Anda di halaman 1dari 16

Tugas

KEPERAWATAN PALIATIF

DI SUSUN OLEH :

NAMA : NUR AISYA KAHRI

NIM : P201701100

KEAS : J3 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa
kita dar i kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat
menyelesaikan tugas Keperawatan Paliatif dengan baik dan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah
Keperawatan Paliatif yang bernama Bapak NAZARUDDIN, S Kep, Ns, M.
Kep.

Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan,


namun berkat dukungan materi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui
kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini.

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan


seluruh hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat
iman dari Allah SWT. Meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas
selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi
kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Kendari, Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................
i
DAFTAR ISI..............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Komunikasi Pada Pasien Dan
Keluarga 3
B. Definisi Berita Buruk 3
C. Kesulitan Menyampaikan Berita
Buruk 4
D. Strategi Menyampaikan Berita Buruk
5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang petugas medis tidak jarang menghadapi situasi yang


dilematis terkait dengan kondisi pasien dan keluarganya.Salah satu kondisi
yang sering kali berpengaruh secara fisik dan mental bagi para penderita,
keluarganya maupun masyarakat lingkungannya adalah suatu berita buruk
dalam medis yang harus disampaikan.Berita buruk dalam medis yang
dimaksud adalah suatu berita yang secara drastic dan negative mengubah
pandangan pasien terhadap dirinya dan atau masa depannya.

Berita buruk yang dimaksud adalah setiap informasi yang


merugikan dan berpotensi serius untuk mempengaruhi individu terhadap
pandangan pada dirinya dan atau masa depannya dan atau menempatkan
pada situasi akan peraaan tidak adanya harapan, putus asa, ancaman
terhadap kesejahteraan mental atau fisik seseorang, beresiko mengganggu
kemapanan, atau dimana suatu pesan yang diberikan menimbulkan suatu
pilihan yang sempit bagi individu dalam hidupnya.

Ada banyak alasan mengapa seorang petugas medis merasa


mengalami kesulitan dalam menyampaikan berita buruk.Suatu rasa empati
dan keprihatinan bersama terhadap terhadap suatu berita yang akan
mempengaruhi pasien.Kesalahan dalam komunikasi dapat menimbulkan
banyak dampak serius baik secarafisk maupun psikis bahkan dapat
menimbulkan permasalahan yang harus diselesaikan di pengadilan.Itu
sebabnnya penguasaan keterampilan dalam penyampain suatu berita buruk
merupakan hal penting dalam praktek medis.

1
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui komunikasi pada pasien dan keluarga?
2. Mengetahui definisi berita buruk?
3. Mengetahui kesulitan menyampaikan berita buruk
4. Mengetahui strategi menyampaikan berita buruk?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui komunikasi pada pasien dan keluarga
2. Untuk mengetahui definisi berita buruk
3. Untuk mengetahui kesulitan menyampaikan berita buruk
4. Untuk mengetahui strategi menyampaikan berita buruk

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi Pada Pasien Dan Keluarga


Komunikasi merupakan salah satu bentuk proses interaksi sosial
dan interpersonal dalam kehidupan manusia.Melalui komunikasi berarti
melibatkan berbagai aktivitas fisik, psikis, dan sosial.Pada proses
pembentukan komunikasi dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik
individual, sifat, watak, kepribadian, pengalaman pribadi, usia, pekerjaan,
pendidikan, latar belakang budaya, sosial, ekonomi, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras, dan sebagainya(Piranti, dkk 2016).

Komunikasi merupakan sebuah proses yang sangat penting dalam


hubungan antar manusia.Didalam memberikan pelayanan keperawatan,
perawat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi yang
baik sebagai awal terciptanya sebuah hubungan perawat dengan pasien dan
keluarga pasien(Piranti, dkk 2016).

Perawat merupakan inti dalam komunikasi dan memainkan


peranan penting dalam memfasilitasi komunikasi yang professional, halini
dikarenakan perawat merupakan jembatan penghubung antara pasien dan
keluarga dengan tenaga medis lainnya(Yodang, 2018).

Komunikasi dengan pasien dan keluarga merupakan standard


professional praktik keperawatan.Komunikasi perawat yang berhasil
ditandai dengan adanya kolaborasi dengan dokter-pasien, mendengarkan
sama banyaknya dengan berbicara, dan menghargai perasaan pasien atau
keluarga.Perawat juga diharapkan memberitahukan kepada doktersi pasien
jika terdapat perbedaan maksud dalam berkomunikasi(Angggeria, 2015).

B. Definisi Berita Buruk

Berita buruk adalah berita(informasi) yang secara drastic dan


negative mengubah pandangan hidup pasien tentang masa depannya.Berita

3
buruk sering diasosiasikan dengan suatu diagnosis terminal(Wahyuliati,
2016).

Berita buruk adalah suatu situasi dimana tidak ada harapan lagi,
adanya ancaman terhadap kesejahtteraan fisik dan mental seseorang,
sesuatu yang menuntut perubahan gaya hidup yang sudah menjadi
kebiasaan, sesuatu yang membuat seseorang memiliki lebih sedikit pilihan
dalam hidupnya.Atau dapat pula dikatan bahwa berita buruk adalah
setiap’’informasi negatif’’ tentang masa depan seseorang(Rohmaningtyas,
dkk 2018).

Ada beberapa situasi yang juga dikategorikan sebagai berita buruk

a. Diagnosis penyakit kronis(contoh:diabetes mellitus)


b. Cacat atau hilangnya suatu fungsi(contoh:impotensi, hemiplegia,
kebutaan, dll)
c. Adanya kebutuhan perawatan atau pengobatan yang
memberatkan/menyakitkan/mahal(Rohmaningtyas, dkk).

Menyampaikan berita buruk pada pasien adalah salah satu


tanggung jawab seorang petugas medis yang harus dikerjakan dalam
perawatan praktek pelayanan kesehatan.Menyampaikan berita buruk
merupakan keterampilan komunikasi yangpenting dan
menantang.Terdapat kewajiban secara sosial dan moral bagi petugas medis
untuk bersikap sensitive dan tepat dalam menyampaikan berita
buruk.Secara medikologal petugas medis berkewajiban menyampaikan
atau menginformasikan atau menginformasikan diagnosis yang secara
potensial berakibat fatal.Jika petugas medis tidak menyampaikan dengan
tepat, komunikasi tentang berita buruk akan berakibat pada munculnya
perasaan tidak percayaan, kemarahan, ketakutan, kesedihan ataupun rasa
bersalah pada diri pasien(Wahyuliati, 2016).

C. Kesulitan Menyampaikan Berita Buruk

4
Adanya banyak factor penyebab seorang dokter mengalami
kesulitan dalam menyampaikan berita buruk.Berdasarkan American
Medical Association’s first code of medical ethics pada tahun 1847
dikatakan bahwa kehidupan orang sakit dapat dipersingkat tidak hanya
oleh tindakan, tetapi juga oleh kata-kata dan perilaku dari tenaga medis
seperti dokter dan perawat(Rohmaningtyas, dkk 2018).

Berikut ada beberapa factor penyebab sulitnya penyampain berita


buruk:

1. Khawatir bahwa berita itu akan menyebabkan efek buruk


2. Merasa bertanggung jawab dan takut jika disalahkan
3. Tidak tahu bagaimana cara terbaik untuk melakukannya
4. Tidak memiliki pengalam pribadi
5. Khawatir bahwa akan sulit untuk menangani reaksi pasien atau
keluarga
6. Keenganan untuk mengubah hubungan dokter/perawat-pasien yang
ada
7. Tidak tahu kemampuan dan keterbatasan pasien
8. Tantangan tiap individu
9. Ketidak pastian tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya dan
tidak memiliki jawaban atas beberapa pertanyaan
10. Kurangnya kejelasan peran seorang pelayan kesehatan
D. Strategi Menyampaikan Berita Buruk
1. Metode SPIKES

Metode SPIKES mengacu pada enam tahap dalam


penyampaian berita buruk.

a. SETTING UP the Interview


1) Aturlah privasi
Idealnya, disiapkan ruangan khusus.Penyampaian berita
buruk harus dilakukan pada tempat yang nyaman yang

5
menyediakan privasi bagi pasien dan relative tenang.Ruangan
harus cukup luasa untuk menampung para staf atau perawat
serta seluruh anggota keluarga pasien yang mendampingi
pasien saat penyampain berita buruk.Siapkan tissue untuk
berjaga-jagapasien menangis.
2) Libatkan orang lain
Kebanyakan pasien biasanya ingin ditemani oleh orang
lain.Namun, orang tersebut haruslah pilihan pasien.Ketika
ada anggota keluarga pasien, mintalah pasien memilih satu
ataudua perwakilan keluarga
3) Duduk
Posisi duduk akan membuat pasien rileks dan menandakan
bahwa dokter tidak terburu-buru.Pemilihan waktu dalam
penyampaian berita buruk sangat penting.Penjadwalan ulang
atau pemilihan waktu lain perlu dilakukan agar dapat
menyampaikan berita buruk kepada pasien pada saat yang
tepat.Ketika duduk, usahakan tidak ada batas antara
dokter/perawat dan pasien.Mengatur koneksi dengan
pasien.Melakukan kontak mata mungkin saja terasa kurang
nyaman, namun ini merupakan cara penting untuk
membangun sebuah hubungan.Memegang lengan atau tangan
pasien apabila pasien bersedia juga merupakan cara
mencapainya.

b. Assessing the patient’s PERCEPTION

Langkah kedua dan ketiga dari SPIKES Merupakan interview


yang menerapkan’’sebelum berkata, tanyalah’’.Sebelum
mendiskusikan hasil medis, perawat menggunakan pertanyaan
terbuka untuk menilaipapsien akan keadaanya.Contohnya,’’Sejauh
mana anda tahu mengenai penyakit anda’’atau ‘’Apakah anda tahu

6
kenapa kami melakukan MRI?’’.Berdasarkan informasi yang
diperoleh, dokter dapat mengoreksi informasi yang salah dan
menyesuaikan kabar buruk dengan pemahaman pasien.

c. Obtaining the patient’s INVITATION


Kebanyakan pasien menginginkan informasi penuh akan
diagnosis, prognosis, hingga detail penyakit yang pasien
derita.Namun beberapa pasien tidak.Penting untuk menanyakan
kepada pasien sedetail apa informasi yang mereka
inginkan.Pertanyaan yang bisa ditanyakan misalnya, ‘’Bagaimana
anda ingin saya menyampaikan hasil tes anda?’’ Apakah anda ingin
saya menyampaikan semuanya atau hanya gambaran besar dan kita
akan berdiskusi mengenai perawatannya?’’.

d. Giving KNOWLEDGE and Information to the patient

Memulai percakapan dengan kalimat seperti, ‘’Saya khawatir


kabar yang saya sampaikan adalah kabar yang kurang baik’’atau
‘’Dengan berat hati saya sampaikan bahwa...’’ dapat mengurangi
syok pada pasien saat mendengarkan berita buruk.Dalam
menyampaikan hasil medis, terjemahkan istilah medis kedalam
bahasa Indonesia, misalnya gunakan kata’’menyebar’’ untuk
menggantikan kata ‘’metastasis’’.

e. Addressing the patient’s EMOTIONS with emphatic responses

Merespons emosi pasien merupakan salah satu hal sulit


dalam menyampaikan berita buruk.Pasien dapat bereaksi dengan
diam, menangis, menyangkal, hingga marah.Pada saat seperti ini,
seorang dokter/perawat dapat memberi dukungan dan solidaritas

7
dengan memberi respons empati.Diskusi tidak dapat berlanjut
selama emosi pasien masih ada.

f. STRATEGY and SUMMARY


Sebelum menentukan rencana perawatan, penting untuk menanyakan
apakah pasien sudah siap untuk berdiskusi.Buatlah rencana langkah
demi langkah dan berikan penjelasan yang lengkap kepadapasien
mengenai rencana perawatannya.Libatkan pasien dalam
pengambilan keputusan sebagai antisipasi jika terjadi sesuatu hal
yang tidak diinginkan selama perawatan.

2. Metode PACIENTE

Penyampaian berita buruk kepada pasien yang berada pada


kondisi the-end-of-life maupun pasien paliatif dalam praktik
profesional kesehatan. Protokol P- A-C-I-E-N-T-E, metode informasi
mnemonik yang terdiri dari tujuh langkah, yaitu:

a. P – Prepare

Dokter atau Perawat harus siap sebelum mengirimkan


berita buruk dengan tepat. Pertama, kebenaran informasi yang
diungkapkan harus dikonfirmasi dengan mengecek kembali
rekam medis dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
professional lainnya terkait kondisi kesehatan pasien yang
sebenar-benarnya. Juga disarankan untuk memastikan dengan
literatur medis agar keraguan yang ada dapat diselesaikan. Dalam
hal ini juga, penting untuk mempersiapkan lingkungan dengan
baik, memastikan privasi dan kenyamanan total.Komunikasi
secara langsung dan memastikan bahwa tidak ada gangguan
tak terduga yang akan terjadi selama komunikasi. Pada saat

8
memulai komunikasi, dokter atau perawat harus duduk pada
ketinggian yang sejajar dengan pasien.

b. A - Assess how much the patient knows and how much


they want to know

Kaji pengetahuan pasien tentang sejauh apa yang ia


ketahui tentang diagnosa penyakitnya dan kemungkinan-
keumungkinan yang bisa terjadi Pada dirinya terkait
kesehatannya. Dalam hal ini, dokter atau perawat juga
menanyakan tingkat informasi yang ingin diterima pasien pada
saat itu, atau jika mereka benar- benar tidak ingin diberitahu
tentang diagnosis mereka dalam hal ini bisa didiskusikan kepada
seseorang yang pasien percayai untuk menerima informasi atas
nama mereka.

c. C – (Convite à verdade, in Portuguese) Invite the patient


to the truth

Ajak pasien untuk menerima kebenaran(berita


buruk)tentang penyakitnya. Gunakan frasa seperti:"Saya minta
maaf, tapi saya tidak mempunyai kabar baik." Dengan demikian,
pasien ditawari kemungkinan untuk mengubah pikiran mereka,
apakah mereka ingin diberi tahu atau tidak. Dalam beberapa
situasi, pasien mungkin diam dan tidak ingin melanjutkan
komunikasi. Sikap ini dapat menunjukkan bahwa pasien perlu
lebih banyak waktu untuk memahami dan mencari tahu apa yang
telah disampaikan kepadanya.

d. I – Inform

Strategi selanjutnya adalah menunggu waktu tenang bagi


pasien, dan ajak mereka untuk berdiskusi dengan dokter untuk
berbagi informasi dan bertanya langsung tentang diagnosis,

9
prognosis atau hasil mereka. Informasi yang relevan tentang
keadaan kesehatan pasien dapat membuat keputusan tentang
kehidupan mereka atau menawarkan persetujuan tentang
perawatan mereka. Jaga informasi dengan jelas dan jujur,
berusaha untuk menjaga harapan pasien tetap realistis dengan
pilihan perawatan.

e. E – Emotions

Pada saat pasien telah mendapat seluruh informasi, pasien


mungkin perlu waktu untuk memahami dan bereaksi terhadap
berita buruk. Izinkan pasien mengekspresikan diri. Gunakan
sentuhan sebagai bentuk komunikasi dan kenyamanan. Perjelas
keraguan pasien, sehingga mereka merasa diterima dan dilindungi.
f. N – Do not abandon the patient

Dokter dan perawat harus memastikan bahwa pasien akan


menerima seluruh perawatan medis yang diperlukan. Buat
komitmen untuk tidak meninggalkan mereka, apa pun hasilnya.

g. T dan E – Outline a strategy

Rencanakan perawatan yang akan ditawarkan dan


pilihan perawatan dengan pasien.Masukka perawatan
interdisipliner dalam rencana, bila memungkinkan.Minta
pemantauan oleh dokter lain yang dapat membantu
mengendalikan gejala.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada banyak alasan mengapa seorang petugas medis merasa
mengalami kesulitan dalam menyampaikan berita buruk.Suatu rasa empati
dan keprihatinan bersama terhadap terhadap suatu berita yang akan
mempengaruhi pasien.Kesalahan dalam komunikasi dapat menimbulkan
banyak dampak serius baik secarafisk maupun psikis bahkan dapat
menimbulkan permasalahan yang harus diselesaikan di pengadilan.Itu
sebabnnya penguasaan keterampilan dalam penyampain suatu berita buruk
merupakan hal penting dalam praktek medis.

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih


terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan pedoman pada banyak sumber,
kritik yang membangun dari pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arumsari, Piranti.Dinda, Emaliyawati, Etika.Sriati, Aat.Hambatan


Komunikasi Efektif Perawat Dengan Keluarga Pasien
Dalam Perspektif Perawat.Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia.Vol 2.2(2016).104-114.

Anggeria, Elis.2015.Dasar-dasar Perawatan Paliatif.Nuhu


Medika:Yogyakarta.

Emaliyawati,Etika.Interaksi Pasien, Keluarga Dan Petugas


Kesehatan Dalam Perawatan Akhir Hidup Pasien Sakit
Terminal.Majalah Keperawatan.Vol 12.no 2(2012).

Peraira, Rebello, Carolina et all.The P-A-C-I-E-N-T-E Protocol:An


Instrument For Breaking Bad News Adapted To The Brazillian
Medical Reality.Rev Assoc Med.vol 63(1):43-49.

Rohmaningtyas, dkk.2018.Komunikasi Dokter-Pasien:Menyampaikan


Berita Buruk Dan Teknik Konseling.Surakarta:Universitas
Sebelas Maret.

Wahyuliati, Tri.2016.Keterampilan Komunikasi-Menyampaikan


Berita Buruk(Skills Of Comunication-Breaking Bad News)
Wonosobo:Seminar Nasional.

Yodang.2018.Buku Ajar Keperawatan Paliatif Berdasarkan


Kurikulum AIPNI.Trans Info Media:Jakarta.

12
13

Anda mungkin juga menyukai