Disusun Oleh :
Asina Sofia Harianja 8196175004
Dosen Pengampu :
Dr. Sondang Manurung, M.Pd
Dr. Ridwan A. Sani, M.Si
Semoga makalah ini berguna bagi pembaca. Dan saya menyadari bahwa isi makalah
ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan isi makalah ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya
saya ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1. 2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1. 3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2. 1 Model Pembelajaran Inkuiri.......................................................................... 3
2. 2 Pembelajaran IPA...........................................................................................4
2. 3 Model Inquiry dalam Pembelajaran IPA........................................................7
2. 4 Perspektif Siswa pada Proses Inkuiri............................................................12
2. 5 Model Pembelajaran Inquiri dalam Kurikulum............................................16
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pembelajaran IPA memiliki ciri yang berbeda dengan pembelajaran lainnya seperti
IPS dan Bahasa. Pembelajaran IPA sangat erat kaitannya dengan berbagai kehidupan
manusia. Dalam kehidupannya, seseorang dalam keluarga sejak masa kanak-kanak
sering menanyakan sesuatu, mencoba melakukan sesuatu, sehingga ia memperoleh
kejelasan atau menemukan jawabannya dari apa yang ingin diketahuinya. Sebenarnya
potensi untuk menyelidiki dan menemukan sesuatu telah banyak dimiliki seseorang
sejak kecil, namun sering terhambat oleh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang
memadai. Orang tua sering tidak melayani atau merasa terganggu, takut rusak, rugi dan
sebagainya, apabila anaknya banyak bertanya, mencoba melakukan sesuatu yang
mungkin sampai rusak.
1. 3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui defenisi dan konsep dari model pembelajaran inquiry
2. Mengetahui penerapan inquiry dalam pembelajaran IPA
3. Mengetahui contoh penerapan Inkuiri dalam pembelajaran IPA
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti pertanyaan atau
penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh
seorang tokoh yang bernama Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan
individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Menurut Carol dalam bukunya
Quided Inquiry bahwa inkuiri adalah pendekatan dalam belajar di mana oleh siswa
menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah, topik, atau pembelajaran. Inkuiri
membutuhkan lebih dari sekadar menjawab pertanyaan atau mendapatkan jawaban yang
benar. Hal ini mendukung penyelidikan, eksplorasi, pencarian, penelitian, pengejaran, dan
studi. Penyelidikan tidak berdiri sendiri; ini melibatkan, menarik, dan menantang siswa
untuk menghubungkan dunia mereka dengan kurikulum. Teori yang mendasari model
pembelajaran ini:
1. Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu mencari tahu
akan segala sesuatu yang menarik perhatiannya.
2. Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala sesuatu tersebut dan akan
belajar untuk menganalisis strategi berpikirnya tersebut.
3. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan/digabungkan
dengan strategi lama yang telah dimiliki siswa.
4. Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya kemampuan
berpikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang senantiasa
bersifat tentatif dan belajar menghargai penjelasan atau solusi altematif.
Menurut Sanjaya, pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri
dibangun dengan asumsi bahwa sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk menemukan
sendiri pengetahuannya.
Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekililingnya tersebut merupakan kodrat
sejak ia lahir ke dunia, melalui indra penglihatan, indra pendengaran, dan indra-indra yang
lainnya. Keingintahuan manusia terus menerus berkembang hingga dewasa dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimilikinya akan menjadi bermakna
manakala didasari oleh keingintahuan tersebut. Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah
membantu siswa untuk mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa
ingin tahu mereka.
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains semula timbul dari rasa ingin tahu manusia, dari
rasa keingintahuan tersebut membuat manusia selalu mengamati terhadap gejala gejala
alam yang ada dan mencoba memahaminya. Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan jika
memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakanya dan pengetahuan yang
diinginkanya adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran
memang secara inherent dapat dicapai manusia, baik melalui pendekatan non-ilmiah
maupun pendekatan ilmiah. Menurut Jujun Suriasumantri, (dalam Trianto, 2008: 60) sains
berasal dari bahasa asing “science” dari kata latin “scientia” yang berarti saya tahu. Kata
“science” sebenarnya berarti ilmu pengetahuan yang terdiri dari social sciences (ilmu
pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam). Namun dalam
perkembanganya science diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi.
Sedangkan menurut Laksmi Prihantoro (dalam Trianto 2008: 60) “IPA adalah
pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala
kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi. Adapun Wahyana
mengatakan bahwa “IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematik, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Perkembanganya tidak hanya ditandai dengan adanya fakta-fakta, tetapi oleh adanya
metode ilmiah dan sikap ilmiah.” Dari beberapa pendapat mengenai pengertian IPA di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang gejala alam dan kebendaan yang bersifat sistematis
dan dilakukan dengan cara mengamati lingkungan sekitar dan di lingkungan kehidupan
sehari-hari yang dialami oleh siswa.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil penjelasan mengenai inkuiri sebagai model dalam pembelajaran IPA dapat
disimpulkan yaitu :
Joyce, B dan Marsha Weil. 2003. Models of Teaching Fifth Edition. New Delhi: Prentice
Hall of India Private Limited.
Kuhltau, Carol C dan Maniotes, Leslie. 1937. Guided Inquiry. United States of Amerika :
Libraries Unlimited