Anda di halaman 1dari 19

PETUNJUK PRAKTIKUM

KULTUR JARINGAN

Disusun Oleh:
Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih, S.Si., M.Si
Ayu Lestiyani, S.P., M.Sc
Putri Laeshita, S.P., M.Sc

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT atas selesainya petunjuk
Praktikum Kultur Jaringan untuk mahasiswa S1 Program Studi Agroteknologi tahun
ajaran 2019/2020. Tujuan penulisan ini untuk memperlancar acara prraktikum.
Praktikum ini terdiri dari 7 latihan yaitu mengenai pengenalan alat, cara
membuat media, cara sterilisasi alat, media dan eksplan, cara inokulasi, induksi
kalus, organogenesis, embriogenesis, serta kultur mikrostek. Bahan eksplan dari
tanaman kehutanan seperti Gmelina arborea dan Meluleuca leucadendron.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada staf pengajar Kultur Jaringan Dr.
Tri Suwarni Wahyudiningsih, S.Si., M.Si dan Laboran serta Asisten Praktikum saat
penyusunan dan pelaksanaan praktikum.
Semoga petunjuk praktikum ini benar-benar sebagai acuan dalam
pelaksanaan praktikum. Kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
menyempurnakan petunjuk praktikum ini.
Selamat praktikum dan sukses selalu.

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar isi 2
Pengenalan alat-alat Laboratorium Kultur Jaringan In Vitro 3
Pembuatan media 4
Pemilihan dan sterilisasi eksplan 5
Induksi Kalus6
Organogenesis tunas secara In Vitro 5
Embriogenesis somatik secara In Vitro 6

Kultur Mikrostek 5
LATIHAN I
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM KULTUR IN VITRO

A. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa dapat:
1. Mengetahui, memahami dan menggunakan alat-alat yang terdapat di
laboratorium Kultur in vitro.
2. Mengetahui fungsi-fungsi alat yang terdapat di Lab. Kultur in vitro

B. TEORI
1. LAF- Cabinet (Laminar Air Flow-Cabinet), bagian-bagiannya:
a. Lampu UV (Ultra Violet)
 Fungsi: mematikan spora bakteri, jamur maupun virus.
 Hidupkan ± 1 jam sebelum LAF digunakan dan pintu depan LAF
ditutup saat lampu UV hidup. Gunakan googles anti UV, jas Lab.
dan sarung tangan.
b. Blower
 Fungsi : mencegah udara dari luar yang mengandung spora
bakteri, jamur dan virus, sehingga udara tersebut keluar lagi.
Supaya kegiatan penanaman bebas/steril dari mikroorganisme.
 Kecepatan blower dapat diatur, mulai kecepatan rendah
(minimal) sampai kecepatan maksimal.
 Blower dihidupkan saat kegiatan penanaman eksplan
berlangsung.
c. Filter/penyaring
 Ukuran 0,22-0,5 µm
 Fungsi : menyaring spora bakteri, jamur dan virus supaya tidak
masuk ke dalam alat LAF.
d. Lampu Neon
Fungsi : sebagai penerang saat penanaman eksplan
berlangsung.
Cara penggunaan LAF-Cabinet :
 Meja dan sisi samping sebelah dalam LAF dilap dan
disemprot alkohol 70% kemudian dilap lagi.
 Hidupkan lampu UV selama ± 1 jam.
 Setelah 1 jam lampu UV dimatikan.
 Blower dan lampu neon dihidupkan.
 Alat-alat yang sudah steril (cawan petri, kertas saring, baker
glass, gelas ukur, pinset, skalpel, dan lain-lain), media steril,
akuades steril, mikroskop (bila perlu), disemprot
alkohol/spiritus sebelum dimasukkan ke LAF.
 Setiap kali tangan keluar dari LAF disemprot lagi dengan
alkohol 70%
 Hidupkan bunsen.
 Alat-alat logam (pinset, skalpel, jarum bertangkai) direndam
dalam alkohol 70% kemudian dilewatkan api pada bunsen,
dan diulang 3 kali.
Cara penanaman eksplan di dalam LAF
 Sterilisasi eksplan di dalam LAF
Sebelumnya eksplan dari lapangan dicuci dengan deterjen
atau direndam beberapa menit (1-10 menit) tergantung
macam dan jenis eksplan. Kemudian dibilas 3 kali dalam air
mengalir. Eksplan direndam dalam campuran
fungisida/bakterisida selama 3-15 menit, lalu cuci/bilas 3
kali.
Eksplan diletakkan dalam cawan petri dan masukkan
kedalam LAF (tidak disemprot alkohol).
Sterilisasi eksplan di dalam LAF, tahapannya sebagai berikut:
 Buat larutan desinfektan, misal clorox (NaOCl) sebesar 10%:
ambil 10 ml clorox dilarutkan dalam 100 ml akuades steril.
 Rendam eksplan dalam larutan clorox 10% selama 5-10
menit.
 Buang larutan clorox tersebut.
 Cuci dengan akuades steril sebanyak 3 kali.
 Potong-potong eksplan tersebut dalam cawan petri steril.
 Tiriskan dalam cawan petri steril dan berisi kertas saring
steril.
 Potongan eksplan siap ditanam ke media dalam wadah
gelas, caranya aluminium foil dibuka pelan-pelan dekat api
bunsen tunggu beberapa menit (± 1 menit) supaya pinset
agak dingin lalu jepitlah eksplan dan segera ditanam ke
media, letakkan di tengah permukaan media tanpa
menyentuh permukaan media pinsetnya.
 Wadah gelas segera ditutup dengan aluminium foil.
2. Autoklaf (jenis automatik – elektrik)
Fungsi : sterilisasi alat dan media
Cara penggunaan :
 Tuang air ke dasar wadah autoklaf.
 Siapkan keranjang dan susun alat-alat gelas dan logam, media,
erlenmeyer berisi akuades dan lain-lain ke dalam keranjang.
 Masukkan keranjang-keranjang tersebut ke dalam autoklaf secara
bersusun.
 Tutup autoklaf dan kunci, tancapkan stop kontak.
 Klik tombol saklar pada sisi bawah autoklaf.
 Tekan power on dan lock.
 Atur suhu 121°C dan waktu 15 menit (ditunggu kenaikan suhu sampai
121°C baru diatur waktu sterilisasinya.
 Enter/ent.
 Tekan start.
 Sterilisasi berlangsung selama 15 menit.
 Amati penurunan suhu dan bila waktu telah 15 menit, tekanan udara
dibuka/open supaya udara dalam autoklaf keluar.
 Bila tekanan udara sudah 0 dan suhu normal kembali ± 30°C maka
autoklaf boleh dibuka.
 Keranjang dikeluarkan.
 Susun dan pisahkan :
o Media disimpan di ruang media.
o Alat-alat logam dan cawan petri simpan di oven
o Aquades steril disimpan dalam ruang media
3. Oven
Fungsi : Menyimpan alat-alat steril dan sterilisasi alat-alat gelas, cawan
petri, alat-alat logam pada suhu 121°C selama 30-60 menit.
Cara penggunaan :
 Tekan tombol power.
 Tekan/atur suhu, tunggu sampai angka suhu sesuai yang diinginkan.
 Atur waktunya.
4. Sentrifuga
Fungsi : untuk memisahkan supernatan dan pelet pada kultur protoplas
dan kultur pollen.
Cara Penggunaan :
 Timbang tabung sentrifuga
 Isi larutan yang dicobakan
 Timbang lagi
 Tutup tabung sentrifuga
 Letakkan tabung-tabung sentrifuga dalam susunan yang seimbang
 Tekan tombol power
 Atur kecepatan putaran setiap menit (beberapa rpm)
 Atur kecepatannya
5. Shaker
Fungsi : untuk memelihara kultur dengan media cair. Kultur suspensi sel,
kultur protoplas, kultur pollen supaya sel/protoplas/pollen lebih cepat
mengadakan pembelahan.
Cara penggunaan :
 Letakkan media dalam erlenmeyer pada shaker.
 Atur kecepatan shaker beberapa putaran/kanan-kiri tiap menit.
 Atur waktunya
6. Hot-Plate dilengkapi dengan magnetik stirer/pengaduk magnetik
Fungsi : untuk mencampur stok unsur mikro, unsur makro, vitamin, ZPT,
gula dan agar supaya benar-benar tercampur/bersifat homogen larutan
tersebut dan lebih cepat tercampur. Suhu juga dapat diatur. Waktu
pengadukan dapat diatur.
7. Haemositometer
Fungsi : untuk membantu perhitungan densitas sel/protoplas/pollen
sebelum ditanam
Cara penggunaan :
 Bersihkan haemositometer dengan alkohol 70% dan di lap dengan
kain flanel.
 Teteskan suspensi sel/protoplas/pollen ke haemositometer.
 Amati dibawah mikroskop dan hitung sel/protoplas/pollen sambil
digeser-geser. Perhitungan dengan bantuan alat hand counter.
 Setelah selesai, preparat di lap dan ditetes alkohol, dilap sampai
bersih.
8. Timbangan elektrik
Fungsi : menimbang senyawa kimia yang beratkanya kurang dari 200 g
/320 g.
Cara penggunaan :
 Hidupkan power on
 Letakkan aluminium foil setelah tertera beratnya tekan zero.
 Ambil senyawa kimia dengan sendok terbuat dari bahan yang tidak
bereaksi dengan senyawa kimia misal berasal dari tanduk, melamin,
stainless steel.
 Catat berapa beratnya.
9. Disecting kit
Terdiri atas : pinset, gunting, skalpel, tangkai pisau, pisau steril, jarum
bertangkai lurus dan bengkok, kaca pembesar, spatula, dan lain-lain.
Fungsi : Pinset menjepit bahan yang diambil
Gunting menggunting eksplan
Skalpel memotong eksplan
Tangkai jarum + pisau steril memotong eksplan
Jarum bertangkai memegang eksplan saat pemotongan
Kaca pembesar melihat obyek yang kecil supaya lebih
besar dan jelas
Spatula mengambil eksplan yang kecil
10. Erlenmeyer
Terdiri atas ukuran : 1000 ml Fungsi : - Tempat buat media
500 ml - Tempat akuades
steril
250 ml Fungsi : - Tempat akuades
steril
- Tempat stok unsur
makro, mikro dan vitamin.
Fe2EDTA dll

100 ml Fungsi : - Tempat sterilisasi


eksplan
50 ml
11. Gelas Piala (Bekker Glass)
Dengan berbagai ukuran 1000 ml, 500 ml, 250 ml, 100 ml, dan 50 ml
Fungsi : Tempat alkohol dan tempat sterilisasi
12. Gelas ukur dengan berbagai ukuran 1000 ml, 500 ml, 250 ml, 100 ml, 50
ml, dan 10 ml. Fungsinya untuk mengukur larutan.
13. Corong untuk menuang akuades, media, alkohol, dan lain-lain.
LATIHAN II
PEMBUATAN MEDIA

A. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum mahasiswa dapat mempraktekkan cara
pembuatan media.
B. TEORI
Media yang umum digunakan untuk kultur jaringan pada berbagai macam
jenis tumbuhan adalah media MS (Murashige dan Skoog, 1962). Media
khusus untuk kultur tanaman berupa pohon adalah media WPM (Wood Plant
Medium).
Media kultur secara umum terdiri dari unsur makro, unsur mikro, gula, vitamin
dan ekstrak lain. Pada praktikum ini akan dicoba cara pembuatan media MS
padat dengan berbagai macam dan konsentrasi cat pengatur tumbuh sesuai
dengan tugas masing-masing kelompok.
C. CARA PEMBUATAN MEDIA MS
Disiapkan erlenmeyer kapasitas 1 liter yang bersih dan steril.
Ditimbang 1650 mg NH4NO3
1900 mg KNO3
370 mg MgSO4 – 2H2O
170 mg KH2PO4

Dilarutkan dalam 400 ml akuades

Ditambah Mikronutrien 1 ml

Ditambah Fe- EDTA 2 H2O 1 ml

Ditambah stok vitamin dan mionositol 2ml

Ditambah gula/sukrosa 30 g

Ditambah agar powder 8 g

Ditambah akuades 600 ml


Diaduk sampai rata sambil dipanaskan sampai mendidih sehingga semua
bahan terlarut

Diukur pH 5,7-5,8

Media dibagi menjadi 4 bagian masing-masing 250 ml

Beri label IAA 5 mg/l E


IBA 5 mg/l F KELOMPOK I
2,4 D 5 mg/l G
BAP 5 mg/l H

IAA 2,5 mg/l A


IBA 2,5 mg/l B KELOMPOK II
2,4D 2,5 mg/l C
BAP 2,5 mg/l D
LATIHAN II
PEMILIHAN DAN STERILISASI EKSPLAN

A. TUJUAN
Setelah mempraktekkan latihan ini mahasiswa dapat melakukan sterilisasi
eksplan.
B. TEORI
a. Pemilihan Eksplan
Eksplan yang akan ditanam, selain disesuaikan dengan tujuan (untuk
propagasi, untuk eradikasi virus, untuk memperoleh tanaman haploid,
perlu diperhatikan faktor-faktor antara lain : umur eksplan, fase
pertumbuhan, umur eksplan, periode tanam dan ukuran eksplan).
b. Sterilisasi Eksplan
Sterilisasi eksplan dilakukan dengan 2 cara :
 Kimiawi berarti menggunakan senyawa kimia yang mempunyai
kemampuan desinfektan seperti :
Mercury Chlorida/ HgCL2 0,1-1%
Sodium Hypochloride 2-5 %
Calsium Hypochloride 5-10%
Bayclin 5-20%
Contoh sterilisasi secara kimiawi adalah tunas, nodus, daun dan lain-
lain.
 Pemanasan berarti eksplan dilewatkan pada api bunsen dengan
terlebih dahulu dicelupkan ke dalam alkohol. Pemabakaran ini dapat
dilakukan 2-3 kali. Contoh sterilisasi dengan pembakaran adalah
tunas salak, pucuk tebu, bonggol pisang, buah anggrek.
C. BAHAN DAN ALAT
Bahan :
 Daun Miracle
 Wortel
 Bayclin
 Antracol
 Deterjen
 Spiritus
 Alkohol 70%
Alat :
 Disecting kit
 Erlenmeyer
 LAF-Cabinet
 Cawan petri
 Kertas saring
D. CARA KERJA
1. Cara sterilisasi eksplan secara kimiawi
 Di luar alat LAF
Eksplan dicuci dengan deterjen sambil digoyang-goyang (± 1-10
menit) tergantung macam dan jenis eksplan.

Dibilas dengan air mengalir sampai bersih atau dibilas dalam


erlenmeyer berisi air sambil digoyang-goyang sampai busa deterjen
hilang.

Eksplan direndam dalam larutan fungisida 1 mg/100 ml akuades


selama 5 menit sambil digojog-gojog.

Dicuci / dibilas 3 kali

Eksplan siap dimasukkan ke LAF


 DI dalam LAF
Dibuat larutan bayclin (NaCLO) 10% dengan cara diambil 10 ml
bayclin kemudian dilarutkan dalam 100 ml akuades steril.

Eksplan direndam dalam larutan bayclin selama ± 10 menit.

- Cara sterilisasi eksplan secara mekanik (pemanasan)


Wortel dikupas
|
Dicuci dengan detergen
|
Bilas 3x
|
Wortel dimasukkan dalam LAF – cabinet
|
Wortel dicelupkan dalam alkohol 70% selama 30 detik
|
Wortel dilewatkan diatas api bunsen (dipanaskan)
|
Pencelupan dan pemanasan ini dilakukan 3x
|
Taruhlah wortel ke cawan petri
|
Dengan bantuan pinset dan pisau (skalpel) steril potong-potonglah wortel
berbentuk kubus + 0.5 x 0.5 x 0.5 cm3
|
Eksplan siap ditanam dalam media

Latihan IV
INDUKSI KALUS

A. TUJUAN
Setelah praktek latihan ini mahasiswa dapat:
1. Mengetahui pertumbuhan eksplan menuju pembentukan kaluss
2. Mengetahui dan membandingkan macam-macam warna kalus dan
tekstur kalus
B. TEORI
Eksplan dapat diinduksi membentuk kalus. Kalus merupakan kumpulan
sel aktif membelah dan tidak terorganisir sebagai akibat perlukaan
tanaman setelahh diinduksi dengan auksin dan sitokinin dalam kultur iin
vitro. Induksi kalus secara umum dapat dilakukan dengan induksi kalus.
Eksplan untuk induksi kalus isalnya: potongan daun ukuran +1x1 cm2,
batang antar ruas yang masih muda, hipokotil, kotiledon, ujung akar dan
lain-lain
Kalus dapat dimanfaatkan untuk beberapa macam tujuan antara lain:
proliferasi lebih lanjut sehingga diperoleh stok kalus, kalus untuk bahan
inisiasi suspensi sel, untuk donor protoplas, untuk diekstrak metabolit
sekundernya atau kalus dideferensiasi agar terbentuk planlet

C. Bahan dan Alat


Bahan yang diperlukan sebagai berikut:
1. Daun .... yang telah disterilisasi sebagai latihan III
2. Wortel yang telah disterilisasi sebagai latihan III
3. Alkohol 70%
4. Spiritus
5. Kertas saring
6. Media MS + 1 mg/L 2.4D + 0.5 mg/L BAP yang telah disterilisasi
7. Aquades steril

Alat yang diperlukan sebagai berikut:

1. LAF – cabinet
2. Pinset yang telah disterilisasi
3. Erlenmeyer 100 mL yang telah disterilisasi
4. Lampu bunsen
5. Pisau steril/skalpel yang telah disterilisasi
6. Cawan petri yang telah disterilisasi

D. Cara kerja untuk eksplan wortel sebagai berikut:


1. Eksplan wortel disterilisasi seperti pada latihan III di dalam alat LAF.
Eksplan wortel dipotong-potong berbentuk kalus ukuran 0.5 x 0.5 x 0.5
cm3
2. Ambil botol yang telah berisi media, bukalah pelan-pelan tutup
aluminium foil dan pekerjaan ini dilakukan dekat api bunsen
3. Pinset dan pisau/skalpel selalu direndal dalam alkohol 70% jika dalam
keadaan tidak dipakai. Saat pinset dan skalpel akan digunakan maka
harus selalu dilewatkan api bunsen dan berhati-hatilah karena alkohol
merupakan bahan kimia yang mudah terbakar
4. Setelah media terbuka, segera masukkan eksplan wortel ke media
kultur dengan ¼ bagian eksplan saja yang tenggelam dalam media,
sedang ¾ bagian eksplan berada diatas media
5. Segeralah menutup kembali botol kultur yang telah ditanami eksplan
dengan aluminium foil hingga rapat
6. Peliharalah kultur wortel ini pada ruang inkubasi dengan suhu 25-26 oC
dan pencahayaan lampu neon 40 watt secara terus menerus
Cara kerja untuk eksplan daun ...... sebagai berikut:

1. Sterilisasi eksplan daun dari latihan III dilanjutkan dalam LAF setelah
eksplan direndam dalam larutan bayclin 10% selama 10 menit segera
dibilas dengan air steril dalam erlenmeyer 100 mL dan gojog.
Pekerjaan ini diulang sampai busa bayclin hiilang
2. Eksplan daun ditiriskan pada kertas saring
3. Ambil eksplan daun dengan pinset dan taruhlah pada cawan petri,
segera potong-potong daun berbentuk persegi empat ukuran 1 x 1 cm 3
4. Segera eksplan ditanam ke media untuk induksi kalus. Eksplan
diletakkan di atas media, tidak perlu di tekan ke dalam media, eksplan
beraada di permukaan media
5. Peliharalah kultur daun ini pada ruaang inkubasi dengan suhu 25-36 oC
dan pencahayaan lampu neon 40 watt secara terus menerus
6. Amati setiap hari

E. Parameter yang diamati


1. Kecepatan pertumbuhan eksplan (hari)
2. Warna kalus
3. Tekstur kalus

LATIHAN V
ORGANOGENESIS TUNAS SECARA IN VITRO
A. Tujuan
Setelah latihan ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan eksplan melalui jalur
organogenesis
2. Mengetahui ciri khas kalus yang akan terdeferensiasi membentuk tunas
3. Mengetahui perkembangan planlet hasil organogenesis

B. Teori
Kalus dapat diiinduksi mengikuti jalur organogenesis maupun
embriogenesis. Organogenesis adalah proses terbentuknya suatu organ
seperti tunas, daun, akar, atau bunga. Organogenesis dapat terjadi secara
langsung berarti tidak melalui tahap kalus dan organogenesis secara tidak
langsung (melalui tahap kalus). Kalau diraangsang untuk membentuk tunas.
Tunas yang dihasilkan dari kalus disebut tunas adventif. Induksi tunas dari
kalus menggunakan sitokinin pada konsentrasi 1 mg/L sampai 10 mg/L, tanpa
auksin. Tunas adventif akan mengadakan pertumbuhan dan perkembangan
membentuk planlet-planlet kecil setelah dilakukan sub kultur beberapa kali
pada media yang mengandung auksin untuk memacu/ innduksi akar.

C. Bahan dan Alat


1. Kalus berwarna kehijauan atau kekuningan
2. Media MS + 5mg/L BAP
3. LAF
4. Pinset
5. Alkohol 70%
6. Spiritus
7. Erlenmeyer 100 Ml

D. Cara kerja
1. Kalus yang berwarna kehijauan disubkultur di dalam alat LAF pada media
MS + 5mg/L BAP, dengan cara sebagai berikut:
- Bukalah tutup aluminium foil secara berhati-hati dan agak
berdekatan dengan api
- Ambil pinset yang telah direndam dalam alkohol dan dilewatkan
api bunsen beberapa kali
- Ambilah kalus tersebut dengan pinset secara perlahan-lahan
dan segera ditanam pada media yang baru (MS+5m/L BAP)
- Mulut botol dilewatkan api bunsen
- Tutup kembali aluminium foil rapat-rapat
2. Pelihara di ruang inkubasi dan setiap hari diamati

E. Parameter yang diamati


- Kecepatan muncul organ tunas setelah disubkultur (hari)
- Pertumbuhan tunas: panjang tunas (cm)
- Pertumbuhan daun: jumlah daun, panjang daun, lebar daun

LATIHAN VI
EMBRIOGENESIS SOMATIK SECARA IN VITRO
A. TUJUAN
Setelah mengikuti latihan ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan eksplan melaalui jalur
embriogenesis
2. Mengetahui tahapan embriogenesis: globular, hati/jantung, terpedo dan
kotiledon

B. Teori
Embriogenesis adalah proses terbentuknya embrio. Embriogenesis
secara umum dihasilkan dari persatuan antara gamet jantan dan gamet
betina. Embriogenesis juga dapat terjadi atau berasal dari sel-sel somatik
yang bersifaat embriogenik tanpa melalui pertemuan gamet jantan dan betina,
sehingga disebut embriogenesis somatik.
Embriogenesis somatik dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Embriogenesis somatik secara langsung dapat terjadi bila sel-sel
pada eksplan mengandung sel-sel yang bersifat embriogenik. Maksud sel
bersifat embriogenik adalah sel-sel yang mempunyai potensi mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan untuk pembentukan embrio. Ciri khas sel
embriogenik antara lain ukuran sel kecil-kecil, kaya akan plasma, dinding sel
tipis, nukleus besar dan jelas, mengandung protein LEA (Late Embriogenesis
Abundant).
Embriogenesis secara tidak langsung terjadi melalui tahap kalus. Kalus
tersebut terdiri dari kumpulan sel-sel berukuran kecil dan bersifat
embriogenik. Kumpulan sel embriogenik akan membentuk pro-embrio,
kemudian akan tumbuh dan berkembang mengikuti stadium/tahap glubular
(bentuk membulat), jantung/hati, terpedo dan kotiledon. Perkembangan
stadium kotiledon lebih lanjut akan menghasilkan seedling. Keuntungan
embrio somatik adalah bersifat bipolar artinya antaara calon akar dan calon
tunas tumbuh secara bersamaan, sehingga seedling mirip dengan hasil dari
embrio zigotik.

C. Bahan dan Alat


1. Kalus dari eksplan daun ....
2. Media MS+1mg/L BAP + 0.5 mg/L IAA atau NAA yang telah disterilisasi
3. Alkohol 70%
4. Spiritus
5. LAF
6. Pinset
7. Erlenmeyer 70%

D. Cara kerja
Seperti pada latihan V tetapi media yang digunakan adalah media MS + 1
mg/L BAP + 0.5 mg/L IAA atau NAA

E. Parameter
1. Kecepatan pembentukan embrio somatik (mulai stadium globular)
2. Warna kalus
3. Tekstur kelas
4. Tahap globular, jantung, terpedo, dan kotiledon kapan muncul? (pada hari
ke berapa setelah subkultur)

LATIHAN VII

KULTUR MIKROSTEK
A. TEORI
Tanaman kehutanan dapat dipropagasi dengan cara kultur mikrostek.
Eksplan untuk kultur mikrostek tersebut dapat dipacu untuk pemanjangan
tunas dulu, kemudian dilanjutkan dengan induksi akar. Selain itu eksplan
nodus juga dapat langsung diinduksi akarnya dulu, kemudian dilanjutkan
pertumbuhan dan pemanjangan tunas.
Benzyl Amino Purin (BAP) merupakan salah satu sitokinin yang
berperan untuk memacu pemanjangan tunas. Setelah perbanyakan dan
pemanjangan tunas berhasil, maka tunas-tunas steril tersebut dijadikan
sumber eksplan yang baik untuk kultur mikrostek.
Auksin berupa IAA (Indol Asetat Acid), NAA (Noftalen Asetat Acid) dan IBA
(Indol Butirat Acid) berperan untuk memacu pembentukan akar (induksi akar).
Auksin sering digunakan pada kultur mikrostek.

B. Tujuan
Setelah latihan ini mahasiswa dapat:
1. Mempraktekan kultur mikrostek
2. Mengetahui peran auksin untuk induksi akar
3. Mengetahui peran sitokinin untuk memacu pemanjangan tunas
4. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan mikrostek

C. Bahan dan Alat


1. Nodus ke-1, ke-2 dan ke-3 dari tanaman .....
2. Media MS padat + auksin yang telah disterilkan
3. Media MS padat + sitokinin yang telah disterilkan
4. Alkohol 70%
5. Spiritus
6. Pinset steril
7. Pisau/Skalpel steril
8. Cawan petri steril
9. Erlenmeyer
10. LAF-cabinet

D. Cara Kerja
1. Eksplan nodus dicuci dengan detergen diambil digojog selama + 10 menit,
kemudian dibilas 3x sampai bersih
2. Eksplan nodus direndam dalam fungisida selama + 5 menit sambil
digojog, kemudian bilas 3x sampai bersih
3. Eksplan dimasukkan ke alat LAF – cabinet
4. Eksplan disterilkan dengan cara direndam dalam bayclin 10% selama + 10
menit
5. Bilaslah eksplan dengan aquades steril sampai bersih (3x)
6. Eksplan nodus ditiriskan pada kertas saring
7. Ambil eksplan dengan pinset steril dan taruh dalam cawan petri
8. Iris eksplan tipis/hilangkan + 1 mm pangkal nodus dengan sudut 60o
9. Nodus hidup ditanam pada media dengan cara:
- Buka aluminium foil
- Tanam eksplan nodus ke dalam media dengan arah vertikal
bagian pangkal ditancapkan ke media (jangan sampai rebah)
- Segera tutup dengan aluminium foil secara rapat

E. PARAMETER
1. Pertumbuhan daun: jumlah daun
2. Pertumbuhan akar: jumlah akar, panjang akar

Anda mungkin juga menyukai