Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EKONOMI PERTANIAN

Disusun oleh :

I Ketut Sumertayasa

NIRM : 18.400.301.005

FALKUTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KRISTEN TENTENA

TAHUN 2020/2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, dan karunia-Nya serta kesehatan. Sehingga saya dapat
menyelesaiakan maklah ini dengan tepat waktu, dengan judul “Ekonomi
Pertanian”

Adapun tujuan dibuatnya maklah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari
salah satu mata kuliah. Saya berusaha memaparkan materi dalam bentuk yang
sederhana, ringkas dan sistematis serta mudah dipahami, namun saya menyadari
bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu saya harapkan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak, untuk
kesempurnaan maklah ini dan tugas – tugas selanjutnya.

Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat dan mampuh


memberikan tambahan pengetahuan bagi saya dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata saya ucapkan trimakasi kepada semua pihak yang membantu dalam
penyususnan makalah ini. Semoga bantuannya di balas oleh Tuhan Yang Maha
Esa

Toinasa, 18 Oktober 2020

Penulis

iii
DAFTRA ISI

Halaman Judul.............................................................................................................................. i

Kata Pengantar.............................................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pertanian.................................................................................................................3
B. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia.......................................................................3
C. Ciri Ciri Pertanian Idonesia..................................................................................................5
D. Karakteristik Usaha Dibidang Pertanian...............................................................................6
E. Peranan Pertanian Bagi Perekonomian Indonesia.................................................................8
F. Masalah Ekonomi Pertanian Di Indonesia..........................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................................13

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan wilayah yang luas, serta ditambah lagi dengan lahan pertanian yang
luas, dengan penduduknya sebagian besar adalah tani atau mata pencariannya
adalah dengan bertani maka Indonesia merupakan negara yang agraris, yang
menempatkan pertanian sebagai potensi yang paling dominan.
Sektor pertanian sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk
terutama bagi mereka yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani.
Selain itu sektor pertanian, salah satu  hal penting yang harus diperhatikan
sebagai penyedia pangan bagi masyarakat. Peningkatan produksi yang harus
seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk dapat dicapai melalui
peningkatan pengelolaan usahatani secara intensif. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang cara pengusahaan suatu usahatani mutlak dibutuhkan
agar dapat meningkatkan produktifitas serta dapat meningkatkan pendapatan
sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.
.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertanian ?
2. Bagaimana perkembangan sektor pertanian di indonesia?
3. Apa saja ciri – ciri pertanian di Indonesia?
4. Bagaimana karakteristik usaha di bidang pertanian?
5. Bagaimana Peranan Pertanian bagi Perekonomian Indonesia?
6. Bagaiman permasalahan Ekonomi Pertanian di Indonesia?

C. Tujuan
Tujuan di buatnya malakah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang di berikan
oleh dosen, namun di balik itu penulis juga memiliki tujuan yang lain yaitu :

5
1. Mengetahui definisi pertanian
2. Mengetahui perkembangan sektor pertanian di indonesia
3. Memahami dan mengatahui ciri – ciri pertanian di Indonesia
4. Memahami karakteristik usaha di bidang pertanian
5. Mengetahui Peranan Pertanian bagi Perekonomian Indonesia
6. Mengatahui permasalahan Ekonomi Pertanian di Indonesia

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian
biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (crop
cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya
dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam
pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar
ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-
bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari
PDB dunia.
Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat
dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor – sektor ini
memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai
realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

B. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia


Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi salah satu aspek penting sebagai
roda penggerak ekonomi negara. Hal ini dikarenakan pertanian dari segi
produksi menjadi sektor kedua paling berpengaruh setelah industri
pengolahan. Sedangkan bila dibandingkan sektor lainnya pertanian masih
berada di posisi teratas selain sektor perdagangan dan sektor konstruksi. 
Dengan demikian, sektor pertanian mampu mengangkat citra Indonesia di
mata dunia, terutama sebagai negara agraris yang cukup produktif.
Selain diuntungkan oleh kondisi iklim dan sumber daya alam yang
mendukung, pertanian di Indonesia juga didukung oleh sumber daya

7
manusianya. Banyak petani masih memegang dan menggunakan cara-cara
konvensional dalam hal menentukan tanaman, cuaca, masa panen dan pasca
panen. Cara tersebut sudah ada sejak dulu dan dilakukan turun temurun hingga
sekarang.
Adanya alih teknologi pertanian juga bukan menjadi halangan bagi para
petani. Justru dengan adanya teknologi bidang pertanian membuat petani
semakin mudah dan semakin bersinergi. Oleh karena itu, diharapkan di masa
mendatang, profesi petani bukan lagi pekerjaan yang dipandang sebelah mata.
Pertanian di Indonesia juga memiliki peluang dan tantangan yang harus
dihadapi.
1. Prospek pertanian di Indonesia
Melihat betapa besarnya perkembangan pertanian di Indonesia, menjadi
sebuah potensi yang harus dimaksimalkan oleh semua pihak. Baik itu oleh
petani, pelaku dalam bidang pertanian dan pemerintah. Dukungan dari
pemerintah dapat dilakukan dengan cara pembinaan kepada kelompok tani
dan memberikan berbagai produk pertanian terbaik seperti bibit unggul,
pupuk dan sebagainya.
Pada tahun 2017 lalu semisalnya, berdasarkan data BPS seperti
dikutip oleh Kompas.com pertumbuhan pertanian Indonesia bisa dibilang
cukup bagus pada angka 6.9 persen di tengah ketidakpastian ekonomi
global. Pertanian Indonesia juga mampu mengekspor beberapa komoditas
utama antara lain rempah-rempah, kopi, cokelat, dan tembakau.
Swasembada bahan pangan juga mulai digalakkan oleh pemerintah.
Pada tahun 2017 lalu Indonesia telah melakukan swasembada jagung.
Tahun 2019 ini, pemerintah menargetkan akan melakukan swasembada
bawang putih dan gula untuk konsumsi termasuk komoditas lainnya.
Semuanya dilakukan secara bertahap hingga pada tahun 2045 mendatang
targetnya Indonesia sudah menjadi lumbung pangan dunia.
2. Tantangan yang dihadapi
Meskipun perkembangan pertanian di Indonesia memiliki prospek dan
berjalan sangat baik hingga saat ini, bukan berarti tidak ada tantangan.

8
Justru meningkatnya potensi pertanian tersebut, pemeritah maupun pelaku
bidang pertanian harus lebih siap menghadapi tantangan di era dengan
kemajuan teknologi informasi. Adapun beberapa tantangan itu di
antaranya adalah pembangunan sumber daya manusia di sektor pertanian.
Untuk hal ini, seperti disebutkan dalam situs resmi Kementerian
Pertanian pemerintah menggelar pelatihan manajemen agrobisnis dengan
pelaku UKM yang bekerjasama dengan Asian Productivity Organization
(APO) dan Cornel University.
Sementara, dari segi infrastruktur pertanian pemerintah juga
memberikan alat dan mesin pertanian (Alsintan) kepada kelompok tani.
Tujuannya untuk mengatasi masalah produksi pertanian. Untuk
mensejahterakan petani, pemerintah pun menggalakkan program kredit
usaha, koperasi dan asuransi bagi petan. Hal tersebut bertujuan untuk
menghindari petani menjual hasil pertanian kepada tengkulak yang dirasa
sangat merugikan.

C. Ciri-ciri pertanian Indonesia


1. Pertanian tropika
 Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat katulistiwa, yang
berarti merupakan daerah tropika. Dengan demikian jenis tanaman,
hewan, perikanan, dan hutan sangat dipengaruhi oleh iklim tropis
(pertanian tropika). Di samping itu ada pengaruh lain yang
menentukan corak pertanian kita yaitu bentuk negara berkepulauan
dan topografinya yang bergunung-gunung.
 Letaknya yang di antara Benua Asia dan Australia serta antara Lautan
Hindia dan Pasifik, memberikan pengaruh pada suhu udara, arah
angin yang berakibat adanya perbedaan iklim di Indonesia, sehingga
menimbulkan ciri pertanian Indonesia merupakan kelengkapan ciri-
ciri pertanian yang lain.
2. Pertanian dataran tinggi dan rendah

9
 Indonesia merupakan daerah volkano (memiliki banyak gunung),
sehingga memungkinkan mempunyai daerah yang mempunyai
ketinggian dan dataran rendah. Dataran tinggi mempunyai iklim
dingin, sehingga bisa ditanami tanaman beriklim subtropis.
3. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering
(Indonesia timur).
 Indonesia bagian barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian
Sulawesi) mempunyai iklim basah : banyak hujan, sedangkan bagian
Indonesia lain terutama Indonesia bagian timur (NTB, NTT, Maluku)
iklimnya kering.
4. Adanya hutan tropika dan padang rumput.
Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka banyak
hujan terbentuk hutan tropika, sedangkan di daerah kering tumbuh padang
rumput.
5. Perikanan darat dan laut.
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau,
sehingga daerahnya terdiri dari darat dan perairan. Keadaan ini
memungkinkan terdapatnya perikanan darat dan laut.
6. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa.
 Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai spesifikasi yang berbeda
 Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat
 Luar Jawa umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang
 Mempengaruhi corak pertanian: pertanian di jawa umumnya
merupakan tanaman bahan pangan, berskala kecil, sedangkan
pertanian di luar jawa umumnya perupakan perkebunan, kehutanan,
berskala lebih luas.

D. Karakteristik Usaha Di Bidang Pertanian


1. Adanya jarak waktu antara mulai investasi dengan penerimaan hasil yang
lama, karena proses produksi pertanian memerlukan waktu lama, Pada
tanaman padi misalnya perlu waktu 3-4 bulan baru bisa menghasilkan.

10
Pada tanaman perkebunan dan buah-buahan perlu waktu 4-8 tahun.
Keadaan ini akan mempengaruhi tingkat resiko usaha, tingkat
pengembalian modal. Resiko usaha bisa berupa resiko fisik dan pasar.
Resiko fisik berarti kemungkinan kegagalan panen atau pengurangan
panen yang disebabkan bermacam-macam faktor seperti banjir,
kekeringan, hama dan penyakit, dan bencana lainnya. Resiko pasar bisa
berupa terjual produknya dengan harga murah atau tidak ada pembeli.
Kalau hasilnya lama baru diperoleh akan menurunkan nilai kini hasil
tersebut. Karena waktu mempunyai nilai, semakin lama nilainya makin
kecil. Faktor penyetaraan nilai tahun tertentu dengan nilai kini disebut
faktor diskonto.
2. Merupakan pertanian rakyat
Sebagian besar pertanian Indonesia merupakan pertanian rakyat.
Ciri-ciri pertanian rakyat :
 Skala usaha kecil, rata-rata penguasaan lahan pertanian hanya sekitar 0,5
hektar,
 Tidak ada pembedaan antara usaha dan rumahtangga, misalnya rumah
yang sekaligus merupan gudang, kandang ternak, keuangan usaha dan
rumah tangga tercampur,
 Manajemennya tidak profesional.
3. Bersifat ekstensif
Pertanian membutuhkan lahan yang luas. Keadaan ini bahwa lahan di
kota pasti kalah bersaing dengan kegunaan usaha lain.
4. Hasil pertanian sukar dikuasai
Proses produksi pertanian banyak ditentukan oleh alam, sehingga jumlah
dan kualitas hasilnya sering tidak bisa dikuasai. Keadaan ini mengakibatkan
perlunya proses sortasi dalam penanganan pascapanen.
5. Spesialisasi dalam pertanian sukar diterima
Spesialisasi dapat dibedakan menjadi spesialisasi produksi dan tenaga kerja.

11
 Spesialisasi produksi berarti menghasilkan satu macam produk, karena
pertanian beresiko tinggi maka tidak banyak petani yang
melakukannya.
 Spesialisasi tenaga kerja banyak dilakukan di pabrik atau industri, tetapi
tidak berlaku di pertanian. Umumnya tenaga kerja dapat bekerja pada
beberapa pekerjaan. Tetapi ada kebiasaan di masyarakat tertentu yang
pekerjaannya berdasarkan jenis kelamin, misalnya wanita bekerja di
penyiangan, panen, sedang laki-laki bekerja mencangkul, sopir traktor
dan pekerjaan yang relatif berat.
6. Harga hasil pertanian selalu berfluktuasi
 fluktuasi jangka panjang = trend
 fluktuasi siklus: siklus ekonomi dan produksi
 siklus stabil, konvergen dan divergen
 fluktuasi musiman
 fluktuasi jangka sangat pendek

E. Peranan Pertanian bagi Perekonomian Indonesia


Sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian memiliki beberapa
peranan, yang juga tertuang dalam Repelita VI sebagai berikut:
1. Mensejahterakan petani
Sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan
masyarakat petani. Mensejahterakan di sini mengandung arti luas sehingga
menumbuhkembangkan partisipasi petani dan mampu meningkatkan
keadaan sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses terhadap
teknologi, modal, dan pasar.
2. Menyediakan pangan
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah
penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah
berjumlah 220 juta jiwa. Dengan peranan pertanian sebagai penyedia
bahan pangan yang relatf murah, telah memungkinkan biaya hdup di
Indonesia tergolong rendah di dunia. Dan rendahnya biaya hidup di

12
Indonesia menjadi salah satu daya saing nasional. Keberhasilan dalam
penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil meimilki peran yang
besar dalam penciptaaan ketahanan pangan nasional (food security) yang
erta kaitannya dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik.

3. Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan


pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah
Sebagai contoh, mengingat pembangunan besar-besaran terjadi di
perkotaan adapun masyarakat mayoritas berdomisili di pedeaan yang
merupakan sumber sektor pertanian. Maka pembangunan pertanian harus
didukung oleh pembangunan wilayah baik pembangunan infrastruktur
maupun pembangunan sosial ekonomi kemasyarakatan.
4. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri
Indonesia mempunyai sumber daya pertanian yang sangat besar, namun
produk pertanian umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan
musiman. Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya
cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi,
tidak busuk, dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan.
Dan jika sektor pertanian terus ditingkatkan maka diharapkan sektor
ini mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi
pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya beli rakyat, dan mampu
melanjutkan proses industrialisasi.
5. Menghasilkan devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia.
Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti
ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari
50% total produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor.
Pada lima tahun terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten
menyumbang devisa dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya
(belum termasuk nilai ekspor produk olahan perkebunan) mencapai US$ 4
milyar per tahun. Sumbangan sector pertanian terhadap pembangunan dan

13
devisa negara ditentukan oleh produktivitas dari sector ini. Karena sektor
ini memilik sumbangan besar terhadap perekonomian nasional, maka
rendahnya produktivitas pertanian akan berpengaruh terhadap
produktivitas perekonomian secara keseluruhan.
Sumbangan terbesar sektor pertanian selama PJP I (Pembangunan
Jangka Panjang) adalah tercapainya swasembada pangan, khususnya beras
dalam tahun. Pada masa tersebut Indonesia mampu mengekspor beras ke
beberapa negara miskin sehingga dapat menambah devisa. Dampak
swasembada tersebut adalah meningkatnya pendapatan masyarakat,
kualitas gizi, serta penghematan devisa. Selain itu, swasembada pangan
juga telah meningkatkan kestabilan ekonomi nasional.
6. Menyediakan lapangan pekerjaan
Sebagaimana diterangkan di muka, sektor pertanian memiliki peran
penting dalam menyerap tenaga kerja. Di tahun 1994 saja (BPS, 1996)
46% dari 82 juta jiwa angkatan kerja pada tahun itu diserap oleh subsector
pertanian primer.
Lagi, subsektor perkebunan memberikan kontribusinya dalam
pembangunan nasional. Sampai tahun 2003, jumlah tenaga kerja yang
terserap oleh subsektor ini diperkirakan mencapai 17 juta jiwa. Kontribusi
dalam penyediaan lapangan pekerjaannya pun mempunyai nilai tambah
tersendiri, karena subsektor perkebunan menyediakan lapangan kerja di
pedesaan dan daerah terpencil. Dengan demikian, selain menyediakan
lapangan kerja subsektor perkebuna ikut mengurangi arus urbanisasi.
7. Pembentukan produk domestik bruto/peningkatan pendapatan nasional
Berdasarkan data yang kami peroleh, subsektor perkebunan merupakan
salah satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal
penciptaan nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap
produk domestik bruto (PDB). Dari segi nilai absolut berdasarkan harga
yang berlaku PDB perkebunan terus meningkat dari sekitar Rp 33,7 triliun
pada tahun 2000 menjadi sekitar Rp 47,0 triliun pada tahun 2003, atau
meningkat dengan laju sekitar 11,7% per tahun. Dengan peningkatan

14
tersebut, kontribusi PDB subsector perkebunan terhadap PDB sector
pertanian adalah sekitar 16%. Terhadap PDB secara nasional tanpa migas,
kontribusi subsector perkebunan adalah sekitar 2,9% atau sekitar 2,6%
PDB total. Jika menggunakan PDB dengan harga konstan tahun 1993,
pangsa subsektor perkebunan terhadap PDB sektor pertanian adalah
17,6%, sedangkan terhadap PDB non migas dan PDB nasional masing-
masing adalah 3,0% dan 2,8%.
8. Tetap mempertahankan kelestarian sumber daya (peranan dalam
pelestarian lingkungan hidup)
Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan
beraneka ragam sumber daya pertanian secara alami (endowment factor).
Maka dari itu, diharapkan dalam penggunaannya sumber daya ini
digunakan secara optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian
sumber daya pertanian

F. Masalah Ekonomi Pertanian di Indonesia


1. Gastation Period
Gastation Period itu menjelaskan kalau waktu yang dibutuhkan dari proses
memasukkan (input) dan memperoleh hasil (output) membutuhkan waktu
yang cukup panjang. Contoh : hari ini dia menanam, untuk mendapatkan
hasilnya mungkin butuh 3 - 4 bulan lagi. Padahal petani juga
membutuhkan uang di saat masa penanaman hingga panen.
Karena masalah ini timbulah sebuah istilah yang disebut ijon,
dimana ketika petani mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
ekonominya dia menjual tanamannya yang masih muda dengan harga
yang murah.
2. Tekanan Penduduk Pertanian
Merupakan sebuah masalah klasik dimana jumlah penduduk Indonesia
sangat besar bahkan terbesar ke 4 di dunia, selain itu tingkat fertilitas
tinggi dan tingkat mortalitas rendah. Akibatnya? Sangat sulit untuk
memenuhi kebutuhan pangan penduduk di Indonesia.

15
Selain itu Depedency Rate di Indonesia juga tinggi, DR itu adalah jumlah
penduduk tidak bekerja yang ditanggung oleh orang yang bekerja. Ini
merupakan hal yang merugikan karena penduduk yang berpenghasilan
sebenarnya bisa melakukan investasi atau membuka usaha namun mereka
diharuskan untuk menanggung penduduk yang tidak bekerja.
3. Pembiayaan Pertanian

Untuk mendapatkan hasil produksi nasional yang cukup besar


dibutuhkan dana yang cukup besar pula, namun tidak semua petani
memiliki dana tersebut, maka untuk menyelesaikan masalah ini.
Munculah sistem perkreditan untuk petani, dimana untuk masalah bibit,
pupuk, dan modal pertanian lainnya akan dipinjami oleh bank. Sampai
petani itu panen barulah petani tersebut membayar modal tersebut.

4. Pertanian Subsisten

Pertanian subsisten merupakan sebuah masalah yang cukup penting,


kenapa? Karena pertanian subsisten ini adalah pertanian yang tujuan
utamanya untuk pemenuhan pangan keluarga. Mereka tidak
mementingkan keuntungan. Kenapa ini berbahaya? Karena hasil panen
hanya untuk diri sendiri lalu mereka akan menjual hasil pertanian mereka
jika ada sisa dari hasil panen tersebut. Berbeda dengan Pertanian
komersiil yang menjual semua hasil panen mereka sehingga kebutuhan
pasar bisa tercukupi.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagian besar mata pencarian masyarakat adalah dengan bertani maka
Indonesia merupakan negara yang agraris, yang menempatkan pertanian
sebagai potensi yang paling dominan. Sektor pertanian di Indonesia masih
menjadi salah satu aspek penting sebagai roda penggerak ekonomi negara. Hal
ini dikarenakan pertanian dari segi produksi menjadi sektor kedua paling
berpengaruh setelah industri pengolahan. Sedangkan bila dibandingkan sektor
lainnya pertanian masih berada di posisi teratas selain sektor perdagangan dan
sektor konstruksi.  Dengan demikian, sektor pertanian mampu mengangkat
citra Indonesia di mata dunia, terutama sebagai negara agraris yang cukup
produktif.

B. Saran
Pertanian merupakan aspek terpenting bagi roda penggerak ekonomi di
indonesia, maka oleh karena itu penulis menyarankan pemerintah lebih
memperhatikan kesejahteraan petani dan memudahkan penjualan hasil panen
mereka.

17
DAFTAR ISI

https://www.fulldronesolutions.com/definisi-pertanian-dan-contoh-pertanian-sektor-
di-indonesia-manfaat-jenis-jenis/
https://agrophilic.blogspot.com/2015/09/masalah-ekonomi-pertanian-di-
indonesia.html
https://w3cargo.com/peranan-pertanian-dalam-perekonomian-indonesia/

18

Anda mungkin juga menyukai