Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
- Blanko
V2 = 8,6
fp = 84
w = 5000 mg
va = 1,5 ml
titrasi madu = 0,6 ml

- Madu
V2 = 8,6
Va = 0,6 -
8,00
19,8 x 64 x 100
=25,34 % dalam 5 gr madu
5000

- Sirup
V2 = 8,6
Va = 1,5 -
7,1
7,10 x 17,2
=17,44
7
17,44 x 64 x 100
=22,32 % dalam 5 gr Sirup
5000

B. Pembahasan
Pada praktikum ini melakukan penetapan kadar gula total dengan
menggunakan metode Luff Schrool. Metode Luff Schrool digunakan untuk
menentukan kupri oksida dalam larutan sebelum direaksikan, dan akan membebaskan
iod dari garam K-iodida. Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan
banyaknya kupri oksida. Banyaknya iod dapat diketahui dengan melakukan titrasi
menggunakan Na-tiosulfat untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka
diperlukan inndikator amilum. Apabila larutan berubah warnanya menjadi putih susu
menunjukan bahwa titrasi sudah selesai. (Nielsen, 2010).
Prinsip dalam analisis karbohidrat metode Luff Schrool yaitu reduksi Cu²+
menjadi Cu+ oleh monosakarida. Monosakarida bebas akan mereduksi larutan basa
dari garam logam menjadi bentuk oksidaa atau bentuk bebasnya. Kelebihan Cu²+
yang tidak terduksi kemudian dikuantifikasi dengan titrasi iodometri. (Haryati dan
Saputra, 2014).
Analisis kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode Luff Schrool
dilakukan untuk menguji kadar gula total pada minuman sirup coco pandan dan madu.
Sampel yang digunakan sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml,
sampel ditambahkan dengan larutan Pb asetat (HCI 25%) 6 ml. penambahan Pb asetat
bertujuan untuk mengendapkan partikel gula pereduksi kecuali karbohidrat. (Efiah,
2007). Larutan Pb asetat yang sudah ditambahkan kemudian dikocok hingga
homogeny. Larutan Na fosfat ditambahkan dalam larutan yang yag sudah tercampur
dengan Pb asetat sampai terbentuk endapan yang berarti Pb asetat yang ditambahkan
sudah cukup, endapan tersebut menunjukan bahwa Pb asetat telah diendapkan
semuanya.
Penentuan kadar gula total, larutan di refluks selama 10 menit untuk
memercepat proses dalam larutan. Setelag di refluks didinginkan dengan cepat dan
kemudian ditambahkan KI 20% sebanyak 5 ml dan H₂SO₄ 25 % perlahan – lahan.
Penambahan larutan – larutan ini akan menimbulkan reaksi antara kuprioksida
menjadi CuSO₄ dengan H₂SO₄, dan Cu SO₄ tersebut bereaksi dengan KI. Reaksi
tersebut ditandai dengan timbulnya buih dan warna larutan menjadi coklat. Larutan
tersebut dititrasi dengan Na₂S₂O₃. Untuk melihat terjadinya TAT perlu ditambahkan
indicator amilum sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi putih susu.
Hasil dari penetapan kadar sampel sirup cocopandan dan madu dari titrasi
kadar gula total atau sesudah inverse didapatkan, sirup cocopandan mengandung
sukrosa sebesar 22,32% dengan sampel sebanyak 5 garm dan untuk madu
mengandung sukrosa sebanyak 25,34% dengan sampel sebanyak 5 gram.

Anda mungkin juga menyukai