraf, dan jaringan penyangga yang lain (Muttaqin & Sari,
2013)
C. Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui secara
pasti tetapi hanya 2 dua faktor yang mempengaruhi terjadinya BPH yaitu testis dan usia
lanjut. Namun ada beberapa faktor yang diduga seebagai penyebab timbulnya Hyperplasia
prostate adalah : (Wijaya & Putri 2013)
Pembesaran prostat diaktifkan oleh testoreron dan DHT. Peningkatan alfa reduktase
dan reseptor androgen akan menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat
mengalami hiperplasia.
2. Faktor usia
BPH merupakan penyakit yang diderita oleh klien laki-laki dengan usia rata-rata 45
tahun dan frekuensi makin bertambah sesuai dengan bertambahnya umur, sehingga diatas
umur 80 tahun kira-kira 80% menderita kelainan ini. Sebagai etiologi sekarang dianggap
ketidakseimbangan endokrin testosteron dianggap mempengaruhi bagian tepi prostat,
sedangkan estrogen (dibuat oleh kelenjar adrenal) mempengaruhi bagian tengah prostat.
Peningkatan usia membuat ketidakseimbangan rasio antara estrogen dan testosteron.
Dengan meningkatnya kadar ekstrogen diguga berkaitan dengan terjadinya hyperplasia
stroma, sehingga timbul dugaan bahwa testosteron diperlukan untuk inisiasi terjadinya
poliferasi sel tetapi kemudian estrogenlah yang berperan untuk perkembangan stroma
3. Faktor pertumbuhan/Growth
Membuktikan bahwa deferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostate secara tidak
langsung diatur oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator tertentu.setelah sel sel stroma
mendapatkan stimulasi dari DHT dan estradiol,sel-sel stroma mensintesis suatu growth
faktor yang selanjutunya mempengaruhi sel-sel stroma itu sendiri secara intrakrin dan
atuokrim,serta mempengaruhi sel-sel epitel secara parakrin.
Progam kematian sel (apoptosisi) pada sel prostate adalah mekanisme fisiologi untuk
mempertahankan homeostasis kelenjar prostate.
D. Patofisiologi
Pertama kali BPH terjadi salah satunya karena faktor bertambahnya usia, dimana
terjadi perubahan keseimbangan testosterone, esterogen, karena produksi testosterone
menurun, produksi esterogen meningkat dan terjadi konversi testosteron menjadi estrogen
pada jaringan adipose di perifer. Keadaan ini tergantung pada hormon testosteron, yang di
dalam sel-sel kelenjar prostat hormon ini akan dirubah menjadi dehidrotestosteron (DHT)
dengan bantuan enzim alfa reduktase. Dehidrotestosteron inilah yang secara langsung
memacu m-RNA di dalam sel-sel kelenjar prostat untuk mensistesis protein sehingga
mengakibatkan kelenjar prostat mengalami hyperplasia yang akan meluas menuju kandung
kemih sehingga mempersempit saluran uretra prostatika dan penyumbatan aliran urine.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan
urin, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu (Presti et al, 2013).
BPH merupakkan yang diderita oleh klien laki-laki dengan usia rata-rata lebih dari
50 tahun. Gambaran klinis dari BPH sebenarnya sekunder dari dampak obsetruksi
saluran,sehingga klien kesulitan untuk miksi.berikut ini adalah beberapa gambaran klinis
pada klien BPH (Williams & Wilkins,2011)
1. Gejala prostatismus (nokturia, urgency, penurunan daya aliran urine) kondisi ini
dikarenakan oleh kemampuan vesika urinaria yang gagal mengeluarkan urine secara
spontan dan reguler, sehingga volume urine masih sebagai besar tertinggal dalam vesika.
2. Retensi urine sering dialami oleh klien yang mengalami BPH kronis. Secara fisiologis,
vesika urinaria memiliki kemampuan untuk mengeluarkan urine melalui kontraksi otot
detrusor.
3. Pembesaran prostat yaitu ketika dilakukan palpasi rektal.
4. Inkontetinesia yang terjadi menunjukkan bahwa detrusor gagal dalam melakukan
kontraksi, sehingga kontrol untuk miksi hilang.
5. Lebih sering kencing, disertai nokturia, inkontinensia, dan kemungkinan hematuria. Yang
berakibat infeksi diikuti obstruksi kencing menyeluruh
6. Gumpalan di tengah yang bisa dilihat (kandung kemih mengalami distensi) yang
mencerminkan kandung kemih yang kosong secara tidak menyeluruh.
F. Penatalaksanaan
A. Pengkajian
1. Identitas
BPH merupakan pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria
lebih tua dari 50 tahun ) yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan
pembatasan aliran urinarius (Muttaqin, 2012).
2. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien pada umumnya adalah nyeri pada saat
kencing atau disebut dengan disuria , hesistensi yaitu memulai kencing dalam waktu
yang lama dan seringkali disertai dengan mengejan disebabkan karena otot detrussor
buli-buli memerlukan waktu beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal guna
mengatasi adanya tekanan dalam uretra prostatika dan setelah post operasi TURP klien
biasanya mengalami nyeri di bagian genetalianya . Untuk penilaian nyeri berdasarkan
PQRS yaitu:
d. S = dari kategori 0 = tidak nyeri, 1-3 = nyeri ringan,4-6 = nyeri sedang, 7-9 = nyeri
berat, 10 = sangat berat tidak bias ditoleransi.
Terapeutik Terapeutik
Prabowo Eko dan Pranata Eka. 2014 .Buku ajar asuhan keperawatan sistem perkemihan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Presti J, et al. 2013. Neoplasm of The Prostate Gland. USA: The McGraw Hill Compaines
Incce dkk. 2014. Medical Surgical Nursing vol 2. Jakarta : Salemba Medika
Smeltzer dan Bare. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth
Edisi 8. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Wijaya, S.A & Putri, M.Y.2013.Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan Dewasa, Teori,
Contoh Askep.Yogyakarta: Nuha Medika
William & Wilkins. 2011. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta: Permata
Puri Media
KASUS
Tn. X usia 50 th, diagnosa medis BPH, di rawat di ruang bedah. Keluhan saat ini :
pasien mengeluh tidak bisa kencing. Riwayat penyakit saat ini: pasien mengatakan sejak
satu minggu sebelum MRS kencing menetes dan merasa tidak tuntas, merasa kencing tidak
bisa ditahan. Pemeriksaan fisik : kesadaran compos mentis, pasien tampak tidak tenang dan
sering memegang area yang sakit. Tensi 120/80 mmHg, nadi: 88 X/menit, frekuensi nafas 20
x/menit, Suhu 38.6°C. Terpasang kateter dengan produksi urine satu jam 50 cc warna kuning
keruh. Hasil lab : Leukosit 12.000 (meningkat). Pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis
BPH, pro untuk operasi elektif TURP. Hasil Lab : Hb 11,5 gr/di, eritrosit 3,64 x 10 6ul,
5,04%, leukosit 5,04.103ul, trombosit 302.103ul. Pasien mendapat terapi cairan infus RL 20
Tpm
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
IDENTITAS
1. Keluhan Utama :
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Tidak bisa kencing
b. Saat Pengkajian
Tidak bisa kencing sudah 1 minggu
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada tanggal 22 oktober pasien masuk RS diantar oleh istri dengan keluhan
sudah 1 minggu ini pasien tidak bisa kencing, kencing hanya menetes, pasien
mengatakan kencing tidak tuntas dan selalu merasa ingin kencing namun sakit
ketika urine keluar, urine yang keluar hanya sedikit, pasien mengatakan tidak
puas ketika kencing sudah keluar. Dari hasil pengakajian didaptkan pasien
mengeluh nyeri saat berkemih, pasien nampak gelisah, tidak tenang dan sering
terlohat memegangi area yang sakit.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Riwayat operasi
Ya tidak
kapan : -
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
ya tidak
Jenis penyakit :
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Tanda tanda vital
TD : 120/80 mmHg
ND : 88x/m
SH : 38,6°c
RR : 20 x/m
BB : 78 kg
TB : 160 cm
Kesadaran :
Darah
Secret :- Konsistensi :-
Warna :- Bau:-
Cheyne Stokes
Bentuk dada Simetris Asimetris
Bentuk thorax Pigeon chest Normal chest
Lpm :
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vokal fremitus : Getaran antara kanan dan kiri teraba (sama /
tidak sama), lebih bergetar pada sisi -
Perkusi
Auskultasi
Suara nafas :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ya Tidak
b. Irama jantung
Reguler Ireguler
S1/S2 tunggal
Ya Tidak
c. CRT : < 2 detik
d. Akral
Ya Tidak
5. Sistem Persyarafan
a. GCS
Eye (Buka mata) : 4
Verbal : 5
Motorik : 6
b. Refleks fisiologis Patella Triceps Biceps
c. Refleks patologis babinsky budzinsky kering
d. Keluhan pusing Ya Tidak
e. Pupil isokor anisokor
Diameter : -
f. Sclera/Konjunctiva anemis ikterus
g. Gangguan pandangan ya tidak
Jelaskan……..
h. Gangguan pendengaran ya tidak
Jelaskan……..
i. Gangguan penciuman ya tidak
Jelaskan……..
j. Kaku kuduk ya tidak
k. Kejang ya tidak
l. mual Ya Tidak
m. muntah Ya Tidak
n. nyeri kepala Ya Tidak
Masalah Keperawatan : gangguan perfusi jaringan serebral
6. Sistem perkemihan
a. kebersihan
bersih kotor
b. keluhan kencing
nokturi inkotinensia gross hematuri
poliuria disuria oligouria
retensi histensi anuria
Fraktur Ya Tidak
Oedem Ya Tidak
Hiperpigmentasi Ya tidak
9. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjat tyroid Ya Tidak
Pembesaran Kelenjar getah
ya tidak
bening
Hipoglikemia ya tidak
Hiperglikemia ya tidak
Luka gangren ya tidak
Lain-lain:
Masalah Keperawatan : tidak muncul masalah keperawatan
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan tuhan Hukuman Lainnya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam Gelisah Tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi
Kooperatif tidak kooperatif curiga
d. Gangguan konsep diri
Ya Tidak
Lain- lain:
Masalah Keperawatan : tidak muncul masalah keperawatan
POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Pemenuhan
No makan dan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Minum
Siang : 1x Siang : 1x
Malam : 1x Malam : 1x
b. Pola Eliminasi
Pemenuhan
No Eliminasi Sebelum Sakit Setelah Sakit
BAB / BAK
Siang : 1x Siang :-
Pemenuhan
No Sebelum Sakit Setelah Sakit
Istirahat Tidur
Pemenuhan
No Personal Sebelum Sakit Setelah Sakit
Hygiene
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah
Sebelum sakit Sering kadang kadang tidak pernh
Sesudah sakit sering kadang kadang tidak pernah
Masalah Keperawatan : .............................................................................................
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM :
A. Darah Lengkap
Leukosit : 12.000 ( N : 3.500 - 10.000 L )
Eritrosit :.3,64..................( N : 1,2 juta - 1,5 juta )
Trombosit :.302.10 ( N : 150.000 – 350.000 / L )
Hemoglobin : 11,5.................. ( N : 11,0 – 16,3 gr / dl )
Hematrokit :..........................( N : 35,0 – 50 gr / dl )
B. Kimia Darah
Ureum :..........................( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin :..........................( N : 07 – 1,5 mg / dl )
SGOT :..........................( N : 2 – 17 )
SGPT :..........................( N : 3 – 19 )
BUN :..........................( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin :..........................( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein :..........................( N : 6,7 – 8,7 mg / dl )
GD Puasa :..........................( N : 100 mg / dl )
GD 2 JPP :..........................( N : 140 – 180 mg / dl )
C. Analisa elektrolit
Natrium :..........................( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium :..........................( N : 3,5 – 5,0 mml / l )
Clorida :..........................( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium :..........................( N : 7,6 – 11,0 mg / dl )
Phospor :..........................( N : 2,5 – 7,07 mg / dl )
PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG LAIN :
Jenis pemeriksaan Hasil
Foto Rontgent
USG
EKG
EEG
CT- Scan
MRI
Endoscopy
Lain – lain
........................................................................................................................................
urine terhambat
peningkatan tekanan
intravisika
• R : Perut bagian
bawah
• S:3
• T : Setiap saat
• TD : 120/80 mmHg
• ND : 88x/m
• SH : 38,6°c
• RR : 20 x/m
• Pasien nampak
gelisah
• Pasien nampak
urine terhambat
memegangi area
yang sakit
peningkatan tekanan
intravisika
retensi urine
gelisah
INTERVENSI KEPEPERAWATAN
Terapeutik Terapeutik
Retensi Urine Berhubungan Dengan Peningkatan Tekanan Uretra Ditandai Dengan Disuria
Waktu
NO
Hari/ jam Implementasi paraf Evaluasi
DX
Tanggal
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan semua interveni
2 jumat Manajemen nyeri S:
23 07.00 1. mengdentifikasi lokasi, ᵹ • Pasien mengatakan masih sakitmeski sudah
oktober karakteristi, durasi, frekuensi, terpasang kateter
2020 kualitas, intensitas nyeri
• O:
12.00 2. Mengidentifikasi skala nyeri ᵹ
Skala 3 • Pasien masih nampak meringis
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan semua intervensi
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan semua intervensi
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan pasien nampak gelisah
3 Kamis Reduksi Ansietas S:
22 07.00 1. Mengidentifikasi saat tingkat ᵹ • Pasien mengatakan bingung akan
oktober anxietas berubah kondisinya
2020 12.00 2. Memonitor tanda anxietas ᵹ
O:
Verbal : pasien mengatakan • Pasien nampak gelisah
bingung
• Pasien nampak memegangi area yang
Non verbal : pasien nampak sakit
gelisah
21.00 3. Mendiskusikan perencanaan £ A:
realistis tentang peristiwa yang
Masalah belum teratasi
akan datang
Merencanakan tentang timdakan P:
TRUP yang akan datang Lanjutkan semua interveni
21.00 4. Mengnformasikan secara factual £
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
Menginformasikan tentang
diagnosa yang dialami oleh
pasien saat ini, dan perencanaan
tindakan TRUP yang akan datang
21.00 5. Melatih kegiatan pengalihan, £
untuk mengurangi ketegangan
Mendengarkan musik