Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL


HALUSINASI DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

Mahmud Hairi Samal1, Abdul Kadir Ahmad2, St. Saidah3


1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2
Poltekkes kemenkes Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

(Alamat Korespendensi: Mahmudhairi@yahoo.co.id/082399112312)

ABSTRAK

Halusinasi adalah sala satu gejala gangguan dimana klien mengalami perubahan sensori
persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Damianti. M & iskandar, 2012).
Proses keperawatan menjelaskan bagaimana perawat mengelolah asuhan pada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas dengan pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis dalam
pemberian asuhan keperawatan. Saat ini proses keperawatan di jelaskan sebagai proses siklik lima
bagian yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Nanda- I, 2012
Dalam Damaiyanti.M & Iskandar, 2012).,didapatkan hasil gambaran responden mampu mengontrol
halusinasi dengan teknik menghardik halusinasi dipengaruhi dengan kejujuran memberikan informasi,
rerata dicapai pada hari keduabelas. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh
penerapan asuhan keperawatan pada klien halusinasi terhadap kemampuan klien mengontrol
halusinasi di RSKD. Provinsi sul- sel. Rencana penelitian pra- eksperimenta : one- group pra- post
test design ( rancangan pra- pasca tes dalam satu kelompok) Populasi dalam penelitian ini adalah
semua klien dengan gangguan halusinasi di ruangan perawatan kenari pada bulan januari 2015
RSKD Provinsi Sulawesi Selatan , dengan sampel berjumlah 14 responden. Dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa lembar observasi, data yang didapatkan kemudian dianalisa dengan
menggunakan uji T Test, paired T.test dan diolah dengan menggunakan program SPSS 16,
kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan uji paired samples test T
Test, di dapatkan nilai mean -6.214 dan nilai t hasil -18.581 lebih besar dari nilai t tabel -2.160 maka
HO di tolak. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada pengaruh penerapan asuhan keperawatan pada klien
halusinasi terhadap kemampuan klien mengontrol halusinasi. Adapun saran dari penelitian ini bagi
perawat untuk melakukan penerapan asuhan keperawatan pada semua gangguan jiwa, karena telah
terbukti pada penelitian yang dilakukan Dalam hal ini penerapan asuhan keperawatan memberikan
hasil yang bermakna terhadap peningkatan kemampuan klien mengontrol halusinasi.

Kata Kunci : Asuhan keperawatan halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi

PENDAHULUAN dan asuhan keperawatan jiwa kepada indifidu,


Keperawatan jiwa adalah pelayanan keluarga dan komunitas. Dalam keperawatan profesional
di dasarkan pada menjalankanperannya, perawat menggunakan ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa
pada konsep perilaku manusi, perkembangan manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
kepribadian dan konsep kesehatan jiwa serta respons psiko-sosial yang maladatif yang di gangguan
jiwa dalam melaksanakan asuhan sebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, keperawatan dalam
individu, keluarga dan dengan menggunakan diri sendiri dan terapi komunitas. Perawat
melaksanakan keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan asuhan keperawatan secara
komprehensif terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses keperawatan
jiwa, melaluai pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian penetapan diagnosa untuk
meningkatkan, mencegah, keperawatan, perencanaan tindakan mempertahankan dan memulihkan
masalah keperawatan, dan melaksanakan tindakan kesehatan jiwa klien( indifidu, keluarga,
keperawatan, serta evaluasi terhadap tindakan
kelompok komunitas). Peran perawat psikiatri tersebut (Suliswati. Dkk, 2012)
diantaranya pelaksanaan asuhan Separuh dari pasien gangguan jiwa keperawatan, perawat memberi
pelayanan yang di rawat di RS Jiwa adalah pasien

546 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 5 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
dengan skizofrenia.Jumlah penduduk Indonesia pada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dengan
tahun 2010, 2376 juta. Dengan asumsi angka 1 % pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis
tersebut di atas maka jumlah penderita di Indonesia dalam pemberian asuhan keperawatan. Saat ini
pada tahun 2012 ini sekitar 2.377.600 orang. proses keperawatan di jelaskan sebagai proses siklik
Departemen Kesehatan menyebu tkan jumlah lima bagian yang meliputi pengkajian, diagnosis,
penderita gangguan jiwa berat sebesar 2,5 Juta jiwa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.(Nanda-I,
yang diambil dari data RSJ seIndonesia. Di Jawa 2012 dalam Damaiyanti.M & Iskandar, 2012)
Tengah sendiri terdapat 3 orang perseribu penduduk Menurut Stuart and Laraia (2005) intervensi
yang mengalami gangguan jiwa dan 50% adalah yang diberikan pada pasien halusinasi bertujuan
akibat dari kehilangan pekerjaan. Sejalan dengan menolong mereka meningkatkan kesadaran tentang
paradigma sehat yang dicanangkan departemen gejala yang mereka alami dan mereka bisa
kesehatan menekankan upaya proaktif melakukan membedakan halusinasi dengan dunia nyata dan
pencegahan daripada menunggu di rumah sakit, kini mampu mengendalikan atau mengontrol halusinasi
orientas upaya kesehatan jiwa lebih pada yang dialami.( Twistiandayani & Widati, 2013) Proses
pencegahan preventif dan promotif. (Lukitasari. P & keperawatan di rumah sakit jiwa, memiliki masalah
Hidayati. E, 2013) yang hampir sama dengan rumah sakit umum.
Diperkirakan lebih dari 90% klien dengan Ditemukan beberapa kesulitan dalam penerapan
skizofrenia mengalami halusinasi. Meskipun asuhan keperawatan, yaitu belum ada formulir
halusinasinya bervariasi tetapi sebahgian besar klien pengkajian yang seragam, kemampuan
skizofrenia di rumah sakit jiwa mengalami halusinasi melaksanakan proses keperawatan yang belum
dengar. Suara dapat berasal dari dalam diri individu memadai, pelaksanaan proses keperawatan masih
dan dari luar dirinya. Suara dapat di kenal(familiar) dirasakan sebagai beban . Masalah inipun terjadi di
misalnya suara nenek yang meninggal. Suara dapat RSKD Provinsi Sulawesi Selatan di beberapa ruang
tunggal ataupun multiple. Isi suara dapat rawat dari hasil wawancara dengan beberapa
memerintahkan sesuatu pada klien atau seringnya perawat dijelaskan bahwa pelaksanaan penerapan
tentang perilaku klien itu sendiri. klien sendiri merasa asuhan keperawatan belum terlaksana dengan
bahwa suara itu berasal dari tuhan, setan, sahabat maksimal dikarenakan tenaga perawat yang tidak
atau musuh kadang kadang suara yang muncul seimbang dengan jumlah pasien.
semacam bunyi bukan suara yang mengandung arti. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa
(Varcarolis, dalam Yosep.H.I & Sutini T, 2014) tertarik melakukan penelitian dengan judul
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang Pengaruh Penerapan Asuhan
mengalami halusinasi adalah kehilangan kontrol Keperawatan Pada Klien Halusinasi Terhadap
dirinya. Dimana pasien mengalami panik dan Kemampuan Klien Mengontrol Halusinasi di RSKD
perilakunya dikendalikan oleh halusinasinya. Dalam Provinsi Sulawesi selatan.
situasi ini pasien dapat melakukan bunuh diri
(suicide), membunuh orang lain (homicide), bahkan BAHAN DAN METODE
merusak lingkungan. Untuk memperkecil dampak Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian.
yang ditimbulkan, dibutuhkan penanganan halusinasi Penelitian ini di laksanakan di ruang Kenari di
yang tepat (Hawari 2009, dikutip dari Chaery 2009 Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi-
dalam Angriani s.dkk). Selatan pada tanggal 12 januari sampai 12 februari
Berdasarkan hasil rekapitulasi data tahun 2013 tahun 2013
di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan jumlah penderita Populasi pada penelitian adalah Semua pasien
halusinasi pada ruangan p. mahoni 164, ruangan p. yang mengalami halusinasi yang di rawat di ruang
meranti 201, ruangan kenangan 609, ruangan palm kenari Rumah Sakit Khusus Provinsi Sulawesi-
222, cempaka 238, ruangan nyiur 1182, beringin Selatan,di mana jumlah pasien yang dirawat pada
4,kenari 1215, sawit1 236, flamboyan 89, ruang bulan januari adalah sebanyak 14 orang.Tehnik
ketapang 178 dan UGD 2266 jumlah keseluruhan pengambiln sampel adalah total sampling.
adalah sebanyak 7604 (Data RSKD provinsi
Sulawesi selatan) Proses keperawatan menjelaskan Pengumpulan Data
bagaimana perawat mengelolah asuhan pada
Pengumpulan data di lakukan Data primer Pre Post Mean Std T. test ρ Test Test Deviation
diperoleh dengan melakukan kunjungan dan 4 11
observasi langsung ke lokasi penelitian, dan 5 12
melakukan wawancara dengan menggunakan daftar 6 12 5 12
pertanyaan yang telah disiapkan (lembaro bservasi)
terhadap responden yang telah di teliti. 5 11
Adapun lembar observasi di buat untuk 4 11
mengukur kemampuan klien mengontrol halusinasi
terdiri dari 15 pion pertanyaan dan di berikan poin 1
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 5 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
bila pasien mampu menjawab dan 0 bila pasien tidak
mampu.

Analisa Data
Analisa data di lakukan melalui tahap editing,
koding, tabulasi dan uji statistik. Analisa data di
lakukan dengan pengujian hipotesis nol (Ho).
Dengan menggunakan uji paired T.tes. Batas
kemaknaan = 0,05. Ho di tolak apabila p < 0,05 dan
Ha di terima jika p> 0,05.

HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Table.1 Distribusi frekuensi karateristik responden
dengan masalah keperawatan halusinasi di ruang Pada tabel 2 di lihat nilai mean dari pre
perawatan kenari RSKD Provinsi Sulawesi test dan post test adalah -6.214, std Deviation
Selatan januari 2015 (n=14) 1.251 dan nilai T hitung adalah 18.581 dan nilai
Karakteristik n % sig 0,001. Pada tabel 5.2 di atas menjelaskan
Umur bahwa uji sampel berpasangan pengujian
20-29 Thn 4 28,6 menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (secara
30-39 Thn 7 50,0 default
40 > Thn 3 21,4 SPSS suda menggunakan tingkat signifikansi
Jenis Kelamin 0,05) dan uji 2 sisi. Dalam
pengujian adalah yang pertama
Laki-laki 14 100,0 Merumuskan hipotesis dimana Ho : tidak ada
Perempuan 0 0 pengaruh penerapan asuhan keperawatan
Pendidikan terhadap kemampuan klien mengontro halusinasi
dan Ha : ada pengaruh penerapan asuhan
SD 4 28,6 keperawatan terhadap kemampuan klien
SMP 3 21,4 mengontrol halusinasi Nilai -t hitung < -t tabel
SMA 5 35,7 (18.581< -2.160) maka Ho di tolak. Berdasarkan
S1 2 14,3 nilai signifikansi (0,001 < 0,05) maka ho di tolak
Jadi ada pengaruh penerapan asuhan
Pada tabel 1 dapat diamati bahwa keperawatan terhadap kemampuan klien
frekuensi menurut umur adalah responden mengontrol halusinasi.
dengan rentang umur 20-29 tahun sebanyak 4
orang (28,6%) dan rentang rentang umur 40 > PEMBAHASAN
tahun 3 orang (21,4%), Dilihat dari jenis kelamin Halusinasi adalah sala satu gejala gangguan
semuanya adalah laki-laki 14 orang (100%). Dari dimana klien mengalami perubahan sensori persepsi,
segi jenjang pendidikan responden terbanyak merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
adalah SMA 5 orang (35,7%) dan terkecil S1 2 pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien
orang (14,3%), merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada
Karakteristik pasien yang didapatkan di ruang kenari
2. Analisa Bivariat bervariasi mulai dari pasien pada tahapan halusinasi
Tabel 2 Pre test – post test kemampuan klien II yang ditandai dengan klien tersenyum,tertawa
mengontrol halusinasi di ruang kenari RSKD sendiri, dan menggerakkan bibir tanpa suara. Tahap
provinsi Sulawesi selatan III yang ditandai dengan klien yang terkadang asyik
dengan pengalaman sensori dan kehilangan 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
kemampuan membedakan halusinasi dan realita. 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
Dan pada tahap IV yang ditandai dengan klien yang penggunaan obat secara teratur
sulit berhubungan dengan orang lain, 3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
ketidakmampuan mengikuti perintah perawat dimana kegiatan harian Dan setelah itu di observasi dan
pengalaman halusinasi menjadi berkuasa ,Pasien di lihat apakah ada pengaruh penerapan asuhan
yang berada di ruang kenari dengan karakteristik keperawatan
tersebut tergolong pasien tenang. Dan untuk pasien
dengan karakteristik tahap halusinasi V yang ditandai DAFTAR PUSTAKA
dengan klien panik, cenderung melukai ataupun
melakukan bunuh diri dan membunuh, tidak dalam terhada[ kemampuan klien mengontrol halusinasi.
perawatan ruang rawat kenari namun di ruang UGD Dari hasil data yang telah diolah didapatkan
(Unit Gawat Darurat). peningkatan nilai kemampuan klien mengontrol
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa halusinasi. Dan dari hasil pengamatan peneliti
sebelum dilakukan penerapan pada responden, beberapa responden mengalami
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan peningkatan kemampuan mengontrol
persepsi sensori halusinasi semua responden kurang halusinasi yang sangat cepat, dikarenakan
mampu mengontrol halusinasi, sebagian responden dilibatkan dalam terapi
dikarenakan responden belum mendapatkan modalitas, yaitu terapi kelompok yang dilakukan oleh
penerapan asuhan keperawatan.oleh karena itu pendamping peneliti atau mahasiswa praktek.
Peneliti melakukan intervensi untuk pasien halusinasi Untuk mengetahui besar kemaknaan
mulai dari SP I – SP IV penerapan intervensi di pengaruh penerapan asuhan keperawatan maka di
antaranya mulai dari : lakukan pengujian Dalam pengujian adalah yang
SP I pertama Merumuskan hipotesis dimana Ho : tidak
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien ada pengaruh penerapan asuhan keperawatan
2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien terhadap kemampuan klien mengontro halusinasi dan
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien Ha : ada pengaruh penerapan asuhan keperawatan
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien terhadap kemampuan klien mengontrol
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi Dari hasil uji statistik mengunakan paired
halusinasi T.test Nilai -T hitung -18.581 lebih dari nilai T tabel
6. Mengidentifikasi respons pasien terhadap -2.160 maka Ho di tolak.
halusinasi Berdasarkan nilai signifikansi di dapatkan nilai
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi signivikan 0,01 kurang dari 0,05 maka ho di tolak
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara Jadi dapat di simpulkan ada pengaruh penerapan
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan asuhan keperawatan terhadap kemampuan klien
harian mengontrol halusinasi.
SP II
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien KESIMPULAN
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh
dengan cara bercakap-cakap dengan Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Klien
orang lain Halusinasi Terhadap Kemampuan Klien Mengontrol
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam Halusinasi di Rumah Sakit Khusus Daerah provinsi
jadwal kegiatan harian Sulawesi selatan, dapat dibuat kesimpulan
SP III bahwa:Ada pengaruh penerapan asuhan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan keperawatan terhadap kemampuan klien mengontrol
harian pasien halusinasi . Dalam hal ini penerapan asuhan
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan keperawatan memberikan hasil yang bermakna
melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa terhadap kemampuan klien mengontrol halusinasi.
dilakukan klien)
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal SARAN
kegiatan harian Untuk perawat meningkatkan kualitas dan
SP IV metode dalam pelayanan keperawatan. Dalam hal ini
melakukan tindakan intervensi sp1 –sp4.
Anggriani, S. Sultan,N,L. Afrida. 2012. Pengaruh Aktifitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Kemampuan Pasien
Mengontrol Halusinasi Pendengaran Di Rumah Sakit Khusus Darah Provinsi Sulawesi Selatan.
http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/2/e-library%20stikes%20nani%

20 hasanuddin--sriangrian-74-1-artikel-9.pdf, 2012).
J urnal Ilmiah Keseh atan Diagnosis Volume 12 Nomor 5 Tahun 2018 ● eISSN : 2302 -2531 549

Damaiyanti, M & Iskansar.2012. Asuhan keperawatan jiwa. PT Refika Aditama: Bandung.

Dharma,K.K.2013. Metodologi Penelitian Keperawatan (pedoman melaksanakan dan menerapkan hasil penilitian). CV. Trans
Info media: Jakarta timur.

Anda mungkin juga menyukai