Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing :
Dr. Nasrun Pakaya, M.Kep
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
KELAS A
A. Fenomena Demografi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif terhadap
kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu :
Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta jiwa/
5.5% dari total populasi penduduk. Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x menjadi
kurang lebih 29 juta jiwa/11,4% dari total populasi penduduk (lembaga Demografi FE-UI-
1993).
Dari hasil tersebut diatas, terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:
1) Permasalahan Umum
a) Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut
kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.
c) Lahirnya kelompok masyarakat industry.
d) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga professional pelayanan lanjut usia.
e) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2) Permasalahan Khusus
a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental
maupun sosial.
b) Berkurangnya integrasi social usila.
c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e) Berubahnya nilai social masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
f) Adanya dampak negative dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia.
Hasil Penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 Kota (Padang, Bandung, Denpasar dan
Makassar) sbb:
1) Fungsi tubuh yang dirasakan menurun : penglihatan (76,24%), daya ingat (69,39%),
seksual (58,04%), kelenturan(53,23%), gigi dan mulut (51,12%).
2) Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit tulang atau sendi (69,39%), sakit kepala
(51,15%), daya ingat menurun (38,51%), selera makan menurun (30,08%), mual/perut
perih (26,66%), sulit tidur (24,88%), dan sesak nafas (21,28%).
3) Penyakit kronis : rematik (33,14%), darah tinggi (20,66%), gastritis (11,34%), dan
jantung (6,45%).
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah mitos
atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual pada suami isri
yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat
dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami ketidakmampuan dengan cara berimajinasi
atau menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa
maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap
hubungan intim dapat terulang antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional
secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.
2) Perubahan perilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya: daya ingat
menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan merawat diri, timbulnya
kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas
emosional seseorang yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.
3) Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama dibidang
kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan – peranan sosialnya.
Hal ini mengakibatkan pula timbulnya ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya
sehingga dapat meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
4) Palliative care
5) Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan persoalan
yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan utama dan terapi obat
pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas,
termasuk efek samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya
perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan
untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita bermacam-
macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis obat.
Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to life,
dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation), perawatan (care),
pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh
Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add Years
to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya kesehatan, yaituPromotif,
prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a) Promotif
1) Mengurangi cedera
b) Preventif
1) Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh pencegahan primer :
program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan
sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat.
2) Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa
gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan
pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi,
mulut.
3) Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat. Jenis
pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi,
medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih
berfungsi.
c) Rehabilitatif
4. Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia
a) Pertahankan lingkungan aman
b) Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
c) Pertahankan kecukupan gizi
d) Pertahankan fungsi pernafasan
e) Pertahankan aliran darah
f) Pertahankan kulit
g) Pertahankan fungsi pencernaan
h) Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
i) Meningkatkan fungsi psikososial
j) Pertahankan komunikasi
k) Mendorong pelaksanaan tugas
DAFTAR PUSTAKA
Qie30, (2009). Trend dan Isu Pelayanan Kesehatan Lansia. Diakses 17 Oktober 2020 dari
http://qie30.wordpress.com/2009/05/07/tren-dan-isu-pelayanan-kesehatan-lansia/