Anda di halaman 1dari 10

F2

ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH, KEMAMPUAN AKHIR DAN


BAHAN KAJIAN

1. Mata Kuliah : .................................................................


2. Bobot Mata Kuliah : .................................................................
3. Semester : .................................................................
4. Prodi : .................................................................
Dosen Pengampu : .................................................................

1 Profil Lulusan

2 Capaian Pembelajaran
Lulusan (CPL) yang
dibebankan Pada Mata Kuliah

3 Capaian Pembelajaran Mata


Kuliah (CPMK)

4 Sub Capaian Pembelajaran


Mata Kuliah (Sub-CPMK)

5. Kemampuan Akhir

6. Bahan Kajian
TIM PEKERTI Universitas Pendidikan Indonesia
7. Daftar pustaka

TIM PEKERTI Universitas Pendidikan Indonesia


PETUNJUK FORMAT 2

a. Tujuan :
Setelah menyelesaikan tugas Format 2 ini peserta:
- Mampu memahami tentang profil lulusan yang harus dicapai oleh mahasiswa
- Mampu memahami dan merumuskan capaian pembelajaran lulusan (CPL), Sub-CPMK
dan Sub-sub CPMK dengan benar.
- Mampu memahami dan mampu membedakan rumusan CPL, CPMK dan Sub CPMK
- Mampu menurunkan atau menjabarkan pada pengembangan dan identifikasi bahan
ajar

b. Subtansi yang dikembangkan:


- Profil Lulusan
- CPL
- CPMK
- Sub CPMK
- Sub-Sub CPMK
- Bahan Kajian
- Buku Pustaka

c. Waktu penyelesaian tugas


Disesuaikan dengan jadwal

d. Sistim bimbingan
- Pembimbing adalah tim dosen dosen yang sudah berpengalaman dan TOT dan
ditugaskan oleh lembaga yang ditunjuk
- Waktu bimbingan terjadwal menggunakan zoom meeting atau WhatsAPP sesuai
kesepakatan kelompok dan pembimbing

Penjelasan :

1) Penetapan profil lulusan


Profil lulusan dapat ditetapkan berdasarkan hasil kajian terhadap kebutuhan pasar kerja yang
dibutuhkan pemerintah dan dunia usaha maupun industri, serta kebutuhan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menetapkan peran yang dapat dilakukan oleh
lulusan di bidang keahlian atau bidang kerja tertentu setelah menyelesaikan studinya.
Seyogyanya profil program studi disusun oleh kelompok prodi sejenis, sehingga terjadi
kesepakatan yang dapat diterima dan dijadikan rujukan secara nasional. Untuk dapat
menjalankan peran-peran yang dinyatakan dalam profil tersebut diperlukan “kemampuan” yang
harus dimiliki. Dalam merumuskan profil lulusan dalam kaitanya dengan pengembangan perangkat
pembelajaran atau perkuliahan dalam latihan pekerti sdr. Bisa melihat contoh profil lulusan yang
sudah dikembangkan oleh prodi lain yang sejenis. Atau melihat rumusan profil lulusan prodi
berdasarkan asosiasi rumusan program studi sejenis.

2) Penetapan kemampuan yang diturunkan dari profil


Dalam diklat pekerti seorang peserta (dosen) dituntut untuk memahami bisa menurunkan,
atau menguraikan atau menjabarkan dari rumusan profil menjadi penetapan kemampuan
TIM PEKERTI Universitas Pendidikan Indonesia
lulusan. Penetapan kemampuan ini harus dikembangkan dan dirumuskan oleh asosiasi
prodi menjadi sebuah rumusan profil prodi yang terstandar, selanjutnya masing prodi
mengembangkan betdasarkan kebutuhan fan karakteristik visi misi prodi masing-masing.
Pada tahap ini perlu melibatkan pemangku kepentingan yang akan dapat memberikan
kontribusi untuk memperoleh konvergensi dan konektivitas antara institusi pendidikan
dengan pemangku kepentingan yang akan menggunakan hasil didik, dan dapat menjamin
mutu lulusan. Penetapan kemampuan lulusan harus mencakup empat unsur untuk
menjadikannya sebagai capaian pembelajaran lulusan (CPL), yakni unsur sikap,
pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus seperti yang dinyatakan
dalam SN-Dikti.
3) Merumuskan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Setelah memahami profil lulusan prodi dan kemampuan lulusan prodi, maka pada tahap
dalam perumusannya wajib merujuk kepada jenjang kualifikasi KKNI, terutama yang
berkaitan dengan unsur ketrampilan khusus (kemampuan kerja) dan penguasaan
pengetahuan.. sedangkan yang mencakup sikap dan keterampilan umum dapat mengacu
pada rumusan yang telah ditetapkan dalam SN-Dikti sebagai standar minimal, Artinya
dalam perumusannya harus tergambarkan adanya capaian pembelajaran yang menjadi
rujuan mata-mata kuliah lain di Prodi yang memungkinkan ditambah sendiri untuk
memberi ciri lulusan perguruan tingginya seperti yang tersaji dalam Gambar 5 berikut ini.
Jadi dalam format 2 latihan pekerti Sdr. Tidak mengarang-ngarang sendiri tentang rumusan
profil lulusan dan capaian pembelajaran lulusan tetapi mengidentifikasi dari rumusan yang
ditetapan asosiasi prodi, KKNI atau merujuk pasa SN Pendidikan Tinggi.
CPL merupakan Capaian Pembelajaran yang harus dicapai oleh lulusan Program Studi yang
mengacu pada Visi Misi Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Rumusan CPL masih bersifat
umum yang menggambarkan adanya pengetauan, sikap dan psikomotor tetapi terukur.

4) Penetapan profil lulusan


Profil lulusan dapat ditetapkan berdasarkan hasil kajian terhadap kebutuhan pasar kerja yang
dibutuhkan pemerintah dan dunia usaha maupun industri, serta kebutuhan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menetapkan peran yang dapat dilakukan oleh
lulusan di bidang keahlian atau bidang kerja tertentu setelah menyelesaikan studinya.
Seyogyanya profil program studi disusun oleh kelompok prodi sejenis, sehingga terjadi
kesepakatan yang dapat diterima dan dijadikan rujukan secara nasional. Untuk dapat
menjalankan peran-peran yang dinyatakan dalam profil tersebut diperlukan “kemampuan” yang
harus dimiliki. Dalam merumuskan profil lulusan dalam kaitanya dengan pengembangan perangkat
pembelajaran atau perkuliahan dalam latihan pekerti sdr. Bisa melihat contoh profil lulusan yang
sudah dikembangkan oleh prodi lain yang sejenis. Atau melihat rumusan profil lulusan prodi
berdasarkan asosiasi rumusan program studi sejenis.

5) Penetapan kemampuan yang diturunkan dari profil


Dalam diklat pekerti seorang peserta (dosen) dituntut untuk memahami bisa menurunkan,
atau menguraikan atau menjabarkan dari rumusan profil menjadi penetapan kemampuan
lulusan. Penetapan kemampuan ini harus dikembangkan dan dirumuskan oleh asosiasi
prodi menjadi sebuah rumusan profil prodi yang terstandar, selanjutnya masing prodi
mengembangkan betdasarkan kebutuhan fan karakteristik visi misi prodi masing-masing.
TIM PEKERTI Universitas Pendidikan Indonesia
Pada tahap ini perlu melibatkan pemangku kepentingan yang akan dapat memberikan
kontribusi untuk memperoleh konvergensi dan konektivitas antara institusi pendidikan
dengan pemangku kepentingan yang akan menggunakan hasil didik, dan dapat menjamin
mutu lulusan. Penetapan kemampuan lulusan harus mencakup empat unsur untuk
menjadikannya sebagai capaian pembelajaran lulusan (CPL), yakni unsur sikap,
pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus seperti yang dinyatakan
dalam SN-Dikti.
6) Merumuskan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Setelah memahami profil lulusan prodi dan kemampuan lulusan prodi, maka pada tahap
dalam perumusannya wajib merujuk kepada jenjang kualifikasi KKNI, terutama yang
berkaitan dengan unsur ketrampilan khusus (kemampuan kerja) dan penguasaan
pengetahuan.. sedangkan yang mencakup sikap dan keterampilan umum dapat mengacu
pada rumusan yang telah ditetapkan dalam SN-Dikti sebagai standar minimal, Artinya
dalam perumusannya harus tergambarkan adanya capaian pembelajaran yang menjadi
rujuan mata-mata kuliah lain di Prodi yang memungkinkan ditambah sendiri untuk
memberi ciri lulusan perguruan tingginya seperti yang tersaji dalam Gambar 5 berikut ini.
Jadi dalam format 2 latihan pekerti Sdr. Tidak mengarang-ngarang sendiri tentang rumusan
profil lulusan dan capaian pembelajaran lulusan tetapi mengidentifikasi dari rumusan yang
ditetapan asosiasi prodi, KKNI atau merujuk pasa SN Pendidikan Tinggi.
CPL merupakan Capaian Pembelajaran yang harus dicapai oleh lulusan Program Studi yang
mengacu pada Visi Misi Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Rumusan CPL masih bersifat
umum yang menggambarkan adanya pengetauan, sikap dan psikomotor tetapi terukur.

7) Merumuskan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ( CPMK)


CPMK kemampuan akhir yang harus dicapai mahasiswa setelah menempuh mata kuliah yang
bersangkutan. Perlu dirumusakan secara sistematis dan sistemik. CPMK merupakan turunan atau
penjabaran dari CPL. CPL mata kuliahpun harus betul-betul dipahami, diterapkan dan evaluasi oeh
dosen yang bersangkutannya. Setelah peserta (dosen) memahami profil lulusan dan capaian
pembalejaran lulusan selanjutnya dituntut untuk mampu mengembangkan merumuskan CPMK
yang diampunya. Disini pun perlu memperhatikan keterpaduan antara kognitif, afektif dan
psikomotor dalam CPMK, sehingga CPMK masih bersifat umum karena akan dicapai dalam satu

TIM PEKERTI Universitas Pendidikan Indonesia


satuan semester.

8) Merumuskan Capaian Pembelajaran sub Capaian Mata Pelajaran (Sub-CPMK)

Sub CPMK merupakan rumusan capaian pembelajaran bagian terkecil dari CP MK, atau sering
disebut sebagai capaian pelajaran untuk tiap pertemuan. Bisa terjadi satu sub CPMK tetapi dicapai
untuk beberapa pertemuan, atau satu sub CPMK hanya untuk satu pertemuan. Hal Ini lebih paham
adalah dosen mata kuliah yang bersangkutan. Rumusan dapat bersifat umum atau bersifat khusus
bergantung pada karakteristik kompetensi dan bahan ajar. Selanjutnya ada ya g harus diruskan
lebih rinci setelah Sub CPMK yaitu merumusan sub-sub CPMK sering disebut dalam kirikulum
sebelunya adalah indicator.

Merumuskan Sub-CPMK dan sub-sub CPMK


Sub-CPMK merupakan rumusan kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap
pembelajaran yang bersifat spesifik dan dapat diukur. Sub-CPMK dirumuskan
berdasarkan rumusan CPMK yang diharapkan berkonstribusi terhadap pencapaian CPL.
Setelah rumusan Sub CPMK
Sub-CPMK berorientasi pada kemampuan hasil belajar mahasiswa dan bersifat;
Specific – Sub-CPMK harus jelas, menggunakan istilah yang spesifik menggambarkan
kemampuan; sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang diinginkan, menggunakan kata
kerja nyata (concrete verbs).
Measurable – Sub-CPMK harus mempunyai target hasil belajar mahasiswa yang dapat
diatur, sehingga dapat ditentukan kapan hal tersebut dapat dicapai oleh mahasiswa.
Achievable – Sub-CPMK menyatakan kemampuan yang dapat dicapai oleh mahasiswa.
Realistic – Sub-CPMK menyatakan kemampuan yang realistis untuk dapat dicapai oleh
mahasiswa.
Time-bound – Sub-CPMK menyatakan kemampuan yang dapat dicapai oleh mahasiswa
dalam waktu cukup dan wajar.
Untuk panduan penulisan Sub CPMK dan Sub-sub CPMK dapat melihat dalam ketentuan
penulisan kata kerja taksonomi
9) Pemilihan bahan kajian dan materi pembelajaran
Unsur pengetahuan dari CPL yang telah didapat dari proses tahap pertama, seharusnya
telah tergambarkan batas dan lingkup bidang keilmuan/keahlian yang merupakan
rangkaian bahan kajian minimal yang harus dikuasai oleh setiap lulusan prodi. Bahan
kajian ini dapat berupa satu atau lebih cabang ilmu berserta ranting ilmunya, atau
sekelompok pengetahuan yang telah terintegrasi dalam suatu pengetahuan baru yang
sudah disepakati oleh forum prodi sejenis sebagai ciri bidang ilmu prodi tersebut. Dari
bahan kajian minimal tersebut, prodi dapat mengurainya. Tantangan baru dalam
kurikulum Perguruan Tinggi saat ini dintutut untuk membantu mahasiswa memiliki
kemampuan tambahan atau variasi kompetensi dari kompetensi prodi lain. Bahan ajar
tidak bersifat linear tetapi bercabang dengan kompetensi tambahan lainnya.
Contoh :

ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH, KEMAMPUAN AKHIR DAN


BAHAN KAJIAN

TIM PEKERTI Universitas Pendidikan Indonesia


IDENTITAS MATA KULIAH
1. Mata Kuliah : Metode Numerik
2. Bobot Mata Kuliah : .................................................................
3. Semester : .............................................................
4. Prodi : .................................................................
5. Dosen Pengampu : .................................................................

No KOMPONEN URAIAN
1 Profil Lulusan 1. System Analyst
2. Software Developer
3. Database Administrator
4. Peneliti/Akademisi
2 Capaian Pembelajaran Setelah mahasiswa jurusan/prodi informatika menyelesaikan
Lulusan masa studinya, mahasiswa
(Capaian 1. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan
Pembelajaran Prodi di bidang keahliannya secara mandiri (S9).
yang dibebankan pada 2. Menguasai konsep teoritis matematika (terkait dengan
mata kuliah) logika matematika, probabilitas dan statistika, kalkulus,
matriks dan ruang vector) dan sains komputer
(algoritma, struktur data, teori bahasa pemrograman
dan aplikasinya) (P2).
3. Mampu mengidentifikasi, menganalisis, memformulasi
objek permasalahan serta memberikan alternatif solusi
terhadap permasalahan pengembangan sistem
berbasis computer (KK3).
4. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis,
dan inovatif dalam konteks pengembangan atau
implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang
sesuai dengan bidang keahliannya (KU1).
2 CPMK Setelah mahasiswa semester 3 menyelesaikan mata kuliah ini,
mahasiswa mampu memvalidasi solusi hampiran yang didapat dari
metode numerik dalam menyelesaikan permasalahan matematika
sederhana di bidang sains dan rekayasa.
3 SUB CPMK Mampu menjelaskan  perbedaan antara solusi perhitungan
matematika dengan metode analitik dan metode numerik.
[P2, S1, S2, S11]
Mampu menganalisis sebab-akibat timbulnya galat (error) sebagai
representasi pemakaian metode numerik
[P2, S1, S2, S11]
Mampu memutuskan hasil perolehan akar yang didapat dari proses
perhitungan Metode Bisection dalam menyelesaikan kasus
persamaan non linier.
[P3, S1, S2, S4]
Mampu memutuskan hasil perolehan akar yang didapat dari proses
perhitungan Metode Regula Falsi dalam menyelesaikan kasus
persamaan non linier.
[P3, S1, S2, S4, S5]
Mampu memutuskan hasil perolehan akar yang didapat dari proses
perhitungan Metode Newton Raphson dalam menyelesaikan kasus
persamaan non linier.

TIM PEKERTI Universitas Pendidikan Indonesia


[P3, S1, S2, S4]
Mampu memutuskan hasil perolehan akar yang didapat dari proses
perhitungan Metode Secant dalam menyelesaikan kasus
persamaan non linier.
[P3, S1, S2, S4, S5]
Mampu memutuskan hasil perolehan akar yang didapat dari proses
perhitungan Metode Fixed Point Iteration dalam menyelesaikan
kasus persamaan non linier.
[P3, S1, S2, S4, S5]

Mampu menganalisa kasus pencarian solusi sistem persamaan


linier dengan menggunakan metode Eliminasi Gauss dan Eliminasi
Gauss-Jordan
[P2, S1, S2, S9, S11]
Mampu menganalisa kasus pencarian solusi sistem persamaan
linier dengan menggunakan metode matriks invers
[P2, S1, S2, S9, S11]
Mampu mengevaluasi kasus pencarian solusi sistem persamaan
linier dengan menggunakan metode Iteratif Jacobi
[P2, S1, S2,S9, S11]
Mampu mengevaluasi kasus pencarian solusi sistem persamaan
linier dengan menggunakan metode Iteratif Gauss-Seidel
[P2, S1, S2, S9, S11]
Mahasiswa mampu menganalisa hasil penerapan interpolasi linier
dan kuadratik
[P2, S1, S2, S9, S11]
Mahasiswa mampu menganalisa hasil penerapan interpolasi kubik
dan interpolasi polinom Lagrange
[P2, S1, S2, S9, S11]
Mahasiswa mampu menguji sejauh mana hubungan sebab akibat
antara Variabel X dengan Variabel Y dengan menggunakan regresi
linier.
[P2, S1, S2, S9, S11]
4 Kemampuan Akhir Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu
memvalidasi solusi hampiran yang didapat dari metode
numerik dalam menyelesaikan permasalahan matematika
sederhana di bidang sains dan rekayasa.

5 Bahan Kajian 1. Pengantar Metode Numerik


2. Analisis Galat (Error)
3. Solusi Persamaan Non Linier
4. Solusi Persamaan Non Linier – Metode Tertutup (Regula
Falsi)
5. Solusi Persamaan Non Linier – Metode Tertutup (Newton
Raphson)
6. Solusi Persamaan Non Linier – Metode Tertutup (Secant)
7. Solusi Persamaan Non Linier – Metode Tertutup (Fixed Point
Iteration)
8. Matriks sebagai representasi sistem persamaan linier,
Operasi baris elementer, Metode Eliminasi Gauss dan Gauss
Jordan
9. Matriks identitas, Operasi baris elementer, Metode Matriks

TIM PEKERTI Universitas Pendidikan Indonesia


Invers
10. interpolasi kubik dan interpolasi polinom Lagrange
11. Interpolasi dan Regresi Linier
12. Metode Iteratif Jacobi
13. sistem persamaan linier dengan menggunakan metode
Iteratif Gauss-Seidel
14. interpolasi linier dan kuadratik
15. mana hubungan sebab akibat antara Variabel X dengan
Variabel Y dengan menggunakan regresi linier
16. solusi sistem persamaan linier dengan menggunakan
metode Eliminasi Gauss dan Eliminasi Gauss-Jordan
*) sebuah contoh tentang Bahan ajar yang ada di format perlu dikaji lebih sistemik

Catatan :
Bahan kajian dan materi pembelajaran dapat diperbaharui atau dikembangkan sesuai
perkembangan IPTEKS dan arah pengembangan ilmu program studi sendiri. Proses
penetapan bahan kajian perlu melibatkan kelompok bidang keilmuan/ laboratorium yang
ada di program studi. Pembentukan suatu mata kuliah berdasarkan bahan kajian yang
dipilih dapat dimulai dengan membuat matriks antara rumusan CPL sikap, ketrampilan
umum, ketrampilan khusus, dan pengetahuan dengan bahan kajian, untuk menjamin
keterkaitannya.

TIM PEKERTI Universitas Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai