R DENGAN DIAGNOSA
MEDIS POST PARTUM PERDARAHAN DI RUANG
CEMPAKA RSUD DR. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
OLEH :
FRISKA AMELIA
2017.C.09a.0888
Pembimbing Akademik
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Laporan
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap laporan
pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta pengetahuan.
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna oleh sebab itu berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat ............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit ...............................................................................................4
2.1.1 Definisi ...................................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi....................................................................................4
2.1.3 Etiologi ...................................................................................................7
2.1.4 Klasifikasi ...............................................................................................9
2.1.5 Patofisiologi (Patway) ............................................................................9
2.1.6 Manifestasi Klinis .................................................................................11
2.1.7 Komplikasi ............................................................................................11
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang ........................................................................11
2.1.9 Penatalaksanaan Medis .........................................................................12
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan .................................................................13
2.2.1 Pengkajian keperawatan........................................................................13
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .........................................................................14
2.2.3 Intervensi Keperawatan.........................................................................15
2.2.4 Implementasi Keperawatan ..................................................................19
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ..........................................................................20
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian .......................................................................................................21
3.2 Diagnosa ..........................................................................................................31
3.3 Intervensi ........................................................................................................31
3.4 Implementasi....................................................................................................34
3.5 Evaluasi ..........................................................................................................34
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................40
4.2 Saran ...............................................................................................................40
ii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang masif dan berasal dari tempat
implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya juga merupakan
salah satu penyebab kematian ibu di samping perdarahan karena hamil ektopik dan
abortus (Prawirohardjo, 2012). Faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum yaitu:
usia, paritas, janin besar, riwayat buruk persalinan sebelumnya, anemia berat,
kehamilan ganda, hidramnion, partus lama, partus presipitatus, penanganan yang
salah pada kala III, hipertensi dalam kehamilan, kelainan uterus, infeksi uterus,
tindakan operatif dengan anastesi yang terlalu dalam (Lestrina, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan
masyarakat dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development Goals
(MDGs). AKI Indonesia diperkirakan tidak akan dapat mencapai target MDG yang
ditetapkan yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Pada Oktober yang
lalu kita dikejutkan dengan perhitungan AKI menurut SDKI 2012 yang
menunjukan peningkatan (dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359
per 100.000 kelahiran hidup). (AbouZahr, 2010; Abouzahr, 2011)
Menurut profil kesehatan di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI)
cenderung meningkat dalam lima tahun terakhir. Capaian AKI dapat digambarkan
sebagai berikut: pada tahun 2008 sebesar 83 per 100.000 kelahiran hidup; tahun 2009
sebesar 90.7 per 100.000 kelahiran hidup; tahun2010 sebesar 101.4 per 100.000
kelahiran hidup; tahun 2011 sebesar 104,3 per100.000 kelahiran hidup; dan di tahun
2012 mencapai 97,43 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa penyebab utama
perdarahan postpartum adalah retensio plasenta yaitu sebesar 53,7% diikuti laserasi
jalan lahir sebesar 29,3%, atonia uteri 14,6% dan inversio uteri sebesar 2,4%
(Dina, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Diagnosa medis Perdarahan
Post Partum diruang Cempaka RSUD dr. Sylvanus Palangka Raya?
1
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Adapun tujuan umum dalam penulisan ini adalah unuk mengetahui bagaimana
asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Diagnosa Medis Perdarahan Post Partum
diruang Cempaka RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. R dengan Perdarahan Post
Partum
2. Menyusun dan mentukan prioritas masalah keperawatan pada Ny. R dengan
Perdarahan Post Partum
3. Melakukan intervensi keperawatan pada Ny. R dengan Perdarahan Post
Partum
4. Melakukan implementasi keperawatan pada Ny. R dengan Perdarahan Post
Partum
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. R dengan Perdarahan Post Partum
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
Post Partum Hipertensi.
1.4.2 Manfaat Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga mengetahui wawasan dan perawatan yang tepat setelah post
partum. 3
.
atau lonjong (oval), inempuny.a ukuran 20 x 15 cm dan tebal 1.5 sampai 2.0cm. Berat
placenta, yang biasanya 20 persen dari berat janin, berkisar antara 425 dan.550 g.Pada
sisi uterus terdapat delapan atau lebih cotyledon maternal yang dipisahkan oleh alur-
alur (fissura).Istilah cotyledon fetal mengacu pada bagian plasenta yang mendapat
suplai darah dari pembuluh villus utama dan cabang- cabangnya.permukaan maternal
ditutupi oleh lapisan deciduadan fibrin yang ikut keluar bersama-sama plasenta pada
kelahiran.Sisi fetal ditutupi oleh membrane atau selaput ketuban.
4
5
Lokasi. Secara normal plasenta tertanam pada bagian atas uterus . Kadang-
kadang plasenta berada pada segmen bawah dan adakalanya terletak di atas cervik.
Keadaan terakhir ini disebut dengan istilah placenta previa dan menjadi penyebab
timbulnya perdarahan dalam trimester ketiga.Kadang-kadang pemeriksaan ultrasonic
pada kehamilan dini menunjukkan adanya plasenta di bagian bawah yang merupakan
indikasi bagi plasenta previa, tetapi dalam pemeriksaan ulang pada kehamilan lanjut
ditemukan plasenta pada segmen atas. Mungkin pertumbuhan normal plasenta
menjauhi cervik.
2.1.2.2 Kelainan-kelainan Placenta
Lobus Succenturiata. Ini merupakan lobus tambahan atau lobus asesorius
yang berada dengan jarak tertentu dari placenta utama. Pembuluh darah yang
mensuplai lobus ini berjalan menembus selaput ketuban dan dapat terputus ketika
selaput ketuban tersebut robek atau pada saat kelahiran. Lobus succenturiata bisa
tertinggal setelah melahirkan dan menyebabkan perdarahan postpartum.
Placenta, Circumvallata. Selaput ketuban melipat ke belakang pada
permukaan janin dan berinsersio ke dalam placenta itu sendiri. Placenta berada di
sebelah luar chorion.
Amnion Nodosum. Ini berupa nodulus kuning dengan diameter 3 sampai 4
cm, yang terletak pada permukaan-fetal amnion. Nodulus ini berisi vernix, fibrin, sel-
sel yang mengelupas (deskuamasi) dan rambut lanugo. Amnion nodosum dapat
berbentuk sebuah kista. Keadaan ini disertai oligohydramnios. Infark yang terlokalisir
sering dijumpai. Makna klinisnya tidak diketahui sekalipun jika keadaan ini
berlebihan, maka kapasitas fungsional placenta dapat berkurang.
Perubahan Warna (Diskolorisasi). Warna merah berhubungan dengan adanya
perdarahan. Warna hijau disebabkan oleh meconium dan dapat merupakan indikasi
adanya hipoksia janin.
Placenta Kembar. Pada kembar monochorionik, placenta membentuk satu
6
massa sedangkan pada kembar dichorionik, placenta dapat menyatu atau terpisah.
Berat. Placenta yang beratnya lebih dari 600 g atau di bawah 400 g biasanya
berhubungan dengan kehamilan yang abnormal.
2.1.2.3 Retentio Placentae
Retentio placentae dalam uterus dapat dibagi menjadi empat kelompok:
1. Terpisah tapi tertahan: Di sini tidak ada tenaga yang dalam keadaan normal
mendorong placenta keluar.
2.Terpisah tapi terperangkap (inkarserata): Konstriksi rahirn yang berbentuk
jam-pasir (hourglass) atau spasme cervix menyebabkan placenta terperangkap
dalam segmen etas uterus.
3. Melekat tapi dapat dipisahkan (adhesiva): Dalam situasi ini, placenta tidak
dapat terlepas sendiri dari dinding rahim. Penyebabnya mencakup kegagalan
kontraksi-normal dan retraksi pada kala tiga, defek anatomis dalam
uterus, dan abnormaiitas decidua yang mencegah terbentuknya lempeng
pemisahan decidua yang normal.
4. Melekat tapi tidak dapat dipisahkan: Di sini berupa placenta acreta dengan
berbagai derajat. Decidua normal tidak ada, dan villi chorialis melekat
langsung serta menembus myometrium.
2.1.2.4 Teknik Pengeluaran secara Manual
Pengeluaran placenta yang tertahan secara manual tidak lagi ithanggap
berbahaya sebagaimana anggapan yang pernah ada. Banyak hasil yang jelek dari
prosedur ini disebabkan oleh tindakan yang ditunda terlampau lama sampai perdarahan
menyebabkan masuknya pasien ke dalam keadaan yang berbahaya. Kalau ada
perdarahan, placenta harus segera dikeluarkan. tidak disertai perdarahan dan pasien
berada dalam kondisi yang balk, diper- bolehkan menunggu selama 30 menit.
Woc
Perdarahan
Perife Leserasi Leserasi jalan lahir Uterus tidak Trauma jalan Pendarahan
jalan lahir bekontraksi lahir
Intake Perdarahan jalan Nyeri
Takipnea lahir Perdarahan Aktivitas
Hipoks terganggu Aktivitas
Perdarahan Nyeri Suplai darah terganggu
Sianosis jalan lahir menurun Bed rest
Hambatan
Takipnea Histerektomi Syok hipolemia mobilitas fisik
Penurunan
peristaltik
Luka insisi Resiko kekurangan
Pola nafas tidak efektif usus
volume cairan
Resiko Infeksi Konstipasi
11
2.1.6 Manifestasi klinis
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
1) Atonia Uteri:Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan
lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan post partum
primer) Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah,
denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah,mual dan lain-
lain)
2) Robekan jalan lahir Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah
segar mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta
baik.Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.
3) Retensio plasenta Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30
menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik Gejala yang kadang-
kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri
akibat tarikan, perdarahan lanjutan
4) Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta) Gejala yang selalu ada : plasenta
atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah ) tidak lengkap
dan perdarahan segera Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus
berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
5) Inversio uterus Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina
terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir),perdarahan
segera, dan nyeri sedikit atau berat.Gejala yang kadang-kadang timbul:
Syok neurogenik dan pucat
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu syok.
Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan
yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa
berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh
pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organ- organ
seperti gagal ginjal mendadak (Chalik, 2011).
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1.Darah : kadar hemoglobin, hematokrit, masa perdarahan, masa pembekuan.
12
21
22
3.1.3.3 Riwayat Kesehatan yang lalu (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Klien mengatakan belum pernah hamil dan ini pertama kali klien hamil
dan melahirkan.
3.1.3.4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan “Di dalam anggota keluarga tidak ada penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi, stroke, jantung. Serta tidak ada penyakit
menular seperti hepatitis, TB Paru, dll”.
Genogram Keluarga :
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Garis Keturunan
= Tinggal serumah
= Klien ( Ny. R )
1) Riwayat menstruasi
Menarce pada usia 12 tahun dengan lamanya haid 5-7 hari, siklus 30 hari,
dalam 1 hari 3x ganti pembalut, dengan sifat darah cair, berwarna merah
dan berbau amis. Hari pertama menstruasi terakhir (HPHT) 17 September
2019 dengan hari perkiraan lahir 5 juni 2020.
2) Riwayat perkawinan
Lamanya pernikahan sudah 3 tahun dengan pernikahan yang ke 1.
3) Riwayat keluarga berencana
Ibu menggunakan pil, sudah di pakai 1 tahun. Tidak ada masalah dengan
cara tersebut, jenis kontrasepsi yang di rencanakan setelah persalinan
sekarang menggunakan sutik dan jumlah anak yang di rencanakan oleh
keluarga 2.
2) Riwayat Obstetric
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: G2P1A0
Frekuensi makan 3x/hari, jenis makanan nasi, sayur, buah dan lauk-pauk
dengan porsi makan1 piring, makanan yang disukai soup, tidak ada alergi
terhadap makanan, dan jenis minuman seperti susu, air putih dan teh.
b) Eliminasi
1) Buang air besar (BAB)
Belum pernah BAB selama masuk RS
2) Buang air kecil (BAK)
Pasien Terpasang kateter, Frekuensi 200cc, nyeri saat BAK
c) Pola tidur dan istirahat
Tidur Siang : 1-2 jam, tidur malam : 6- 7 Jam, Ada Saat nyeri Pasien
Sering Terbangun
d) Pola aktivitas dan latihan
Selama hamil ibu sering jalan-jalan bersama suami dan aktivitas sehari-
hari dapat di lakukan mandiri, sekarang ibu merasa lelah dan ingin tidur,
juga tampak berhati-hati ketika bergerak.
e) Personal hygiene
Kulit berwarna kuning langsat dan tampak bersih, rambut rapi, mulut dan
gigi lembab tidak ada karies gigi, dan cara berpakaian kurang rapi,
dibantu keluarga.
f) Ketergantungan fisik
Tidak ada merokok, minum minuman keras, obat-obatan
3.1.6 Aspek Psikososial dan Spiritual
3.1.6.1 Pola pikir dan presepsi
Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah kemaluan. pasien
mengatakan merasa tidak nyaman pada dirinya, pasien merasa
masih ada perdarahan dalam jalan lahir, pasien merasa kalau ia
tidak dapat mengurus bayinya
3.1.6.2 Persepsi diri
Klien berharap ingin cepat sembuh dan dapat beraktifitas seperti
biasanya.
3.1.6.3 Konsep diri
Ibu mengatakan bahwa dia seorang istri dan seorang ibu.
26
3.1.6.4 Hubungan/komunikasi
Klien berkomunikasi dengan jelas dan relevan, bahasa utama yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa daerah yaitu bahasa banjar, suami
klien mempunyai peranan penting dalam rumah tangganya, dan
suami klien tidak merokok.
3.1.6.5 Kebiasaan seksual
Tidak ada masalah dalam hubungan seksual
3.1.6.6 Sistem nilai-kepercayaan
Sumber kekuatan adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan klien
beragama Islam dan taat beribadah di Mesjid.
3.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 7 Juni 2020
fungsi sistem
Vit A Oral 1 x 600 kekebalan tubuh,
Mg membantu proses
pembentukan
tulang,
memelihara
kesehatan
reproduksi serta
membantu
mempercepat
penyembuhan
luka.
Friska amelia
28
3.2 Analisa data
S: skala nyeri 5
T: Timbul Terus menerus
DO:
-Pasien mengeluh nyeri
-Wajah tampak meringis
DO:
Aferesis
- Pasien tampak pucat, turgor kulit
kering, bibir kering, dan Obstrusksi intestinal
kedua kaki pasien tampak
Ny.R mengatakan stress
oedem, pasien terpasang dengan kondisinya
infus RL 20 tpm
Disfungsi intestinal
- tekanan darah 140/80 mmHg,
suhu 36,6OC, nadi 98 x/menit, Risiko
Ketdakseimbangan
pernapasan 23x/menit Cairan
DS: pasien mengatakan tidak Perubahan metobalisme hambatan
bisa mengerakan tubuh dan mobilisasi fisik
Ketidakbugaran fisik
juga duduk karena terasa
sakit pada luka jahitan, penurunan kendali otot
selain itu pasien juga
Nyeri
mengeluh pusing.
DO:. kecemasan
- Pasien terbaring ditempat tidur,
hambatan mobilisasi
dengan semua kebutuhan
fisik
dibantu oleh perawat dan juga
keluarga.
- Skala aktivitas : skala 2
30
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis ditandai dengan nyeri pada
jalan lahir
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan kehilangan volume
secara aktif ditandai dengan perdarahan
3. hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan cedera fisik ditandai dengan
kebutuhan skala aktivitas pasien.
31
3. Tanda-tanda vital
dalam batas normal :
suhu 36-370 C, N
60-100 x/menit, RR
16-24 x/menit, TD
120/80 mmHg
2. Risiko Setelah dilakukan 1. Observasi TTV klien 1. Untuk mengetahui keadaan umum klien
Ketidakseimba tindakan keperawatan 2. Berikan asupan cairan 2. Untuk membantu perkiraan
ngan Cairan kurang lebih 1 × 7 jam 3. Berikan cairan intravena keseimbangan cairan pasien
berhubungan diharapkan kriteria 4. Kolaborasi pemberian diuretik 3. agar dapat mengindikasikan
dengan hasil: ketidakseimbangan cairan
kehilangan 1. Turgor kulit baik 4. untuk mengembalikan kehilangan darah
volume secara (elastis)
aktif ditandai 2. Intake dan output
dengan dalam rentang
perdarahan. normal
3. TTV dalam rentang
normal
33
3. hambatan Setelah dilakukan 1. Observasi toleransi fisik 1. mengetahui tingkat kemampuan klien
mobilisasi tindakan keperawatan melakukan pergerakan dalam melakukan aktivitas
fisik kurang lebih 1 × 7 jam 2. libatkan keluarga untuk membantu 2. Peran keluarga sangat penting untuk
berhubungan diharapkan dengan pasien dalam meningkatkan mebantu klien dalam melakukan
dengan cedera kriteria hasil: pergerakan aktivitas pasien
fisik 1. Klien dapat 3. anjurkan melakukan mobilisasi dini 3. untuk meningkatkan mobilisasi
melakukan aktifitas 4. ajarkan mobilisasi sederhana yang pasien secara bertahap
ditempat tidur harus dilakukan 4. mencegah terjadinya redressing.
2. Klien mengerti
tujuan dan
peningkatan
mobilisasi fisik.
3. Klien mampu
mengungkapkan
perasaan dalam
meningkatkan
kemampuan
berpindah.
34
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda Tangan
Jam dan Nama
Perawat
Senin, DX 1 S : Klien mengatakan rasa nyeri berkurang
08 Juni 2020 Pukul 1) Mengaji karakteristik nyeri P : luka jalan lahir
08.00 WIB 2) Mengajarakn teknik distraksi dan Q: seperti ditusuk-tusuk
rileksasi R: pada perinium
3) Memberikan posisi nyaman S: skala nyeri 3 Friska amelia
4) Memotifasi untuk mobilisasi dini sesuai T: Timbul kadang-kadang
index O: Pasien mengeluh nyeri
5) Memberikan obat Asam Mefenamat - Wajah tampak meringis jika nyeri datang
A: Masalah teratasi Sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1) Mengaji karakteristik nyeri
2) Mengajarakn teknik distraksi dan rileksasi
3) Memberikan posisi nyaman
4) Memotifasi untuk mobilisasi dini sesuai
38
index
5) Memberikan obat Asam Mefenamat
Selasa , 09 Juni Dx 2 S: Klien mengatakan perdarahan berkurang
2020 Pukul 13.00 1. Mengobservasi TTV klien O: Pasien tampak pucat, turgor kulit kering, bibir
WIB 2. Memberikan asupan cairan kering, dan kedua kaki pasien tampak oedem,
Friska amelia
3. Memberikan cairan intravena pasien terpasang infus RL 20 tpm, Tekanan
4. Memberikan obat Methyl Ergometrin darah 130/80 mmHg, suhu 36,6OC, nadi 98
x/menit, pernapasan 23x/menit
- Pasien minum obat Metyhl Ergometrin untuk
mengatasi perdarahan
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
1) Mengobservasi TTV klien
2) Memberikan asupan cairan
3) Memberikan cairan intravena
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI, 2012. Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Kematian
Bayi Perlu Kerja Keras. dalam http://www.depkes.go.id/index.ph
p/component/content/.../793.html
SDKI. 2012. Laporan Pendahuluan Survei Demografi Kesehatan Indonesia.
(Dinkes DIY, 2013)
Kemenkes. 2013. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Dinkes RI
Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC.
Saifuddin AB, dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Varney,H. 2007. Buku ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Topik : Resiko Infeksi
B. Sasaran
1. Program : Pasien dan Keluarga di Ruang cempaka
2. Penyuluhan : pendidikan kesehatan Resiko Infeksi
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien dan Keluarga mampu
memahami tentang pendidikan kesehatan Resiko Infeksi
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyuluhan sebagai berikut :
1. Mampu Mengetahui Pengertian Infeksi
2. Mampu Mengetahui Penyebab Infeksi
3. Mampu Mengetahui Tanda dan Gejala Infeksi
4. Mampu Mengetahui Cara mencegah Infeksi
5. Mampu Mengetahui Cara perawatan luka dirumah Infeksi
C. Materi : Resiko Infeksi
D. Metode : Bimbingan dan penyuluhan, Ceramah.
E. Media : Leaflet
F. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Selasa, 10 Juni 2020
2. Pukul : 08.00 Wib
3. Alokasi Waktu : 25 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
.
1 Pembukaan (Kata sambutan dari kepala 5 Menit Secara langsung
ruangan)
2 Perkenalan (Perkenalan nama oleh 5 Menit Secara langsung
moderator)
3 Menyampaikan Kontrak 5 Menit Secara langsung42
(Menyampaikan tujuan)
4 Menyampaikan Materi Penyuluhan 5 Menit Secara langsung
( Penyampaian Materi oleh Leader )
41
5 Evaluasi (Tanya Jawab oleh Leader ) 5 Menit Secara langsung
G. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator : Friska amelia
1. Membuka acara penyuluhan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
2) Leader : Friska amelia
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
3) Fasilitator : Friska amelia
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan
4. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan
H. TEMPAT
1. Setting Tempat :
Keterangan:
:Peserta 43
:Fasilitator
: Dokumentator
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
I
nfeksi yang terjadi pada luka yang ditimbulkan oleh prosedur
operasi invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi
1
(IDO). IDO merupakan komplikasi pembedahan yang paling umum
2
terjadi di seluruh dunia, dan menyumbang 20% dari seluruh infeksi
3
nosokomial pada penelitian oleh Klevens et al.(2007). IDO dihubungkan
dengan morbiditas dan mortalitas pascaoperasi, memperpanjang waktu
1, 4,5
perawatan di rumah sakit dan meningkatnya biaya. Data dari Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa angka
kematian pada IDO mencapai 3%. Risiko kematian juga meningkat 2
6
hingga 11 kali lipat.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud Pengertian Infeksi ?
2) Penyebab Infeksi ?
3) Tanda dan Gejala Infeksi ?
4) Cara mencegah Infeksi ?
5) Cara perawatan luka dirumah Infeksi ?
1.3 Tujuan
1) Mampu memahami Pengertian Infeksi
2) Mampu memahami Penyebab Infeksi
3) Mampu memahami Tanda dan Gejala Infeksi
4) Mampu memahami Cara mencegah Infeksi
5) Mampu memahami Cara perawatan luka dirumah Infeksi
44
45
RESIKO INFEKSI
1) Pengertian Infeksi
2) Penyebab Infeksi
infeksi dapat disebabkan oleh 4 organisme berbeda, yakni virus,
bakteri, parasit, dan jamur. Masing-masing organisme dapat menimbulkan
masalah kesehatan yang berbeda. Berikut adalah contoh penyakit
berdasarkan organisme yang menyebabkannya:
Virus. Organisme ini menyerang sel dalam tubuh. Human
immunodeficiency virus (HIV) adalah salah satu contoh jenis virus yang
menyebabkan penyakit HIV/AIDS.
Bakteri. Organisme ini dapat melepaskan racun penyebab penyakit. E.
coli adalah salah satu contoh jenis bakteri yang menyebabkan infeksi
saluran kemih.
Jamur. Dermatophytes adalah salah satu contoh jenis jamur yang juga
menjadi penyebab kutu air. Jamur ini dapat berkembang biak dengan cepat
46
di lingkungan bersuhu hangat dan lembap.
Parasit. Parasit hidup dengan bergantung pada organisme
lain. Plasmodium adalah salah satu contoh jenis parasit yang bergantung
hidup di nyamuk dan menjadi penyebab malaria.
3) Tanda dan Gejala