Anda di halaman 1dari 8

MIDDLE TEST

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Dosen Pengampu : Ayu Oktaviani S.E., M.Si., Ak

Di Susun :

Dita Rahmasari
1810313320040

S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lambung Mangkurat
2020
Penerapan dan Pelanggaran Etika Individu Maupun Entitas Bisnis pada
Kejadian Wabah Pandemi Covid-19 yang terjadi Saat Ini

Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-


CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus
ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem
pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah
jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa
saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar
ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti
flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu
kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus,
coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu.
Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).

Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia.
Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke
manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita
COVID-19
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau
berjabat tangan
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya
atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit,
atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Diagnosis Virus Corona
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan
menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien
bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum
gejala muncul.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan
berikut:

 Uji sampel darah


 Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
 Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
 Pengobatan Virus Corona

Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah
penyebaran virus, yaitu:

 Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah


sakit yang ditunjuk
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk istirahat yang cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga
kadar cairan tubuh
 Komplikasi Virus Corona

Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa
komplikasi serius berikut ini:
 Pneumonia
 Infeksi sekunder pada organ lain
 Gagal ginjal
 Acute cardiac injury
 Acute respiratory distress syndrome
 Kematian
Di Indonesia, Kasus Covid-19 pertama di Indonesia diungkap oleh Presiden Joko
Widodo, yang bersama dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada
hari Senin (02/03), menyelenggarakan konferensi pers di Istana Negara.
Sejak pengumuman pertama dua warga Depok, Jawa Barat pada hari Senin
(02/03) dikonfirmasi terinfeksi virus corona dan sedang menjalani perawatan di
dalam ruang isolasi di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta. Mereka
diketahui adalah seorang perempuan berusia 64 tahun dan putrinya yang berusia 31
tahun.
Pasien yang muda itu sebelumnya telah melakukan kontak langsung dengan
seorang warga negara Jepang yang terkonfirmasi mengidap Covid-19 setelah
kembali ke Malaysia, tempat ia berdomisili. Dan mendengar pengumuman tersebut,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tak terkejut dengan pengumuman
pemerintah Indonesia tentang kepastian dua kasus Covid-19 dan meminta
masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga kebersihan.
Sebelumnya, seorang dokter menyatakan pemerintah perlu mengubah prosedur
operasi standar dalam penanganan wabah virus corona setelah dua warga
Indonesia terkonfirmasi tertular Covid-19, menurut seorang dokter. Sementara,
Kementerian Kesehatan menekankan bahwa langkah-langkah yang diambil selama
ini sudah benar dan akan terus dilanjutkan, sambil mengimbau masyarakat untuk
menjaga daya tahan tubuh.
Pada kesempatan itu, Jokowi menekankan bahwa pemerintah sejak awal sudah
sudah meningkatkan kesiagaan, termasuk menjalankan SOP sesuai standar
internasional, serta mengalokasikan anggaran untuk menangani wabah dan
membentuk tim gabungan yang diantaranya terdiri dari TNI, Polri, pihak sipil dan
pihak terkait lainnya dan prosedur yang ada akan tetap dijalankan dan tidak dirubah.
Sementara itu, Walikota Depok Mohammad Idris mengatakan akan membentuk
tim untuk pengawasan dan pengendalian wabah. Tim itu, kata Idris, akan memantau
dua orang yang tinggal di rumah bersama pasien serta rumah-rumah di wilayah
sekitarnya. Di antara langkah tanggapan lainnya, ujarnya, juga termasuk
meningkatkan koordinasi antara puskesmas dan rumah sakit dengan pihak
kelurahan dan kecamatan.
Sejak diumumkannya dua orang positif covid-19, jumlah pasien positif terkena
covid-19 terus bertambah dan melonjak drastis. Sampai tanggal 23 Maret 2020,
telah terkonfirmasi 579 kasus positif COVID-19. Kasus dinyatakan tersebar di 22
provinsi: Sumatra Utara, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, DKI Jakarta,
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

Kematian pertama akibat COVID-19 di Indonesia terjadi pada 11 Maret


2020.Walaupun demikian, seorang karyawan Telkom meninggal dunia pada 3
Maret dan baru dinyatakan positif COVID-19 pada 15 Maret, sekaligus menulari
istri dan anaknya. Dengan terus bertambahnya pasien yang dinyatakan positif
covid-19. Penanganan virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 harus beradu
cepat dengan waktu. Ahli kesehatan masyarakat Nadia Nurul mengungkapkan,
peningkatan kasus hari ke hari menunjukkan penyebaran virus penyebab Covid-
19 tak bisa dianggap enteng. Apalagi temuan kasus di Indonesia tergolong
rendah dikaitkan dengan populasi yang menduduki peringkat keempat dunia--
267 juta jiwa. Ia menduga, sistem deteksi yang kini diterapkan belum
mencerminkan keseluruhan kasus. Itu sebab selain pembatasan sosial dan
isolasi mandiri, Nurul menyarankan pemerintah menghimpun data lengkap
melalui massive screening. Seluruh langkah harus disertai protokol teknis dan
analisa kesiapan sistem kesehatan yang detail. Yang juga tak boleh luput,
transparansi data agar masing-masing daerah sigap menyusun dan menentukan
kebijakan.
Kita berpacu dengan waktu, kalau kita (Indonesia) terlalu lambat untuk
memberlakukan kebijakan pembatasan dini, maka sistem layanan kesehatan
pasti akan dipenuhi kasus-kasus covid. Dan nantinya, akan menjadi beban
bersama yang harus dihadapi, dan angka kematian pun tak dapat dihindari akan
meningkat drastic. Menurut WHO, virus corona sudah bisa menular dari orang ke
orang melalui percikan cairan dari hidung atau mulut penderita yang batuk atau
buang nafas. Percikan cairan ini bisa mengenai benda-benda di sekitar orang
tersebut. Orang lain yang menyentuh benda itu kemudian menyentuh mata,
hidung, atau mulut bisa tertular virus corona pula. Orang juga bisa tertular Covid-
19 kalau menghirup percikan cairan dari penderita yang batuk atau buang nafas.
Mengingat vaksin dan obat untuk Covid-19 belum ditemukan, meminimalkan
kontak langsung dan menjaga jarak dengan orang lain merupakan cara utama
untuk menghindari penularannya. Sangat penting berada lebih dari satu meter
dari orang yang sedang sakit.
Kepala BNPB Doni Monardo, selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19- menyatakan bahwa upaya pemerintah untuk mencegah
dan mengendalikan penyebaran virus tidak akan efektif tanpa dukungan
masyarakat. Pemerintah menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam
mengendalikan penularan Covid-19, termasuk dengan menerapkan pola hidup
bersih dan sehat. Juga mengikuti imbauan untuk belajar, bekerja, dan beribadah
di rumah. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan bahwa pemerintah
melacak orang-orang yang pernah berkontak langsung dengan pasien positif
Covid-19 untuk mengendalikan penularan. Kendati demikian, tidak semua orang
yang pernah berhubungan langsung dengan pasien Covid-19 menjalani isolasi di
rumah sakit.
Rumah sakit memang akan kewalahan ketika harus mengisolasi semua
orang yang punya riwayat kontak dengan penderita Covid-19. Selain itu, ada
pula di antara orang yang pernah berkontak langsung dengan pasien
menghendaki karantina mandiri selama 14 hari dengan pantauan petugas
kesehatan. “Lakukan self-isolate, gunakan masker yang benar, lakukan social
distancing (jarak sosial), tidur sendiri dulu, tidak berbagi alat makan dan minum,
segera cuci alat makan tersebut dengan sabun cuci,” kata Yuri yang juga juru
bicara pemerintah untuk penanganan virus corona. “Kita tahu virus ini
bungkusnya sangat rapuh oleh detergen apa pun. Jadi ini yang harus dilakukan.”
Ia menyarankan warga mengikuti anjuran karantina mandiri karena ada
penderita Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala sakit. Mereka tanpa sadar
bisa menularkan virus kepada orang lain saat beraktivitas di luar rumah. “Itu
berbahaya karena sebenarnya kita bisa kerja sehari-hari tanpa tahu kita
menularkan ke orang-orang yang imun dan kesehatannya lebih lemah,” ujar dia.
Isolasi diri disarankan dilakukan selama 14 hari karena masa inkubasi virus
corona tipe baru yang menyebabkan Covid-19 sekitar dua pekan.
Pemerintah belum mempertimbangkan untuk menjalankan isolasi wilayah
atau lockdown untuk mengatasi penularan Covid-19. Pemerintah masih
berusaha memaksimalkan upaya pengendalian penyakit tersebut dengan
menerapkan pembatasan interaksi sosial langsung. “Karenanya, kebijakan
belajar, bekerja dan beribadah di rumah perlu kita gencarkan dengan tetap
mengedepankan pelayanan untuk kebutuhan pokok, kesehatan dan layanan
publik lainnya,” kata Presiden Jokowi. Di media sosial, orang-orang di berbagai
belahan dunia sedang ramai membahas social distancing atau penerapan jarak
sosial untuk mencegah penularan virus corona. Penerapan jarak sosial
mencakup pengurangan interaksi langsung dengan orang lain selama berada di
rumah, sekolah, tempat kerja, tempat umum, mau pun keramaian.
Dalam sektor perekonomian, Pemerintah mendorong Kementerian dan
Lembaga (K/L) serta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk dapat mengakselerasi
belanja terutama pada jadwal Kuartal I 2020. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat pandemik Covid-19,
serta penurunan harga-harga komoditas.
Pemerintah juga melakukan re-focusing penganggaran dan meluncurkan paket
Stimulus Fiskal jilid I dan jilid II yang diharapkan mendukung bergeraknya sektor
riil. Tetapi, Secara umum prioritas utama Pemerintah saat ini adalah dukungan
untuk sektor kesehatan, penguatan jaring pengaman sosial dan penyelamatan
sektor dunia usaha.
Wabah pandemi ini membuat seluruh dunia menjadi cemas, panik, takut dan
sebagainya. Oleh sebab itu, kebijakan atau upaya pencegahan meluasnya
penyebaran virus atau melambatnya penularan covid-19 yang dilakukan
pemerintah ini hendaknya dipatuhi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Social
distancing, jauhi keramaian atau #dirumahAja sudah seharusnya dilakukan oleh
seluruh masyarakat untuk memperlambat penyebaran covid-19 ini. Akan tetapi
masih banyak masyarakat yang meremehkan mengenai bahaya covid-19 ini,
mereka masih mementingkan kepentingannya sendiri dan tidak memikirikan
keselamatan orang banyak. Bahkan ketika pemerintah membuat surat edaran
meliburkan sementara para pelajar, mahasiswa ataupun pembatasan kerja bagis
pegawai kantor, masih banyak yang menggunakan kesempatan libur tersebut
dengan jalan-jalan contohnya diwilayah Puncak, Bogor sangat padat dengan
pengunjung, nongkrong bersama teman, dan lain sebagainya yang membuat
usaha untuk menghambat penularan virus ini akan sia-sia. Padahal kita bisa
liburan saat kondisi Indonesia bahkan dunia sudah membaik dan normal. Selain
itu, ketika orang-orang panik dengan terus bertambahnya pasien positif covid-19.
Orang-orang langsung membeli kebutuhan secara banyak bahkan banyak yang
menimbun untuk persediaan atau bahkan dijual kembali kepada masyarakat
dengan harga yang tinggi, contohnya saja saat ini masker, hand sanitizer,
maupun kebutuhan pokok stoknya semakin menipis bahkan ada yang sudah
langka, harganya pun melonjak drastis hingga ada yang naik 200% bahkan lebih.
Dalam hal ini, pemerintah sudah berupaya untuk membatasi pembelian barang-
barang tersebut dan menghibau untuk lebih mengutamakan garda terdepan yaitu
petugas medis yang jauh lebih membutuhkan dibanding kita yang sehat. Jadi,
menjaga kebersihan, melakukan social distancing dengan benar, sering mencuci
tangan dan selalu menjaga kesehatan atau imun tubuh sudah dirasa cukup
untuk menghambat kita tertular covid-19 ini.
Tapi, banyak juga masyarakat yang akhirnya malah memiliki tingkat
kesadaran yang tinggi, jiwa tolong menolong yang tinggi, dan membawa manfaat
untuk banyak orang. Salah satu contohnya adalah Influencer Indonesia yaitu
Rachel Venya, yang menghimpun dana donasi dari berbagai kalangan
masyarakat, hingga kini donasi yang sudah terkumpul mencapai Rp.
6.000.000.000 lebih dan jumlah ini akan terus bertambah. Rachel
mengungkapkan bahwa dana donasi yang sudah disumbangkan oleh
masyarakat ini akan digunakan untuk keperluan tenaga medis dan rumah sakit
rujukan yang ada diseluruh Inonesia. Kepeduliannya terhadap kasus ini
membuktikan bahwa dia, dan masih banyak orang lainnya peduli dan serius
dalam menghadapi pandemi yang sedang melanda Indonesia, bahkan dunia ini,
Setelah mengetahui virus covid-19 ini, penyebaran, dan dampak yang
ditimbulkan karena wabah ini. Masih ada saja rumah sakit yang tidak mau tau
dengan pasien covid-19 ini, hal ini terjadi setelah adanya pengakuan oleh
seorang PDP yang berobat ke salah satu rumah sakit, dan ketika tau bahwa
orang ini adalah PDP covid-19. Pasien ini disuruh pulang dengan alasan isolasi
mandiri dan disarankan ke rumah sakit rujukan tanpa adanya pengawasan dari
pihak rumah sakit tersebut. Pasien tersebut dibiarkan keluar rumah sakit sendiri
dengan menaiki transportasi umum yang jika pasien tersebut memiliki egoism
yang tinggi iya akan menularkannya kepada orang lain. Seharusnya disini jika
memang rumah sakit tidak memiliki kemampuan untuk menangani covid-19 ini,
rumah sakit harus menolak dengan alasan yang jelas, memberikan pengawasan
terhadap pasien tersebut hingga ke rumah sakit rujukan yang sudah disediakan.
Menanggapi hal ini, dalam podcast akun youtube Dedy Corbuzier, Kemenkes
mengakui bahwa memang ada beberapa rumah sakit yang menjaga citranya,
maksudnya dalm hal ini adalaah rumah sakit tersebut tidak ingin orang tahu
bahwa rumah sakit tersebut merawat pasien yang terinfeksi covid-19, dan ini
adalah bisnis rumah sakit agar pasien lain tidak takut untuk berobat ke rumah
sakit tersebut. Hal ini tentunya sudah melanggar etika bisnis karena hanya ingin
mengambil keuntungan tanpa memperhatikan kesehatan atau keselamatan
banyak orang. Fungsi sosial rumah sakit hilang dan menjadi pusat bisnis yang
menguntungkan saja.
Jadi, sudah seharusnya kita semua sadar dan melakukan langkah-langkah
pencegahan ini untuk kepentingan kita semua. Pandemi ini bukan hanya tentang
aku, kamu tapi tentang kita semua. Agar Indonesia, bahkan dunia kembali bisa
beraktivitas secara normal dengan produktivitas yang lebih tinggi lagi. Kita bisa
#dirumahAja #Staysafe untuk kita semua.

Anda mungkin juga menyukai