DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
KELAS A
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan (PBL)
tentang penyakit jantung koroner. Asuhan Keperawatan (PBL) ini terwujud berkat
partisispasi berbagai pihak. Oleh Karena itu, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
Kami menyadari bahwa Asuhan Keperawatan (PBL) ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami menjadi
lebih baik lagi. Adapun harapan kami semoga Asuhan Keperawatan (PBL) ini dapat diterima
dengan semestinya dan bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT meridhai kami.
Aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot
jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada atau dada
terasa tertekan berat ketika sedang mendaki/kerja berat ataupun berjalan terburu-buru
pada saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh (KemenkesRI-2019)
Penyakit jantung koroner terdiri dari penyakit jantung koroner stabil tanpa
gejala, angina pektoris stabil, dan Sindrom Koroner Akut (SKA). Penyakit jantung
koroner stabil tanpa gejala biasanya diketahui dari skrining, sedangkan angina
pektoris stabil didapatkan gejala nyeri dada bila melakukan aktivitas yang melebihi
aktivitas sehari-hari. (Kemenkes RI-2019)
American heart association (AHA), mendefinisikan penyakit jantung koroner
adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri jantung yang dapat
menyebabkan serangan jantung. Penumpukan plak pada arteri koroner ini disebut
dengan aterosklerosis. Penyakit jantung koroner (pjk) merupakan keaadaan dimana
terjadi penimbunan plak pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner
menyempit atau tersumbat. Arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah
otot jantung dengan membawa oksigen yang banyak (Prabowo & Pranata, 2017, hal.
188).
2.2 Etiologi
Penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh
darah jantung atau arteri koroner. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh
penumpukan ateroma di dinding arteri. Ateroma terdiri dari kolesterol dan zat sisa
hasil metabolisme tubuh. Ateroma yang terus menumpuk, dapat menyebabkan
dinding arteri menebal hingga menyempit. Akibatnya, jantung tidak mendapat cukup
asupan darah dan oksigen. Kondisi ini disebut aterosklerosis. Sejumlah faktor dapat
meningkatkan risiko aterosklerosis, antara lain:
a. Rokok
Rokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Kandungan nikotin
dan karbon monoksida dalam asap rokok dapat membebani kerja jantung, dengan
memacu jantung bekerja lebih cepat. Kedua senyawa tersebut juga meningkatkan
risiko terjadinya penggumpalan darah. Senyawa lain dalam rokok juga dapat merusak
dinding arteri jantung dan menyebabkan penyempitan. Oleh karena itu, risiko
terserang penyakit jantung pada perokok hampir 25 persen lebih tinggi dibanding
orang yang tidak merokok.
b. Diabetes
Diabetes menyebabkan dinding pembuluh darah menebal dan menghambat aliran
darah. Penderita diabetes diketahui 2 kali lipat lebih berisiko terserang penyakit
jantung koroner.
c. Trombosis
Trombosis adalah bekuan darah yang dapat terbentuk di pembuluh darah vena
atau arteri. Bila terbentuk di arteri, akan menghambat aliran darah ke jantung,
sehingga meningkatkan risiko serangan jantung.
d. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi membuat jantung harus bekerja lebih
keras. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan kadar
garam yang tinggi. Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80
mmHg.
e. Kadar kolesterol tinggi
Kolesterol adalah lemak yang dihasilkan oleh hati, dan penting bagi proses
pembentukan sel sehat. Meskipun demikian, kadar kolesterol tinggi dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.Kolesterol terbagi dua, yaitu kolesterol
baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). LDL inilah yang dapat menumpuk di dinding
arteri dan memicu penyempitan. Pada orang dewasa yang sehat, kadar LDL yang
normal dalam darah adalah kurang dari 100 mg/dL. Sedangkan bagi individu berisiko
mengalami penyakit jantung koroner, kadar LDL disarankan di bawah 100 mg/dL.
Batas maksimal kadar LDL akan lebih rendah lagi bagi mereka yang sudah menderita
penyakit jantung atau diabetes, yaitu di bawah 70 mg/dL.
f. Berat badan berlebih
Seseorang dengan berat badan berlebih atau obesitas berisiko terserang
penyakit jantung koroner.
g. Kurang beraktivitas
Aktivitas fisik seperti olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Olahraga juga dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dan gula darah,
mencegah obesitas, serta membantu menurunkan tekanan darah.
h. Pola makan tidak sehat
Risiko penyakit jantung koroner dapat meningkat akibat pola makan yang
tidak sehat, seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar gula atau
garam tinggi, atau makanan dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi.
i. Riwayat kesehatan keluarga
Risiko PJK meningkat pada seseorang yang memiliki keluarga dengan
penyakit jantung.
j. Jenis kelamin
Umumnya, PJK lebih banyak menyerang pria dibanding wanita. Namun
demikian, risiko terkena penyakit yang sama akan meningkat pada wanita pasca
menopause.
k. Usia
Makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya terserang penyakit jantung
koroner. Penyakit ini lebih sering menimpa pria usia lebih dari 45 tahun dan wanita
lebih dari 55 tahun.
l. Sindrom metabolik
Sindrom metabolik adalah sekelompok penyakit yang meningkatkan risiko
penyakit jantung koroner, meliputi hipertensi, kolesterol tinggi, dan obesitas.
m. Sleep apnea
Sleep apnea yang tidak tertangani dapat meningkatkan risiko penyakit jantung
koroner, hipertensi, diabetes, dan stroke.
n. Stres
Penelitian menunjukkan, stres dalam berbagai lingkup kehidupan, dapat
mengakibatkan penyakit jantung koroner. Stres juga dapat memicu faktor risiko lain.
Sebagai contoh, stres dapat memicu seseorang merokok atau makan berlebihan.
o. Alkohol
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat merusak otot jantung,
dan memperburuk kondisi seseorang dengan faktor risiko penyakit jantung koroner,
seperti hipertensi dan obesitas.
p. Preeklamsia
Nyeri akibat serangan jantung serupa dengan angina. Hanya saja, nyeri pada serangan
jantung akan terasa lebih berat, dan dapat terjadi walaupun penderita sedang
beristirahat.Gejala serangan jantung bisa berupa nyeri yang menjalar dari dada ke
lengan, dagu, leher, perut, dan punggung. Nyeri tersebut dapat berlangsung selama
lebih dari 15 menit. Selain gejala tadi, penderita juga bisa mengalami pusing,
berkeringat, mual, dan tubuh terasa lemas. Serangan jantung bisa terjadi tiba-tiba,
terutama pada penderita diabetes dan lansia.
c. Gagal jantung
Penderita penyakit jantung koroner juga dapat mengalami gagal jantung, bila
jantung terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut
menyebabkan darah menumpuk di paru-paru, sehingga penderita mengalami sesak
napas. Gagal jantung dapat terjadi seketika (akut), atau berkembang secara bertahap
(kronis).
2.5 Komplikasi
a. Gagal jantung kongestif
b. Syok kardigenik
c. Disfungsi otot papilaris
d. Defek septum ventrikel
e. Ruptura jantung
f. Aneurisme ventrikel
g. Tromboembolisme
h. Perikarditik
i. Sindrom dresseler
j. Aritmia
2.6 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pasien sebaiknya dilihat secara keseluruhan (holistic)
dan diperlakukan individual mengingat PJK adalah penyakit multifactor dengan
manifestasi yang bermacam-macam, secara umum pasien perlu diberikan penjelasan
mengenai penyakitnya, penjelasan terkait hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan
oksigen miokardium, pengandalian faktor resiko, pemberian pencegahan
aterosklerosis pada pembuluh darah lainnya biasanya diberikan aspirin 375 mg,
pemberian oksigen. Terapi medikamentosa difokuskan pada penanganan angina
pektoris yaitu, nitrat diberikan secara perenteral, sublingual, buccal, oral preparatnya
ada gliserin trinitrat, isosorbid dinitrat, dan isosorbid mononitrat (Wilkinson dkk:
2016).
MODUL I
NYERI BERAT
Soal Kasus 1 :
Seorang laki-laki berusia 47 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan nyeri dada.
Hasil pengkajian ditemukan nyeri berat skala 6-7 dirasakan hingga ke bagian leher, bahu
kiri, dan punggung. Klien nampak berkeringat dan kesakitan sambil memegang bagian
dadanya, istrinya mengatakan tadi sebelum ke rumah sakit muntah-muntah. TD: 150/90
mmHg, Frekuensi napas 24 kali/menit, nadi 115 kali/menit, suhu 37.8 oC, LDL: 140 mg/dL,
HDL 50 mg/dL.
1. Laki-laki
2. Umur 47 tahun
3. Nyeri dada skala 6-7
4. Nyeri pada bagian leher, bahu kiri dan punggung
5. berkeringat
6. muntah-muntah
7. TD: 150/90 mmHg
8. Frekuensi napas 24 kali/menit
9. nadi 115 kali/menit
10. suhu 37.8oC,
11. LDL: 140 mg/dL
12. HDL 50 mg/dL.
Kata kunci
1. Nyeri dada skala 6-7 menjalar kebagian leher, bahu kiri dan punggung.
2. LDL: 140 mg/dL
Mind Map
Nyeri Dada
Hipertensi Aritmia
Penyakit
Informasi tambahan
Laporan Diskusi
PATHWAY
PJK
Iskemia jaringan
miokard
Asites Suplai O2
Metabolisme sel menurun
secara anerob
Pusat muntah bereaksi
merangsang serabut
Jantung tidak dapat
saraf eferen otonom
Penumpukan memompa darah
disaluran cerna
asam laktat secara adekuat
Nyeri dada
Nyeri akut
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : tidak terkaji
Umur : 47 tahun
Agama : Tidak terkaji
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Tidak terkaji
Pendidikan : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji
Suku Bangsa : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
No. Register : Tidak terkaji
Diagnosa Medis : Penyakit Jantung Koroner (PJK)
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tidak terkaji
Umur : Tidak terkaji
Hub. Dengan Pasien : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji.
Alamat : Tidak terkaji
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Klien mengeluh nyeri berat dibagian dada dengan skala 6-7, nyeri bagian leher, bahu kiri
dan punggung, berkeringat, muntah-muntah.
2) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Klien mengeluh nyeri berat dibagian dada
3) Riwayat Keluhan Utama
Tidak terkaji
4) Keluhan yang Menyertai
Tidak terkaji
5) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Tidak terkaji
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Tidak terkaji
2) Pernah dirawat
Tidak terkaji
3) Alergi
Tidak terkaji
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Tidak terkaji
c. Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak terkaji
d. Diagnosa Medis dan therapy
diagnosa medis : penyakit jantung koroner (PJK)
therapy : Tidak terkaji
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Tidak terkaji
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit :Tidak terkaji
Saat sakit :Tidak terkaji
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit : Tidak terkaji
Saat sakit : Tidak terkaji
2) BAK
Sebelum sakit : Tidak terkaji
Saat sakit : Tidak terkaji
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan
minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit : Tidak terkaji
Saat sakit : Tidak terkaji
e. Pola kognitif dan Persepsi
tidak terkaji
f. Pola Persepsi-Konsep diri
tidak terkaji
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelumsakit :Tidak terkaji
Saatsakit :Tidak terkaji
h. Pola Peran-Hubungan
Tidak terkaji
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelumsakit :Tidak terkaji
Saatsakit :Tidak terkaji
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Tidak terkaji
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Tidak terkaji
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : komposmentis
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal : Tidak terkaji
Psikomotor : Tidak terkaji
Mata : Tidak terkaji
b.Tanda-tanda Vital :
Nadi = 115x/menit, Suhu = 37,8oc , TD = 150/90 mmHg, RR = 24x/menit, LDL=140
mg/dl, HDL=50 mg/dl
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :Tidakterkaji
b. Dada :Tidak terkaji
Paru: Tidak terkaji
Jantung: Tidak terkaji
c. Payudara dan ketiak :Tidak terkaji
d. abdomen :Tidak terkaji
e. Genetalia :Tidak terkaji
f. Integumen :Tidak terkaji
g. Ekstremitas :
Atas : terasa nyeri dibagian dada
Bawah : Tidak terkaji
h. Neurologis :
Status mental da emosi :Tidak terkaji
Pengkajian saraf kranial :Tidak terkaji
Pemeriksaan refleks :Tidak terkaji
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak terkaji
1. Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji
2. Hasil konsultasi
Tidak terkaji
3. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Tidak terkaji
3.2 Diagnosa
1. Penurunan Curah Jantung (D.0008)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
Kategori : Psikologis
3. Neusea
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
a. Tabel PES
Etiologi
Problem Symptom
Ds: Penurunan
Pasien mengeluh LDL diatas normal Curah Jantung
nyeri dibagian dada, (D.0008)
leher, bahu kiri dan
Penumpukan ateroma dinding arteri
punggung.
Pasien mengeluh
Penyumbatan pembuluh darah di arteri koronaria
berkeringat,
Pasien mengeluh
PJK
muntah-muntah
Do:
TD : 150/90 mmHg Suplai O2
menurun
RR : 24x/menit
Nadi : 115x/menit
Suhu : 37,8 oc Jantung tidak dapat
memompa darah
secara adekuat
Penurunan curah
jantung
Suplai O2
menurun
Ds : Nyeri akut
LDL diatas normal (D.0077)
Pasien mengeluh nyeri
dibagian dada
Penumpukan ateroma dinding arteri
Do :
Nyeri pada skala 6-7
Penyumbatan pembuluh darah di arteri koronaria
PJK
Suplai O2
menurun
Iskemia jaringan
miokard
Metabolisme sel
secara anerob
Penumpukan
asam laktat
Merangsang pelepasan
mediator kimia
Difersepsikan di
hipotalamus
Nyeri dada
Nyeri akut
Ds: Neusea
Pasien mengalami LDL diatas normal (D.0078)
muntah-muntahn
Do:
Penumpukan ateroma dinding arteri
Tidak diketahui
PJK
Iskemia jaringan
miokard
Hari/
SDKI SLKI SIKI Rasional
Tgl
Minggu, Penurunan Curah Jantung Perawatan Jantung Observasi
21Septembe Curah Jantung (L.02008) (1.02075) 1. Untuk
r 2020 (D.0008) Kriteria Hasil : Definisi : mengetahui
Setelah di lakukan Mengidentifikasi, merawat gejala primer
Ds:
Pasien tindakan dan membatasi komplikasi penurunan
Edukasi
16. Agar klien
dapat
mengetahui
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
yang ia
rasakan.
17. Agar klien dapat
mengetahui
strategi untuk
meredakan
nyeri yang ia
rasakan.
18. Agar klien dapat
mengetahui
untuk
memonitor
nyeri secara
mandiri.
19. Agar klien
mengetahui cara
menggunakan
dan jenis obat
analgetik secara
tepat.
20. Agar klien dapat
mengetahui apa
saja tehnik non
farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
21. Untuk
mempercepat
proses
penyembuhan
dari pada nyeri
yang klien
rasakan.
4.1 Kesimpulan
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot
jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada atau dada
terasa tertekan berat ketika sedang mendaki/kerja berat ataupun berjalan terburu-buru
pada saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh.(KemenkesRI-2019)
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan fungsi jantung akibat
kurangnya suplai oksigen ke otot-otot jantung. Kondisi ini disebabkan oleh
penyempitan atau sumbatan/plak di pembuluh darah koroner, atau dikenal sebagai
aterosklerosis arteri koronaria.3 Salah satu komponen yang menyusun plak ini adalah
kolesterol kristal. Oleh karena itu, salah satu risiko terjadinya aterosklerosis adalah
kadar kolesterol darah yang tinggi (Siantur, 2019)
4.2 Saran
Dengan adanya PBL PJK yang penulis buat ini semoga para pembaca atau
masyarakat luas dapat menambah pemahaman serta mengetahui tanda dan gejala serta
pencegahan penyakit PJK. Karena kita ketahui bersama bahwa penyakit PJK itu dapat
dialami oleh siapa saja dan sudah banyak kasus ini terjadi. Sehingganya penulis berharap
PBL PJK ini dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, E., & Pranata, A.E, (2017). Keperawatan Medikal Bedah Demham Gangguan
Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha Medika.
Siantur, Efry Theresia. 2019. Pengaruh Pektin terhadap Penurunan Risiko Penyakit Jantung
Koroner. Universitas Lampung. Vol 8, No-1.
Diastutik. Desy. 2016. Proporsi Karakteristik Penyakit Jantung Koroner Pada Perokok Aktif
Berdasarkan Karakteristik Merokok. Universitas Lampung. Vol. 4, No-3.
Saputri, febi Vivin dan Tri Mulia Herawati. 2016. Faktor-faktor Resiko Yang Berhubungan
dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada Usia Dewasa Di RS Haji Jakarta.
Jakarta timur. Universitas MH Thamrin
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI