Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R DENGAN DIAGNOSA
MEDIS POST PARTUM PERDARAHAN DI RUANG
CEMPAKA RSUD DR. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

OLEH :

FRISKA AMELIA
2017.C.09a.0888

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM
STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di susun oleh :


Nama : Friska amelia
NIM : 2017.C09a.0888
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul : Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Ny.R dengan
Diagnosa Medis Post Partum Perdarahan di ruang Cempaka RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
Praktik Pra Klinik Keperawatan 3 Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik

Ika Paskaria, S.Kep., Ners


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Laporan
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap laporan
pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta pengetahuan.
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna oleh sebab itu berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan

Palangka Raya, 6 Juni 2020

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat ............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit ...............................................................................................4
2.1.1 Definisi ...................................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi....................................................................................4
2.1.3 Etiologi ...................................................................................................7
2.1.4 Klasifikasi ...............................................................................................9
2.1.5 Patofisiologi (Patway) ............................................................................9
2.1.6 Manifestasi Klinis .................................................................................11
2.1.7 Komplikasi ............................................................................................11
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang ........................................................................11
2.1.9 Penatalaksanaan Medis .........................................................................12
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan .................................................................13
2.2.1 Pengkajian keperawatan........................................................................13
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .........................................................................14
2.2.3 Intervensi Keperawatan.........................................................................15
2.2.4 Implementasi Keperawatan ..................................................................19
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ..........................................................................20
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian .......................................................................................................21
3.2 Diagnosa ..........................................................................................................31
3.3 Intervensi ........................................................................................................31
3.4 Implementasi....................................................................................................34
3.5 Evaluasi ..........................................................................................................34
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................40
4.2 Saran ...............................................................................................................40
ii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang masif dan berasal dari tempat
implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya juga merupakan
salah satu penyebab kematian ibu di samping perdarahan karena hamil ektopik dan
abortus (Prawirohardjo, 2012). Faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum yaitu:
usia, paritas, janin besar, riwayat buruk persalinan sebelumnya, anemia berat,
kehamilan ganda, hidramnion, partus lama, partus presipitatus, penanganan yang
salah pada kala III, hipertensi dalam kehamilan, kelainan uterus, infeksi uterus,
tindakan operatif dengan anastesi yang terlalu dalam (Lestrina, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan
masyarakat dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development Goals
(MDGs). AKI Indonesia diperkirakan tidak akan dapat mencapai target MDG yang
ditetapkan yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Pada Oktober yang
lalu kita dikejutkan dengan perhitungan AKI menurut SDKI 2012 yang
menunjukan peningkatan (dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359
per 100.000 kelahiran hidup). (AbouZahr, 2010; Abouzahr, 2011)
Menurut profil kesehatan di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI)
cenderung meningkat dalam lima tahun terakhir. Capaian AKI dapat digambarkan
sebagai berikut: pada tahun 2008 sebesar 83 per 100.000 kelahiran hidup; tahun 2009
sebesar 90.7 per 100.000 kelahiran hidup; tahun2010 sebesar 101.4 per 100.000
kelahiran hidup; tahun 2011 sebesar 104,3 per100.000 kelahiran hidup; dan di tahun
2012 mencapai 97,43 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa penyebab utama
perdarahan postpartum adalah retensio plasenta yaitu sebesar 53,7% diikuti laserasi
jalan lahir sebesar 29,3%, atonia uteri 14,6% dan inversio uteri sebesar 2,4%
(Dina, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Diagnosa medis Perdarahan
Post Partum diruang Cempaka RSUD dr. Sylvanus Palangka Raya?

1
2

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Adapun tujuan umum dalam penulisan ini adalah unuk mengetahui bagaimana
asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Diagnosa Medis Perdarahan Post Partum
diruang Cempaka RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. R dengan Perdarahan Post
Partum
2. Menyusun dan mentukan prioritas masalah keperawatan pada Ny. R dengan
Perdarahan Post Partum
3. Melakukan intervensi keperawatan pada Ny. R dengan Perdarahan Post
Partum
4. Melakukan implementasi keperawatan pada Ny. R dengan Perdarahan Post
Partum
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. R dengan Perdarahan Post Partum
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
Post Partum Hipertensi.
1.4.2 Manfaat Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga mengetahui wawasan dan perawatan yang tepat setelah post
partum. 3

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat


1. Memberikan informasi tentang perdarahan postpartum yang
disebabkan oleh banyaknya paritas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi
Persalinan adalah suatuu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melaluai vagina kedunia luar. Persalinan imatur adalah persalinan sat
kehamilan 20-28 minggu dengan berat janin antra 500-1.000 gr. persalinan premature
adalah persalinan saat kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin antara 1.000
-2.5000 gr.
Persalinan ( labour adalah rangkaian proses pengeluaran hasil konsepsi dari
dalam uterus melaluai jalan lahir ( reeder, martin dan koniak-grifin ,2010).
persalinan adalah persalinan alami ,namun apabila tidak di periksa atau diberi
perawatan dengan benar banyak klien merasa cemas dan takut atau mengalami
komplikasi saat melahirkan, Kecemasan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor
resiko atau ketidaktahuan klien dan komplikasi yang dapatterjadi disebabkan oleh
faktor-faktor resiko atau ketidaktahuan klien dengan komplikasi yang terjadi
disebabkan oleh faktor dari dalam atau dari luar tubuh.
Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang
terjadi setelah bayi lahir. perdarahan primer ( perdarahan pasca persalinan dini ) terjadi
dalam 24 jam pertama, sedangkan perdarahan sekunder ( perdarahan masa nifas ).
2.1.2 Anatomi Fisiologi
2.1.2.1 PlasentaNormal
Plasenta normal Ukuran dan Bentzik. Placenta berbentuk cakrarn yang bundar

.
atau lonjong (oval), inempuny.a ukuran 20 x 15 cm dan tebal 1.5 sampai 2.0cm. Berat
placenta, yang biasanya 20 persen dari berat janin, berkisar antara 425 dan.550 g.Pada
sisi uterus terdapat delapan atau lebih cotyledon maternal yang dipisahkan oleh alur-
alur (fissura).Istilah cotyledon fetal mengacu pada bagian plasenta yang mendapat
suplai darah dari pembuluh villus utama dan cabang- cabangnya.permukaan maternal
ditutupi oleh lapisan deciduadan fibrin yang ikut keluar bersama-sama plasenta pada
kelahiran.Sisi fetal ditutupi oleh membrane atau selaput ketuban.

4
5

Lokasi. Secara normal plasenta tertanam pada bagian atas uterus . Kadang-
kadang plasenta berada pada segmen bawah dan adakalanya terletak di atas cervik.
Keadaan terakhir ini disebut dengan istilah placenta previa dan menjadi penyebab
timbulnya perdarahan dalam trimester ketiga.Kadang-kadang pemeriksaan ultrasonic
pada kehamilan dini menunjukkan adanya plasenta di bagian bawah yang merupakan
indikasi bagi plasenta previa, tetapi dalam pemeriksaan ulang pada kehamilan lanjut
ditemukan plasenta pada segmen atas. Mungkin pertumbuhan normal plasenta
menjauhi cervik.
2.1.2.2 Kelainan-kelainan Placenta
Lobus Succenturiata. Ini merupakan lobus tambahan atau lobus asesorius
yang berada dengan jarak tertentu dari placenta utama. Pembuluh darah yang
mensuplai lobus ini berjalan menembus selaput ketuban dan dapat terputus ketika
selaput ketuban tersebut robek atau pada saat kelahiran. Lobus succenturiata bisa
tertinggal setelah melahirkan dan menyebabkan perdarahan postpartum.
Placenta, Circumvallata. Selaput ketuban melipat ke belakang pada
permukaan janin dan berinsersio ke dalam placenta itu sendiri. Placenta berada di
sebelah luar chorion.
Amnion Nodosum. Ini berupa nodulus kuning dengan diameter 3 sampai 4
cm, yang terletak pada permukaan-fetal amnion. Nodulus ini berisi vernix, fibrin, sel-
sel yang mengelupas (deskuamasi) dan rambut lanugo. Amnion nodosum dapat
berbentuk sebuah kista. Keadaan ini disertai oligohydramnios. Infark yang terlokalisir
sering dijumpai. Makna klinisnya tidak diketahui sekalipun jika keadaan ini
berlebihan, maka kapasitas fungsional placenta dapat berkurang.
Perubahan Warna (Diskolorisasi). Warna merah berhubungan dengan adanya
perdarahan. Warna hijau disebabkan oleh meconium dan dapat merupakan indikasi
adanya hipoksia janin.
Placenta Kembar. Pada kembar monochorionik, placenta membentuk satu
6
massa sedangkan pada kembar dichorionik, placenta dapat menyatu atau terpisah.
Berat. Placenta yang beratnya lebih dari 600 g atau di bawah 400 g biasanya
berhubungan dengan kehamilan yang abnormal.
2.1.2.3 Retentio Placentae
Retentio placentae dalam uterus dapat dibagi menjadi empat kelompok:
1. Terpisah tapi tertahan: Di sini tidak ada tenaga yang dalam keadaan normal
mendorong placenta keluar.
2.Terpisah tapi terperangkap (inkarserata): Konstriksi rahirn yang berbentuk
jam-pasir (hourglass) atau spasme cervix menyebabkan placenta terperangkap
dalam segmen etas uterus.
3. Melekat tapi dapat dipisahkan (adhesiva): Dalam situasi ini, placenta tidak
dapat terlepas sendiri dari dinding rahim. Penyebabnya mencakup kegagalan
kontraksi-normal dan retraksi pada kala tiga, defek anatomis dalam
uterus, dan abnormaiitas decidua yang mencegah terbentuknya lempeng
pemisahan decidua yang normal.
4. Melekat tapi tidak dapat dipisahkan: Di sini berupa placenta acreta dengan
berbagai derajat. Decidua normal tidak ada, dan villi chorialis melekat
langsung serta menembus myometrium.
2.1.2.4 Teknik Pengeluaran secara Manual
Pengeluaran placenta yang tertahan secara manual tidak lagi ithanggap
berbahaya sebagaimana anggapan yang pernah ada. Banyak hasil yang jelek dari
prosedur ini disebabkan oleh tindakan yang ditunda terlampau lama sampai perdarahan
menyebabkan masuknya pasien ke dalam keadaan yang berbahaya. Kalau ada
perdarahan, placenta harus segera dikeluarkan. tidak disertai perdarahan dan pasien
berada dalam kondisi yang balk, diper- bolehkan menunggu selama 30 menit.

Gambar 1. Pengeluaran placenta secara manual


7

Uterus dipegang dengan salah satu tangan pada bagian fundus


lewat dinding abdomen ibu (Gambar 1). Tangan lainnya dimasukkan ke
dalam vagina dan Jewat
2.1.3 Etiologi
Perdarahan postpartum bisa disebabkan karena :
2.1.3.1 Atonia Uteri
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium
untuk berkontraksi setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis
dikontrol oleh kontraksi serat-serat miometrium terutama yang berada di sekitar
pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta
(Wiknjosastro, 2006).Kegagalan kontraksi dan retraksi dari serat miometrium
dapat menyebabkan perdarahan yang cepat dan parah serta syok 9 hipovolemik.
Kontraksi miometrium yang lemah dapat diakibatkan oleh kelelahan karena
persalinan lama atau persalinan yang terlalu cepat, terutama jika dirangsang.
Selain itu, obat-obatan seperti obat anti-inflamasi nonsteroid, magnesium sulfat,
beta-simpatomimetik, dan nifedipin juga dapat menghambat kontraksi
miometrium.
Penyebab lain adalah situs implantasi plasenta di segmen bawah rahim,
korioamnionitis, endomiometritis, septikemia, hipoksia pada solusio plasenta,
dan hipotermia karena resusitasi masif (Rueda et al., 2013). Atonia uteri
merupakan penyebab paling banyak PPP, hingga sekitar 70% kasus. Atonia
dapat terjadi setelah persalinan vaginal, persalinan operatif ataupun persalinan
abdominal. Penelitian sejauh ini membuktikan bahwa atonia uteri lebih tinggi
pada persalinan abdominal dibandingkan vaginal.
2.1.3.2 Laserasi jalan lahir
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan
trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan traumatik akan
memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu dihindarkan memimpin
persalinan pada saat pembukaan serviks belum lengkap. Robekan jalan lahir
biasanya akibat episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forsep atau
vakum ekstraksi, atau karena versi ekstraksi (Prawirohardjo, 2010).
8

Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan yaitu (Rohani,


Saswita dan Marisah, 2011):
1) Derajat satu Robekan mengenai mukosa vagina dan kulit
perineum.
2) Derajat dua Robekan mengenai mukosa vagina, kulit, dan
otot perineum
3) Derajat tiga Robekan mengenai mukosa vagina, kulit
perineum, otot perineum, dan otot sfingter ani eksternal.
4) Derajat empat Robekan mengenai mukosa vagina, kulit
perineum, otot perineum, otot sfingter ani eksternal, dan
mukosa rektum.
2.1.3.3 Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini disebabkan karena plasenta belum lepas
dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan. Retensio
plasenta merupakan etiologi tersering kedua dari perdarahan postpartum (20%
-30% kasus Kejadian ini harus didiagnosis secara dini karena retensio plasenta
sering dikaitkan dengan atonia uteri untuk diagnosis utama sehingga dapat
membuat kesalahan diagnosis. Pada retensio 11 plasenta, resiko untuk mengalami
PPP 6 kali lipat pada persalinan normal (Ramadhani, 2011). Terdapat jenis
retensio plasenta antara lain (Saifuddin, 2011) :
1) Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan mekanisme separasi fisiologis.
2) Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki sebagian lapisan miometrium.
3) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan serosa dinding uterus.
4) Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus serosa dinding uterus.
5) Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum
uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.
9
2.1.4 Klasifikasi
2.1.4.1 Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan postpartum yang terjadi
dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan
postpartum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta,
robekan jalan lahir dan inversio uteri.
2.1.4.2 Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan postpartum yang
terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum 13
sekunder disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau
sisa plasenta yang tertinggal.
2.1.5 Patofisiologi
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah, didalam uterus
masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum
spongiosum, sehingga sinus-sinus maternalis, ditempat insersinya plasenta
terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut
akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah
sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi
otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan
perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab
perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan
seperti robekan servix, vagina dan perinium.
10

Woc

Trauma jalan lahir episiotomi yang Kegagalan kompresi pembuuh


lebar laserasi perineum, vagina darah miometrium hipotonus

Perdarahan

B1 BREATHING B2 BLOOD B3 BRAIN B4 BLADDER B5 BOWEL B6 BONE

Perife Leserasi Leserasi jalan lahir Uterus tidak Trauma jalan Pendarahan
jalan lahir bekontraksi lahir
Intake Perdarahan jalan Nyeri
Takipnea lahir Perdarahan Aktivitas
Hipoks terganggu Aktivitas
Perdarahan Nyeri Suplai darah terganggu
Sianosis jalan lahir menurun Bed rest
Hambatan
Takipnea Histerektomi Syok hipolemia mobilitas fisik
Penurunan
peristaltik
Luka insisi Resiko kekurangan
Pola nafas tidak efektif usus
volume cairan
Resiko Infeksi Konstipasi
11
2.1.6 Manifestasi klinis
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
1) Atonia Uteri:Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan
lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan post partum
primer) Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah,
denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah,mual dan lain-
lain)
2) Robekan jalan lahir Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah
segar mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta
baik.Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.
3) Retensio plasenta Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30
menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik Gejala yang kadang-
kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri
akibat tarikan, perdarahan lanjutan
4) Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta) Gejala yang selalu ada : plasenta
atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah ) tidak lengkap
dan perdarahan segera Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus
berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
5) Inversio uterus Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina
terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir),perdarahan
segera, dan nyeri sedikit atau berat.Gejala yang kadang-kadang timbul:
Syok neurogenik dan pucat
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu syok.
Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan
yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa
berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh
pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organ- organ
seperti gagal ginjal mendadak (Chalik, 2011).
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1.Darah : kadar hemoglobin, hematokrit, masa perdarahan, masa pembekuan.
12

2.USG :bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi


intrauterine.
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
2.1.9.1 Pencegahan : obati anemia dalam kehamilan. pada pasien
dengan riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumya, persalinan
harus bersalangsung di rumah sakit. jangan memijat dan mendorong
uterus kebawah sebelum plasenta lepas. berikan 10 unit oksitosinim
setelah anak lahir dan 0,2 mg ergometrin im setelah plasenta lahir.
2.1.9.2 Penanganan : Tentukan apakah terdapat syok, bila ada segera berikan
transfuse cairan, atau darah, kontrol perdarahan dan berikan oksigen. bila
ada keadaan umum telah membaik , lakukan pemeriksaan untuk
menentukan etiolagi.
Pada retensio plasenta, bila plasenta belum lahir dalam 30 menit,
lahirkan plasenta dengan plasenta manual. bila terdapat plasenta akreta,
segera hentikan plasenta manual dan lakukan histerektomi.
1) bila hanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran plasenta dengan
digital/ kuratase, sementara infus oksitosin diteruskan.
2) Pada trauma jalan lahir, segera lakukan reparasi.
3) Pada atonia uteri, lakukan masase dan penyuntikan 0,2 ml
ergometrin intravena dan prostaglandin parenteral. jika tidak
berhasil lakukan kompresi bimanual pada uterus dengan cara
memasukan tangan kiri kedalam vagina dan dalam posisi
mengepal diletakan diforniks anterior, tangan kanan diletakan
didinding perut memegang fundus uterui. bila tetap gagal dapat
dipasang tampon uterovaginal dengan cara mengisi kavum uteri
dengan kasa sampai padat selama 24 jam, atau dipasang kateter
folley. bila tindakan tersebut tidak dapat menghentikan perdarahan
juga, terapi defenitif yang diberikan adalah histeroktom atau
ligasi uterine
4) Bila disebabkan ganguan pembekuan darah, berikan transfusi plasma
segara Pada perdarahan pasca persalinan sekunder :
kompresi bimanual sedikitnya selama 30 menit
antibiotik
13
sprektum luas oksitosin 10 U intramuscular tiap 4 jam atau 10-20
U/IV dengan tetesan lambat15 smetil PGF 0,25 mg IM tiap 2 jam
atau ergot alkalaoid tiap 6 jam sedikitnya selama 2 hari.
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan.
Pengkajian yang benar dan terarah akan mempermudah dalam merencanakan
tindakan dan evaluasi, dari tidakan yang dilakasanakan. Pengkajian dilakukan
secara sistematis, berisikan informasi subjektif dan objektif dari klien yang
diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik.
Pengkajian terhadap klien post partum meliputi :
1. Identitas pasien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medical record dan lain lain
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik,
hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan
kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa
plasenta.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Yang meliputi alasan klien masuk rumah sakit, keluhan yang
dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak
(>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing,
gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin , mual.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita
hipertensi, penyakit jantung, pre eklampsia, penyakit keturunan
hemopilia dan penyakit menular.
d. Riwayat menstruasi meliputi:Menarche,lamanya siklus,
banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT
e. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa,
14
Usia mulai hamil, Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
f. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah
ada abortus, retensi plasenta, Riwayat persalinan meliputi: Tua
kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada
kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak
waktu lahir, panjang waktu lahir, Riwayat nifas meliputi: Keadaan
lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi
ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi
g. Riwayat Kehamilan sekarang
Hamil muda, keluhan selama hamil muda, Hamil tua, keluhan
selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan,
suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi
akibat mual, keluhan lain
h. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan,
beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat.
3. Pola aktifitas sehari-hari
a. Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi,
baik sebelum dirawat maupun selama dirawat. Adapun makan dan
minum pada masa nifas harus bermutu dan bergizi, cukup kalori,
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran
dan buah – buahan.
b. Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna,konsistensi.
Adanya perubahan pola miksi dan defeksi.BAB harus ada 3-4 hari
post partum sedangkan miksi hendaklah secepatnya dilakukan
sendiri
c. Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan
peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
d. Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok
gigi, keramas, baik sebelum dan selama dirawat serta perawatan
mengganti balutan atau duk.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
15
secara aktif akibat perdarahan.
2. Gangguan rasa aman nyaman : nyeri berhubungan dengan
proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan , infiltrasi)
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,
Stasis cairan tubuh, penurunan Hb,
4. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan proses penyakit.
2.2.3 Intervensi Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
secara aktif akibat perdarahan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mampu
mempertahankan volume cairan selama dalam perawatan
Kriteria hasil :
a. Turgor kulit baik (elastis)
b. Intake dan output dalam rentang normal
c. TTV dalam rentang normal
Intervensi :
a. Awasi masukan dan haluaran, ukur volume darah yang keluar melalui
perdarahan.
R/untuk membantu perkiraan keseimbangan cairan pasien.
b. Hindari trauma dan pemberian tekanan berlebihan pada daerah yang
mengalami perdarahan.
R / untuk menghindari perdarahan yang berlebihan.
c. Pantau TTV
R / agar dapat mengindikasikan devisit volume cairan.
d. Evaluasi nadi perifer, dan pengisian kapiler, kaji turgor kulit dan
kelembaban membran mukosa.
R / untuk mengetahui tanda dehidrasi
e. perhatikan keluhan haus pada pasien
R / untuk mengetahui perubahan status cairan atau elektrolit.
f. Kolaborasi berikan transfusi darah (Hb, Hct) dan trombosit sesuai
16
indikasi.
R / untuk mengembalikan kehilangan darah
17

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan agens cidera fisik


Tujuan :
Dalam perawatan 1 x 24 jam, nyeri klien dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
a. Klien tidak meringis kesakitan
b. Klien menyatakan nyerinya berkurang
c. Ekspresi muka dan tubuh rileks
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif : termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas nyeri
R / untuk mengetahui lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas nyeri
b. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
R / untuk mengetahui reaksi non verbal pasien
c. Ajarkan teknik non farmakologi : napas dalam, distraksi dan kompres
hangat
R / untuk mengurangi nyeri
d. Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi
R / untuk mengurangi nyeri
e. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik
R / untuk mengetahui perubahan tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah pemberian analgetik
3.Resiko tinggi infeksi berhubungan tidak adekuatnya pertahanan
tubuh/sistem imun.
Tujuan yang akan dicapai yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil:
a.Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam pencegahan
infeksi.
b.Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka
berlangsung normal.
Intervensi:
18
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga
dianjurkan untuk melakukan hal yang sama.
R/ untuk mencegah terjadinya infeksi silang.
b. Jaga personal hygine klien
dengan baik.
R / untuk menurunkan atau mengurangi adanya organisme hidup.
c. Monitor temperatur atau suhu tubuh pasien
R/ untuk meningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.
d. Kaji semua system tubuh untuk melihat tanda-
tanda infeksi.
R / untuk mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi,
e. Kolaborasi pemberian antibiotik bila
diindikasikan
R/ untuk adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotic yang
dapat diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.
4. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan agens cidera fisik
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
pasiendapat meningkatkan kemampuan mobilisasi fisik,sesuai
kemampuan.
Kriteria hasil yaitu:
a. Klien dapat melakukan aktifitas ditempat tidur
b. Klien mengerti tujuan dan peningkatan mobilisasi fisik.
c. Klien mampu mengungkapkan perasaan dalam meningkatkan
kemampuan berpindah.
Intervensi :
a. Kaji TTV dan derajat mobilisasi pasien.
R / mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan
aktivitas.
b. Bantu klien mulai latihan gerak dari posisi duduk.
R / untuk meningkatkan mobilisasi pasien secara bertahap.
c. Anjurkan klien untuk tidur kembali jika saat duduk terasa nyeri.
19

R/ mencegah terjadinya redressing.


d. Anjurkan klien untuk merubah posisi 2 jam sekali.
R / agar luka pasien tidak terinfeksi dan mencegah terjadinya
komplikasi.
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah kategori dan perilaku keperawatan dimana tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang di perkiran dari asuhan
keprawatan dilakukan dan disesuaikan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
1) Mengkaji ulang pasien
Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi memberikan
mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan
keperawatan yang diusulkan masih sesuai.
2) Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada
sebelum memulai keperawatan Perawat menelah rencana asuhan
keperawatan, dan membandingkannya dengan data pengkajian untuk
memvalidasi diagnosa keperawatan yang dinyatakan dan menentukan
apakah intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk situasi klinis
saat itu. Jika status pasien telah berubah. dan diagnosa keperawatan dan
intervensi keperawatan harus dimodifikasi yaitu :
a. Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan
sesuai rencana yang telah ditetapkan. selama pelaksanaan kegiatan
dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. selama melaksanakan
kegiatan perlu diawasi dan monitor kemajuan kesehatan klien agar
kebutuhan cairan dapat terpenuhi.
b. Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah
ditetapkan untuk membebaskan klien dari nyeri.
c. Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah
ditetapkan untuk mengurangi resiko infeksi.
d. Melakukan tindakan keperwatan sesuai rencana yang telah
ditetapkan agar pasien dapat melakukan aktifitas tanpa bantuan.
20
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yaitu membandingkan data subyektif dan obyektif
yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk meningkatkan
tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil yang diharapkan ditetapkan selama
perencanaan.
Langkah-langkah evaluasi dari proses perawatan mengukur respon pasien
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien kearah tujuan. Tujuan asuhan
keperawatan untuk membantu pasien menyelesaikan masalah kesehatan
aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan pertahankan status
sehat.Evaluasi terhadap asuhan menentukan apakah tujuan ini telah dilaksanakan.
Aspek dalam dari evaluasi mencakup pencukuran kualitas asuhan keperawatan
yang diberikan dalam lingkungan perawatan kesehatan.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 7 Juni 2020, pukul
12.00 WIB. Diruang Cempaka, dengan teknik anamnesa (wawancara), observasi
pemeriksaan fisik, dan data dari buku status pasien, didapatkan data-data sebagai
berikut.

3.1.1 Identitas Klien


Nama Ny. R, Tempat/Tgl Lahir Palangka Raya, 17 Oktober 1994, Agama
Islam, Suku/Bangsa Banjar /Indonesia, Pendidikan Terakhir SMA,
Pekerjaan IRT, Gol. Darah A, Alamat Jalan.Tjilik Riwut Km.6, Diagnosa
Medis Pendarahan Post Partum, Penghasilan Perbulan> Rp. 2.500.000,
Tanggal MRS 30 Mei 2020, Tanggal Pengkajian 07 juni 2020.
3.1.2 Identitas Suami
NamaTn. A Umur 30 tahun, Jenis kelamin Laki-laki, Agama Islam ,
Suku/Bangsa Dayak/Indonesia, Pendidikan Terakhir S1, Pekerjaan Swasta,
Gol. Darah O Alamat Jalan.Tjilik Riwut Km.6
3.1.3 Status Kesehatan
3.1.3.1 Keluhan Utama:
Pasien mengatakan merasakan nyeri pada vagina akibat keluar darah dari
jalan lahir nyeri terasa nyut-nyutan, nyeri dirasakan di daerah perineum,
skala nyeri 5 (sedang), waktu nyeri dirasakan timbul terus menerus
3.1.3.2 Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 5 juni 2020 klien dibawa kerumah sakit dengan G2P1A0 dan
baru saja melahirkan secara Normal dengan kehamilan 34 Minggu pada
tanggal 30 Mei 2020, Klien mengatakan sebelum dibawa oleh keluarga ke
RSUD dr.Doris Sylvanus. klien merasakan nyeri pada vagina akibat
keluar darah dari jalan lahir sehabis mencuci pakaian dan darah terasa penuh
dengan bau amis pada jam 08:00 wib. karena darah terus keluar yang
dirasakan klien pun meminta keluarga untuk di bawa ke RSUD dr.Doris
Sylvanus palangkaraya sampai di IGD RSUD dr.Doris Sylvanus pasien
melakukan pemeriksaan ternyata bekas jahitan setelah melahirkan

21
22

mengalami perdarahan dan pasien mendapat perawatan pembersihan luka,


setelah itu pasien mendapatkan tindakan pemasangan infus RL 20 tpm
ditangan sebelah kiri, obat asam nyeri mefenamat 500 mg per oral Dan
keadaan umum pasien tampak lemah. Setelah itu pasien dianjurkan dirawat
inap di Ruang Cempaka untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut

3.1.3.3 Riwayat Kesehatan yang lalu (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Klien mengatakan belum pernah hamil dan ini pertama kali klien hamil
dan melahirkan.
3.1.3.4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan “Di dalam anggota keluarga tidak ada penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi, stroke, jantung. Serta tidak ada penyakit
menular seperti hepatitis, TB Paru, dll”.

Genogram Keluarga :

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Garis Keturunan

= Tinggal serumah

= Klien ( Ny. R )

3.1.3.5 Riwayat Ginekologi dan Obstetric


1) Riwayat Ginekologi
23

1) Riwayat menstruasi
Menarce pada usia 12 tahun dengan lamanya haid 5-7 hari, siklus 30 hari,
dalam 1 hari 3x ganti pembalut, dengan sifat darah cair, berwarna merah
dan berbau amis. Hari pertama menstruasi terakhir (HPHT) 17 September
2019 dengan hari perkiraan lahir 5 juni 2020.
2) Riwayat perkawinan
Lamanya pernikahan sudah 3 tahun dengan pernikahan yang ke 1.
3) Riwayat keluarga berencana
Ibu menggunakan pil, sudah di pakai 1 tahun. Tidak ada masalah dengan
cara tersebut, jenis kontrasepsi yang di rencanakan setelah persalinan
sekarang menggunakan sutik dan jumlah anak yang di rencanakan oleh
keluarga 2.
2) Riwayat Obstetric
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: G2P1A0

No. Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis BB Masalah Keadaan


Partus Hamil Partus Penolong Kelamin Anak
Hml Lhr Nifas By

07 -08- 39 Perempu 2.9


1. Normal RS - - - - Normal
2018 mgg an kg

b. Riwayat kehamilan sekarang


Keluhan klien waktu hamil mual, muntah, dan pendarahan dari jalan lahir,
penambahan berat badan selama hamil 2 kg, pemeriksaan kehamilan
teratur dilakukan di Dokter Kandungan
c. Riwayat persalinan sekarang:
Tanggal melahirkan 30 mei 2020 Jam 16.00 wib jenis persalinan
Normal, 40 menit, tidak ada penyulit, jenis kelamin bayi Perempuan, BB
3,0 kg, dan APGAR Score 9 (Normal)
3.1.4 Pemeriksaan Fisik
a. Ibu
1) Keadaan umum
Kesadaran compos menthis, klien tampak lemah,klien tampak pucat,
berat badan sebelum hamil 84 kg, suhu 36,6OC, nadi 98 x/menit,
24
pernapasan 23x/menit, tekanan darah 140/80 mmHg, berat badan saat
hamil 86 kg, tinggi badan 163 cm.
2) Kepala
Warna rambut hitam dan merata, keadaan rambut bersih, tidak edema
pada muka, mukosa mulut dan bibir kering, keadaan gigi bersih dan
tidak ada karies, fungsi pengecapan dapat merasakan asam asin dan
manis, keadaan mulut bersih, fungsi menelan baik, konjunctiva merah
muda, sclera tidak ikterik berwarna putih, fungsi penglihatan baik klien
dapat membaca buku yang diberikan oleh perawat dengan benar, tidak
ada peradangan/perdarahan pada hidung dan keadaan hidung bersih,
dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3) Daerah dada
Suara napas vesikuler, bunyi jantung S1 S2 (lup, dup), tidak ada
retraksi dada, tidak ada hiperpigmentasi aerola, keadaan puting susu
bersih, dan tidak ada nyeri pada payudara.
4) Abdomen
Tidak teraba tinggi fundus, tidak ada kontraksi uterus,tidak ada asites,
dan bising usus 10 x/menit.
5) Genitalia eksterna
Tidak ada edema, dan terdapat pengeluaran lochea berwarna merah,
berbentuk seperti bekuan darah.
6) Anus
Tidak terdapat haemoroid
7) Ekstermitas atas dan bawah
Refleks pattela positif kanan dan kiri, ekstermitas simetris, tampak
oedem,
b. Bayi
Keadaan umum bayi baru lahir jenis kelamin Laki-laki, BB 3,600 Gram,
panjang badan 47 Cm, lingkar kepala 33 Cm, lingkar dada 34 Cm, lingkar
perut 32,5 Cm, lingkar lengan atas 10,5 Cm.
3.1.5 Pola Aktivitas Sehari-hari
a) Pola nutrisi
25

Frekuensi makan 3x/hari, jenis makanan nasi, sayur, buah dan lauk-pauk
dengan porsi makan1 piring, makanan yang disukai soup, tidak ada alergi
terhadap makanan, dan jenis minuman seperti susu, air putih dan teh.
b) Eliminasi
1) Buang air besar (BAB)
Belum pernah BAB selama masuk RS
2) Buang air kecil (BAK)
Pasien Terpasang kateter, Frekuensi 200cc, nyeri saat BAK
c) Pola tidur dan istirahat
Tidur Siang : 1-2 jam, tidur malam : 6- 7 Jam, Ada Saat nyeri Pasien
Sering Terbangun
d) Pola aktivitas dan latihan
Selama hamil ibu sering jalan-jalan bersama suami dan aktivitas sehari-
hari dapat di lakukan mandiri, sekarang ibu merasa lelah dan ingin tidur,
juga tampak berhati-hati ketika bergerak.
e) Personal hygiene
Kulit berwarna kuning langsat dan tampak bersih, rambut rapi, mulut dan
gigi lembab tidak ada karies gigi, dan cara berpakaian kurang rapi,
dibantu keluarga.
f) Ketergantungan fisik
Tidak ada merokok, minum minuman keras, obat-obatan
3.1.6 Aspek Psikososial dan Spiritual
3.1.6.1 Pola pikir dan presepsi
Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah kemaluan. pasien
mengatakan merasa tidak nyaman pada dirinya, pasien merasa
masih ada perdarahan dalam jalan lahir, pasien merasa kalau ia
tidak dapat mengurus bayinya
3.1.6.2 Persepsi diri
Klien berharap ingin cepat sembuh dan dapat beraktifitas seperti
biasanya.
3.1.6.3 Konsep diri
Ibu mengatakan bahwa dia seorang istri dan seorang ibu.
26

3.1.6.4 Hubungan/komunikasi
Klien berkomunikasi dengan jelas dan relevan, bahasa utama yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa daerah yaitu bahasa banjar, suami
klien mempunyai peranan penting dalam rumah tangganya, dan
suami klien tidak merokok.
3.1.6.5 Kebiasaan seksual
Tidak ada masalah dalam hubungan seksual
3.1.6.6 Sistem nilai-kepercayaan
Sumber kekuatan adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan klien
beragama Islam dan taat beribadah di Mesjid.
3.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 7 Juni 2020

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal


WBC 5.93 x 10^3/uL 4.50-11.0
HGB 11,0.g/dL 11.0-16.0
HCT 34,4% 37-48%
PLT 208 x 10^3/uL 150-400
GDS 99 mg/dL < 200
Ureum 25 mg/dL 21-53
Creatinin 0,64 mg/dL 0,7-1,5
3.1.8 Pengobatan
Penatalaksanaan medis tanggal 7 Juni 2020

Tanggal Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi

07/04/2020 Methyl Oral 3 x 500 Obat dengan


Ergometrin Mg fungsi untuk
mengatasi
pendarahan 27
setekah
melahirkan
Vitamin C Oral 3 x 500 Untuk membantu
Mg kesehatan tulang
rawan, tulang dan
gigi. Dan juga
menjaga
kesehatan jantung
dan pembuluh
darah, sehingga
bisa mencegah
serangan jantung
dan stroke.
Asam
Mefenamat Oral 3x1 merupakan obat
generik yang
digunakan untuk
mengurangi nyeri

fungsi sistem
Vit A Oral 1 x 600 kekebalan tubuh,
Mg membantu proses
pembentukan
tulang,
memelihara
kesehatan
reproduksi serta
membantu
mempercepat
penyembuhan
luka.

Palangka Raya, 07 Juni 2020


Mahasiswa

Friska amelia
28
3.2 Analisa data

Data subjektif dan data Kemungkinan


Masalah
objektif penyebab
Luka Jahit Perineum Nyeri Akut
DS : Klien mengatakan nyeri
pada jalan lahir Involusio

P : luka jalan lahir


Respon Psikologis
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: pada perinium Nyeri akut

S: skala nyeri 5
T: Timbul Terus menerus
DO:
-Pasien mengeluh nyeri
-Wajah tampak meringis

DS: Prosedur pembedahan Risiko


Pasien mengatakan mengalami mayor Ketidakseimbangan
perdarahan setelah melahirkan. Pendarahan Cairan

DO:
Aferesis
- Pasien tampak pucat, turgor kulit
kering, bibir kering, dan Obstrusksi intestinal
kedua kaki pasien tampak
Ny.R mengatakan stress
oedem, pasien terpasang dengan kondisinya
infus RL 20 tpm
Disfungsi intestinal
- tekanan darah 140/80 mmHg,
suhu 36,6OC, nadi 98 x/menit, Risiko
Ketdakseimbangan
pernapasan 23x/menit Cairan
DS: pasien mengatakan tidak Perubahan metobalisme hambatan
bisa mengerakan tubuh dan mobilisasi fisik
Ketidakbugaran fisik
juga duduk karena terasa
sakit pada luka jahitan, penurunan kendali otot
selain itu pasien juga
Nyeri
mengeluh pusing.
DO:. kecemasan
- Pasien terbaring ditempat tidur,
hambatan mobilisasi
dengan semua kebutuhan
fisik
dibantu oleh perawat dan juga
keluarga.
- Skala aktivitas : skala 2

30

PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis ditandai dengan nyeri pada
jalan lahir
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan kehilangan volume
secara aktif ditandai dengan perdarahan
3. hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan cedera fisik ditandai dengan
kebutuhan skala aktivitas pasien.
31

3.3 Intervensi Keperawatan

Nama Pasien: Ny. R


Ruang Rawat: cempaka

Diagnosa Tujuan (Kriteria


Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1 Kaji karakteristik nyeri klien dengan 1. untuk menentukan jenis skala dan
berhubungan tindakan keperawatan PQRST tempat terasa nyeri
dengan trauma kurang lebih 1 × 7 jam 2. Kaji faktor-faktor yang 2. sebagai salah satu dasar untuk
mekanis diharapkan nyeri mempengaruhi reaksi klien terhadap memberikan tindakan atau asuhan
ditandai berkurang dengan nyeri keperawatan sesuai dengan respon
dengan nyeri kriteria hasil: 3. Berikan posisi yang nyaman, klien.
pada jalan 1. Klien mengatakan tidak bising, ruangan terang dan 3. membantu klien rileks dan mengurangi
lahir nyeri berkurang tenang nyeri
dengan skala nyeri 4. Biarkan klien melakukan aktivitas 4. beraktivitas sesuai kesenangan
3-4 yang disukai dan alihkan perhatian dapat mengalihkan perhatian klien
2. Klien terlihat rileks, klien pada hal lain 5. Kolaborasi pemberian analgetik
ekspresi wajah tidak 5. Kolaborasi pemberian analgetik
tegang, klien bisa
tidur nyaman
32

3. Tanda-tanda vital
dalam batas normal :
suhu 36-370 C, N
60-100 x/menit, RR
16-24 x/menit, TD
120/80 mmHg
2. Risiko Setelah dilakukan 1. Observasi TTV klien 1. Untuk mengetahui keadaan umum klien
Ketidakseimba tindakan keperawatan 2. Berikan asupan cairan 2. Untuk membantu perkiraan
ngan Cairan kurang lebih 1 × 7 jam 3. Berikan cairan intravena keseimbangan cairan pasien
berhubungan diharapkan kriteria 4. Kolaborasi pemberian diuretik 3. agar dapat mengindikasikan
dengan hasil: ketidakseimbangan cairan
kehilangan 1. Turgor kulit baik 4. untuk mengembalikan kehilangan darah
volume secara (elastis)
aktif ditandai 2. Intake dan output
dengan dalam rentang
perdarahan. normal
3. TTV dalam rentang
normal
33

3. hambatan Setelah dilakukan 1. Observasi toleransi fisik 1. mengetahui tingkat kemampuan klien
mobilisasi tindakan keperawatan melakukan pergerakan dalam melakukan aktivitas
fisik kurang lebih 1 × 7 jam 2. libatkan keluarga untuk membantu 2. Peran keluarga sangat penting untuk
berhubungan diharapkan dengan pasien dalam meningkatkan mebantu klien dalam melakukan
dengan cedera kriteria hasil: pergerakan aktivitas pasien
fisik 1. Klien dapat 3. anjurkan melakukan mobilisasi dini 3. untuk meningkatkan mobilisasi
melakukan aktifitas 4. ajarkan mobilisasi sederhana yang pasien secara bertahap
ditempat tidur harus dilakukan 4. mencegah terjadinya redressing.
2. Klien mengerti
tujuan dan
peningkatan
mobilisasi fisik.
3. Klien mampu
mengungkapkan
perasaan dalam
meningkatkan
kemampuan
berpindah.
34

a. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda Tangan
Jam dan Nama
Perawat
Minggu, DX 1 S : Klien mengatakan nyeri pada jalan lahir
07 Juni 2020 Pukul 1) Mengaji karakteristik nyeri P : luka jalan lahir
13.00 WIB 2) Mengajarkan teknik distraksi dan Q: seperti ditusuk-tusuk
rileksasi R: pada perinium
3) Memberikan posisi nyaman S: skala nyeri 5 Friska amelia
4) Memotifasi untuk mobilisasi dini sesuai T: Timbul Terus menerus
index O: Pasien mengeluh nyeri
5) Memberikan obat Asam Mefenamat - Wajah tampak meringis dan lemah
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1) Mengaji karakteristik nyeri
2) Mengajarakn teknik distraksi dan rileksasi
3) Memberikan posisi nyaman
4) Memotifasi untuk mobilisasi dini sesuai
index
5) Memberikan obat Asam Mefenamat
35

Minggu, 07 Juni Dx 2 S: Klien mengatakan masih perdarahan


2020 Pukul 13.00 1. Mengobservasi TTV klien O: Pasien tampak pucat, turgor kulit kering, bibir
WIB 2. Memberikan asupan cairan kering, dan kedua kaki pasien tampak oedem,
Friska amelia
3. Memberikan cairan intravena pasien terpasang infus RL 20 tpm, Tekanan
4. Memberikan obat Methyl Ergometrin darah 140/80 mmHg, suhu 36,6OC, nadi 98
x/menit, pernapasan 23x/menit
A: Belum Teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1) Mengobservasi TTV klien
2) Memberikan asupan cairan
3) Memberikan cairan intravena
4) Memberikan obat Methyl Ergometrin
36

Minggu, Dx 3 S: pasien mengatakan kalau ia sudah dapat


07 Juni 2020 Pukul 1. Mengobservasi toleransi fisik
duduk sendiri tetapi belum bisa kekamar
13.00 WIB melakukan pergerakan
mandi.
2. keluarga untuk membantu pasien dalam
O: pasien tampak lemah, sudah dapat duduk
meningkatkan pergerakan
dan juga dapat miring kiri, dan juga
3. Menganjurkan melakukan mobilisasi Friska amelia
kanan,tetapi belum bisa kekamar mandi.
dini
A :Masalah belum teratasi.
4. Mengajarkan pergerakan sederhana
P: intervensi dilanjutkan.
1) keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
2) Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
3) Mengajarkan pergerakan sederhana
37

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda Tangan
Jam dan Nama
Perawat
Senin, DX 1 S : Klien mengatakan rasa nyeri berkurang
08 Juni 2020 Pukul 1) Mengaji karakteristik nyeri P : luka jalan lahir
08.00 WIB 2) Mengajarakn teknik distraksi dan Q: seperti ditusuk-tusuk
rileksasi R: pada perinium
3) Memberikan posisi nyaman S: skala nyeri 3 Friska amelia
4) Memotifasi untuk mobilisasi dini sesuai T: Timbul kadang-kadang
index O: Pasien mengeluh nyeri
5) Memberikan obat Asam Mefenamat - Wajah tampak meringis jika nyeri datang
A: Masalah teratasi Sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1) Mengaji karakteristik nyeri
2) Mengajarakn teknik distraksi dan rileksasi
3) Memberikan posisi nyaman
4) Memotifasi untuk mobilisasi dini sesuai
38
index
5) Memberikan obat Asam Mefenamat
Selasa , 09 Juni Dx 2 S: Klien mengatakan perdarahan berkurang
2020 Pukul 13.00 1. Mengobservasi TTV klien O: Pasien tampak pucat, turgor kulit kering, bibir
WIB 2. Memberikan asupan cairan kering, dan kedua kaki pasien tampak oedem,
Friska amelia
3. Memberikan cairan intravena pasien terpasang infus RL 20 tpm, Tekanan
4. Memberikan obat Methyl Ergometrin darah 130/80 mmHg, suhu 36,6OC, nadi 98
x/menit, pernapasan 23x/menit
- Pasien minum obat Metyhl Ergometrin untuk
mengatasi perdarahan
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
1) Mengobservasi TTV klien
2) Memberikan asupan cairan
3) Memberikan cairan intravena
39

Rabu, Dx 3 S: pasien mengatakan kalau ia sudah dapat


10 Juni 2020 Pukul 1. Mengobservasi toleransi fisik
duduk sendiri tetapi pelan-pelan bisa
13.00 WIB melakukan pergerakan
kekamar mandi.
2. keluarga untuk membantu pasien dalam
O: pasien tampak lemah, sudah dapat duduk
meningkatkan pergerakan
dan juga dapat miring kiri, dan juga
3. Menganjurkan melakukan mobilisasi Friska amelia
kanan,tetapi pelan-pelan bisa kekamar
dini
mandi, tampak dibantu keluargnya.
4. Mengajarkan pergerakan sederhana
A :Masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan.
1) keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
2) Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
3) Mengajarkan pergerakan sederhana
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Persalinan adalah suatuu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melaluai vagina kedunia luar. Persalinan imatur adalah
persalinan sat kehamilan 20-28 minggu dengan berat janin antra 500-1.000 gr.
persalinan premature adalah persalinan saat kehamilan 28-36 minggu dengan
berat janin antara 1.000 -2.5000 gr.
4.2 Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam kasus ibu
nifas patologi dengan Perdarahan Postpartum Primer karena Atonia
Uteri.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas patologi
denganPerdarahan Postpartum Primer karena Atonia Uteri
3. Bagi Institut Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan tentang Perdarahan Postpartum Primer
karena Atonia Uteri pada pembelajaran selanjutnya .
4. Bagi Pasien
Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai bahaya nifas pada
Perdarahan Postpartum Primer terutamakarena Atonia Uteri, dengan tujuan
apabila pasien suatu saat menemukan kejadian yang serupa dapat
melakukan tindakan antisipasi agar melakukan pertolongan awal dengan
membawa pasien ke unit kesehatan terdekat.

40
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI, 2012. Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Kematian
Bayi Perlu Kerja Keras. dalam http://www.depkes.go.id/index.ph
p/component/content/.../793.html
SDKI. 2012. Laporan Pendahuluan Survei Demografi Kesehatan Indonesia.
(Dinkes DIY, 2013)
Kemenkes. 2013. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Dinkes RI
Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC.
Saifuddin AB, dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Varney,H. 2007. Buku ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Topik : Resiko Infeksi
B. Sasaran
1. Program : Pasien dan Keluarga di Ruang cempaka
2. Penyuluhan : pendidikan kesehatan Resiko Infeksi
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien dan Keluarga mampu
memahami tentang pendidikan kesehatan Resiko Infeksi
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyuluhan sebagai berikut :
1. Mampu Mengetahui Pengertian Infeksi
2. Mampu Mengetahui Penyebab Infeksi
3. Mampu Mengetahui Tanda dan Gejala Infeksi
4. Mampu Mengetahui Cara mencegah Infeksi
5. Mampu Mengetahui Cara perawatan luka dirumah Infeksi
C. Materi : Resiko Infeksi
D. Metode : Bimbingan dan penyuluhan, Ceramah.
E. Media : Leaflet
F. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Selasa, 10 Juni 2020
2. Pukul : 08.00 Wib
3. Alokasi Waktu : 25 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
.
1 Pembukaan (Kata sambutan dari kepala 5 Menit Secara langsung
ruangan)
2 Perkenalan (Perkenalan nama oleh 5 Menit Secara langsung
moderator)
3 Menyampaikan Kontrak 5 Menit Secara langsung42
(Menyampaikan tujuan)
4 Menyampaikan Materi Penyuluhan 5 Menit Secara langsung
( Penyampaian Materi oleh Leader )

41
5 Evaluasi (Tanya Jawab oleh Leader ) 5 Menit Secara langsung

G. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator : Friska amelia
1. Membuka acara penyuluhan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
2) Leader : Friska amelia
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
3) Fasilitator : Friska amelia
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan
4. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan
H. TEMPAT
1. Setting Tempat :

Keterangan:

:Moderator dan Leader

:Peserta 43

:Fasilitator
: Dokumentator
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
I
nfeksi yang terjadi pada luka yang ditimbulkan oleh prosedur
operasi invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi
1
(IDO). IDO merupakan komplikasi pembedahan yang paling umum
2
terjadi di seluruh dunia, dan menyumbang 20% dari seluruh infeksi
3
nosokomial pada penelitian oleh Klevens et al.(2007). IDO dihubungkan
dengan morbiditas dan mortalitas pascaoperasi, memperpanjang waktu
1, 4,5
perawatan di rumah sakit dan meningkatnya biaya. Data dari Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa angka
kematian pada IDO mencapai 3%. Risiko kematian juga meningkat 2
6
hingga 11 kali lipat.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud Pengertian Infeksi ?
2) Penyebab Infeksi ?
3) Tanda dan Gejala Infeksi ?
4) Cara mencegah Infeksi ?
5) Cara perawatan luka dirumah Infeksi ?
1.3 Tujuan
1) Mampu memahami Pengertian Infeksi
2) Mampu memahami Penyebab Infeksi
3) Mampu memahami Tanda dan Gejala Infeksi
4) Mampu memahami Cara mencegah Infeksi
5) Mampu memahami Cara perawatan luka dirumah Infeksi

44
45

RESIKO INFEKSI
1) Pengertian Infeksi

Infeksi adalah proses masuk dan berkembangnya mikroorganisme ke


dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit.
Infeksi luka operasi adalah infeksi pada tempat didaerah luka setelah
tindakan bedah.
Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh
organisme seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Meski beberapa jenis
organisme terdapat di tubuh dan tergolong tidak berbahaya, pada kondisi
tertentu, organisme-organisme tersebut dapat menyerang dan
menimbulkan gangguan kesehatan, yang bahkan berpotensi menyebabkan
kematian.

2) Penyebab Infeksi
infeksi dapat disebabkan oleh 4 organisme berbeda, yakni virus,
bakteri, parasit, dan jamur. Masing-masing organisme dapat menimbulkan
masalah kesehatan yang berbeda. Berikut adalah contoh penyakit
berdasarkan organisme yang menyebabkannya:
 Virus. Organisme ini menyerang sel dalam tubuh. Human
immunodeficiency virus (HIV) adalah salah satu contoh jenis virus yang
menyebabkan penyakit HIV/AIDS.
 Bakteri. Organisme ini dapat melepaskan racun penyebab penyakit.  E.
coli adalah salah satu contoh jenis bakteri yang menyebabkan infeksi
saluran kemih.
 Jamur. Dermatophytes adalah salah satu contoh jenis jamur yang juga
menjadi penyebab kutu air. Jamur ini dapat berkembang biak dengan cepat
46
di lingkungan bersuhu hangat dan lembap.
 Parasit. Parasit hidup dengan bergantung pada organisme
lain. Plasmodium adalah salah satu contoh jenis parasit yang bergantung
hidup di nyamuk dan menjadi penyebab malaria.
3) Tanda dan Gejala

1. Kemerahan disekitar luka


2. Bengkak disekitar luka
3. Nyeri pada daerah luka
4. Panas badan yang meningkat
5. Perubahan fungsi organ yang terinfeksi
6. Terdapat cairan berupa nanah pada luka
7. Luka berbau tidak sedap

4) Cara mencegah Infeksi


1. Mandi 2 kali sehari, daerah luka jangan sampai terkena air atau basah.
2. Makan makanan bergizi.
3. Jangan menyentuh daerah luka insisi dengan tangan.
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti balutan.
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk mengganti balutan harus dalam
keadaan steril atau bersih.
6. Setelah dibersihkan luka ditutup kembali dengan verban.
7. Minum obat sesuai anjuran seperti antibiotik untuk mencegah infeksi.

5) Bagaimana cara perawatan luka dirumah


Persiapan alat:
1. Cairan infus NaCl 0,9% atau air hangat yang sudah di didihkan dalam
wadah.
2. Kain kasa
3. Betadine
4. Plester
5. Gunting
6. Kantong plastik
47
Langkah:
1. Siapkan alat
2. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
3. Buka balutan, buang di kantong plastik
4. Bersihkan luka menggunakan kain kasa dan cairan infus NaCl 0,9% atau
air hangat yang sudah di didihkan
5. Bersihkan luka dari daerah yang paling bersih ke arah yang paling kotor
(satu kali usapan).
6. Keringkan luka dengan kain kasa.
7. Oleskan betadine pada luka.
8. Tutup luka dengan kain kasa.
9. Plester
10. Bereskan peralatan
11. Cuci tangan.
Apa saja tanda
Resiko Infeksi dan gejala
infeksi pada
luka...???
1) Kemerahan
disekitar luka
Infeksi luka operasi 2) Bengkak
adalah infeksi pada disekitar luka
tempat didaerah luka 3) Nyeri pada
setelah tindakan daerah luka
Oleh :
bedah. 4) Panas badan
Friska amelia
yang meningkat
5) Perubahan
fungsi organ
yang terinfeksi
YAYASAN EKA
HARAP PALANGKA 6) Terdapat cairan
RAYA SEKOLAH berupa nanah
TINGGI ILMU 48luka
KESEHATAN pada
PROGRAM STUDI 7) Luka berbau
SARJANA Apa saja
KEPERAWATAN tidak sedap
penyebab
TAHUN AJARAN
2020 infeksi...???
1) Bakteri, virus,

Apa itu jamur, parasit

Infeksi...??? 2) Daya tahan

Infeksi adalah proses tubuh menurun

masuk dan 3) Sumber infeksi

berkembangnya (infeksi dari

mikroorganisme ke dalam, infeksi

dalam tubuh yang dari luar) Bagaimana cara

dapat menyebabkan 4) Faktor gizi (gizi mencegah

penyakit. kurang) infeksi...???


1) Mandi 2 kali antibiotik untuk NaCl 0,9%
sehari, daerah mencegah atau air hangat
luka jangan infeksi. yang sudah di
sampai terkena didihkan
air atau basah. Bagaimana cara 5. Bersihkan luka
2) Makan makanan perawatan luka dari daerah
bergizi. dirumah...??? yang paling
3) Jangan Persiapan alat: bersih ke arah
menyentuh 1) Cairan infus NaCl yang paling
daerah luka 0,9% atau air kotor (satu kali
insisi dengan hangat yang usapan).
tangan. sudah di didihkan 6. Keringkan
4) Cuci tangan dalam wadah. luka dengan
sebelum dan 2) Kain kasa kain kasa.
sesudah 3) Betadine 7. Oleskan
mengganti 4) Plester betadine pada
balutan. 5) Gunting luka.
49
5) Alat dan bahan 6) Kantong plastik 8. Tutup luka
yang digunakan Langkah: dengan kain
untuk 1. Siapkan alat kasa.
mengganti 2. Cuci tangan 9. Plester
balutan harus menggunakan 10. Bereskan
dalam keadaan sabun dan air peralatan
steril atau mengalir 11. Cuci tangan.
bersih. 3. Buka balutan,
6) Setelah buang di
dibersihkan luka kantong
ditutup kembali plastik
dengan verban. 4. Bersihkan luka
7) Minum obat menggunakan
sesuai anjuran kain kasa dan
seperti cairan infus

Anda mungkin juga menyukai