Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

“TINJAUAN KB (KELUARGA BERENCANA) BERDASARKAN

AL-QUR’AN DAN AS SUNNAH”

Dosen Pembimbing :

Syamsul Anwar, MKep, Sp. Kep Kom,

Untuk Memenuhi Tugas :

Al Islam Kemuhammadiyahan

Di Susun Oleh Kelompok 6 :

1. Dwi Nur Luthfiyah (2018720012)


2. Erika Lianty Mayadi (2018720013)
3. Nabila Al Faisha (2018720029)
4. Shannaz Joviani (2018720042)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tinjauan KB (Keluarga Berencana)
berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan 4.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini. 

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Konsep Keluarga Berencana....................................................................................


B. KB dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadist...........................................................
C. Hukum KB dalam Islam..........................................................................................
D. KB yang dibolehkan dan dilarang oleh Islam..........................................................

BAB IV PENUTUP............................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana adalah suatu ikhtiar atau usaha manusia untuk mengatur
kehamilan dalam keluarga. Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga bahagia yang menjadi
dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus dalam rangka menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

Program Keluarga Berencana (KB) tidak akan lepas dari yang namanya
kontrasepsi yaitu pencegahan konsepsi (pembuahan), atau mencegah terjadinya
pertemuan antara sel telur (ovum) dari wanita dengan sel mani (sperma) dari pria saat
bersetubuh sehingga tidak terjadi kehamilan. Sesuai dengan kemajuan teknologi dan
ilmu pengetahuan, maka metode kontrasepsi telah banyak macamnya, sehingga bisa
menjadi pilihan dan solusi bagi suami istri yang akan melaksanakan program
Keluarga Berencana (KB).

Dalam agama Islam,  keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk keluarga


sakinah. Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur’an, yang
dipahami dari ayat-ayat Surat Ar Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga
adalah untuk mencapai ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang.
Yaitu keluarga yang saling cinta mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga setiap
anggota keluarga merasa dalam suasana aman, tenteram, tenang dan damai, bahagia
dan sejahtera namun dinamis menuju kehidupan yang lebih baik di dunia maupun di
akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum?
2. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits?
3. Bagaimana hukum keluarga berencana dalam Islam?
4. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum.
2. Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan
Hadits.
3. Untuk mendeskripsikan hukum keluarga berencana dalam Islam.
4. Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh
Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga Berencana (KB)


1. Pengertian KB
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 :
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
serta menentukan  jumlah anak dalam keluarga.
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha
yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak
positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan
merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar
dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.

2. Tujuan KB
a) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan
anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak
pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
b) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini
memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
c) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan
yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk
keluarga yang bahagia dan berkualitas.
d) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi
sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.

3. Macam-macam KB
a) Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita
untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada
endometrium.
b) Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu
menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak
mungkin terjadi dan memekatkan lendir serlak sehingga memperlambat
perjalanan sperma melalui canalis servikalis.
c) Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan
dibawah kulit lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan
siku. Cara kerjanya sama dengan suntik.
d) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral)
multi load terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara
kerjanya ialah membuat lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur
wanita.
e) Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau
pengikatan saluran pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma)
dengan kelenjar prostat (gudang sperma menjelang diejakulasi) bagi laki-
laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama pada wanita sehingga
ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi
ini akan menjadi mandul selamanya.
f) Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat,
dan tiisu yang dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara
kontrasepsi yang bersifat tradisional seperti jamuan, urut dsb.

B. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur’an Hadits


1. Pandangan KB berdasarkan Al-Qur’an
Surat An-Nisa’ ayat 9:

‫وليخششش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقواهللا واليقولوا سديدا‬

“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir
terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu
dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan
kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.

2. Pandangan KB berdasarkan As-Sunnah


Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:

)‫إنك تدر ورثك أغنياء خير من أن تدرهم عالة لتكففون الناس (متفق عليه‬

“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan


berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau
tanggungan orang banyak.”
Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya
rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka
menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak
hendaknya dipikirkan bersama.

C. Hukum KB dalam pandangan Islam


1. Hukum KB berdasarkan Al-Qur’an
Untuk mengatur jarak kelahiran :
“Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik.” (QS Al Baqarah : 195).

Ulama berpendapat bahwa jika berorientasi untuk mengatur jarak kehamilan saja
maka tidak masalah. Tentunya mengatur jarak ini tidak sama dengan membatasi
kehamilan. Mengatur jarak hanya sekedar mengatur agar waktunya lebih ada jeda
dan berdampak bagi kesehatan. Di lain waktu maka istri atau ibu bisa tetap hamil
kembali tanpa harus dibatasi.

2. Hukum KB berdasarkan As-Sunnah

ِ ‫ُول هَّللا‬ ِ ‫ ُكنَّا نَع‬:‫ َو ْالقُرْ آنُ يُنَ َّز ُل – َوفِي لَ ْف ٍظ آخ ََر‬، ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ِ ‫ْز ُل َعلَى َع ْه ِد َرس‬ َ ِ ‫ْز ُل َعلَى َع ْه ِد َرسُو ِل هَّللا‬
ِ ‫ُكنَّا نَع‬

.‫ فَلَ ْم يَ ْنهَنَا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ى هَّللا‬ َ ِ‫ فَبَلَ َغ َذل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬-
َّ ِ‫ك نَب‬

“Kami pernah melakukan ‘azal (coitus interruptus) di masa Rasulullah s.a.w.,


sedangkan al-Quran (ketika itu) masih (selalu) turun.”  (H.R. Bukhari-Muslim
dari Jabir). 

Dan pada hadis lain: “Kami pernah melakukan ‘azl (yang ketika itu) nabi
mengetahuinya, tetapi ia tidak pernah melarang kami.” (H.R. Muslim, yang
bersumber dari ‘Jabir).

Hadis ini menerangkan bahwa seseorang diperkenankan untuk melakukan ‘azl’,


sebuah cara penggunaan kontrasepsi yang dalam istilah ilmu kesehatan disebut
dengan istilah  coitus interruptus, karena itu meskipun ada ayat yang
melarangnya, padahal ketika itu ada sahabat yang melakukannya, pada saat ayat-
ayat al-Quran masih (selalu) turun, perbuatan tersebut dinilai ‘mubâh’ (boleh).

Dengan alasan, menurut para ulama, seandainya perbuatan tersebut dilarang oleh
Allah, maka pasti ada ayat yang turun untuk mencegah perbuatan itu. Begitu juga
halnya sikap Nabi s.a.w. ketika mengetahui, bahwa banyak di antara sahabat yang
melakukan hal tersebut, maka beliaupun tidak melarangnya; inilah pertanda
bahwa melakukan ‘azl (coitus interruptus) dibolehkan dalam Islam dalam rangka
untuk ber-KB.
Pada intinya Keluarga berencana dalam pandangan islam diperbolehkan apabila
dilakukan dengan cara yang sesuai syariat islam , dilakukan dalam konteks
pengaturan keturunan bukan pembatasn keturunan dan dilakukan apabila dalam
kondisi yang darurat yang dapat mengancam keselamatan masyarakat itu sendiri .

D. KB yang diperbolehkan dan dilarang oleh Islam


1. KB yang diperbolehkan oleh Islam
KB yang diperbolehkan oleh Islam yaitu : menggunakan pil, suntikan, spiral,
kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak
membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang
tidak dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :

) ‫ فلم ينهها (رواه مسلم‬.‫ م‬.‫كنا نعزل على عهد وسول هللا ص‬

“Kami dahulu dizaman Nabi  SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak
melarangnya”

2. KB yang dilarang oleh Islam


KB yang dilarang oleh Islam yaitu : dengan cara merubah atau merusak organ
tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain,
vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini
menentang tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga Berencana adalah suatu ikhtiar atau usaha manusia untuk mengatur
kehamilan dalam keluarga. Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga bahagia yang menjadi
dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus dalam rangka menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

Dalam agama Islam,  keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk keluarga


sakinah. Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur’an, yang
dipahami dari ayat-ayat Surat Ar Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga
adalah untuk mencapai ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang.
Yaitu keluarga yang saling cinta mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga setiap
anggota keluarga merasa dalam suasana aman, tenteram, tenang dan damai, bahagia
dan sejahtera namun dinamis menuju kehidupan yang lebih baik di dunia maupun di
akhirat.

B. Saran
Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam 
maka penulis berharap pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan
bimbingan kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena dengan
menggunakan alat kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah SWT tetapi
dalam rangka meningkatkan ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Thariq bin Muhammad Ath-Thawri, KB Cara Islam, (Solo : Aqwam Media Profretika,
2007).

Suzanne Everet, Buku Saku Kontrasepsin dan Kesehatan Seksual Reproduksi, (Terj) Niki


Budhi Subekti, (Jakarta: EGC, 2007) Edisi Ke-II, Hlm. 106-113.

Suzanne Everet, Buku Saku Kontrasepsin dan Kesehatan Seksual Reproduksi, (Terj) Niki


Budhi Subekti, (Jakarta: EGC, 2007) Edisi Ke-II, Hlm. 69-75.

Suzanne Everet, Buku Saku Kontrasepsin dan Kesehatan Seksual Reproduksi, (Terj) Niki


Budhi Subekti, (Jakarta: EGC, 2007) Edisi Ke-II, Hlm. 257.

Anda mungkin juga menyukai