Dosen Pembimbing :
Al Islam Kemuhammadiyahan
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tinjauan KB (Keluarga Berencana)
berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan 4.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana adalah suatu ikhtiar atau usaha manusia untuk mengatur
kehamilan dalam keluarga. Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga bahagia yang menjadi
dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus dalam rangka menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Program Keluarga Berencana (KB) tidak akan lepas dari yang namanya
kontrasepsi yaitu pencegahan konsepsi (pembuahan), atau mencegah terjadinya
pertemuan antara sel telur (ovum) dari wanita dengan sel mani (sperma) dari pria saat
bersetubuh sehingga tidak terjadi kehamilan. Sesuai dengan kemajuan teknologi dan
ilmu pengetahuan, maka metode kontrasepsi telah banyak macamnya, sehingga bisa
menjadi pilihan dan solusi bagi suami istri yang akan melaksanakan program
Keluarga Berencana (KB).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum?
2. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits?
3. Bagaimana hukum keluarga berencana dalam Islam?
4. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum.
2. Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan
Hadits.
3. Untuk mendeskripsikan hukum keluarga berencana dalam Islam.
4. Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh
Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan KB
a) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan
anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak
pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
b) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini
memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
c) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan
yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk
keluarga yang bahagia dan berkualitas.
d) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi
sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.
3. Macam-macam KB
a) Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita
untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada
endometrium.
b) Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu
menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak
mungkin terjadi dan memekatkan lendir serlak sehingga memperlambat
perjalanan sperma melalui canalis servikalis.
c) Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan
dibawah kulit lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan
siku. Cara kerjanya sama dengan suntik.
d) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral)
multi load terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara
kerjanya ialah membuat lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur
wanita.
e) Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau
pengikatan saluran pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma)
dengan kelenjar prostat (gudang sperma menjelang diejakulasi) bagi laki-
laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama pada wanita sehingga
ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi
ini akan menjadi mandul selamanya.
f) Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat,
dan tiisu yang dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara
kontrasepsi yang bersifat tradisional seperti jamuan, urut dsb.
وليخششش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقواهللا واليقولوا سديدا
Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu
dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan
kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.
)إنك تدر ورثك أغنياء خير من أن تدرهم عالة لتكففون الناس (متفق عليه
Ulama berpendapat bahwa jika berorientasi untuk mengatur jarak kehamilan saja
maka tidak masalah. Tentunya mengatur jarak ini tidak sama dengan membatasi
kehamilan. Mengatur jarak hanya sekedar mengatur agar waktunya lebih ada jeda
dan berdampak bagi kesehatan. Di lain waktu maka istri atau ibu bisa tetap hamil
kembali tanpa harus dibatasi.
ِ ُول هَّللا ِ ُكنَّا نَع: َو ْالقُرْ آنُ يُنَ َّز ُل – َوفِي لَ ْف ٍظ آخ ََر، صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
ِ ْز ُل َعلَى َع ْه ِد َرس َ ِ ْز ُل َعلَى َع ْه ِد َرسُو ِل هَّللا
ِ ُكنَّا نَع
. فَلَ ْم يَ ْنهَنَا-صلى هللا عليه وسلم- ِ ى هَّللا َ ِ فَبَلَ َغ َذل-صلى هللا عليه وسلم-
َّ ِك نَب
Dan pada hadis lain: “Kami pernah melakukan ‘azl (yang ketika itu) nabi
mengetahuinya, tetapi ia tidak pernah melarang kami.” (H.R. Muslim, yang
bersumber dari ‘Jabir).
Dengan alasan, menurut para ulama, seandainya perbuatan tersebut dilarang oleh
Allah, maka pasti ada ayat yang turun untuk mencegah perbuatan itu. Begitu juga
halnya sikap Nabi s.a.w. ketika mengetahui, bahwa banyak di antara sahabat yang
melakukan hal tersebut, maka beliaupun tidak melarangnya; inilah pertanda
bahwa melakukan ‘azl (coitus interruptus) dibolehkan dalam Islam dalam rangka
untuk ber-KB.
Pada intinya Keluarga berencana dalam pandangan islam diperbolehkan apabila
dilakukan dengan cara yang sesuai syariat islam , dilakukan dalam konteks
pengaturan keturunan bukan pembatasn keturunan dan dilakukan apabila dalam
kondisi yang darurat yang dapat mengancam keselamatan masyarakat itu sendiri .
) فلم ينهها (رواه مسلم. م.كنا نعزل على عهد وسول هللا ص
“Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak
melarangnya”
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga Berencana adalah suatu ikhtiar atau usaha manusia untuk mengatur
kehamilan dalam keluarga. Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga bahagia yang menjadi
dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus dalam rangka menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
B. Saran
Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam
maka penulis berharap pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan
bimbingan kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena dengan
menggunakan alat kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah SWT tetapi
dalam rangka meningkatkan ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Thariq bin Muhammad Ath-Thawri, KB Cara Islam, (Solo : Aqwam Media Profretika,
2007).