Anda di halaman 1dari 6

SOSIALISASI SANITASI DIRI DAN LINGKUNGAN DI PESANTREN SALAFI MELALUI POS KESEHATAN

PESANTREN (POSKESTREN) DALAM MEMBENTUK SIKAP SANTRI TERHADAP SANITASI 148

SOSIALISASI SANITASI DIRI DAN LINGKUNGAN


DI PESANTREN SALAFI MELALUI POS KESEHATAN
PESANTREN (POSKESTREN) DALAM MEMBENTUK SIKAP
SANTRI TERHADAP SANITASI
Uud Wahyudin & Hadi Suprapto Arifin
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Berbagai perilaku hidup yang tidak bersih dan tidak sehat masih dapat dijumpai di pesantren-pesantren salafi/
tradisional di perdesaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa budaya hidup sehat di pondok
pesantren salafi tidak memenuhi pola hidup sehat. Hal ini dapat dilihat pada indikasi kesehatan yaitu santri
dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar kurang sehat karena masih banyak kekurangan
seperti terlalu banyak jumlah santri yang menyebabkan kumuh dan berdesakan dan masih kurangnya ventilasi
dalam kamar yang menyebabkan lembab. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sosialisasi sanitasi diri
dan lingkungan melalui poskestren berkaitan dengan inovasi, waktu, saluran, dan sistem sosial memberikan
pengetahuan dan mengubah perilaku santri untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar,
membuat ventilasi yang cukup dalam kamar atau tempat tinggal, membudayakan pola perilaku hidup sehat
dengan ditambah olahraga senam, jogging dan lainnya, mengkonsumsi air yang matang, istirahat dengan
cukup dan gunakan alas tidur dengan kasur atau karpet. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) di pesantren
salafi di perdesaan yang dilakukan secara terus menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan
berhubungan dengan upaya memberdayakan santri dalam bidang kesehatan diri dan lingkungannya.
Kesimpulan penelitian bahwa poskestren di pesantren salafi yang terletak di kecamatan Jampang Tengah
Kabupaten Sukabumi merupakan langkah pendekatan edukatif untuk mendampingi (memfasilitasi) santri di
pesantren untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses perubahan sikap positif dalam pemecahan
masalah-masalah kesehatan (sanitasi diri dan lingkungan) yang dihadapinya.

Kata-kata kunci: Komunikasi kesehatan, sanitasi, poskestren, pesantren salafi

SOCIALIZATION OF SELF AND ENVIRONMENTAL SANITATION IN SALAFI ISLAMIC


BOARDING SCHOOL THROUGH ISLAMIC BOARDING SCHOOL HEALTH POST (POSK-
ESTREN) TO FORM THE SANTRI ATTITUDE TO SANITATION

ABSTRACT

Various of unclean and unhealthy behaviors can still be found in pesantren salafi. Based on the results of this
research, the culture of healthy living in salafi boarding school did not meet the required healthy lifestyle. This
can be seen in the health indicator of students such as maintaining the clean and health environment is not
satisfactorily enough because there are too many number of students who in the end cause dirtiness with the lack
of ventilation in the room, which causes damp environment. Healthy lifestyle in boarding, sadly, due to several
factors such as customs, and beliefs of students in defining health, cannot be fulfilled also show that the personal
and environmental sanitation socialization through poskestren related to innovation, time, channel, and social
systems, providing knowledge and changing in students behaviors on maintaining health and hygiene environment,
such as making adequate ventilation in the room, developing patterns of healthy life behavior with gymnastics,
jogging and consuming boiled water, and sufficient rest on a bed with a mattress pad or carpet. This study results
conclude that the development of poskestren (Islamic Boarding School Health Post) in islamic boarding school
located in the district of salafi Jampang Tengah Sukabumi, is an educative approach to facilitate students at the
school in undergoing a learning process in the form of a positive attitude in the process of solving occuring health
problems (personal and environmental sanitation).

Keywords: Health communication, sanitation, islamic boarding school health post, salafi islamic boarding school

Korespondensi: Drs. H. Hadi Suprapto Arifin, M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21. Email: hsa_dalong@yahoo.com
149 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 3, No. 2, Desember 2015 hlm 148-153

PENDAHULUAN indikasi kesehatan yaitu santri dalam menjaga


kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar
Berbagai perilaku hidup yang tidak kurang sehat karena masih banyak kekurangan
bersih dan tidak sehat masih dapat dijumpai seperti terlalu banyak jumlah santri yang
di pesantren-pesantren salafi/ tradisional di menyebabkan lingkungan menjadi kumuh dan
perdesaan. Berdasarkan observasi, di pesantren berdesakan serta masih kurangnya ventilasi
salafi/ tradisional di perdesaan di Kecamatan di dalam kamar yang menyebabkan ruangan
Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi, penulis menjadi lembab. Gaya hidup di pesantren yang
menemukan bahwa santri di Pondok Pesantren kurang sehat ini disebabkan beberapa faktor
salafi/ tradisional biasanya tidur dengan cara seperti kebiasaan dan kepercayaan santri dalam
meletakkan kasur di lantai sebagai tempat memaknai kesehatan.
tidur mereka dan ada juga yang hanya sekadar Salah satu upaya yang dapat dilakukan
memakai tikar saja. Sebelum melakukan adalah memberikan sosialisasi sanitasi diri
kegiatan rutin, mereka membersihkan kasur dan lingkungan kepada santri untuk menjaga
dan alas tidur lainnya dengan cara menumpuk kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar,
di pinggir ruangan kamar tidur. Pada kehidupan perlunya ventilasi yang cukup dalam kamar
sehari-hari santri sering memakai baju dan atau tempat tinggal, pentingnya perilaku hidup
handuk secara bergantian atau saling meminjam sehat dengan ditambah olahraga senam, jogging
pakaian. dan lainnya, mengkonsumsi air yang matang,
Selanjutnya, penelitian Isa Ma’rufi, dkk istirahat dengan cukup dan gunakan alas tidur
(2005) menemukan bahwa faktor sanitasi dengan kasur atau karpet. Kesehatan bagi
berperan dalam prevalensi penyakit scabies. santri di pesantren salafi di perdesaan perlu
Perilaku santri yang tidak saniter, seperti saling diperjuangkan secara terus menerus dengan cara
meminjam pakaian, menggunakan alat mandi mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan
bersama, serta tempat tidur yang berimpitan memberdayakan kemampuan mereka. Melalui
adalah penyebab menularnya penyakit scabies Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) inilah
di pesantren. Perilaku yang tidak sehat yang diharapkan dapat memberdayakan santri dalam
lain adalah kamar tidur yang tidak saniter bidang kesehatan diri dan lingkungannya.
dan kurangnya pencahayaan. Hasil penelitian
Puskesmas Kecamatan Jampang Tengah
Rohmawati (2010: 3) menunjukkan bahwa
sebagai pusat penggerak pemberdayaan
perilaku hidup bersih, dengan adanya sanitasi
kesehatan masyarakat untuk tahap awal
lingkungan dan sanitasi perorangan yang baik
berperan dalam memberantas penyakit scabies mencoba mengembangkan langkah-langkah
di pesantren. Sanitasi perorangan memegang pendekatan edukatif di wilayah kerjanya. Upaya
peranan yang sangat penting. Mandi yang teratur, yang dilakukan diantaranya mendampingi
mencuci tangan sebelum makan, menggunakan (memfasilitasi) santri di pesantren untuk
lap tangan yang bersih, kebiasaan menggosok menjalani proses pembelajaran berupa
gigi sebelum tidur, mencuci pakaian dengan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
bersih dan teratur, menjemur handuk setelah melalui kegiatan pengembangan desa siaga
dipakai, dan membersihkan tempat tidur adalah yaitu mengembangkan poskestren di pesantren
faktor sanitasi perorangan yang berperan dalam yang terletak di kecamatan Jampang Tengah
memberantas penyakit scabies di pesantren kabupaten Sukabumi.
di Lamongan. Selanjutnya, penelitian ini juga Bertitik tolak dari kecenderungan tersebut,
menunjukkan bahwa sanitasi pesantren harus permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan
diperbaiki seperti membuat kamar mandi dan sebagai berikut: “Bagaimanakah Sosialisasi
membuat sumur sendiri dibandingkan dengan Sanitasi Diri dan Lingkungan di Pesantren
memanfaatkan sungai untuk mandi, cuci, dan Melalui Poskestren dalam Membentuk Sikap
kakus. Positif Santri terhadap Sanitasi?”
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di Berdasarkan rumusan masalah di atas,
atas dapat diketahui bahwa budaya hidup sehat maka tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk
di pondok pesantren salafi tidak memenuhi mengetahui inovasi Poskestren dalam
pola hidup sehat. Hal ini dapat dilihat pada membentuk sikap positif santri terhadap
SOSIALISASI SANITASI DIRI DAN LINGKUNGAN DI PESANTREN SALAFI MELALUI POS KESEHATAN
PESANTREN (POSKESTREN) DALAM MEMBENTUK SIKAP SANTRI TERHADAP SANITASI 150

sanitasi di pesantren salafi perdesaan. (2) Untuk lingkungan melalui poskestren sudah dilakukan
mengetahui saluran komunikasi Poskestren secara periodik. Pengasuh pondok pesantren
dalam membentuk sikap positif santri terhadap sudah memanfaatkan poskestren untuk
sanitasi di pesantren salafi perdesaan. (3) Untuk mensosialisasikan pengetahuan kesehatan
mengetahui sistem sosial Poskestren dalam kepada para santri baik yang diajarkan dalam
membentuk sikap positif santri terhadap sanitasi kitab melalui kegiatan belajar mengajar maupun
di pesantren salafi perdesaan dan (4) Untuk dengan cara mengundang bidan, dokter atau
mengetahui pemanfaatan waktu Poskestren dinas kesehatan setempat melalui pertemuan
dalam membentuk sikap positif santri terhadap untuk menambah wawasan santri mengenai
sanitasi di pesantren salafi perdesaan. hidup sehat.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah
METODE PENELITIAN memberikan sosialisasi sanitasi diri dan
lingkungan kepada santri untuk menjaga
Penelitian ini dirancang dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar,
menggunakan metode penelitian survei yang berikan ventilasi yang cukup dalam kamar
bersifat penelitian penjelasan (explanatory atau tempat tinggal, budayakan pola perilaku
research), yakni penelitian untuk menjelaskan hidup sehat dengan ditambah olahraga senam,
hubungan antarvariabel melalui pengujian jogging dan lainnya, mengkonsumsi air yang
hipotesis (Singarimbun, 1989: 5). Sebelum matang, istirahat dengan cukup dan gunakan
dilakukan analisis hubungan antarvariabel alas tidur dengan kasur atau karpet. Kesehatan
penelitian, terlebih dahulu dilakukan deskripsi bagi santri di pesantren salafi di perdesaan perlu
data yang berhubungan dengan variabel diperjuangkan secara terus menerus dengan cara
penelitian. Oleh karena itu, rancangan penelitian mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan
yang digunakan, menurut Van Dalen (Rakhmat, memberdayakan kemampuan mereka. Melalui
1991: 7), dapat juga disebut penelitian survei Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) inilah
yang bersifat deskriptif korelasional. diharapkan dapat memberdayakan santri dalam
Dari sejumlah santri peserta aktif sosialisasi bidang kesehatan diri dan lingkungannya.
sanitasi di pesantren salafi di Kecamatan Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang
Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi, diambil yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam
santri sebagai peserta sosialisasi yang aktif hal ini, kebaruan inovasi diukur secara
sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan. Sampel yang subjektif menurut pandangan individu yang
diambil dari satu pesantren adalah 20 santri. menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh
Dari tiga pesantren desa diambil santri yang seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang
aktif mengikuti sosialisasi (3 x 20 = 60 santri). itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak
Dari masing-masing pesantren yang terpilih harus baru sama sekali (Rogers, 1987: 25).
secara random, maka seluruh santri/ peserta Pesantren dengan dipimpin kyai atau
sosialisasi yang berada di pesantren itu adalah ulama agama sering bertindak sebagai
sampel penelitian. Adapun bagan penelitiannya pemimpin pendapat (opinion leader) mengenai
dapat dilihat pada gambar di halaman berikut. ideide pembangunan bagi para pengikutnya.
Beberapa pemimpin pendapat biasa mengambil
HASIL DAN PEMBAHASAN prakarsa dalam komunikasi dengan mencari
kesempatankesempatan untuk menyebarluaskan
Bagian ini mengemukakan hasil penelitian pesanpesannya (Depari dan Andrews, 1978:
dan pembahasan dari pengolahan data primer 23).
yang diperoleh yaitu data yang diperoleh dari Dalam proses sosialisasi diperlukan
responden melalui angket yang disebarkan pada berbagai sarana dan media untuk menjadikan
60 responden. Variabel kegiatan sosialisasi tempat berkomunikasi dan berinteraksi
sanitasi poskestren dibagi dalam 4 bagian sehingga timbulah hubungan timbal balik yang
subvariabel yaitu inovasi, saluran komunikasi, dapat memperlancar proses sosialisasi, seperti
waktu, dan sistem sosial. sekolah, keluarga, lingkungan kerja, dan media
Kegiatan sosialisasi sanitasi diri dan massa.
151 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 3, No. 2, Desember 2015 hlm 148-153
SOSIALISASI SANITASI DIRI DAN LINGKUNGAN DI PESANTREN SALAFI MELALUI POS KESEHATAN
PESANTREN (POSKESTREN) DALAM MEMBENTUK SIKAP SANTRI TERHADAP SANITASI 152

Waktu yang diperlukan dalam proses memandirikan masyarakat untuk memelihara,


keputusan inovasi di pesantren berkaitan dengan meningkatkan dan melindungi kesehatannya
sanitasi diri dan lingkungan melalui poskestren melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
tidak memerlukan waktu yang lama. Hal ini kemampuan, serta pengembangan lingkungan
disebabkan santri lebih mudah memahami sehat. Dengan demikian, poskestren melalui
tentang manfaat poskestren bagi kesehatan program sanitasi diri dan lingkungan lebih
diri dan lingkungan pesantren. Dengan alasan mudah diterima dan diterapkan oleh para santri
tersebut maka sosialisasi program kesehatan di pesantren salafi di perdesaan.
sanitasi diri dan lingkungan melalui poskestren Puskesmas Kecamatan Jampang Tengah
bagi santri di pesantren salafi di Desa Jampang sebagai pusat penggerak pemberdayaan
Tengah Sukabumi harus dilaksanakan secara kesehatan masyarakat untuk tahap awal
intensif untuk menanamkan sikap positif mencoba mengembangkan langkah-langkah
terhadap sanitasi. pendekatan edukatif di wilayah kerjanya. Upaya
Pesantren sebagai sebuah sistem sosial yang yang dilakukan diantaranya mendampingi
memiliki elemen: kyai, ustaz, santri, masjid, dan (memfasilitasi) santri di pesantren untuk
kitab kuning lebih cepat menerima informasi menjalani proses pembelajaran berupa
tentang kesehatan berkaitan dengan sanitasi pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
diri dan lingkungannya melalui poskestren. melalui kegiatan pengembangan desa siaga
Hal ini disebabkan pesantren memiliki sistem yaitu mengembangkan poskestren di pesantren
kesehatan Islami yang sebelumnya sudah yang terletak di kecamatan Jampang Tengah
menjadi budaya dalam kehidupan pesantren. kabupaten Sukabumi.
Sehingga dengan masuknya poskestren yang Suksesnya suatu program dalam hal ini
memberikan berbagai informasi kesehatan sosialisasi sanitasi melalui poskestren ter-
islami menjadi bahan informasi tambahan gantung pada aktif atau tidak aktifnya par-
untuk membuat pesantren menjadi lebih sehat, tisipasi santri untuk menyukseskan program
tentunya masih dalam koridor budaya Islam tersebut. Sehingga dalam posisi ini peran ak-
(Ziemek, 1986: 194-195). tif santri di pesantren sangat penting artinya
Sosialisasi sanitasi diri dan lingkungan bagi kelancaran dan keberhasilan program
melalui poskestren ada dalam kategori tinggi. poskestren tersebut dan tercapainya tujuan
Artinya, sosialisasi memberikan pengetahuan secara mantap. Sosialisasi sanitasi diri dan
lingkungan melalui poskestren dicanang-
tentang sanitasi diri dan lingkungan bagi
kan dalam rangka usaha pemerintah untuk
santri. Sanitasi juga membentuk rasa suka atau
menyebarluaskan program PHBS di Jawa
senang terhadap kebersihan diri dan lingkungan
Barat yang berkualitas. Pada dasarnya pe-
pesantren. Selanjutnya, sosialisasi membuat merintah daerah/ dinas kesehatan berkeingi-
santri menjadi lebih giat untuk melaksanakan nan untuk membuat perubahan dari suatu
kerjasama dalam menjaga kebersihan diri dan kondisi tertentu ke keadaan lain yang lebih
lingkungan pesantren di mana mereka tinggal bernilai.
dan belajar.
Atensi santri terhadap sanitasi diri dan Dalam kegiatan sosialisasi sanitasi diri
lingkungannya sangat tinggi dan mereka lebih dan lingkungan melalui poskestren, banyak
cepat menerima informasi kesehatan yang komponen atau elemen yang terlibat baik
disampaikan melalui poskestren terutama yang secara langsung maupun tidak langsung. Pada
berkaitan dengan sanitasi diri dan lingkungan. dasarnya, pesantren di perdesaan siap dalam
Mereka cepat mengubah beberapa kebiasaan melaksanakan program poskestren yang telah
mereka yang tadinya tidak bersih dan tidak menjadi program pemerintah. Para santri
sehat menjadi sebuah sikap yang tinggi terhadap berperan serta dalam mengikuti kegiatan
kebersihan dan kesehatan. sosialisasi sanitasi diri dan lingkungan melalui
Dikaitkan dengan program Pembangunan poskestren. Berdasarkan pengamatan langsung,
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) bahwa tampaknya ketercapaian tujuan program
poskestren sebagai salah satu kegiatan promosi sosialisasi sanitasi diri dan lingkungan tersebut
kesehatan adalah proses memberdayakan/ masih perlu dijadikan perhatian mengingat
153 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 3, No. 2, Desember 2015 hlm 148-153

masih lemahnya kontrol program terpadu ini penyampaian pesan kesehatan bagi santri.
di tingkat kecamatan atau tingkat yang paling Selain itu, penelitian dengan topik sanitasi diri
bawah, yakni santri di pesantren pedesaan. dan lingkungan di pesantren semoga dapat pula
Promosi kesehatan mencakup upaya untuk dilakukan di wilayah yang lebih luas dengan
memotivasi, mendorong dan membangkitkan menggunakan metode dan pendekatan berbeda.
kesadaran akan potensi yang dimiliki
masyarakat, agar mereka mampu memelihara DAFTAR PUSTAKA
dan meningkatkan kesehatannya. Di samping
itu promosi kesehatan juga mencakup berbagai Depari, E., & McAndrews, C. (1978). Peranan
aspek khususnya yang berkaitan dengan aspek komunikasi massa dalam pembangunan.
sosial budaya, pendidikan, ekonomi dan Yogyakarta: Gajah Mada University
pertahanan keamanan sesuai dengan konsep Press.
promosi kesehatan, individu dan masyarakat Detels & Bealeghole. (2002). Text of public
bukan hanya menjadi objek yang pasif (sasaran) health. Oxford.
tetapi juga subjek (pelaku). Dengan demikian, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. (2003).
sebenarnya poskestren menjadi salah satu Profil kesehatan. Bandung: Dinkes
upaya mendorong dan meningkatkan kesehatan Jabar.
santri di pesantren dengan santri sendirilah yang Liliweri, A. (2008). Dasar-dasar komunikasi
menjadi pelaku utama terciptanya gaya hidup kesehatan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
dan lingkungan yang sehat mereka. Rakhmat, J. (1991). Metode penelitian
komunikasi. Bandung: Remaja
SIMPULAN Rosdakarya.
Rogers, E. M.(1987). Memasyarakatkan ide-ide
Terdapat hubungan yang signifikan dengan baru. (disarikan oleh Abdillah Hanafi).
arah hubungan yang positif antara inovasi Surabaya: Usaha Nasional.
sosialisasi sanitasi diri dan lingkungan melalui Singarimbun, M. (1989). Metode penelitian
poskestren dengan sikap santri terhadap survei. Jakarta: LP3ES.
sanitasi. Terdapat hubungan yang signifikan Tjondronegoro, S.M.P. (1978). Modernisasi
dengan arah hubungan yang positif antara Pedesaan: Pilihan Strategi Dasar
dimensi saluran komunikasi sosialisasi sanitasi Menuju Lepas Landas. Prisma No. 3/
diri dan lingkungan melalui poskestren dengan Tahun VII-April 1978.
dengan sikap santri terhadap sanitasi. Terdapat Ma’rufi, I. (2005). Faktor Sanitasi Lingkungan
hubungan yang signifikan dengan arah hubungan yang Berperan terhadap Prevalensi
yang positif antara dimensi waktu sosialisasi Penyakit Scabies di Pesantren di
sanitasi diri dan lingkungan dengan sikap Kabupaten Lamongan. Jurnal Kesehatan
santri terhadap sanitasi. Terdapat hubungan Lingkungan Universitas Airlangga, Vol
yang signifikan dengan arah hubungan yang 2 No.1. Juli 2005.
positif antara dimensi sistem sosial sosialisasi Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
sanitasi diri dan lingkungan dengan sikap santri Jawa Tengah, (2003).
terhadap sanitasi. Rohmawati. (2010). Penyakit scabies di
Saran yang peneliti berikan dalam pesantren. Medan: Pascasarjana
penelitian ini yaitu sebaiknya sosialisasi Universitas Sumatera Utara.
kesehatan di pesantren salafi di perdesaan lebih Schiavo, R. (2007). Health communication. San
banyak dilakukan tidak hanya di pesantren Francisco: John Wiley&Sons, Inc.
salafi perdesaan tetapi juga di pesantren di Ziemek, M. (1986). Pesantren dalam perubahan
perkotaan dengan memanfaatkan poskestren Sosial. Jakarta: P3M.
sebagai saluran komunikasi yang memudahkan

Anda mungkin juga menyukai